Selasa, 03 Desember 2024

Published Desember 03, 2024 by

hp 2

 


melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif 

dapat diartikan sebagai suatu kondisi intrn / kesiapsiagaan. Berawal dari kata motif itu, 

maka motivasi dapat diartikan sebagai daya pengerak yang telah menjadi aktif.

Disamping itu juga fungsi-fungsi lain. Seseorang melakukan suatu usaha sebab  adanya 

motivasi. Maka dari itu untuk memperoleh sebuah motivasi belajar yang maksimal 

diperlukan masukan ataupun arahan dari guru yang bersifat membangun dan positif agar

siswa mendapatkan motivasi belajar di sekolah dan semangat siswa menjadi lebih kuat 

untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

a. Faktor Internal

Dalam belajar tidak hanya menyangkut segi intelek, namun  juga menyangkut 

kesehatan mental dan emosional. Hubungan kesehatan mental dan ketenangn emosi 

akan menimbulkan hasil belajar yang baik Individu seseorang dalam kehidupan selalu 

memiliki  kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan, seperti memperoleh 

penghargaan, dan dapat dipercaya, rasa anman, rasa kemesraan dan lain-lain.Apabila 

kebutuhan ini tidak terpenuhi akan membewa dampak pada masalah-masalah emosional 

dan bentuk-bentuk penyimpangan dalam diri siswa.

b. Faktor Eksternal siswa

Proses belajar didorong oleh motivasi intrik siswa. Disamping itu proses belajar 

juga dapat terjadi, atau menjadi bertambah kuat, jika didorong oleh lingkungan siswa. 

Dengan kata lain aktivitas belajar dapat meningkat jika program pembelajaran disisin 

dengan baik. Maka ada beberapa faktor ektern yang berpengaruh pada aktivitas belajar 

antara lain :

1. Anak/peserta didik

Anak yaitu  amanat bagi kedua orang tuanya dan hatinya yang suci yaitu  permata 

yang mahal. Jika dia diajar dan dibiasakan pada kebaikan maka siswa akan tumbuh 

pada kebaikan itu dan akan mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Cara 

memelihara anak yang baik yaitu  dengan mendidik dan mengajarkan akhlak yang 

mulia kepadanya. Hal senada juga di ungkapkan oleh Huzaian Mazhariri, semua 

tangung jawab berda pada orang tua, dan masa anak-anak tergantung pada 

pendidikan dan pengarahan orang tua mereka.

2. Prasarana dan sarana pembelajaran

Lengkapnya prasarana dan sarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran 

dengan baik. Hal itu tidak berarti bahwa lengkapnya prasarana dan sarana 

menentukan jaminan terselengaranya belajar yang baik, justru yang mesti dicermati 

yaitu  bagaimana mengelola prasarana dan sarana pembelajaran sehingga 

terselengaranya proses belajar yang baik.

3. Lingkungan sosial siswa di sekolah

Tiap siswa berada dalam lingkungan sosial siswa di sekolah, dan dalam lingkungan 

sosial siswa ini  di temukan adanya kedudukan dan peranan tertentu. Jika 

seseorang siswa diterima dilingkungan ini  maka da denganmudah 

menyesuaikan diri dan segera dapat belajar. Sebaliknya, jika ia ditindak, maka siswa 

akan merasa tertekan.

3. Pengertian Belajar

Proses belajar yaitu  serangkaian aktifitas yang terjadi pada pusat saraf individu 

yang belajar.40 Selanjutnya ada, yang mendefinisikan belajar adah berubah Dalam hal 

ini yang dimaksud belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Perubahan tidak hanya 

berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, namun  juga berbentuk kecakapan, 

keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jelasnya 

menyangkut segala aspek organism dan tingkah laku pribadi seseorang.41 Belajar akan 

menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk menetahui sampai 

seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian. Penilaian terhadap hasil 

belajar siswa untuk mengetahui sejauh mana ia mencapai sasaran belajar inilah yang 

disebut dengan belajar. Bertujuan untuk mengadakan perubahan baik psikis didalam diri

seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, 

keterampilan dan sebagainya. Perkembangan teknologi informasi sangat cepat dan

menawarkan banyak kemudahan bagi manusia dalam memperoleh informasi. Dan

pemenuhan kebutuhan beberapa informasi pada saat ini menjadi begitu mudah 

dengan hadirnya internet. Salah satu manfaat teknologi internet dalam bidang

pendidikan yaitu  sebagai sarana pembelajaran. Teknologi dalam bidang pembelajaran 

ini dikenal dengan sebutan e-learning. E-learning merupakan sebuah inovasi yang 

memiliki  kontribusi sangat besar terhadap perubahan proses pembelajaran.

Pembelajaran berbasis teknologi dan komunikasi telah mengubah system

pembelajaran konvensional atau tradisional menjadi pola bermedia, diantaranya media

komputer dengan internetnya yang memunculkan e-learning. Edmodo merupakan bukti

pesatnya perkembangan teknologi internet yang ada, edomodo yaitu  platfrom media

sosial bagi guru dan siswa atau dosen dan mahasiswa yang berfungsi untuk berbagai ide

file agenda kegiatan dan penugasan yang dapat menciptakan interaksi antara guru dan 

siswa.

4. Tujuan Belajar

Dalam pendidikan dan pengajaran, tujuan dapat diartikan sebagai suatu usaha 

untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan siswa/subyek belajar, setelah 

menyelesaikan/memperoleh pengalaman belajar.42 Kemampuan dari hasil belajar yang 

hendak dicapai, yaitu  sebagai berikut : Keterampilan intelektual, merupakan hasil 

belajar yang sangat penting, dari sistem lingkungan skolastik, strategi kognitif, yakni 

mengatur cara berfikir seseorang dalam arti seluas luasnya termasuk dalam kemampuan 

memecahkan masalah, informasi verbal, yakni pengetahuan dalam arti informasi dan 

fakta, dimana kemampuan ini pada umumnya lebih dikenal, Kemampuan motorik yang

diperoleh disekolah antara lain: menulis, membaca, berhitung dan lain sebagainya. 

Sikap dan nilai yang dimiliki seseorang sebagaimana dapat disimpulkan dari 

kecendrungan bertingkah laku terhadap orang lain, barang atau kejadian. Dapat di 

ketahui bahwa setuju belajar pada intinya ada tiga kemampuan yang hendak dicapai, 

yaitu kemampuan kognitif, (penguasan pembelajaran), efektif (prilaku dari hasil 

penguasaan pelajaran), dan didapatkan dari belajar).

D. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar PAI merupakan hasil yang telah dicapai siswa dalam menerima 

dan memahami serta mengamalkan materi pelajaran PAI yang diberikan oleh guru atau 

orang tua berupa Pendidikan Agama Islam di lingkungan sekolah dan keluarga serta 

warga , sehingga anak memiliki potensi dan bakat sesuai yang dipelajarinya 

sebagai bekal hidup di masa mendatang, mencintai negaranya, kuat jasmani dan ruhani￾nya, serta beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, memiliki solidaritas tinggi 

terhadap lingkungan sekitar.

43 Secara etimologi, istilah prestasi merupakan kata serapan 

dan bahasa belanda yaitu dari kata prestatie, yang bisa diartikan sebagai hasil usaha, 

atau suatu hasil yang telah dicapai, baik dilakukan ataupun dikerjakan. Dalam dunia 

pendidikan terdapat dua jenis prestasi, yaitu prestasi ademik dan prestasi belajar. 

Prestasi akademik maksudnya yaitu  suatu hasil pelajaran yang diperoleh dari kegiatan 

sekolah yang bersifat kognitif (cognitive) dan biasanya ditentukan melalui pengukuran 

penilaian. Adapun yang dimaksud dengan prestasi belajar yaitu  penguasaan 

pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh suatu mata pelajaran yang 

lazimnya diberikan oleh guru. Bila sewaktu waktu siswa belum memperoleh prestasi

belajar yang baik, dimana keberhasilan itu jauh dari apa yang diharapkan, maka siswa 

merasa belum puas. Kebutuhan suswa untuk memperoleh prestasi belajar yang baik 

belum tercapai untuk saat itu dan siswa berusaha untuk mencapainya di masa 

mendatang. Oleh sebab  itu, kebutuhan seseorang siswa untuk menuntut suatu kepuasan 

selalu mendorongnya untuk belajar. Banyak hal yang bisa dijadikan alat untuk 

memotivasi siswa dalam belajar. sebab  banyaknya maka prestasi belajar hanya salah 

satu yang sering guru gunakan dalam pengajaran. Meski prestasi belajar dijadikan alat 

motivasi, namun tidak semua siswa termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

Hal ini di kemungkinkan besar ada faktor-faktor lain sebagai kendalanya. Dalam hal ini 

bisa menyangkut faktor bahan pelajaran di lingkungan. Untuk mengatasi hal ini guru 

bisa mempergunakan pendekatan edukatif lainnya. Hal ini semua bisa dilakukan dalam 

usaha untuk memotivasi siswa.

Dalam proses interaksi belajar mengajar, peran motivasi intrinsik dan ekstrinsik 

sangat diperlukan. Kedua macam motivasi ini akan mempengaruhi aktivitas belajar 

siswa. Guru harus bisa membangkitkan semangat belajar siswa dengan memanfaatkan 

kedua macam motivasi ini . Untuk itu semua tergantung kepada guru bagaimana 

memanfaatkan bentuk-bentuk motivasi ekstrinsik sebagai alat motivasi dan sesuai 

dengan kemampuan, situasi dan kondisi psikologis siswa/anak didik.

44 Maka dengan 

demikian dapat disumpulkan bahwa prestasi belajar merupakan aspek kecakapan yang 

dimiliki siswa sabagai hasil usaha dan kegiatan belajar yang ditempuh, dipandang 

sebagai indikator penting dalam keseluruhan proses pendidikan dalam umumnya dan 

proses belajar mengajar pada khususnya. Prestasi belajar yaitu  tingkah laku 

keberhasilan yang telah di capai siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu 

yang dapat diketahui dan hasil yang dilaksanakan oleh guru. Dari beberapa pengertian

di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi yaitu  hasil dari suatu kegiatan 

seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenangkan hati 

yang diperoleh dengan jalan bekerja.

Selanjutnya definisi belajar ialah suatu usaha yang dilakukn seseorang untuk 

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil 

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Nana sudjana 

menyatakan belajar bukan menghafal dan bukan pula mengingat, belajar yaitu  suatu 

proses yang di tandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.45 Sehingga dari 

beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan kegitan yang 

dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang sehingga akan mengalami perubahan 

secara undividu baik pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku yang dihasilkan 

dari proses latihan dan pengalaman individu itu sendiri dalam lingkungannya.

2. Cara Mengukur Prestasi Belajar

Salah satu cara untuk mengetahui prestasi belajar peserta didik yaitu  dengan cara 

mengadakan tes. Tes prestasi belajar bertujuan untuk mengukur prestasi atau hasil yang 

dicapai siswa dalam belajar. Dalam dunia pendidikan, apalagi pendidikan formal seperti 

sekolah dan madrasah, pentingnya pengukuran prestasi belajar tidaklah di sangsikan 

lagi. Sebagimana diketahui, proses pendidikan yaitu  suatu proses yang komplek Yang 

memerlukan waktu, dana, dan usaha kerja sama berbagai pihak. Beberapa faktor dan 

aspek terlibat dalam proses pendidikan secara sendirinya berhasil mencapai tujuan yang 

digariskan tanpa interaksi berbagai factor pendukung yang ada didalam sistem 

pendidikan ini . Dalam dunia pendidikan, pentingnya pengukuran prestasi belajar 

tidaklah dapat disangsikan lagi. Berbagai faktor dan aspek terlibat dalam proses 

pendidikan secara keseluruhan. Tidak ada usaha pendididkan yang secara sendirinya

berhasil mencapai tujuan yang di gariskan tanpa adanya interaksi berbagai faktor 

pendukung dari luar dan dalamn system yang bersangkutan.

Walaupun telah dikemukakan bahwa nilai yang diperoleh dalam tes hendaknya 

tidak dijadikan tujuan utama bagi siswa dalam belajar akan namun  tes dapat dipakai  

sebagai sarana peningkatan motivasi untuk belajar. Menurut Thorndike, et.al 

pemgalaman menunjukkan bahwa siswa akan belajar lebih giat dan berusaha lebih keras 

apabila mereka mengetahui bahwa diakhir program yang sedang ditempuh akan 

diadakan tes untuk mengetahui nilai dan prestasi mereka. Paling tidak, para siswa yang 

mengetahui akan adanya tes cenderung untuk belajar dan mempelajari apa yang 

diperkirakannya akan di Tanya dalam tes. Dalam hal ini memotivasi dan mengatakan 

bahwa tes merupakan faktor yang memotivasi dan mengarahkan siswa dalam belajar. 

Apabila tes yang dipakai  itu memeng mengukur prestasi secara benar maka unsur 

motivasi dan pengarahan yang dimiliki oleh tes ini  sangat barharga. Dapat 

disimpilkan bahwa cara mengukur prestasi belajar dengan mengunakan tes dapat 

mengukur sejauh mana hasil yang dapat dicapai oleh siswa setelah proses 

pembelajaran.

46

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara umum pada 

garis besarnya meliputi faktor intern dan faktor ekstern yaitu:

1) Faktor intern dalam hal ini yaitu  minat baca yang meliputi, sebagai berikut :

a) Faktor jasmaniah mencakup faktor kesehatan dan cacat tubuh

b) Faktor psikologis mencakup intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, 

kematangan dan kesiapan.

c) Faktor Kelelahan.

Kelelahan dalam belajar mengandung tiga pengertian yaitu: adanya perasan 

lelah, penurunan hasil belajar dan penurunan kesiagaan yang kesemunya 

berakibat kepada menurunnya semangat belajar dan kethanan tubuh. 

Sebagaimana diketahui bahwa kehidupan sehari-hari, kelelahan yang 

memiliki  beragam penyebab.

2) Faktor ekstern.

Faktor ekstren ini di bagi menjadi 3 faktor, yaitu: 

a) Faktor keluarga mencakup cara orang mendidik, reliasi antar anggota, suasana 

rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang 

kebudayaan.

b) Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, reliasi guru dan siswa, 

reliasi siswa dan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, standar pelajaran di atas 

ukuran, metode belajar, dan tugas rumah.

c) Faktor warga  meliputi kegiatan dalam warga , media masa, teman 

bermain, bentuk kehidupan warga .

4. Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

Menurut Sudjana, hasil belajar yaitu  suatu proses yang ditandai dengan adanya 

perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses pembelajaran 

ditunjukkan dengan berbagai bentuk seperti perubahan sikap, tingkah laku serta

perubahan aspek lain yang ada pada individu yang belajar.

47 Hasil belajar merupakan

hal yang penting yang akan dijadikan tolak ukur keberhasilan system pembelajaran yang

diberikan guru, berhasil atau tidak. Selain itu hasil belajar juga berpengaruh pada 

kurikulum yang berlaku, saat ini sekolah telah menerapkan atau memakai kurikumum 

baru yaitu kurikum 2013, yang mana ada banyak definini tentang kurikulum salah

satunya yaitu menurut mimin haryanti kurikulum yaitu  seperangkat terencana dan 

pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang dipakai  sebagai 

pedoman penyelengaran kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan 

tertentu.48 Pelaksanaan penyusunsn kurikulum 2013 yaitu  bagian dari melanjutkan 

perkembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 

2004.49 Kurikulum 2013 ini disajikan berdasarkan kompetensi inti dan kompetensi dasar

(KIKD). Dalam setiap penyajian kompetensi inti dan kompetensi dasar, keterampilan 

berbahasa tidak terlihat dengan jelas apakah aspek menyimak, berbicara, membaca, 

dan menulis. Berbeda pada kurikulum sebelumnya/KTSP setiap standar kompetensi 

dan kompetensi dasar disajikan secara stitematis sesuai dengan bidang keterampilan

berbahasa serta hubungan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar linier atau 

danya kesesuaian.

50

E. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam 

Menurut abdul mujib dan Jusuf Mudzakir didalam buku A.Suradi menyatakan 

bahwa pengertian dari segi bahasa, pendidikan dalam wacana keislaman lebih popular 

dengan istilah tarbiyah, ta’lim, ta’dib, riyadhah dan tadris. 51 Dengan demikian, 

pengertian pendidikan Islam dengan sendirinya yaitu  suatu sistem kependidikan yang 

mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba allah. Dengan kata 

lain, manusia muslim yang telah mendapatkan pendidikan agama Islam harus mampu 

hidup dalam kedamaian dan kesejahteraan sebagai yang diharapkan oleh cita-cita Islam.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan mencapai tujuan pembelajaran tentunya

dibutuhkan suatu pola pembelajaran yang mampu menjembatani tercapainya tujuan

ini . Pada pelaksana pembelajaran guru pada dasarnya harus senantiasa 

meningkatkan kemampuan dan keterampilannya dalam memilih dan menggunakan 

berbagai model, metode, media dan strategi pembelajaran agar dapat menciptakan 

suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, sebab  mutu hasil 

pembelajaran dapat terwujud jika prosesnya dapat dilaksanakn secara efektif, artinya 

proses pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar, terarah dan seseuai dengan 

tujuan pembelajaran yang telah di tetapkan serta pembelajaran benar-benar mampu 

mengkondisikan upaya pembekalan kemampuan dan keterampilan dasar bagi siswa 

untuk menjadi manusia yang unggul. 52

ِِ

ِ ِٔ َخٍْ ًزا ٌُفَقُِّْٖٔ فِى اى ِّذٌ

ِد َّهللاُ ت

ِ

ٍَ ِْ ٌُز

“Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan 

memahamkan dia tentang agama”. 

53

Pemilihan metode pembelajaran yang tepat perlu penyesuaian terhadap 

karakteristik siswa sehingga dapat memotivasi siswa untuk aktif belajar dan 

membangun pengetahuan mereka sendiri tanpa bergantung kepada guru yang pada 

akhirnya dapat berdampak pada peningkatan hasil belajar pelajaran PAI siswa 

misalnya, guru dapat memilih dan menerapkan model pembelajaran sesuai dengan 

modalitas belajar siswa (visual, auditorial dan kinestatik). Dalam hal ini, teknik two 

stay two stray berbasis multimedi ini bisa dipakai  dalam semua mata pelajaran dan

untuk semua tingkatan usia anak didik. Dari penjelasan diatas maka dapat penulis

simpulkan akan mengambil salah satu aspek materi PAI yang dapat

menggunakan dengan metode ini, yaitu prilaku terpuji, menghindari pergaulan bebas

dan perbuatan zina.

54 Pembelajaran PAI sudah berkembang seiring kemajuan 

teknologi baiksoftware maupun hardware. Salah satu diantaranya pembelajaran 

ilmu tajwid dengan menggunakan al-quran elektronik yang mengarahkan terhadap 

kesederhanaan pembelajaran yang mudah dan efisien dalam materi yang 

disajikan, ataupun website yang ditanamkan dalam media internet seperti yang sedang

berkembang pada saat ini yaitu  media pembelajaran menggunakan e- learning, e￾learning dipandang bisa dan sangat membantu dalam memajukan pembelajaran, tidak

di PAI saja, namun  e-learning juga mengembangkan learning proses dalam semua

bidang. 55

2. Problem dan Solusi Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Perlu diakui bahwa pendidikan Islam ketika itu belum memiliki  bentuk yang 

formal dan sitematis, sebab  peran pendidikan pada awal perkembangan islam masih 

sebatas upaya-upaya penyebaran dakwah Islam berupa peneneman ketauhidan dan 

prektek-praktek ritual keagamaan. Pendidikan zaman dahulu harusnya menjadi 

cerminan untuk pendidikan masa yang akan datang, baik dari zaman dulu dan sisi 

buruknya di tinggalkan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan solusi menghadapi 

globalisasi dan perkembangan zaman yang jauh berbeda dengan zaman dahulu. filsafat 

pendidikan dan pemikiran islam, dalamhal ini harus turut member respon bagi semua 

perubahan dalam perkembangan itu. Filsafat dan pemikiran islam berasal dari dua hal, 

yaitu ideologi Islam seperti digambarkan dalam al-Quran dan al-Hadist. Suasana baru 

yang muncul dalam dunia pendidikan Islam (pendidikan) itu sendiri, perlu dibentuk 

konsep pendidikan Islam yang ideal yang dapat menyesuaikan terhadap perkembangan

zaman dengan tanpa melupakan nilai-nilai keagamaan islam dalam dunia pendidikan.

Dengan kata lain, pendidikan Islam ideal yaitu  membina potensi spiritual, emosional 

dan intelegensia secara optimal. Ketiganya terintegrasi dalam satu lingkungan. Aktivitas 

pendidikan Islam pada dasarnya merupakan upaya merealisasikan semangat hidup yang 

dijiwai oleh nilai Islami. Selanjutnya spirit ini berakar dalam teks-teks suci Al-Quran 

yang disampaikan Allah kepada Muhammad SAW. Akhlak yang mulia yaitu  hasil 

pelaksanaan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana yang sudah 

dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Oleh sebab itu individu yang memiliki 

akhlak mulia menjadi sangat penting keberadaannya sebagai cerminan dari 

terlaksananya pendidikan Islam.

3. Inovasi Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Inovasi berasal dari kata latin Inovation yang berarti pembaruan dan perubahan. 

Kata kerjanya innovo yang artinya memperbarui dan mengubah. Inovasi ialah suatu 

perubahan yang baru menuju kearah perbaikan yang lain atau berbeda dari yang ada 

sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan berencana (tidak secara kebetulan 

saja). 

Berdasarkan pengertian mengenai inovasi dan pendidikan islam ini , maka 

dapat disimpulkan bahwa inovasi pendidikan Islam merupakan perubahan atau 

pembaharuan yang dilakukan menuju kondisi yang lebih baik untuk tercapainya tujuan 

pendidikan yang dicita-citakan yaitu pendidikan yang selaras dengan nilai-nilai luhur 

agama Islam. Jadi yang dimaksud dengan inovasi pendidikan agama Islam dapat 

diartikan sebagai pembaharuan untuk memecahkan masalah didalam pendidikan Islam. 

Dengan kata lain, inovasi pendidikan Islam ialah suatu ide, barang, metode, yang 

dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau kelompok orang 

(warga ) baik berupa hasil penemuan ( invention), atau discovery, dan dipakai 

untuk mencapai tujuan atau memecahkan masalah pendidikan Islam. Pembaharuan atau 

tajdid dalam Islam atau pendidikan Islam yaitu  suatu yang fitrah sifatnya. Islam 

bukanlah suatu agama yang beku dalam pikiran dan stastis dalam amalan. Dinamika 

Islam memberikan ruang kepada kreativitas. Kreativitas dalam pemikiran Islam yaitu  

dituntut tanpa menolak faktor syara’.

4. Pendidikan Agama Islam di Sekolah dalam Era Globalisasi

Globalisasi yaitu  kekuatan tak terbendung, mengubah segala aspek kontemporer

dari warga  politik, ekonomi dan pendidikan. Istilah globalisasi mengindikasikan

bahwa dunia yaitu  sebuah kontinuitas lingkungan yang terkonstruksi sebagai kesatuan

utuh, Tidak ada batas dan sekat, wilayah budaya, politik, ekonomi, khususnya

teknologi, sebab  teknologi merupakan tool bagi perkembangnya dinamika perubahan

dunia.

56

PAI tidak hanya sebagai sebuah kajian wawasan tentang keislaman (islamologi) 

saja, namun PAI juga harus bisa mendorong generasi Islam untuk meningkatkan 

kualitas diri menjadi manusia yang professional dan berdaya saing. Globalisasi yaitu 

hal yang tidak dapat di hindari dan memang tidak perlu untuk di hindari. Menghadapi 

arus globalisasi selayaknya pendidikan Islam melakukan asimilasi ilmu opengetahuan 

dan teknologi modern barat, hal ini  merupakan salah satu cara untuk mengajar 

ketertinggalan umat Islam dari peradaban barat. Namun asimilasi ini  jika tidak 

dibaca lebih teliti akan berdampak sikap mengekor secara membabi buta tanpa filterasi

yang selektif dari segala sesuatu yang berasal dari barat. Inilah yang kita sebut sebagai 

proses westernisasi materialistik. 57 Tantangan yang dihadapi oleh PAI pada era 

globalisasi dimana teknologi transportasi, komputerisasi, dan informasi mengalami

modernisasi secara terus menerus sehingga warga  menampilkan fenomena baru

yaitu gaya hidup warga  yang lebih rasionalistik., pragmatis, dan berdaya saing. 

Akibat yang terjadi yaitu  warga  akan lebih mementingkan kepentingan dunia dari

pada kepentingan akhirat. Inilah kepentingan tugas PAI untuk menyeimbangkan antara 

kedua hal ini . Jika PAI tetap mengacu pada pendidikan yang bergaya normative 

dan hanya menyentuh aspek idealitas kesucian diri saja maka penulis meyakini PAI 

kedepannya lagi tidak akan bisa diterima oleh warga . Sehingga wajar jika PAI 

dianggap sebagai materi pelajaran tambahan yang tidak memiliki nilai penting apa-apa.

F. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang di lakuakan oleh Stefanus rodrick juraman dengan judul 

“Pemanfaatan smartphone android oleh siswa SMKN 12 Jakarta Selatan dalam 

mengakses informasi edukatif”. Penelitian ini membahas mengenai pemanfaatan 

handphone dalam proses pembelajaran di SMKN 12 Jakarta Selatan. Tujuan penelitian 

ini yaitu  untuk mengetahui apakah terdapat manfaat dalam pemanfaatan handphone 

dalam proses pembelajaran serta untuk mengetahui faktor-faktor kendala yang membuat 

sebagian peserta didik memanfaatkan handphone untuk pembelajaran. Metode yang 

dipakai  dalam penelitian ini yaitu  metode kualitatif melalui observasi, wawancara 

dan dokumentasi. Metode pemilihan sampel dengan menggunakan purposive sampling 

yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Hasil penelitian menunjukan 

bahwa terdapat perbedaan pemanfaatan handphone dalam proses pembelajaran yaitu 

meningkatnya motivasi serta prestasi siswa secara signifikan. Peserta didik mampu 

memanfaatkan handphone untuk pembelajaran, sedang  faktor-faktor yang membuat 

peserta didik menggunakan handphone untuk pembelajaran yaitu  untuk mencari 

informasi, untuk menghitung dan untuk menyimpan materi pelajaran. Faktor yang 

menghalangi peserta didik menggunakan handphone untuk pembelajaran yaitu  siswa

terkadang terlalu asyik chatting. Tidak memiliki paket internet serta signal wifi juga 

termasuk faktor yang menghalangi pemanfaatan handphone untuk pembelajaran. Faktor 

yang paling utama ialah faktor guru. Peserta didik akan dapat memanfaatkan 

penggunaan handphone dengan tepat ketika guru ini  dapat disiplin mengatur 

penggunaan handphone dalam proses pembelajaran. 58

Penelitian yang dilakukan oleh Prayudi Saputra A, dengan judul Fenomena 

Penggunaan Smartphone Di Kalangan Pelajar. Fenomena yang diteliti pada penelitian

ini yaitu penggunaan smartphone atau ponsel cerdas pada kalangan pelajar, terkhusus di 

kalangan pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam Athirah I Makassar. 

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan metode penelitian kualitatif dengan data 

primer dan sekunder dari lokasi penelitian. Penelitian ini mencoba mengurai dan 

mendeskripsikan fenomena apa saja yang terjadi dalam hal penggunaan smartphone 

pada tingkat pelajar SMP, faktor-faktor, dan dampak sosial yang dapat ditimbulkan. 

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam fenomena penggunaan smartphone 

pada pelajar, terdapat dua faktor utama dalam penggunaannya yaitu faktor kebutuhan 

dan faktor gaya hidup. Kebutuhan akan informasi dalam dunia global telah mendorong 

para siswa-siswi untuk menggunakannya, serta gaya hidup pada masyarat modern telah 

menjadi faktor yang kedua. Adapun dampak sosial penggunaan smartphone pada pelajar 

ini terdiri dampak positif dan dampak negatif. Dampak yang postif yaitu meningkatkan 

rasa percaya diri, lebih memudahkan komunikasi, dan memperoleh banyak teman. 

sedang  dampak negatifnya yaitu  pelajar menjadi ketergantungan, terjadinya 

kesenjangan interaksi, dan terciptanya hubungan yang palsu.

Penelitian yang dilakukan oleh Intan trivena maria daeng, dengan judul 

Penggunaan Smartphone Dalam Menunjang Aktivitas Perkuliahan Oleh Mahasiswa 

Fispol Unsrat Manado ini dilatar belakangi oleh penggunaan smartphone dikalangan 

pelajar Mahasiswa yang semakin hari semakin meningkat, bahkan sudah menjadi tren 

dikalangan mahasiswa, penggunaan smartphone yang tidak terkontrol mengakibatkan 

disiplin belajar siswa menjadi tergangu. Terlihat pada hasil penelitian yang didapatkan 

penulis bahwa smartphone dikatakan sebagai salah satu jenis media baru sebab  dapat 

mengakses informasi dengan cepat melalui fasilitas internetnya. Selain itu, manusia 

dapat berkomunikasi jarak jauh dengan menggunakan smartphone yang memiliki 

fasilitas beragam tidak hanya terbatas pada telepon, SMS namun  smartphone-smartphone 

yang berkembang saat ini menawarkan fitur video call yang memberikan suatu 

transformasi dalam kegiatan komunikasi. Pada kenyataannya mahasiswa Fispol Unsrat 

lebih cenderung menggunakan smartphone untuk menunjang aktivitas perkuliahannya 

dilihat dari berbagai proses penggunaan yang telah mereka lakukan dalam hal mencari 

berbagai macam informasi yang berkaitan dengan ilmu yang mereka pelajari melalui 

berbagai fasilitas yang ada pada smartphone



Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu 

penelitian yang menekankan pada kualitas atau hal yang terpenting dari suatu sifat 

barang/jasa berupa kejadian, fenomena, atau gejala sosial yang dapat dijadikan sebagai 

pelajaran berharga bagi suatu pengembangan konsep teori. Penelitian kualitatif ini

dilakukan sebab  peneliti ingin mengeksplor fenomena-fenomena yang tidak dapat 

dikuantifikasikan yang bersifat deskriptif seperti proses suatu langkah kerja, formula 

suatu resep, pengertianpengertian tentang suatu konsep yang beragam, karakteristik 

suatu barang dan jasa, gambar-gambar, gaya-gaya, tata cara suatu budaya dan lain 

sebagainya. Penelitian kulalitatif yaitu  penelitian yang dilakukan secara berulang￾ulang pada penelitian yamg sama sampai ditentukan informasi yang objektif, valid dan 

konsisten.

61

Menurut Moleong penelitian kualitatif yaitu  penelitian yang dimaksud untuk 

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya prilaku, 

motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara holistic dan dengan cara deskripsi dengan 

bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan 

memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Penelitian kualitatif memberikan perhatian 

terhadap data ilmiah, data dalam hubungannya dengan konteks keberadaannya .

Pendekatan kualitatif ini menurut hemat peneliti sangat relevan dalam penelitian 

ini sebab  bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan handphone android

sebagai penunjang belajar PAI di SMK Negeri 06 Bengkulu Utara

Ada beberapa pertimbangan peneliti sehingga menggunakan metode kualitatif 

dalam penelitian ini sebab  pendekatan kualitatif merupakan suatu paradigma penelitian 

untuk mendeskripsikan peristiwa, perilaku orang atau suatu keadaan pada tempat 

tertentu secara rinci dan mendalam dalam suatu bentuk narasi secara alami, 

sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi atau diatur melalui ekspiremen atau test, 

sehingga pendekatan penelitian ini juga disebut pendekatan naturalistik.

B. Devinisi Operasional Variabel

Android merupakan system operasi yang diguanakan untuk perangkat mobile

berbasis linux. Pada awalnya system operasi ini dikembangkan oleh Android.Inc, yang 

kemudian dibeli oleh Google pada tahun 2005. Android mengembangkan usahanya 

pada tahun 2007 dibentuklah Open Handset Aliance (OHA), sebuah konsorium dari 

beberapa perusahaan, yaitu texas instrument, Broadcom corporation, Google, HTC, 

Intel, LG, Marvell Teknology Group, Motorola, Nvindia, Qualcom, Samsung

Elektronics, Sprint Nextel, dan T-Mobile dengan tujuan untuk mengembangkan standar 

terbuka untuk perangkat Mobile Smartphone.

Pemilihan android sebagai sistem operasi disebab kan kemudahan dalam 

penggunaannya. Selain itu pada system operasi ini pengguna dapat menambah aplikasi 

yang diinginkan. Informasi ini sesuai kenyataan bahwa penggunaan perangkat mobile 

(smartphone, PDA atau tablet) sudah tidak asing lagi di kalangan pesertadidik. 

Kebanyakan peserta didik SMA memiliki handphone yang memiliki fitur yang lebih 

uptodate. Smartphone yang menjadi tren masakini yang berkembang sangat peset 

yaitu  android, sehingga pengembangan media pembelajaran menggunakan android 

cukup menjanjikan.

Penggunaan smartphone dikalangan siswa belum efektif dalam mendukung 

pembelajaran. Kibona menyatakan bahwa siswa cenderung menggunakan smartphone

untuk sosial media (Facebook, Twitter, Instagram, WhatsApp dan sejenisnya). 

Penggunaan smartphone belum efektif dalam mendukung pembelajaran bisa disebabkan 

kurangnya arahan dari suatu lembaga pendidikan.

C. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SMK Negeri 06 Bengkulu Utara, beralamat di Desa 

Bintunan Kecamatan Batiknau Kabupaten Bengkulu Utara.

2. Waktu Penelitian

Adapun waktu dalam penelitian ini yaitu pada tanggal 16 Maret 2019 sampai 

dengan tanggal 16 Mei 2019.

D. Responden Penelitian

Sumber data dalam penelitian ini yaitu :

1. Informan kunci (key informan), sebagai informan kunci dalam penelitian ini yaitu  

Siswa, Kepala Sekolah, dan Wakil Kepala Sekolah SMK Negeri 06 Bengkulu Utara.

2. Tempat dan peristiwa, yang meliputi sosialisasi dan proses interaksi pada siswa

dalam proses pendidikan agama Islam di SMK Negeri 06 Bengkulu Utara

3. Dokumen, dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku. Dokumen bisa 

berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang. 63Sementara itu 

menurut arifudin metode atau teknik documenter yaitu  teknik pengumpulan data dan 

informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti.

64 Studi dokumen dalam 

penelitian ini dilakukan dengan mengkaji dokumen-dokumen yang ada kaitannya 

dengan pemanfaatan handphone android sebagai penunjang belajar, misalnya, 

pemanfaatan handphone android yang dimanfaatkan untuk mencari tugas-tugas yang

diberi oleh guru, dan data-data lain yang relevan dalam penelitian ini. Data ini 

dipergunakan untuk menambah data yang ada yang diperoleh melalui observasi dan 

wawancara yang kesemuanya untuk memperoleh pengertian yang mendalam.

E. Setting Penelitian

Sekolah menengah kejuruan Negeri 6 Bengkulu Utara merupakan lembaga 

pendidikan Negeri yang berada di Kabupaten Bengkulu Utara. SMK Negeri 6 Bengkulu 

Utara berdiri pada tahun 2007, sekolah ini memiliki  6 Kelas yaitu Kelas 1 terdiri dari 

1 kelas jurusan pertanian dan 1 kelas jurusan multimedia, Kelas 2 terdiri dari 1 kelas 

jurusan pertanian 1 kelas jurusan multimedia, dan Kelas 3 terdiri dari 1 kelas jueusan 

pertanian dan 1 kelas jurusan multimedia.

F. Prosedur Pengumpulan Data

Adapun prosedur pengumpulan data yang dipakai  dalam penelitian ini antara 

lain :

1. Observasi atau pengamatan 

Dalam penelitian ini menggunakan observasi partisipatif. Peneliti terlibat secara 

langsung dengan kegiatan sehari-hari orang yang diamati atau dipakai  sebagai 

sumber data penelitian, untuk memastikan kebenaran data. Dengan pengamatan secara 

langsung memungkinkan peneliti mencatat perilaku dan kejadian secara langsung 

sebagaimana yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya.65 Observasi bisa diartikan 

sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada 

objek penelitian.66 Observasi yaitu  suatu proses yang mengedepankan pengamatan dan 

ingatan. Dalam penelitian ini, observasi berperan serta yang dilakukan dibagi menjadi 

tiga tahapan yaitu:

a. Dimulai dari observasi luas untuk menggambarkan secara umum situasi fisik dan 

sosial yang terjadi pada latar penelitian.

b. Observasi yang dilakukan secara terfokus untuk menemukan kategori-kategori 

informasi yang tercakup dalam fokus penelitian.

c. Observasi dilakukan secara lebih menyempit lagi dengan menyeleksi kejadian￾kejadian yang mampu menggambarkan perbedaan diantara kategori-kategori yang 

tercakup dalam fakus penelitian.

Tingkat kedalaman peran serta yang dilakukan oleh peneliti dalam observasi 

sangat bervariasi, dimulai dari tingkat yang paling rendah keaktifannya, yaitu 

melakukan observasi hanya untuk melihat dari jauh kehidupan sehari-hari dan suasana 

umum yang terjadi pada latar penelitian. Dalam hal ini penelitia melakukan observasi 

awal. Selanjutnya peran peneliti dalam observasi lebih ditingkatkan, yaitu secara dekat 

dan terang-terangan peneliti mengamati situasi sosial tertentu yang terjadi pada latar 

penelitian. Dalam hal ini peneliti mengamati bagian-bagian peristiwa dan situasi yang 

terjadi, sampai pada akhirnya peneliti ikut aktif dalam kegiatan subjek peneliitian. 

Dalam penelitian ini peneliti sudah mengamati dan menanyakan masalah yang sesuai 

dengan focus masalah dan dilakukan dengan mengguunakan pedoman observasi, 

catatan lapangan dan foto, dengan tujuan memperoleh data tentang nilai-nilai karajter 

yang diinternalisasikan. Instrument observasi, catatan lapangan dan foto dipakai  

untuk membandingkan dan mencocokkan dengan data wawancara. Adapun observasi 

dalam penelitian ini yaitu  semua kegiatan keseharian guru disekolah.

2. Interview atau Wawancara

Dalam teknik pengumpulan data wawancara yaitu peneliti melakukan interview

tersetruktur yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list. Dan juga 

interview semi tersetruktur dalam kategori interview mendalam atau in-depth interview,

dan pelaksanaannya lebih bebas, dengan tujuan untuk menemukan hal-hal terkait 

dengan pemanfaatan handphone android, bagaimana cara memanfaatkan handphone 

android dengan benar, serta dampak atau implikasi dari adanya pemanfaatan handphone

ini  terhadap peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa. Adapun personal 

yang akan di interview diantaranya yaitu  siswa SMK Negeri 06 Bengkulu Utara.

sedang  materi atau bahan yang akan diinterviewkan yaitu  :

a. Handphone android

Pemanfaatan handphone android sebagai sumber belajar PAI di SMK 06 Bengkulu 

Utara catatan lapangan berbeda dengan catatan dilapangan yang berupa coretan 

seperlunya, dipersingkat, atau hanya berisi kata-kata kunci, frase, pokok-pokok isi 

pembicaraan atau pengamatan pada saat itu. Catatan lapangan merupakan refleksi 

terhadap data yang telah dicatat dilapangan setelah diolah dan melalui pemikiran 

peneliti, adapun catatan lapangan yang akan diteliti dan diperdalam terkait dengan 

Negeri 06 Bengkulu Utara

b. Dokumentasi

Peneliti menggunakan dan mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan 

dengan pemanfaatan handphone android sebagai penunjang belajar PAI di SMK 

Negeri 06 Bengkulu Utara. Adapun dokumen yang dimaksud peneliti yaitu  

dokumen tertulis terkait dengan AD/ART sekolah, peraturan lembaga terkait dengan 

kedisiplinan, pengembangan diri, dan pemanfaatan handphone android, foto siswa

ketika memanfaatkan handphone android, foto guru ketika membimbing siswa dalam 

kegiatan positif, dan lain sebagainya

G. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam penelitian tesis ini, peneliti menggunakan pengecekan keabsahan data dengan 

menggunakan metode tringulasi. Tringulasi merupakan teknik pemeriksaan

keabsahan data dengan memanfaatkan sumber lain sebagai pembanding terhadap 

data itu. Adapun tringulasi yang dipakai  yaitu  sebagai berikut:67

1. Tringulasi Sumber 

Yaitu dengan cara mencocokkan atau membandingkan data dari hasil observasi, 

wawancara dan dokumentasi yang terkait dengan focus penelitian, kemudian hasil dari 

perbandingan ini diharapkan dapat menyatukan persepsi atas data yang diperoleh. 

Disamping itu perbandingan ini akan memperjelas bagi peneliti tentang latar belakang 

perbedaan persepsi ini .

2. Tringulasi Metode

Peneliti mengecek kembali hasil temuan di SMK Negeri 06 Bengkulu Utara

dengan beberapa teknik pengumpulan data yaitu: observasi, interview, dan 

dokumentasi. Teknik ini bisa dilakukan dengan cara melakukan pengecekan kembali 

apa yang telah dilakukan peneliti kepada peneliti atau pengamat lainnya untuk 

kepentingan derajat kepercayaan data, dan hal ini dapat membantu mengurangi 

kemelencengan dalam pengumpulan data.

3. Tringulasi Teori

Yaitu membandingkan hipotesa peneliti berdasarkan data yang telah dianalisis 

dengan pembanding alternative yang tujuannya yaitu  untuk memperkuat hasil 

penelitian ini . Dengan metode tringulasi ini peneliti bisa merecheck kembali hasil 

temuannya dengan tiga cara diatas.

H. Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif secara umum peneliti rata-rata menggunakan analisis 

data deduktif (global kepada yang lebih spesifik) dan induktif (spesifik kepada yang 

global), dimana para peneliti membangun pola, kategori, dan temanya dari bawah keatas

(induktif) dengan mengolah data ke dalam unit-unit informasi yang lebih abstrak. Proses 

induktif ini mengilustrasikan usaha peneliti dalam mengolah secara berulang-ulang 

sehingga berhasil membangun serangkaian tema yang utuh. Secara deduktif peneliti 

melihat kembali data dari tema-tema ini  untuk menentukan apakah lebih banyak 

bukti dapat mendukung setiap tema dan apakah perlu menggabungkan informasi 

tambahan, dengan demikian ketika proses induktif dimulai, pemikiran deduktif berperan 

penting ketika nalisis bergerak maju.68

Disamping itu peneliti menggunakan analisis data model Miles dan Huberman, 

aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display dan conclution 

drawing/coclution.69

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Dalam mereduksi data peneliti melakukan pemilihan dan pemilihan ulang 

terhadap data hasil dari interview atau wawancara yang sesuai dengan fokus penelitian 

lalu disederhanakan dan didiskripsikan dalam bentuk poin-poin yang mudah dipahami.

b. Data Display (Penyaji Data)

Dengan mendisplay data maka akan mempermudah peneliti untuk memahami apa 

yang terjadi, dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang terjadi ini , 

dalam mendisplay data peneliti harus menguji data yang telah ditemukan.

c. Conclution Drawing / Conclution

Selanjutnya yaitu  penarikan simpulan, peneliti melakukan penarikan kesimpulan 

awal (hipotesa) yang bersifat sementara dan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti 

yang kuat yang mendukung pada tahapan pengumpulan data berikutnya. Adapun 

analisis data model Miles dan Huberman bisa digambarkan sebagai berikut



1. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 06 Bengkulu Utara

Sekolah menengah kejuruan Negeri 06 Bengkulu Utara yaitu  sekolah Negeri 

yang bergerak dibidang pendidikan menengah atas kejuruan setara dengan SMA, MA 

ataupun paket C. Perbedaan sekolah menengah kejuruan ini yaitu didalamnya terdapat 

beberapa program keahlian atau kejuruan yang tidak dimiliki sekolah umum lainnya, 

lain halnya sekolah menegah atas hanya mempelajari pelajaran-pelajaran umum saja 

atau sekolah aliyah yang lebih kepada pelajaran agama Islam, lain halnya sekolah 

menengah kejuruan yang didalmnya terdapat berbagai bidang keahlian tersendiri seperti 

bidang keahlian otomotif, listrik, elektro, perkantoran, sekretaris, pertanian, perikanan, 

perkebunan, multimedia, arsitektur, dan masih banyak lagi program keahlian yang lain.

70

Sekolah menengah kejuruan Negeri 06 Bengkulu utara terletak di Desa Bintunan 

Kecamatan Batiknau Kabupaten Bengkulu Utara, yang sebelumnya sekolah ini bernama 

sekolah menengah kejuruan Negeri 01 Batiknau. Sekolah ini didirikan pada tahun 2007, 

yang mana sebelum sekolah ini didirikan sekolah ini sempat menumpang satu semester 

di bangunan sekolah menengah pertama (SMP) pada salah satu SMP di Kecamatan 

Batiknau, hal ini disebab kan bangunan utama SMKN 06 Bengkulu Utara masih belum 

selesai didirikan. Tahun 2008 sekolah SMKN 06 Bengkulu Utara telah memiliki gedung 

tersendiri di Desa Bintunan Kecamatan Batiknau Kabupaten Bengkulu Utara. Awal 

sekolah ini berdiri pada tahun 2007 sekolah ini memiliki 1 lokal konsentrasi keahlian 

atau program keahlian yaitu bidang Pertanian yang memiliki keahlian dalam bidang produksi tanaman perkebunan. Kemudian pada tahun 2008 tepat pada tahun ini sekolah 

menengah kejuruan 06 bengkulu utara telah memiliki gedung baru dengan fasilitas yang 

memadai sehingga membuka program keahlian baru yaitu arsitektur atau sering disebut 

dengan jurusan bangunan, sehingga pada tahun 2008 ini sekolah telah memiliki 3 kelas 

yang terdiri dari kelas 2 pertanian 1 lokal, kelas 1 pertanian 1 lokal dan kelas arsitektur 

1 lokal. Seluruh kelah berisi rata-rata 25 siswa hal ini disebab kan sekolah masih baru 

sehingga masih banyak warga  yang belum memasukkan anak merekan 

kesekolahan ini. 71

Sampai saat ini sekolah menengah kejuruan 06 Bengkulu Utara sudah sangat maju 

pesat lokal belajar pun sudah banyak mengalami kemajuan yang disertakan dengan 

penambahan bangunan-bangunan baru setiap tahunnya. Sampai sekarang sekolah ini 

sudah menghasilkan alumni yang sudah berkerja baik didalam kota maupun diluar kota 

sesuai dengan bidang keahlian yang ada pada siswa masing-masing. Bisa dikatakan 

hampir semua lulusan dari sekolah menengah kejuruan Negeri 06 Bengkulu Utara telah 

mendapatkan pekerjaan yang mereka harapkan, sebagian yang tidak bekerja mereka 

melanjutkan studi ke sekolah yang lebih tinggi di kota Bengkulu dan di kota- kota luar, 

bahkan sudah ada siswa lulusan sekolah menengah kejuruan 06 Bengkulu Utara ini 

yang hampir menyelesaikan studi S2 di salah satu perguruan tinggi Negeri kota 

Bengkulu.

Siswa-siswi SMKN 06 Bengkulu Utara saat ini sudah dapat bersaing diera 

globalisasi yang mana sekarang lagi gencar-gencarnya pendidikan yang berbasis 

internet, dengan memanfaatkan tehnologi internet sebagai penunjang belajar berbagai 

cara sekolah SMKN 06 Bengkulu Utara memotivasi siswa untuk memanfaatkan internet 

sebagai penunjang belajar disemua mata pelajaran terkhusus pelajaran pendidikan agama Islam, disebab kan sekolah belum memiliki  Komputer yang memadai untuk 

pemanfaatan internet sebagai penunjang belajar maka kepala sekolah mencari alternatif 

lain yaitu dengan mengunakan handphone android yang dimiliki siswa masing-masing. 

Hal ini diharapkan agar siswa dapat memanfaatkan handphone android ini  sebagai 

sarana untuk mengali informasi mengunakan internet yang terdapat didalamnya. 

Sehingga siswa tidak kerurangan atau kesulitan dalam memecahkan suatu masalah yang 

belum ada di buku atau di perpustakaan sekolah. Seperti halnya buku tentang riwayat 

para nabi, kisa-kisah nabi atau perjalanan para nabi biasanya buku-buku ini  sudah 

sangat sulit ditemukan di perpustakaan sekolah, maka mereka bisa menemukan dengan 

satu klik atau satu ketukan saja pada pencarian google yang terdapat didalam 

handphone android, siswa pun bisa memanfaatkan handphone android lebih detail di 

rumah masing-masing sebelum tugas mereka dikumpulkan. Jadi pemanfaatan 

handphone android memang sangat berperan aktif dalam menunjang kreatifitas siswa, 

motivasi siswa, serta prestasi siswa baik di sekolah ataupun dirumah masing-masing. 72

2. Visi, Misi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 06 Bengkulu Utara

Visi SMKN 06 Bengkulu Utara yaitu 

Menciptakan tenaga kerja yang unggul dalam bidang Ilmu Pertanian dan Multimedia 

serta memiliki  jiwa wirausaha, cerdas, inovatif, kreatif, beriman dan berakhlak mulia.

Misi SMKN 06 Bengkulu Utara Mencakup. 73

1. Membentuk dan menjadikan manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan berakhlak 

mulia.

2. Memanfaatkan sumberdaya sekolah secara efektif dan efisien.

3. Menciptakan tenaga manajerial yang handal dan terampil dalam pertanian dan multimedia.

4. Menjalin kerjasama sekolah dengan dunia usaha dan industry.

5. Menjadikan sekolah sebagai wawasan wiyatamandala.

6. Meningkatkan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi.

7. Menciptakan sekolah berstandar Nasional dan Internasional.

3. Keadaan Tenaga Pengajar SMKN 06 Bengkulu utara

Tenaga pengajar pada sekolah menengah kejuruan 06 bengkulu utara saat ini rata￾rata telah memiliki gelar sarjana bahkan hampir 100% tenaga pengajar bergelar sarjana, 

ada pula 1 guru yang telah menyelesaikan studi S2 dan mendapatkan gelar M.Pd. akan 

namun  guru yang belum bergelar sarjana di wajibkan oleh bapak kepala sekolah untuk 

melanjutkan studi S1 nya jika memungkinkan umur dan waktu untuk seseorang guru 

melanjutkan studinya. Hal ini di harapkan sekolah SMKN 06 Bengkulu Utara tidak lagi 

kekurangan tenaga pengajar yang bergelar sarjana bahkan bergelar pascasarjana. 

Tenaga pengajar di SMKN 06 Bengkulu Utara masih sangat kurang saat ini hanya 

memiliki guru berjumlah 30 guru, yang terdiri dari guru Bahasa Indonesia 4 guru, 

Bahasa Inggris 3 guru, Matematika 3 guru, IPA 2 guru, Fisika 2 guru, Pkn 3 guru, 

Pertanian 4 guru, Bangunan 1 guru, Penjaskes 1 guru, Sma Pertanian 1 guru, Ekonomi 3 

guru, TIK 1 guru, BK 1 guru dan Pendidikan Agama Islam 1 orang guru. Dari data yang 

di dapatkan masih terdapat beberapa guru mata pelajaran yang masih kosong hal ini bisa 

disebab kan lokasi sekolah yang jauh dari pemukuman warga  sehingga jarang 

sekali ada guru yang mau mendaftarkan diri untuk mengajar.

Bapak kepala sekolah sering sekali mendapat masukan dari penjaga sekolah yang 

berdomisili dekat dengan sekolah SMKN 06 bengkulu utara, bapak penjanga sekolah 

sering didatangi oleh warga sekitar sekolah yang meminta agar sekolah kejuruan yang 

ada di desa bintunan ini di tambahkan lokal lagi seperti lokal otomotif, litrik elektro dan 

arsitektur bangunan. 74 Yang mana lokal-lokal seperti ini diharapkan bisa menunjang

dan menambah minat siswa masuk ke sekolah SMKN 06 Bengkulu utara. sebab  yang 

terjadi saat ini sekolah ini hanya memiliki sedikit jurusan. sebab  hal ini menjadi 

permasalahan yang perlu di selesaikan maka Bapak Kepala sekolah sering melakukan 

rapat untuk memecahkan masalah ini , namun  yang jadi permasalahan yaitu tenaga 

pengajar kurang dan yang berpengalaman di bidang kejuruan yang di maksud oleh 

warga masih sangat susah di rekrut. 

4. Keadaan Tenaga Staf tata Usaha SMKN 06 Bengkulu Utara

Tenaga staf tata usaha di lingkungan sekolah SMKN 06 bengkulu utara saat ini 

bisa dikatakan sangat kurang, akan namun  kekurangan tenaga staf tata usaha bukanlah 

hambatan yang berarti bagi sekolah SMKN 06 bengkulu utara untuk meningkatkan 

kualitas, kuantitas dan menaikkan nilai akreiditasi serta melakukan pelayanan terhadap 

siswa secara maksimal. Bahkan beberapa staf tata usaha di SMKN 06 bengku utara 

telah bergelar sarjana pendidikan, sarjana bimbingan konseling dan sarjana lainnya 

bahkan ada staf tata usaha yang membantu mengajar di kelas jika guru yang berhak 

mengajar tidak hadir. Walaupun demikian staf tata usaha ini  tidak meninggalkan 

begitu saja pekerja