melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif
dapat diartikan sebagai suatu kondisi intrn / kesiapsiagaan. Berawal dari kata motif itu,
maka motivasi dapat diartikan sebagai daya pengerak yang telah menjadi aktif.
Disamping itu juga fungsi-fungsi lain. Seseorang melakukan suatu usaha sebab adanya
motivasi. Maka dari itu untuk memperoleh sebuah motivasi belajar yang maksimal
diperlukan masukan ataupun arahan dari guru yang bersifat membangun dan positif agar
siswa mendapatkan motivasi belajar di sekolah dan semangat siswa menjadi lebih kuat
untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
a. Faktor Internal
Dalam belajar tidak hanya menyangkut segi intelek, namun juga menyangkut
kesehatan mental dan emosional. Hubungan kesehatan mental dan ketenangn emosi
akan menimbulkan hasil belajar yang baik Individu seseorang dalam kehidupan selalu
memiliki kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan, seperti memperoleh
penghargaan, dan dapat dipercaya, rasa anman, rasa kemesraan dan lain-lain.Apabila
kebutuhan ini tidak terpenuhi akan membewa dampak pada masalah-masalah emosional
dan bentuk-bentuk penyimpangan dalam diri siswa.
b. Faktor Eksternal siswa
Proses belajar didorong oleh motivasi intrik siswa. Disamping itu proses belajar
juga dapat terjadi, atau menjadi bertambah kuat, jika didorong oleh lingkungan siswa.
Dengan kata lain aktivitas belajar dapat meningkat jika program pembelajaran disisin
dengan baik. Maka ada beberapa faktor ektern yang berpengaruh pada aktivitas belajar
antara lain :
1. Anak/peserta didik
Anak yaitu amanat bagi kedua orang tuanya dan hatinya yang suci yaitu permata
yang mahal. Jika dia diajar dan dibiasakan pada kebaikan maka siswa akan tumbuh
pada kebaikan itu dan akan mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Cara
memelihara anak yang baik yaitu dengan mendidik dan mengajarkan akhlak yang
mulia kepadanya. Hal senada juga di ungkapkan oleh Huzaian Mazhariri, semua
tangung jawab berda pada orang tua, dan masa anak-anak tergantung pada
pendidikan dan pengarahan orang tua mereka.
2. Prasarana dan sarana pembelajaran
Lengkapnya prasarana dan sarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran
dengan baik. Hal itu tidak berarti bahwa lengkapnya prasarana dan sarana
menentukan jaminan terselengaranya belajar yang baik, justru yang mesti dicermati
yaitu bagaimana mengelola prasarana dan sarana pembelajaran sehingga
terselengaranya proses belajar yang baik.
3. Lingkungan sosial siswa di sekolah
Tiap siswa berada dalam lingkungan sosial siswa di sekolah, dan dalam lingkungan
sosial siswa ini di temukan adanya kedudukan dan peranan tertentu. Jika
seseorang siswa diterima dilingkungan ini maka da denganmudah
menyesuaikan diri dan segera dapat belajar. Sebaliknya, jika ia ditindak, maka siswa
akan merasa tertekan.
3. Pengertian Belajar
Proses belajar yaitu serangkaian aktifitas yang terjadi pada pusat saraf individu
yang belajar.40 Selanjutnya ada, yang mendefinisikan belajar adah berubah Dalam hal
ini yang dimaksud belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Perubahan tidak hanya
berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, namun juga berbentuk kecakapan,
keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jelasnya
menyangkut segala aspek organism dan tingkah laku pribadi seseorang.41 Belajar akan
menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk menetahui sampai
seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian. Penilaian terhadap hasil
belajar siswa untuk mengetahui sejauh mana ia mencapai sasaran belajar inilah yang
disebut dengan belajar. Bertujuan untuk mengadakan perubahan baik psikis didalam diri
seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan,
keterampilan dan sebagainya. Perkembangan teknologi informasi sangat cepat dan
menawarkan banyak kemudahan bagi manusia dalam memperoleh informasi. Dan
pemenuhan kebutuhan beberapa informasi pada saat ini menjadi begitu mudah
dengan hadirnya internet. Salah satu manfaat teknologi internet dalam bidang
pendidikan yaitu sebagai sarana pembelajaran. Teknologi dalam bidang pembelajaran
ini dikenal dengan sebutan e-learning. E-learning merupakan sebuah inovasi yang
memiliki kontribusi sangat besar terhadap perubahan proses pembelajaran.
Pembelajaran berbasis teknologi dan komunikasi telah mengubah system
pembelajaran konvensional atau tradisional menjadi pola bermedia, diantaranya media
komputer dengan internetnya yang memunculkan e-learning. Edmodo merupakan bukti
pesatnya perkembangan teknologi internet yang ada, edomodo yaitu platfrom media
sosial bagi guru dan siswa atau dosen dan mahasiswa yang berfungsi untuk berbagai ide
file agenda kegiatan dan penugasan yang dapat menciptakan interaksi antara guru dan
siswa.
4. Tujuan Belajar
Dalam pendidikan dan pengajaran, tujuan dapat diartikan sebagai suatu usaha
untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan siswa/subyek belajar, setelah
menyelesaikan/memperoleh pengalaman belajar.42 Kemampuan dari hasil belajar yang
hendak dicapai, yaitu sebagai berikut : Keterampilan intelektual, merupakan hasil
belajar yang sangat penting, dari sistem lingkungan skolastik, strategi kognitif, yakni
mengatur cara berfikir seseorang dalam arti seluas luasnya termasuk dalam kemampuan
memecahkan masalah, informasi verbal, yakni pengetahuan dalam arti informasi dan
fakta, dimana kemampuan ini pada umumnya lebih dikenal, Kemampuan motorik yang
diperoleh disekolah antara lain: menulis, membaca, berhitung dan lain sebagainya.
Sikap dan nilai yang dimiliki seseorang sebagaimana dapat disimpulkan dari
kecendrungan bertingkah laku terhadap orang lain, barang atau kejadian. Dapat di
ketahui bahwa setuju belajar pada intinya ada tiga kemampuan yang hendak dicapai,
yaitu kemampuan kognitif, (penguasan pembelajaran), efektif (prilaku dari hasil
penguasaan pelajaran), dan didapatkan dari belajar).
D. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar PAI merupakan hasil yang telah dicapai siswa dalam menerima
dan memahami serta mengamalkan materi pelajaran PAI yang diberikan oleh guru atau
orang tua berupa Pendidikan Agama Islam di lingkungan sekolah dan keluarga serta
warga , sehingga anak memiliki potensi dan bakat sesuai yang dipelajarinya
sebagai bekal hidup di masa mendatang, mencintai negaranya, kuat jasmani dan ruhaninya, serta beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, memiliki solidaritas tinggi
terhadap lingkungan sekitar.
43 Secara etimologi, istilah prestasi merupakan kata serapan
dan bahasa belanda yaitu dari kata prestatie, yang bisa diartikan sebagai hasil usaha,
atau suatu hasil yang telah dicapai, baik dilakukan ataupun dikerjakan. Dalam dunia
pendidikan terdapat dua jenis prestasi, yaitu prestasi ademik dan prestasi belajar.
Prestasi akademik maksudnya yaitu suatu hasil pelajaran yang diperoleh dari kegiatan
sekolah yang bersifat kognitif (cognitive) dan biasanya ditentukan melalui pengukuran
penilaian. Adapun yang dimaksud dengan prestasi belajar yaitu penguasaan
pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh suatu mata pelajaran yang
lazimnya diberikan oleh guru. Bila sewaktu waktu siswa belum memperoleh prestasi
belajar yang baik, dimana keberhasilan itu jauh dari apa yang diharapkan, maka siswa
merasa belum puas. Kebutuhan suswa untuk memperoleh prestasi belajar yang baik
belum tercapai untuk saat itu dan siswa berusaha untuk mencapainya di masa
mendatang. Oleh sebab itu, kebutuhan seseorang siswa untuk menuntut suatu kepuasan
selalu mendorongnya untuk belajar. Banyak hal yang bisa dijadikan alat untuk
memotivasi siswa dalam belajar. sebab banyaknya maka prestasi belajar hanya salah
satu yang sering guru gunakan dalam pengajaran. Meski prestasi belajar dijadikan alat
motivasi, namun tidak semua siswa termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
Hal ini di kemungkinkan besar ada faktor-faktor lain sebagai kendalanya. Dalam hal ini
bisa menyangkut faktor bahan pelajaran di lingkungan. Untuk mengatasi hal ini guru
bisa mempergunakan pendekatan edukatif lainnya. Hal ini semua bisa dilakukan dalam
usaha untuk memotivasi siswa.
Dalam proses interaksi belajar mengajar, peran motivasi intrinsik dan ekstrinsik
sangat diperlukan. Kedua macam motivasi ini akan mempengaruhi aktivitas belajar
siswa. Guru harus bisa membangkitkan semangat belajar siswa dengan memanfaatkan
kedua macam motivasi ini . Untuk itu semua tergantung kepada guru bagaimana
memanfaatkan bentuk-bentuk motivasi ekstrinsik sebagai alat motivasi dan sesuai
dengan kemampuan, situasi dan kondisi psikologis siswa/anak didik.
44 Maka dengan
demikian dapat disumpulkan bahwa prestasi belajar merupakan aspek kecakapan yang
dimiliki siswa sabagai hasil usaha dan kegiatan belajar yang ditempuh, dipandang
sebagai indikator penting dalam keseluruhan proses pendidikan dalam umumnya dan
proses belajar mengajar pada khususnya. Prestasi belajar yaitu tingkah laku
keberhasilan yang telah di capai siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu
yang dapat diketahui dan hasil yang dilaksanakan oleh guru. Dari beberapa pengertian
di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi yaitu hasil dari suatu kegiatan
seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenangkan hati
yang diperoleh dengan jalan bekerja.
Selanjutnya definisi belajar ialah suatu usaha yang dilakukn seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Nana sudjana
menyatakan belajar bukan menghafal dan bukan pula mengingat, belajar yaitu suatu
proses yang di tandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.45 Sehingga dari
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan kegitan yang
dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang sehingga akan mengalami perubahan
secara undividu baik pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku yang dihasilkan
dari proses latihan dan pengalaman individu itu sendiri dalam lingkungannya.
2. Cara Mengukur Prestasi Belajar
Salah satu cara untuk mengetahui prestasi belajar peserta didik yaitu dengan cara
mengadakan tes. Tes prestasi belajar bertujuan untuk mengukur prestasi atau hasil yang
dicapai siswa dalam belajar. Dalam dunia pendidikan, apalagi pendidikan formal seperti
sekolah dan madrasah, pentingnya pengukuran prestasi belajar tidaklah di sangsikan
lagi. Sebagimana diketahui, proses pendidikan yaitu suatu proses yang komplek Yang
memerlukan waktu, dana, dan usaha kerja sama berbagai pihak. Beberapa faktor dan
aspek terlibat dalam proses pendidikan secara sendirinya berhasil mencapai tujuan yang
digariskan tanpa interaksi berbagai factor pendukung yang ada didalam sistem
pendidikan ini . Dalam dunia pendidikan, pentingnya pengukuran prestasi belajar
tidaklah dapat disangsikan lagi. Berbagai faktor dan aspek terlibat dalam proses
pendidikan secara keseluruhan. Tidak ada usaha pendididkan yang secara sendirinya
berhasil mencapai tujuan yang di gariskan tanpa adanya interaksi berbagai faktor
pendukung dari luar dan dalamn system yang bersangkutan.
Walaupun telah dikemukakan bahwa nilai yang diperoleh dalam tes hendaknya
tidak dijadikan tujuan utama bagi siswa dalam belajar akan namun tes dapat dipakai
sebagai sarana peningkatan motivasi untuk belajar. Menurut Thorndike, et.al
pemgalaman menunjukkan bahwa siswa akan belajar lebih giat dan berusaha lebih keras
apabila mereka mengetahui bahwa diakhir program yang sedang ditempuh akan
diadakan tes untuk mengetahui nilai dan prestasi mereka. Paling tidak, para siswa yang
mengetahui akan adanya tes cenderung untuk belajar dan mempelajari apa yang
diperkirakannya akan di Tanya dalam tes. Dalam hal ini memotivasi dan mengatakan
bahwa tes merupakan faktor yang memotivasi dan mengarahkan siswa dalam belajar.
Apabila tes yang dipakai itu memeng mengukur prestasi secara benar maka unsur
motivasi dan pengarahan yang dimiliki oleh tes ini sangat barharga. Dapat
disimpilkan bahwa cara mengukur prestasi belajar dengan mengunakan tes dapat
mengukur sejauh mana hasil yang dapat dicapai oleh siswa setelah proses
pembelajaran.
46
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara umum pada
garis besarnya meliputi faktor intern dan faktor ekstern yaitu:
1) Faktor intern dalam hal ini yaitu minat baca yang meliputi, sebagai berikut :
a) Faktor jasmaniah mencakup faktor kesehatan dan cacat tubuh
b) Faktor psikologis mencakup intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi,
kematangan dan kesiapan.
c) Faktor Kelelahan.
Kelelahan dalam belajar mengandung tiga pengertian yaitu: adanya perasan
lelah, penurunan hasil belajar dan penurunan kesiagaan yang kesemunya
berakibat kepada menurunnya semangat belajar dan kethanan tubuh.
Sebagaimana diketahui bahwa kehidupan sehari-hari, kelelahan yang
memiliki beragam penyebab.
2) Faktor ekstern.
Faktor ekstren ini di bagi menjadi 3 faktor, yaitu:
a) Faktor keluarga mencakup cara orang mendidik, reliasi antar anggota, suasana
rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang
kebudayaan.
b) Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, reliasi guru dan siswa,
reliasi siswa dan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, standar pelajaran di atas
ukuran, metode belajar, dan tugas rumah.
c) Faktor warga meliputi kegiatan dalam warga , media masa, teman
bermain, bentuk kehidupan warga .
4. Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam
Menurut Sudjana, hasil belajar yaitu suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses pembelajaran
ditunjukkan dengan berbagai bentuk seperti perubahan sikap, tingkah laku serta
perubahan aspek lain yang ada pada individu yang belajar.
47 Hasil belajar merupakan
hal yang penting yang akan dijadikan tolak ukur keberhasilan system pembelajaran yang
diberikan guru, berhasil atau tidak. Selain itu hasil belajar juga berpengaruh pada
kurikulum yang berlaku, saat ini sekolah telah menerapkan atau memakai kurikumum
baru yaitu kurikum 2013, yang mana ada banyak definini tentang kurikulum salah
satunya yaitu menurut mimin haryanti kurikulum yaitu seperangkat terencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang dipakai sebagai
pedoman penyelengaran kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.48 Pelaksanaan penyusunsn kurikulum 2013 yaitu bagian dari melanjutkan
perkembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun
2004.49 Kurikulum 2013 ini disajikan berdasarkan kompetensi inti dan kompetensi dasar
(KIKD). Dalam setiap penyajian kompetensi inti dan kompetensi dasar, keterampilan
berbahasa tidak terlihat dengan jelas apakah aspek menyimak, berbicara, membaca,
dan menulis. Berbeda pada kurikulum sebelumnya/KTSP setiap standar kompetensi
dan kompetensi dasar disajikan secara stitematis sesuai dengan bidang keterampilan
berbahasa serta hubungan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar linier atau
danya kesesuaian.
50
E. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Menurut abdul mujib dan Jusuf Mudzakir didalam buku A.Suradi menyatakan
bahwa pengertian dari segi bahasa, pendidikan dalam wacana keislaman lebih popular
dengan istilah tarbiyah, ta’lim, ta’dib, riyadhah dan tadris. 51 Dengan demikian,
pengertian pendidikan Islam dengan sendirinya yaitu suatu sistem kependidikan yang
mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba allah. Dengan kata
lain, manusia muslim yang telah mendapatkan pendidikan agama Islam harus mampu
hidup dalam kedamaian dan kesejahteraan sebagai yang diharapkan oleh cita-cita Islam.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan mencapai tujuan pembelajaran tentunya
dibutuhkan suatu pola pembelajaran yang mampu menjembatani tercapainya tujuan
ini . Pada pelaksana pembelajaran guru pada dasarnya harus senantiasa
meningkatkan kemampuan dan keterampilannya dalam memilih dan menggunakan
berbagai model, metode, media dan strategi pembelajaran agar dapat menciptakan
suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, sebab mutu hasil
pembelajaran dapat terwujud jika prosesnya dapat dilaksanakn secara efektif, artinya
proses pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar, terarah dan seseuai dengan
tujuan pembelajaran yang telah di tetapkan serta pembelajaran benar-benar mampu
mengkondisikan upaya pembekalan kemampuan dan keterampilan dasar bagi siswa
untuk menjadi manusia yang unggul. 52
ِِ
ِ ِٔ َخٍْ ًزا ٌُفَقُِّْٖٔ فِى اى ِّذٌ
ِد َّهللاُ ت
ِ
ٍَ ِْ ٌُز
“Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan
memahamkan dia tentang agama”.
53
Pemilihan metode pembelajaran yang tepat perlu penyesuaian terhadap
karakteristik siswa sehingga dapat memotivasi siswa untuk aktif belajar dan
membangun pengetahuan mereka sendiri tanpa bergantung kepada guru yang pada
akhirnya dapat berdampak pada peningkatan hasil belajar pelajaran PAI siswa
misalnya, guru dapat memilih dan menerapkan model pembelajaran sesuai dengan
modalitas belajar siswa (visual, auditorial dan kinestatik). Dalam hal ini, teknik two
stay two stray berbasis multimedi ini bisa dipakai dalam semua mata pelajaran dan
untuk semua tingkatan usia anak didik. Dari penjelasan diatas maka dapat penulis
simpulkan akan mengambil salah satu aspek materi PAI yang dapat
menggunakan dengan metode ini, yaitu prilaku terpuji, menghindari pergaulan bebas
dan perbuatan zina.
54 Pembelajaran PAI sudah berkembang seiring kemajuan
teknologi baiksoftware maupun hardware. Salah satu diantaranya pembelajaran
ilmu tajwid dengan menggunakan al-quran elektronik yang mengarahkan terhadap
kesederhanaan pembelajaran yang mudah dan efisien dalam materi yang
disajikan, ataupun website yang ditanamkan dalam media internet seperti yang sedang
berkembang pada saat ini yaitu media pembelajaran menggunakan e- learning, elearning dipandang bisa dan sangat membantu dalam memajukan pembelajaran, tidak
di PAI saja, namun e-learning juga mengembangkan learning proses dalam semua
bidang. 55
2. Problem dan Solusi Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Perlu diakui bahwa pendidikan Islam ketika itu belum memiliki bentuk yang
formal dan sitematis, sebab peran pendidikan pada awal perkembangan islam masih
sebatas upaya-upaya penyebaran dakwah Islam berupa peneneman ketauhidan dan
prektek-praktek ritual keagamaan. Pendidikan zaman dahulu harusnya menjadi
cerminan untuk pendidikan masa yang akan datang, baik dari zaman dulu dan sisi
buruknya di tinggalkan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan solusi menghadapi
globalisasi dan perkembangan zaman yang jauh berbeda dengan zaman dahulu. filsafat
pendidikan dan pemikiran islam, dalamhal ini harus turut member respon bagi semua
perubahan dalam perkembangan itu. Filsafat dan pemikiran islam berasal dari dua hal,
yaitu ideologi Islam seperti digambarkan dalam al-Quran dan al-Hadist. Suasana baru
yang muncul dalam dunia pendidikan Islam (pendidikan) itu sendiri, perlu dibentuk
konsep pendidikan Islam yang ideal yang dapat menyesuaikan terhadap perkembangan
zaman dengan tanpa melupakan nilai-nilai keagamaan islam dalam dunia pendidikan.
Dengan kata lain, pendidikan Islam ideal yaitu membina potensi spiritual, emosional
dan intelegensia secara optimal. Ketiganya terintegrasi dalam satu lingkungan. Aktivitas
pendidikan Islam pada dasarnya merupakan upaya merealisasikan semangat hidup yang
dijiwai oleh nilai Islami. Selanjutnya spirit ini berakar dalam teks-teks suci Al-Quran
yang disampaikan Allah kepada Muhammad SAW. Akhlak yang mulia yaitu hasil
pelaksanaan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana yang sudah
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Oleh sebab itu individu yang memiliki
akhlak mulia menjadi sangat penting keberadaannya sebagai cerminan dari
terlaksananya pendidikan Islam.
3. Inovasi Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Inovasi berasal dari kata latin Inovation yang berarti pembaruan dan perubahan.
Kata kerjanya innovo yang artinya memperbarui dan mengubah. Inovasi ialah suatu
perubahan yang baru menuju kearah perbaikan yang lain atau berbeda dari yang ada
sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan berencana (tidak secara kebetulan
saja).
Berdasarkan pengertian mengenai inovasi dan pendidikan islam ini , maka
dapat disimpulkan bahwa inovasi pendidikan Islam merupakan perubahan atau
pembaharuan yang dilakukan menuju kondisi yang lebih baik untuk tercapainya tujuan
pendidikan yang dicita-citakan yaitu pendidikan yang selaras dengan nilai-nilai luhur
agama Islam. Jadi yang dimaksud dengan inovasi pendidikan agama Islam dapat
diartikan sebagai pembaharuan untuk memecahkan masalah didalam pendidikan Islam.
Dengan kata lain, inovasi pendidikan Islam ialah suatu ide, barang, metode, yang
dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau kelompok orang
(warga ) baik berupa hasil penemuan ( invention), atau discovery, dan dipakai
untuk mencapai tujuan atau memecahkan masalah pendidikan Islam. Pembaharuan atau
tajdid dalam Islam atau pendidikan Islam yaitu suatu yang fitrah sifatnya. Islam
bukanlah suatu agama yang beku dalam pikiran dan stastis dalam amalan. Dinamika
Islam memberikan ruang kepada kreativitas. Kreativitas dalam pemikiran Islam yaitu
dituntut tanpa menolak faktor syara’.
4. Pendidikan Agama Islam di Sekolah dalam Era Globalisasi
Globalisasi yaitu kekuatan tak terbendung, mengubah segala aspek kontemporer
dari warga politik, ekonomi dan pendidikan. Istilah globalisasi mengindikasikan
bahwa dunia yaitu sebuah kontinuitas lingkungan yang terkonstruksi sebagai kesatuan
utuh, Tidak ada batas dan sekat, wilayah budaya, politik, ekonomi, khususnya
teknologi, sebab teknologi merupakan tool bagi perkembangnya dinamika perubahan
dunia.
56
PAI tidak hanya sebagai sebuah kajian wawasan tentang keislaman (islamologi)
saja, namun PAI juga harus bisa mendorong generasi Islam untuk meningkatkan
kualitas diri menjadi manusia yang professional dan berdaya saing. Globalisasi yaitu
hal yang tidak dapat di hindari dan memang tidak perlu untuk di hindari. Menghadapi
arus globalisasi selayaknya pendidikan Islam melakukan asimilasi ilmu opengetahuan
dan teknologi modern barat, hal ini merupakan salah satu cara untuk mengajar
ketertinggalan umat Islam dari peradaban barat. Namun asimilasi ini jika tidak
dibaca lebih teliti akan berdampak sikap mengekor secara membabi buta tanpa filterasi
yang selektif dari segala sesuatu yang berasal dari barat. Inilah yang kita sebut sebagai
proses westernisasi materialistik. 57 Tantangan yang dihadapi oleh PAI pada era
globalisasi dimana teknologi transportasi, komputerisasi, dan informasi mengalami
modernisasi secara terus menerus sehingga warga menampilkan fenomena baru
yaitu gaya hidup warga yang lebih rasionalistik., pragmatis, dan berdaya saing.
Akibat yang terjadi yaitu warga akan lebih mementingkan kepentingan dunia dari
pada kepentingan akhirat. Inilah kepentingan tugas PAI untuk menyeimbangkan antara
kedua hal ini . Jika PAI tetap mengacu pada pendidikan yang bergaya normative
dan hanya menyentuh aspek idealitas kesucian diri saja maka penulis meyakini PAI
kedepannya lagi tidak akan bisa diterima oleh warga . Sehingga wajar jika PAI
dianggap sebagai materi pelajaran tambahan yang tidak memiliki nilai penting apa-apa.
F. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang di lakuakan oleh Stefanus rodrick juraman dengan judul
“Pemanfaatan smartphone android oleh siswa SMKN 12 Jakarta Selatan dalam
mengakses informasi edukatif”. Penelitian ini membahas mengenai pemanfaatan
handphone dalam proses pembelajaran di SMKN 12 Jakarta Selatan. Tujuan penelitian
ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat manfaat dalam pemanfaatan handphone
dalam proses pembelajaran serta untuk mengetahui faktor-faktor kendala yang membuat
sebagian peserta didik memanfaatkan handphone untuk pembelajaran. Metode yang
dipakai dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif melalui observasi, wawancara
dan dokumentasi. Metode pemilihan sampel dengan menggunakan purposive sampling
yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Hasil penelitian menunjukan
bahwa terdapat perbedaan pemanfaatan handphone dalam proses pembelajaran yaitu
meningkatnya motivasi serta prestasi siswa secara signifikan. Peserta didik mampu
memanfaatkan handphone untuk pembelajaran, sedang faktor-faktor yang membuat
peserta didik menggunakan handphone untuk pembelajaran yaitu untuk mencari
informasi, untuk menghitung dan untuk menyimpan materi pelajaran. Faktor yang
menghalangi peserta didik menggunakan handphone untuk pembelajaran yaitu siswa
terkadang terlalu asyik chatting. Tidak memiliki paket internet serta signal wifi juga
termasuk faktor yang menghalangi pemanfaatan handphone untuk pembelajaran. Faktor
yang paling utama ialah faktor guru. Peserta didik akan dapat memanfaatkan
penggunaan handphone dengan tepat ketika guru ini dapat disiplin mengatur
penggunaan handphone dalam proses pembelajaran. 58
Penelitian yang dilakukan oleh Prayudi Saputra A, dengan judul Fenomena
Penggunaan Smartphone Di Kalangan Pelajar. Fenomena yang diteliti pada penelitian
ini yaitu penggunaan smartphone atau ponsel cerdas pada kalangan pelajar, terkhusus di
kalangan pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam Athirah I Makassar.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan metode penelitian kualitatif dengan data
primer dan sekunder dari lokasi penelitian. Penelitian ini mencoba mengurai dan
mendeskripsikan fenomena apa saja yang terjadi dalam hal penggunaan smartphone
pada tingkat pelajar SMP, faktor-faktor, dan dampak sosial yang dapat ditimbulkan.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam fenomena penggunaan smartphone
pada pelajar, terdapat dua faktor utama dalam penggunaannya yaitu faktor kebutuhan
dan faktor gaya hidup. Kebutuhan akan informasi dalam dunia global telah mendorong
para siswa-siswi untuk menggunakannya, serta gaya hidup pada masyarat modern telah
menjadi faktor yang kedua. Adapun dampak sosial penggunaan smartphone pada pelajar
ini terdiri dampak positif dan dampak negatif. Dampak yang postif yaitu meningkatkan
rasa percaya diri, lebih memudahkan komunikasi, dan memperoleh banyak teman.
sedang dampak negatifnya yaitu pelajar menjadi ketergantungan, terjadinya
kesenjangan interaksi, dan terciptanya hubungan yang palsu.
Penelitian yang dilakukan oleh Intan trivena maria daeng, dengan judul
Penggunaan Smartphone Dalam Menunjang Aktivitas Perkuliahan Oleh Mahasiswa
Fispol Unsrat Manado ini dilatar belakangi oleh penggunaan smartphone dikalangan
pelajar Mahasiswa yang semakin hari semakin meningkat, bahkan sudah menjadi tren
dikalangan mahasiswa, penggunaan smartphone yang tidak terkontrol mengakibatkan
disiplin belajar siswa menjadi tergangu. Terlihat pada hasil penelitian yang didapatkan
penulis bahwa smartphone dikatakan sebagai salah satu jenis media baru sebab dapat
mengakses informasi dengan cepat melalui fasilitas internetnya. Selain itu, manusia
dapat berkomunikasi jarak jauh dengan menggunakan smartphone yang memiliki
fasilitas beragam tidak hanya terbatas pada telepon, SMS namun smartphone-smartphone
yang berkembang saat ini menawarkan fitur video call yang memberikan suatu
transformasi dalam kegiatan komunikasi. Pada kenyataannya mahasiswa Fispol Unsrat
lebih cenderung menggunakan smartphone untuk menunjang aktivitas perkuliahannya
dilihat dari berbagai proses penggunaan yang telah mereka lakukan dalam hal mencari
berbagai macam informasi yang berkaitan dengan ilmu yang mereka pelajari melalui
berbagai fasilitas yang ada pada smartphone
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu
penelitian yang menekankan pada kualitas atau hal yang terpenting dari suatu sifat
barang/jasa berupa kejadian, fenomena, atau gejala sosial yang dapat dijadikan sebagai
pelajaran berharga bagi suatu pengembangan konsep teori. Penelitian kualitatif ini
dilakukan sebab peneliti ingin mengeksplor fenomena-fenomena yang tidak dapat
dikuantifikasikan yang bersifat deskriptif seperti proses suatu langkah kerja, formula
suatu resep, pengertianpengertian tentang suatu konsep yang beragam, karakteristik
suatu barang dan jasa, gambar-gambar, gaya-gaya, tata cara suatu budaya dan lain
sebagainya. Penelitian kulalitatif yaitu penelitian yang dilakukan secara berulangulang pada penelitian yamg sama sampai ditentukan informasi yang objektif, valid dan
konsisten.
61
Menurut Moleong penelitian kualitatif yaitu penelitian yang dimaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya prilaku,
motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara holistic dan dengan cara deskripsi dengan
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Penelitian kualitatif memberikan perhatian
terhadap data ilmiah, data dalam hubungannya dengan konteks keberadaannya .
Pendekatan kualitatif ini menurut hemat peneliti sangat relevan dalam penelitian
ini sebab bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan handphone android
sebagai penunjang belajar PAI di SMK Negeri 06 Bengkulu Utara
Ada beberapa pertimbangan peneliti sehingga menggunakan metode kualitatif
dalam penelitian ini sebab pendekatan kualitatif merupakan suatu paradigma penelitian
untuk mendeskripsikan peristiwa, perilaku orang atau suatu keadaan pada tempat
tertentu secara rinci dan mendalam dalam suatu bentuk narasi secara alami,
sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi atau diatur melalui ekspiremen atau test,
sehingga pendekatan penelitian ini juga disebut pendekatan naturalistik.
B. Devinisi Operasional Variabel
Android merupakan system operasi yang diguanakan untuk perangkat mobile
berbasis linux. Pada awalnya system operasi ini dikembangkan oleh Android.Inc, yang
kemudian dibeli oleh Google pada tahun 2005. Android mengembangkan usahanya
pada tahun 2007 dibentuklah Open Handset Aliance (OHA), sebuah konsorium dari
beberapa perusahaan, yaitu texas instrument, Broadcom corporation, Google, HTC,
Intel, LG, Marvell Teknology Group, Motorola, Nvindia, Qualcom, Samsung
Elektronics, Sprint Nextel, dan T-Mobile dengan tujuan untuk mengembangkan standar
terbuka untuk perangkat Mobile Smartphone.
Pemilihan android sebagai sistem operasi disebab kan kemudahan dalam
penggunaannya. Selain itu pada system operasi ini pengguna dapat menambah aplikasi
yang diinginkan. Informasi ini sesuai kenyataan bahwa penggunaan perangkat mobile
(smartphone, PDA atau tablet) sudah tidak asing lagi di kalangan pesertadidik.
Kebanyakan peserta didik SMA memiliki handphone yang memiliki fitur yang lebih
uptodate. Smartphone yang menjadi tren masakini yang berkembang sangat peset
yaitu android, sehingga pengembangan media pembelajaran menggunakan android
cukup menjanjikan.
Penggunaan smartphone dikalangan siswa belum efektif dalam mendukung
pembelajaran. Kibona menyatakan bahwa siswa cenderung menggunakan smartphone
untuk sosial media (Facebook, Twitter, Instagram, WhatsApp dan sejenisnya).
Penggunaan smartphone belum efektif dalam mendukung pembelajaran bisa disebabkan
kurangnya arahan dari suatu lembaga pendidikan.
C. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SMK Negeri 06 Bengkulu Utara, beralamat di Desa
Bintunan Kecamatan Batiknau Kabupaten Bengkulu Utara.
2. Waktu Penelitian
Adapun waktu dalam penelitian ini yaitu pada tanggal 16 Maret 2019 sampai
dengan tanggal 16 Mei 2019.
D. Responden Penelitian
Sumber data dalam penelitian ini yaitu :
1. Informan kunci (key informan), sebagai informan kunci dalam penelitian ini yaitu
Siswa, Kepala Sekolah, dan Wakil Kepala Sekolah SMK Negeri 06 Bengkulu Utara.
2. Tempat dan peristiwa, yang meliputi sosialisasi dan proses interaksi pada siswa
dalam proses pendidikan agama Islam di SMK Negeri 06 Bengkulu Utara
3. Dokumen, dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang. 63Sementara itu
menurut arifudin metode atau teknik documenter yaitu teknik pengumpulan data dan
informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti.
64 Studi dokumen dalam
penelitian ini dilakukan dengan mengkaji dokumen-dokumen yang ada kaitannya
dengan pemanfaatan handphone android sebagai penunjang belajar, misalnya,
pemanfaatan handphone android yang dimanfaatkan untuk mencari tugas-tugas yang
diberi oleh guru, dan data-data lain yang relevan dalam penelitian ini. Data ini
dipergunakan untuk menambah data yang ada yang diperoleh melalui observasi dan
wawancara yang kesemuanya untuk memperoleh pengertian yang mendalam.
E. Setting Penelitian
Sekolah menengah kejuruan Negeri 6 Bengkulu Utara merupakan lembaga
pendidikan Negeri yang berada di Kabupaten Bengkulu Utara. SMK Negeri 6 Bengkulu
Utara berdiri pada tahun 2007, sekolah ini memiliki 6 Kelas yaitu Kelas 1 terdiri dari
1 kelas jurusan pertanian dan 1 kelas jurusan multimedia, Kelas 2 terdiri dari 1 kelas
jurusan pertanian 1 kelas jurusan multimedia, dan Kelas 3 terdiri dari 1 kelas jueusan
pertanian dan 1 kelas jurusan multimedia.
F. Prosedur Pengumpulan Data
Adapun prosedur pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini antara
lain :
1. Observasi atau pengamatan
Dalam penelitian ini menggunakan observasi partisipatif. Peneliti terlibat secara
langsung dengan kegiatan sehari-hari orang yang diamati atau dipakai sebagai
sumber data penelitian, untuk memastikan kebenaran data. Dengan pengamatan secara
langsung memungkinkan peneliti mencatat perilaku dan kejadian secara langsung
sebagaimana yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya.65 Observasi bisa diartikan
sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada
objek penelitian.66 Observasi yaitu suatu proses yang mengedepankan pengamatan dan
ingatan. Dalam penelitian ini, observasi berperan serta yang dilakukan dibagi menjadi
tiga tahapan yaitu:
a. Dimulai dari observasi luas untuk menggambarkan secara umum situasi fisik dan
sosial yang terjadi pada latar penelitian.
b. Observasi yang dilakukan secara terfokus untuk menemukan kategori-kategori
informasi yang tercakup dalam fokus penelitian.
c. Observasi dilakukan secara lebih menyempit lagi dengan menyeleksi kejadiankejadian yang mampu menggambarkan perbedaan diantara kategori-kategori yang
tercakup dalam fakus penelitian.
Tingkat kedalaman peran serta yang dilakukan oleh peneliti dalam observasi
sangat bervariasi, dimulai dari tingkat yang paling rendah keaktifannya, yaitu
melakukan observasi hanya untuk melihat dari jauh kehidupan sehari-hari dan suasana
umum yang terjadi pada latar penelitian. Dalam hal ini penelitia melakukan observasi
awal. Selanjutnya peran peneliti dalam observasi lebih ditingkatkan, yaitu secara dekat
dan terang-terangan peneliti mengamati situasi sosial tertentu yang terjadi pada latar
penelitian. Dalam hal ini peneliti mengamati bagian-bagian peristiwa dan situasi yang
terjadi, sampai pada akhirnya peneliti ikut aktif dalam kegiatan subjek peneliitian.
Dalam penelitian ini peneliti sudah mengamati dan menanyakan masalah yang sesuai
dengan focus masalah dan dilakukan dengan mengguunakan pedoman observasi,
catatan lapangan dan foto, dengan tujuan memperoleh data tentang nilai-nilai karajter
yang diinternalisasikan. Instrument observasi, catatan lapangan dan foto dipakai
untuk membandingkan dan mencocokkan dengan data wawancara. Adapun observasi
dalam penelitian ini yaitu semua kegiatan keseharian guru disekolah.
2. Interview atau Wawancara
Dalam teknik pengumpulan data wawancara yaitu peneliti melakukan interview
tersetruktur yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list. Dan juga
interview semi tersetruktur dalam kategori interview mendalam atau in-depth interview,
dan pelaksanaannya lebih bebas, dengan tujuan untuk menemukan hal-hal terkait
dengan pemanfaatan handphone android, bagaimana cara memanfaatkan handphone
android dengan benar, serta dampak atau implikasi dari adanya pemanfaatan handphone
ini terhadap peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa. Adapun personal
yang akan di interview diantaranya yaitu siswa SMK Negeri 06 Bengkulu Utara.
sedang materi atau bahan yang akan diinterviewkan yaitu :
a. Handphone android
Pemanfaatan handphone android sebagai sumber belajar PAI di SMK 06 Bengkulu
Utara catatan lapangan berbeda dengan catatan dilapangan yang berupa coretan
seperlunya, dipersingkat, atau hanya berisi kata-kata kunci, frase, pokok-pokok isi
pembicaraan atau pengamatan pada saat itu. Catatan lapangan merupakan refleksi
terhadap data yang telah dicatat dilapangan setelah diolah dan melalui pemikiran
peneliti, adapun catatan lapangan yang akan diteliti dan diperdalam terkait dengan
Negeri 06 Bengkulu Utara
b. Dokumentasi
Peneliti menggunakan dan mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan
dengan pemanfaatan handphone android sebagai penunjang belajar PAI di SMK
Negeri 06 Bengkulu Utara. Adapun dokumen yang dimaksud peneliti yaitu
dokumen tertulis terkait dengan AD/ART sekolah, peraturan lembaga terkait dengan
kedisiplinan, pengembangan diri, dan pemanfaatan handphone android, foto siswa
ketika memanfaatkan handphone android, foto guru ketika membimbing siswa dalam
kegiatan positif, dan lain sebagainya
G. Pengecekan Keabsahan Data
Dalam penelitian tesis ini, peneliti menggunakan pengecekan keabsahan data dengan
menggunakan metode tringulasi. Tringulasi merupakan teknik pemeriksaan
keabsahan data dengan memanfaatkan sumber lain sebagai pembanding terhadap
data itu. Adapun tringulasi yang dipakai yaitu sebagai berikut:67
1. Tringulasi Sumber
Yaitu dengan cara mencocokkan atau membandingkan data dari hasil observasi,
wawancara dan dokumentasi yang terkait dengan focus penelitian, kemudian hasil dari
perbandingan ini diharapkan dapat menyatukan persepsi atas data yang diperoleh.
Disamping itu perbandingan ini akan memperjelas bagi peneliti tentang latar belakang
perbedaan persepsi ini .
2. Tringulasi Metode
Peneliti mengecek kembali hasil temuan di SMK Negeri 06 Bengkulu Utara
dengan beberapa teknik pengumpulan data yaitu: observasi, interview, dan
dokumentasi. Teknik ini bisa dilakukan dengan cara melakukan pengecekan kembali
apa yang telah dilakukan peneliti kepada peneliti atau pengamat lainnya untuk
kepentingan derajat kepercayaan data, dan hal ini dapat membantu mengurangi
kemelencengan dalam pengumpulan data.
3. Tringulasi Teori
Yaitu membandingkan hipotesa peneliti berdasarkan data yang telah dianalisis
dengan pembanding alternative yang tujuannya yaitu untuk memperkuat hasil
penelitian ini . Dengan metode tringulasi ini peneliti bisa merecheck kembali hasil
temuannya dengan tiga cara diatas.
H. Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif secara umum peneliti rata-rata menggunakan analisis
data deduktif (global kepada yang lebih spesifik) dan induktif (spesifik kepada yang
global), dimana para peneliti membangun pola, kategori, dan temanya dari bawah keatas
(induktif) dengan mengolah data ke dalam unit-unit informasi yang lebih abstrak. Proses
induktif ini mengilustrasikan usaha peneliti dalam mengolah secara berulang-ulang
sehingga berhasil membangun serangkaian tema yang utuh. Secara deduktif peneliti
melihat kembali data dari tema-tema ini untuk menentukan apakah lebih banyak
bukti dapat mendukung setiap tema dan apakah perlu menggabungkan informasi
tambahan, dengan demikian ketika proses induktif dimulai, pemikiran deduktif berperan
penting ketika nalisis bergerak maju.68
Disamping itu peneliti menggunakan analisis data model Miles dan Huberman,
aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display dan conclution
drawing/coclution.69
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Dalam mereduksi data peneliti melakukan pemilihan dan pemilihan ulang
terhadap data hasil dari interview atau wawancara yang sesuai dengan fokus penelitian
lalu disederhanakan dan didiskripsikan dalam bentuk poin-poin yang mudah dipahami.
b. Data Display (Penyaji Data)
Dengan mendisplay data maka akan mempermudah peneliti untuk memahami apa
yang terjadi, dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang terjadi ini ,
dalam mendisplay data peneliti harus menguji data yang telah ditemukan.
c. Conclution Drawing / Conclution
Selanjutnya yaitu penarikan simpulan, peneliti melakukan penarikan kesimpulan
awal (hipotesa) yang bersifat sementara dan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti
yang kuat yang mendukung pada tahapan pengumpulan data berikutnya. Adapun
analisis data model Miles dan Huberman bisa digambarkan sebagai berikut
1. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 06 Bengkulu Utara
Sekolah menengah kejuruan Negeri 06 Bengkulu Utara yaitu sekolah Negeri
yang bergerak dibidang pendidikan menengah atas kejuruan setara dengan SMA, MA
ataupun paket C. Perbedaan sekolah menengah kejuruan ini yaitu didalamnya terdapat
beberapa program keahlian atau kejuruan yang tidak dimiliki sekolah umum lainnya,
lain halnya sekolah menegah atas hanya mempelajari pelajaran-pelajaran umum saja
atau sekolah aliyah yang lebih kepada pelajaran agama Islam, lain halnya sekolah
menengah kejuruan yang didalmnya terdapat berbagai bidang keahlian tersendiri seperti
bidang keahlian otomotif, listrik, elektro, perkantoran, sekretaris, pertanian, perikanan,
perkebunan, multimedia, arsitektur, dan masih banyak lagi program keahlian yang lain.
70
Sekolah menengah kejuruan Negeri 06 Bengkulu utara terletak di Desa Bintunan
Kecamatan Batiknau Kabupaten Bengkulu Utara, yang sebelumnya sekolah ini bernama
sekolah menengah kejuruan Negeri 01 Batiknau. Sekolah ini didirikan pada tahun 2007,
yang mana sebelum sekolah ini didirikan sekolah ini sempat menumpang satu semester
di bangunan sekolah menengah pertama (SMP) pada salah satu SMP di Kecamatan
Batiknau, hal ini disebab kan bangunan utama SMKN 06 Bengkulu Utara masih belum
selesai didirikan. Tahun 2008 sekolah SMKN 06 Bengkulu Utara telah memiliki gedung
tersendiri di Desa Bintunan Kecamatan Batiknau Kabupaten Bengkulu Utara. Awal
sekolah ini berdiri pada tahun 2007 sekolah ini memiliki 1 lokal konsentrasi keahlian
atau program keahlian yaitu bidang Pertanian yang memiliki keahlian dalam bidang produksi tanaman perkebunan. Kemudian pada tahun 2008 tepat pada tahun ini sekolah
menengah kejuruan 06 bengkulu utara telah memiliki gedung baru dengan fasilitas yang
memadai sehingga membuka program keahlian baru yaitu arsitektur atau sering disebut
dengan jurusan bangunan, sehingga pada tahun 2008 ini sekolah telah memiliki 3 kelas
yang terdiri dari kelas 2 pertanian 1 lokal, kelas 1 pertanian 1 lokal dan kelas arsitektur
1 lokal. Seluruh kelah berisi rata-rata 25 siswa hal ini disebab kan sekolah masih baru
sehingga masih banyak warga yang belum memasukkan anak merekan
kesekolahan ini. 71
Sampai saat ini sekolah menengah kejuruan 06 Bengkulu Utara sudah sangat maju
pesat lokal belajar pun sudah banyak mengalami kemajuan yang disertakan dengan
penambahan bangunan-bangunan baru setiap tahunnya. Sampai sekarang sekolah ini
sudah menghasilkan alumni yang sudah berkerja baik didalam kota maupun diluar kota
sesuai dengan bidang keahlian yang ada pada siswa masing-masing. Bisa dikatakan
hampir semua lulusan dari sekolah menengah kejuruan Negeri 06 Bengkulu Utara telah
mendapatkan pekerjaan yang mereka harapkan, sebagian yang tidak bekerja mereka
melanjutkan studi ke sekolah yang lebih tinggi di kota Bengkulu dan di kota- kota luar,
bahkan sudah ada siswa lulusan sekolah menengah kejuruan 06 Bengkulu Utara ini
yang hampir menyelesaikan studi S2 di salah satu perguruan tinggi Negeri kota
Bengkulu.
Siswa-siswi SMKN 06 Bengkulu Utara saat ini sudah dapat bersaing diera
globalisasi yang mana sekarang lagi gencar-gencarnya pendidikan yang berbasis
internet, dengan memanfaatkan tehnologi internet sebagai penunjang belajar berbagai
cara sekolah SMKN 06 Bengkulu Utara memotivasi siswa untuk memanfaatkan internet
sebagai penunjang belajar disemua mata pelajaran terkhusus pelajaran pendidikan agama Islam, disebab kan sekolah belum memiliki Komputer yang memadai untuk
pemanfaatan internet sebagai penunjang belajar maka kepala sekolah mencari alternatif
lain yaitu dengan mengunakan handphone android yang dimiliki siswa masing-masing.
Hal ini diharapkan agar siswa dapat memanfaatkan handphone android ini sebagai
sarana untuk mengali informasi mengunakan internet yang terdapat didalamnya.
Sehingga siswa tidak kerurangan atau kesulitan dalam memecahkan suatu masalah yang
belum ada di buku atau di perpustakaan sekolah. Seperti halnya buku tentang riwayat
para nabi, kisa-kisah nabi atau perjalanan para nabi biasanya buku-buku ini sudah
sangat sulit ditemukan di perpustakaan sekolah, maka mereka bisa menemukan dengan
satu klik atau satu ketukan saja pada pencarian google yang terdapat didalam
handphone android, siswa pun bisa memanfaatkan handphone android lebih detail di
rumah masing-masing sebelum tugas mereka dikumpulkan. Jadi pemanfaatan
handphone android memang sangat berperan aktif dalam menunjang kreatifitas siswa,
motivasi siswa, serta prestasi siswa baik di sekolah ataupun dirumah masing-masing. 72
2. Visi, Misi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 06 Bengkulu Utara
Visi SMKN 06 Bengkulu Utara yaitu
Menciptakan tenaga kerja yang unggul dalam bidang Ilmu Pertanian dan Multimedia
serta memiliki jiwa wirausaha, cerdas, inovatif, kreatif, beriman dan berakhlak mulia.
Misi SMKN 06 Bengkulu Utara Mencakup. 73
1. Membentuk dan menjadikan manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan berakhlak
mulia.
2. Memanfaatkan sumberdaya sekolah secara efektif dan efisien.
3. Menciptakan tenaga manajerial yang handal dan terampil dalam pertanian dan multimedia.
4. Menjalin kerjasama sekolah dengan dunia usaha dan industry.
5. Menjadikan sekolah sebagai wawasan wiyatamandala.
6. Meningkatkan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi.
7. Menciptakan sekolah berstandar Nasional dan Internasional.
3. Keadaan Tenaga Pengajar SMKN 06 Bengkulu utara
Tenaga pengajar pada sekolah menengah kejuruan 06 bengkulu utara saat ini ratarata telah memiliki gelar sarjana bahkan hampir 100% tenaga pengajar bergelar sarjana,
ada pula 1 guru yang telah menyelesaikan studi S2 dan mendapatkan gelar M.Pd. akan
namun guru yang belum bergelar sarjana di wajibkan oleh bapak kepala sekolah untuk
melanjutkan studi S1 nya jika memungkinkan umur dan waktu untuk seseorang guru
melanjutkan studinya. Hal ini di harapkan sekolah SMKN 06 Bengkulu Utara tidak lagi
kekurangan tenaga pengajar yang bergelar sarjana bahkan bergelar pascasarjana.
Tenaga pengajar di SMKN 06 Bengkulu Utara masih sangat kurang saat ini hanya
memiliki guru berjumlah 30 guru, yang terdiri dari guru Bahasa Indonesia 4 guru,
Bahasa Inggris 3 guru, Matematika 3 guru, IPA 2 guru, Fisika 2 guru, Pkn 3 guru,
Pertanian 4 guru, Bangunan 1 guru, Penjaskes 1 guru, Sma Pertanian 1 guru, Ekonomi 3
guru, TIK 1 guru, BK 1 guru dan Pendidikan Agama Islam 1 orang guru. Dari data yang
di dapatkan masih terdapat beberapa guru mata pelajaran yang masih kosong hal ini bisa
disebab kan lokasi sekolah yang jauh dari pemukuman warga sehingga jarang
sekali ada guru yang mau mendaftarkan diri untuk mengajar.
Bapak kepala sekolah sering sekali mendapat masukan dari penjaga sekolah yang
berdomisili dekat dengan sekolah SMKN 06 bengkulu utara, bapak penjanga sekolah
sering didatangi oleh warga sekitar sekolah yang meminta agar sekolah kejuruan yang
ada di desa bintunan ini di tambahkan lokal lagi seperti lokal otomotif, litrik elektro dan
arsitektur bangunan. 74 Yang mana lokal-lokal seperti ini diharapkan bisa menunjang
dan menambah minat siswa masuk ke sekolah SMKN 06 Bengkulu utara. sebab yang
terjadi saat ini sekolah ini hanya memiliki sedikit jurusan. sebab hal ini menjadi
permasalahan yang perlu di selesaikan maka Bapak Kepala sekolah sering melakukan
rapat untuk memecahkan masalah ini , namun yang jadi permasalahan yaitu tenaga
pengajar kurang dan yang berpengalaman di bidang kejuruan yang di maksud oleh
warga masih sangat susah di rekrut.
4. Keadaan Tenaga Staf tata Usaha SMKN 06 Bengkulu Utara
Tenaga staf tata usaha di lingkungan sekolah SMKN 06 bengkulu utara saat ini
bisa dikatakan sangat kurang, akan namun kekurangan tenaga staf tata usaha bukanlah
hambatan yang berarti bagi sekolah SMKN 06 bengkulu utara untuk meningkatkan
kualitas, kuantitas dan menaikkan nilai akreiditasi serta melakukan pelayanan terhadap
siswa secara maksimal. Bahkan beberapa staf tata usaha di SMKN 06 bengku utara
telah bergelar sarjana pendidikan, sarjana bimbingan konseling dan sarjana lainnya
bahkan ada staf tata usaha yang membantu mengajar di kelas jika guru yang berhak
mengajar tidak hadir. Walaupun demikian staf tata usaha ini tidak meninggalkan
begitu saja pekerja