Tampilkan postingan dengan label ebisnis 2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ebisnis 2. Tampilkan semua postingan

Kamis, 30 November 2023

ebisnis 2

 








peluang usaha atau bisnis, dan sebagainya.

3. Government to Government (G2G) adalah berupa Web pemerintah yang dibuat, 

bertujuan untuk memenuhi berbagai macam informasi yang dibutuhkan antara 

pemerintahan yang satu dengan pemerintahan yang lainnya, dengan suatu tujuan yaitu 

untuk memperlancar & mempermudah kerjasama antara pemerintahan-pemerintahan 

yang bersangkutan. Misal contohnya: dan lain sebagainya. Atau informasi menganai 

blogging untuk kalangan legislative, konsultasi secara online, pelayanan kepada 

masyarakat secara terpadu, pendidikan secara online, dan sebagainya.

4. Government to Employees (G2E) adalah berupa tipe hubungan yang ditujukan untuk 

para pegawai pemerintahan atau pegawai negeri untuk neningkatkan kinerja dan juga 

untuk kesejahteraan para pegawai yang bekerja dislahsatu institusi pemerintah. 

Misalkan contohnya: www.sdm.depkeu.go.id dan lain-lain.

7.9. Hambatan E-Government

1. Kultur Berbagi Belum Ada

Kultur berbagi (sharing) informasi dan mempermudah urusan belum merasuk di 

Indonesia. Bahkan ada pameo yang mengatakan: “Apabila bisa dipersulit mengapa 

dipermudah?”. Banyak oknum yang menggunakan kesempatan dengan mempersulit 

mendapatkan informasi ini.

2. Kultur Mendokumentasi Belum Lazim

Salah satu kesulitan besar yang kita hadapi adalah kurangnya kebiasaan 

mendokumentasikan (apa saja). Padahal kemampuan mendokumentasi ini menjadi 

bagian dari ISO 9000 dan juga menjadi bagian dari standar software engineering.

3. Langkanya SDM yang Handal

Teknologi informasi merupakan sebuah bidang yang baru. Pemerintah umumnya 

jarang yang memiliki SDM yang handal di bidang teknologi informasi. SDM yang

handal ini biasanya ada di lingkungan bisnis/industri. Kekurangan SDM ini menjadi 

salah satu penghambat implementasi dari e-Government. Sayang sekali kekurangan 

kemampuan pemerintah ini sering dimanfaatkan oleh oknum bisnis dengan menjual 

solusi yang salah dan mahal.

4. Infrastruktur yang Belum Memadai dan Mahal

Infrastruktur telekomunikasi Indonesia memang masih belum tersebar secara merata. 

Di berbagai daerah di Indonesia masih belum tersedia saluran telepon, atau bahkan 

aliran listrik. Kalaupun semua fasilitas ada, harganya masih relatif mahal. Pemerintah 

juga belum menyiapkan pendanaan (budget) untuk keperluan ini.

5. Tempat Akses yang Terbatas

Sejalan dengan poin di atas, tempat akses informasi jumlahnya juga masih terbatas. 

Di beberapa tempat di luar negeri, pemerintah dan masyarakat bergotong royong 

untuk menciptakan access point yang terjangkau, misalnya di perpustakaan umum 

(public library). Di Indonesia hal ini dapat dilakukan di kantor pos, kantor 

pemerintahan dan tempat-tempat umum lainnya.

7.10. Strategi Pengembangan e-Government

Berdasarkan Inpres e-Government No. 3 tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi 

nasional pengembangan E-government, yaitu:

1. Strategi pertama adalah mengembangkan sistem pelayanan yang andal, terpercaya serta 

terjangkau masyarakat luas. Sasarannya antara lain, perluasan dan peningkatan kualitas 

jaringan komunikasi ke seluruh wilayah negara dengan tarif terjangkau. Sasaran lain 

adalah pembentukan portal informasi dan pelayanan publik yang dapat 

mengintegrasikan sistem manajemen dan proses kerja instansi pemerintah.

2. Strategi ke dua adalah menata sistem dan proses kerja pemerintah dan pemerintah 

daerah otonom secara holistik. Dengan strategi ini, pemerintah ingin menata sistem 

manajemen dan prosedur kerja pemerintah agar dapat mengadopsi kemajuan teknologi 

informasi secara cepat.

3. Strategi ke tiga adalah memanfaatkan teknologi informasi secara optimal. Sasaran yang 

ingin dicapai adalah standardisasi yang berkaitan dengan interoperabilitas pertukaran 

dan transaksi informasi antarportal pemerintah. Standardisasi dan prosedur yang 

berkaitan dengan manajemen dokumen dan informasi elektronik. Pengembangan 

aplikasi dasar seperti e-billing, e-procurement, e-reporting yang dapat dimanfaatkan 

setiap situs pemerintah untuk menjamin keamanan transaksi informasi dan pelayanan 

publik. Sasaran lain adalah pengembangan jaringan intra pemerintah.

4. Strategi ke empat adalah meningkatkan peran serta dunia usaha dan mengembangkan 

industri telekomunikasi dan teknologi informasi. Sasaran yang ingin dicapai adalah 

adanya partisipasi dunia usaha dalam mempercepat pencapaian tujuan strategis 

e-Government. Itu berarti, pengembangan pelayanan publik tidak perlu sepenuhnya

dilayani oleh pemerintah

5. Strategi ke lima adalah mengembangkan kapasitas sumber daya manusia, baik pada 

pemerintah maupun pemerintah daerah otonom disertai dengan meningkatkan eliteracy

masyarakat.

6. Strategi ke enam adalah melaksanakan pengembangan secara sistematik melalui 

tahapan yang realistik dan terukur Dalam pengembangan e-Government, dapat 

dilaksanakan dengan epat tingkatan yaitu, persiapan, pematangan, pemantapan dan

pemanfaatan.

7.11. Permasalahan e-Government di Indonesia

1. Knowledge level, hanya beberapa pejabat pemerintahan yang mengerti apa itu 

e-Government.

2. Organizational level, adanya sistem sentralisasi di pemerintahan membuat tidak bisa 

mendelegasikan kekuasaan pengambilan keputusan.

3. Financial level, terbatasnya dana untuk pengembangan e-Government dan 

pengembangan sistem berbasis proyek tidak dpat menjamin kelangsungan dari e￾Government itu sendiri.

4. Legal level, yaitu infrastruktur hukum untuk mendukung e-Government belum 

sepenuhnya diterapkan.

5. Management level, yaitu proyek-proyek e-Government biasanya tidak direncanakan 

dan dikelola dengan baik.

6. Technical level, keterbatasan sarana prasarana dan akses terhadap e-Government.

7. Cultur level, yaitu masih ada hambatan kecepatan perkembangan antara teknologi 

informasi dan komunikasi dan perubahan kebudayaan.

7.12. Bidang e-Government

1. Online Sevices adalah bagaimana pemerintah menjalankan fungsinya ke luar baik itu 

masyarakat maupun kepada pelaku bisnis. Tetapi yang terpenting disini adalah 

pemerintah menawarkan pelayanan yang lebih sederhana dan mudah kepada pihak 

yang terkait, contohnya seperti pembayaran retribusi, pajak properti atau lisensi.

2. Government Operations adalah kegiatan yang dilakukan dalam internal pemerintah, 

lebih khusus lagi adalah kegiatan yang dilakukan oleh pegawai pemerintah seperti 

electronic procurement, manajemen dokumen berbasiskan web, formulir elektronik 

dan hal-hal lain yang dapat disederhanakan dengan penggunaan internet.

Berdasarkan dua aspek di atas, maka jenis-jenis proyek e-Government dapat dibagi

menjadi tiga kelas utama, yaitu Publish, Interact dan Transact.

1. Publish

Jenis ini merupakan implementasi e-Government yang termudah karena selain

proyeknya yang berskala kecil, kebanyakan aplikasinya tidak perlu melibatkan

sejumlah sumber daya yang besar dan beragam. Di dalam kelas Publish ini yang terjadi 

adalah sebuah komunikasi satu arah, dimana pemerintah mempublikasikan berbagai 

data dan informasi yang dimilikinya untuk dapat secara langsung dan bebas diakses 

oleh masyarakat dan pihak-pihak lain yang berkepentingan melalui internet. Biasanya 

kanal akses yang dipergunakan adalah komputer atau handphone melalui medium 

internet, dimana alat-alat tersebut dapat dipergunakan untuk mengakses situs (website) 

departemen atau divisi terkait dimana kemudian user dapat melakukan browsing

(melalui link yang ada) terhadap data atau informasi yang dibutuhkan, beberapa contoh 

di bawah ini:

a. Para pengusaha dapat mengetahui prasyarat dan prosedur perijinan dalam 

mendirikan usaha.

b. Pelajar SMU dapat mengetahui informasi berbagai program studi yang ditawarkan 

oleh berbagai perguruan tinggi beserta prasyaratnya.

c. Masyarakat secara online dan real-time dapat mengetahui mekanisme pelayanan 

pembuatan KTP, KK dan pelayanan lainnya, serta dapat mengetahui hasil 

sementara pemilihan umum.

d. Ibu-ibu dapat memperoleh informasi mengenai cara hidup sehat dari situs

Departemen Kesehatan.

2. Interact

Pada kelas Interact telah terjadi komunikasi dua arah antara pemerintah dengan

mereka yang berkepentingan. Ada dua jenis aplikasi yang biasa dipergunakan. Yang

pertama adalah bentuk portal dimana situs terkait memberikan fasilitas searching bagi

mereka yang ingin mencari data atau informasi secara spesifik (pada kelas Publish,

user hanya dapat mengikuti link saja). Yang kedua adalah pemerintah menyediakan

kanal dimana masyarakat dapat melakukan diskusi dengan unit-unit tertentu yang

berkepentingan, baik secara langsung (seperti chatting, tele-conference, web-TV, dan

lain sebagainya) maupun tidak langsung (melalui email, frequent ask questions, 

newsletter, mailing list, dan lain sebagainya), beberapa contoh dibawah ini:

a. Perusahaan dapat melakukan Tanya jawab mengenai persyaratan tender untuk 

berbagai proyek yang direncakan pemerintah melalui e-mail, chatting atau 

guestbook.

b. Dosen dapat mencari informasi spesifik mengenai beasiswa lanjutan studi di luar

negeri yang dikoordinir oleh Dikti.

c. Masyarkat dapat menyampaikan keluhannya kepada pemerintah melalui mailing 

list atau e-mail atau berintaksi langsung melalui chatting.

d. Pasien dapat berkomunikasi gratis dengan dokter melalui keluhan penyakit yang 

dideritanya melalui web-TV (konsep tele-medicine).

3. Transact

Yang terjadi pada kelas ini adalah interaksi dua arah seperti pada kelas Interact,

hanya saja terjadi sebuah transaksi yang berhubungan dengan perpindahan uang dari

satu pihak ke pihak lainnya (tidak gratis, masyarakat harus membayar jasa pelayanan

yang diberikan oleh pemerintah atau mitra kerjanya). Aplikasi ini jauh lebih rumit

dibandingkan dengan dua kelas lainnya karena harus adanya sistem keamanan yang

baik agar perpindahan uang dapat dilakukan secara aman dan hak-hak privacy berbagai 

pihak yang bertransaksi terlindungi dengan baik, beberapa contoh di bawah ini:

a. Para wajib pajak dapat melakukan pembayaran pajak secara online.

b. Masyarakat dapat mengurus permohonan memperoleh KTP baru atau 

memperpanjangnya melalui internet.

c. Para pengusaha perkebunan, pertanian, maupun kehutanan dapat secara aktif 

melakukan jual beli produknya melalui bursa berjangka dari komputernya masing￾masing.

8.1. Definsi Enterprise Resource Planning (ERP)

ERP singkatan dari tiga elemen kata yaitu, Enterprise (perusahaan/organisasi), 

Resource (sumber daya), Planning (perencanaan). Tiga kata ini mencerminkan sebuah 

konsep yang berujung kepada kata kerja, yaitu “planning” yang berarti bahwa Enterprise 

Resource Planning (ERP) menekankan kepada aspek perencanaan. Enterprise Resource 

Planning (ERP) adalah sebuah sistem informasi perusahaan yang dirancang untuk 

mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan untuk 

proses bisnis lengkap. Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) didasarkan pada 

database pada umumnya dan rancangan perangkat lunak modular. Enterprise Resource 

Planning (ERP) merupakan software yang mengintegrasikan semua departemen dan fungsi

suatu perusahaan ke dalam satu system ystemr yang dapat melayani semua kebutuhan

perusahaan, baik dari departemen penjualan, HRD, produksi atau keuangan. Sistem 

Enterprise Resource Planning (ERP) didasarkan pada database pada umumnya dan 

rancangan perangkat lunak modular.

Definisi umum dari Enterprise Resource Planning (ERP) adalah suatu konsep 

untuk melakukan perencanaan dan pengeloaan sumber daya perusahaan, yakni dalam 

bentuk paket aplikasi program integrasi dan multi modul yang dibuat untuk melayani dan 

mendukung berbagai fungsi dalam perusahaan, menjadikan pekerjaan menjadi lebih efisien 

dan bisa memberikan pelayanan lebih untuk konsumen, yang di akhir bisa mendapatkan 

nilai tambah dan memberikan laba maksimal untuk seluruh pihak yang memiliki 

kepentingan atau perusahaan.

Syarat terpenting dari soistem Enterprise Resource Planning (ERP) adalah 

Integrasi. Integrasi yang dimaksud adalah menggabungkan berbagai kebutuhan pada satu

software dalam satu logical database, sehingga memudahkan semua departemen berbagi 

informasi dan berkomunikasi. Database yang ada dapat mengijinkan setiap departemen 

dalam perusahaan untuk menyimpan dan mengambil informasi secara real-time. Informasi 

tersebut harus dapat dipercaya, dapat diakses dan mudah disebarluaskan. Rancangan 

perangkat lunak modular harus berarti bahwa sebuah bisnis dapat memilih modul-modul 

yang diperlukan, dikombinasikan dan disesuaikan dari vendor yang berbeda, dan dapat 

menambahkan modul baru untuk meningkatkan unjuk kerja bisnis.

8.2. Konsep Enterprise Resource Planning (ERP)

Menurut OLS (2004), konsep dasar dari Enterprise Resource Planning (ERP)

adalah sebagai berikut:

1. Enterprise Resource Planning (ERP) tersusun atas paket software komersial yang bisa 

dijadikan jaminan integrasi yang mulus terhadap semua aliran informasi di perusahaan, 

mencakup keuangan, akuntansi, sumber daya manusia, rantai pasok, dan informasi 

konsumen (Davenport, 1998).

2. Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan paket sistem informasi yang 

bisa dikonfigurasikan, yang mengintegrasikan informasi dan proses yang memiliki 

basis informasi di dalam, dan melintas area fungsional dalam suatu organisasi (Kumar 

dan Van Hillsgerberg, 2000).

3. Satu basis data, satu aplikasi dan satu kesatuan antar muka di semua enterprise (Tadjer, 

1998)

8.3. Tujuan dan Peranannya dalam Organisasi

Tujuan sistem Enterprise Resource Planning (ERP) adalah untuk 

mengkoordinasikan bisnis organisasi secara keseluruhan. Enterprise Resource Planning 

(ERP) merupakan software yang ada dalam organisasi/perusahaan untuk:

1. Otomatisasi dan integrasi banyak proses bisnis.

2. Membagi database yang umum dan praktek bisnis melalui enterprise.

3. Menghasilkan informasi yang real-time.

4. Memungkinkan perpaduan proses transaksi dan kegiatan perencanaan.

8.4. Enterprise Resource Planning (ERP) dalam Klasifikasi Sistem Informasi

Dalam klasifikasi sistem informasi, Enterprise Resource Planning (ERP)

diilustrasikan sebagai berikut.

8.5. Kekuatan Enterprise Resource Planning (ERP) Integrated

Konsep Enterprise Resource Planning (ERP) dapat dijalankan dengan baik, jika 

didukung dengan seperangkat aplikasi dan didukung dengan seperangkat aplikasi dan 

infrastruktur komputerinfrastruktur komputer baik software dan hardware sehingga 

pengelolaan data dan informasi dapat dilakukan dengan mudah dan terintegrasi.

8.6. Evolusi Aplikasi Enterprise Resource Planning (ERP)

1. Tahap I : Material Requirement Planning (MRP)

Merupakan cikal bakal dari Enterprise Resource Planning (ERP), dengan konsep 

perencanaan kebutuhan material.

2. Tahap II: Close-Loop Material Requirement Planning (MRP)

Merupakan sederetan fungsi dan tidak hanya terbatas pada Material Requirement 

Planning (MRP), terdiri atas alat bantu penyelesaian masalah prioritas dan adanya 

rencana yang dapat diubah atau diganti jika diperlukan.

3. Tahap III: Manufakturing Resource Planning (MRP II)

Merupakan pengembangan dari Close-Loop Material Requirement Planning (MRP)

yang ditambahkan tiga elemen, yaitu perencanaan penjualan dan operasi, antarmuka 

keuangan dan simulasi analisis dari kebutuhan yang diperlukan.

4. Tahap IV: Enterprise Resource Planning (ERP)

Merupakan perluasan dari Manufakturing Resource Planning (MRP II) yaitu 

perluasan pada beberapa proses bisnis di antaranya integrasi keuangan, rantai pasok 

dan meliputi lintas batas fungsi organisasi dan juga perusahaan dengan dilakukan 

secara mudah.

5. Tahap V: Extended Enterprise Resource Planning (ERP II)

Merupakan perkembangan dari Enterprise Resource Planning (ERP) yang diluncurkan 

tahun 2000, serta lebih kompleks dari Enterprise Resource Planning (ERP)

sebelumnya.

Resource Planning (ERP) setidaknya:

1. Keuangan

Dalam menjalankan operasionalnya setiap lembaga memiliki beban biaya yang

dikeluarkan untuk investasi aktiva tetap, sewa dan gedung. Dalam modul ini 

mendukung pekerjaan pengadaan, pemeliharaan, penjualan/penghapusan, penarikan 

hingga depresiasi nilai aktiva.

2. Logistik

Modul logistik secara fungsional digunakan untuk memproses pengadaan, penjualan 

dan distribusi logistik yang digunakan oleh perusahaan.

3. Sumber Daya Manusia

SDM merupakan aset terbesar perusahaan yang memerlukan pengelolaan yang baik 

dan terukur dari mulai perekrutan, penjadualan dan pemrosesan gaji. Yang dikelola 

dalam modul SDM yaitu pembayaran gaji, manajemen tugas, ongkos tugas luar kantor,

bonus/kompensasi, perekrutan hingga perencanaan kebutuhan tenaga kerja.

4. Business Process Support

Setiap perusahaan selalu terkait dengan masalah manajemen arus kerja dan solusi

industri. Kedua hal tersebut digunakan sebagai kendali atas setiap unit fungsi yang ada

di dalam perusahaan.

5. Rantai Pasokan (Supply Chain Management)

Supply Chain Management (SCM) adalah modul yang menjadi fokus yang mutakhir 

dalam pengembangan sistem Enterprise Resource Planning (ERP). Penerapan Supply 

Chain Management (SCM) yang baik dengan memanfaatkan Internet adalah solusi 

yang sangat efektif dalam penghematan biaya perusahaan.

6. Dukungan E-Commerce

Transaksi elektronik yang terintegrasi melalui media Internet adalah tren masa kini 

yang mendorong terjadinya proses bisnis komersial yang efektif. Dengan dukungan 

ecommerce yang baik maka produsen dapat langsung berhadapan dengan pengguna

akhirnya yang berakibat pada pemotongan biaya yang cukup signifikan.

8.7. Pendekatan Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP)

Ada tiga jenis pendekatan untuk melakukan implementasi Enterprise Resource 

Planning (ERP), yaitu:

1. The Big Bang

Strategi penerapan seluruh modul dalam paket ERP secara simultan di seluruh

perusahaan. Kelebihannya :

a. Hanya memerlukan sedikit interface antara sistem lama dan sistem baru.

b. Hangat efisien dari segi waktu dan hasilnya optimal.

Kekurangannya :

Implementasi yang kompleks sehingga resiko kegagalan tinggi.

2. Step by Step (Phased Approach)

Melakukan implementasi sedikit demi sedikit. Tahap selanjutnya berkonsentrasi

mengimplementasikan modul yang terkait. Keseluruhan proses bisnis harus terlebih

dahulu disiapkan.

Kelebihannya :

a. Kompleksitas dapat dikurangi.

b. Memungkinkan terjadinya perbaikan proyek yang akan datang akibat konsultasi 

internal.

c. Ongkos tidak terlalu membebani.

Kekurangan :

a. Waktu implementasi keseluruhan lebih panjang.

b. Manfaat ERP hanya dapat dirasakan sedikit demi sedikit akibatnya hasil tidak

optimal.

3. Small Bang (Pilot Approach)

Pembuatan model implementasi pada salah satu site atau fungsi perusahaan sebagai 

pilot project dan diteruskan ke fungsi atau site yang terkait.

Kelebihannya :

a. Biaya relatif rendah.

b. Kompleksitas berkurang.

Kekurangannya :

Membutuhkan banyak customisasi akibat adanya operasi spesifik antar site.

8.8. Keuntungan dan Kelemahan Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP)

1. Keuntungan Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP)

a. Integrasi antara area fungsional yang berbeda untuk meyakinkan komunikasi, 

produktifitas dan efisiensi yang tepat.

b. Rancangan Perekayasaan.

c. Pelacakan pemesanan dari penerimaan sampai fulfillment.

d. Mengatur saling ketergantungan dari proses penagihan material yang kompleks.

e. Pelacakan tiga cara yang bersesuaian antara pemesanan pembelian, penerimaan 

inventori dan pembiayaan.

f. Akuntasi untuk keseluruhan tugas: melacak pemasukan, biaya dan keuntungan pada

level inti.

2. Kelemahan Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP)

a. Terbatasnya kustomisasi dari perangkat lunak Enterprise Resource Planning 

(ERP).

b. Sistem ERP sangat mahal.

c. Perekayasaan kembali proses bisnis untuk menyesuaikan dengan standar industri 

yang telah dideskripsikan oleh sistem Enterprise Resource Planning (ERP)dapat 

menyebabkan hilangnya keuntungan kompetitif.

d. Enterprise Resource Planning (ERP) sering terlihat terlalu sulit untuk beradaptasi 

dengan alur kerja dan proses bisnis tertentu dalam beberapa organisasi.

e. Sistem dapat terlalu kompleks jika dibandingkan dengan kebutuhan dari pelanggan.

f. Data dalam sistem ERP berada dalam satu tempat, contohnya : pelanggan, data 

keuangan. Hal ini dapat meningkatkan resiko kehilangan informasi sensitif, jika

terdapat pembobolan sistem keamanan.

8.9. Manfaat Menggunakan Enterprise Resource Planning (ERP)

Berikut ini adalah sebagian kecil manfaat dengan diaplikasikannya Enterprise 

Resource Planning (ERP) bagi perusahaan:

1. Integrasi Data Keuangan

Untuk mengintegrasikan data keuangan sehingga top management bisa melihat dan

mengontrol kinerja keuangan perusahaan dengan lebih baik.

2. Standarisasi Proses Operasi

Menstandarkan proses operasi melalui implementasi best practice sehingga terjadi

meningkatkan produktivitas, penurunan inefesiensi dan peningkatan kualitas produk.

3. Stadarisasi Data dan Informasi

Menstandarkan data dan informasi melalui keseragaman pelaporan, terutama untuk

perusahaan besar yang biasanya terdiri dari banyak business unit dengan jumlah dan

jenis bisnis yang berbeda-beda.

8.10. Tips Memilih Enterprise Resource Planning (ERP)

Berikut adalah beberapa tips bagaimana cara memilih Enterprise Resource 

Planning (ERP) yang sesuai bagi perusahaan:

1. Knowledge and Experience

Knowledge adalah pengetahuan tentang bagaimana cara sebuah proses seharusnya

dilakukan, jika segala sesuatunya berjalan lancer. Experience adalah pemahaman

terhadap kenyataan tentang bagaimana sebuah proses seharusnya dikerjakan dengan

kemungkinan munculnya permasalahan. Knowledge tanpa experience menyebabkan

orang membuat perencanaan yang terlihat sempurna tetapi kemudian terbukti tidak bisa 

diimplementasikan. Experience tanpa knowledge bisa menyebabkan terulangnya atau 

terakumulasinya kesalahan dan kekeliruan karena tidak dibekali dengan pemahaman 

yan cukup.

2. Selection Methodology

Ada struktur proses seleksi yang sebaiknya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan

perusahaan dalam memilih Enterprise Resource Planning (ERP). Proses seleksi tidak 

harus selalu rumit agar efektif. Yang penting organized, focused dan simple. Proses 

seleksi ini biasanya berkisar antara 5- 6 bulan sejak dimulai hingga penanda tanganan 

order pembelian Enterprise Resource Planning (ERP).

3. Analisa Strategi Bisnis

a. Bagaimana level kompetisi di pasar dan apa harapan dari customer?

b. Adakah keuntungan kompetitif yang ingin dicapai?

c. Apa strategi bisnis perusahaan dan objectives yang ingin dicapai?

d. Bagaimana proses bisnis yang sekarang berjalan dibandingkan dengan proses bisnis 

yang diinginkan?

e. Adakah proses bisnis yang harus diperbaiki?

f. Apa dan bagaimana prioritas bisnis yang ada dan adakah rencana kerja yang 

disusun untuk mencapai objektif dan prioritas tersebut?

g. Target bisnis seperti apa yang harus dicapai dan kapan?

4. Analisa People

a. Bagaimana comitment to management terhadap usaha untuk implementasi 

Enterprise Resource Planning (ERP?

b. Siapa yang akan mengimplementasikan Enterprise Resource Planning (ERP) dan 

siapa yang akan menggunakannya?

c. Bagaimana komitmen dari tim implementasi?

d. Apa yang diharapkan para calon user terhadap Enterprise Resource Planning 

(ERP)?

e. Adakah Enterprise Resource Planning (ERP) Champion yang menghubungkan 

top management dengan tim?

f. Adakah konsultan dari luar yang disiapkan untuk membantu proses persiapan?

g. Analisa infrastruktur.

h. Bagaimanakah kelengkapan infrastruktur yang sudah ada (overall networks, 

permanent office systems, communication system dan auxiliary system)?

i. Seberapa besar budget untuk infrastruktur?

j. Apa infrastruktur yang harus disiapkan?

5. Analisa Software

a. Apakah software tersebut cukup fleksibel dan mudah disesuaikan dengan kondisi

perusahaan?

b. Apakah ada dukungan service dari supplier, tidak hanya secara teknis tapi juga 

untuk kebutuhan pengembangan sistem di kemudian hari?

c. Seberapa banyak waktu untuk implementasi yan tersedia?

d. Apakah software memiliki fungsi yang bisa meningkatkan proses bisnis

perusahaan?

Berikut beberapa software Enterprise Resource Planning (ERP) yang saat ini 

beredar, baik yang berlisensi maupun open source:

1. SAP

2. JDE

3. BAAN

4. MFGPro

5. Protean

6. Compiere

7. Adempiere

Definsi Customer Relationship Management (CRM)

1. Menurut Kotler dan Keller (2008), Customer Relationship Management (CRM) adalah 

proses mengelola informasi rinci tentang pelanggan perorangan dan semua titik kontak 

pelanggan secara seksama untuk memaksimalkan loyalitas pelanggan.

2. Menurut Yahya (2008), Customer Relationship Management (CRM) adalah sebuah 

strategi bisnis menyeluruh dalam suatu perusahaan yang memungkinkan perusahaan 

tersebut secara efektif bisa mengelola hubungan dengan para pelanggan. Dengan 

demikian melalui Customer Relationship Management (CRM) perusahaan dapat 

melakukan pendekatan sehingga dapat menarik sejumlah informasi mengenai 

kebutuhan dan keinginan pelanggan.

3. Menurut Newell, Customer Relationship Management (CRM) adalah sebuah 

modifikasi dan pembelajaran perilaku konsumen setiap waktu dari setiap interaksi, 

perlakuan terhadap pelanggan dan membangun kekuatan antara konsumen dan

perusahaan.

4. Menurut Tunggal (2008), Customer Relationship Management adalah suatu strategi 

untuk mengidentifikasi, menarik, dan mempertahankan konsumen yang paling bernilai 

bagi perusahaan. Customer Relationship Management (CRM) berkonsentrasi pada apa 

yang konsumen nilai, bukan pada apa yang perusahaan ingin jual.

5. Menurut Kalakota dan Robinson (2001), pengertian Customer Relationship 

Management (CRM) adalah integrasi dari strategi penjualan, pemasaran, dan pelayanan 

yang terkoordinasi.

6. Laudon dan Traver, Customer Relationship Management (CRM) adalah proses 

menyimpan informasi pelanggan dan merekam seluruh kontak yang terjadi antara pelanggan dan perusahaan, serta membuat profil pelanggan untuk staf perusahaan yang 

memerlukan informasi tentang pelanggan tersebut.

7. Menurut Heru (2003), Customer Relationship Management (CRM) adalah usaha 

sebuah perusahaan untuk berkonsentrasi menjaga konsumen (supaya tidak lari ke 

pesaing) dengan mengumpulkan segala bentuk interaksi konsumen baik itu lewat 

telepon, email, masukan di situs atau hasil pembicaraan dengan staf sales dan 

marketing, atau Customer Relationship Management (CRM) adalah sebuah strategi 

bisnis menyeluruh dari suatu perusahaan yang memungkinkan perusahaan tersebut 

secara efektif bisa mengelola hubungan dengan para konsumen.

9.2. Manfaat dari Customer Relationship Management (CRM)

Manfaat Customer Relationship Management (CRM) berdasarkan (Tunggal, 2000) 

adalah:

1. Mendorong Loyalitas Pelanggan

Aplikasi Customer Relationship Management (CRM) memungkinkan perusahaan untuk 

mendayagunakan informasi dari semua titik kontak dengan pelanggan baik melalui 

website, call center, maupun melalui staff pemasaran dan pelayanan di lapangan. 

Konsistensi dan kemudahan mengakses dan menerima informasi memungkinkan 

penjualan dan pelayanan yang lebih baik dengan menggunakan berbagai informasi 

penting mengenai pelanggan tersebut.

2. Mengurangi Biaya

Dengan kemampuan swalayan dalam penjualan dan pelayanan pelanggan, ada biaya

yang dapat dikurangi, semisal dengan memanfaatkan teknologi website. Aplikasi

Customer Relationship Management (CRM) juga memungkinkan penjualan dan 

pelayanan yang lebih murah dalam sebuah skema program pemasaran yang spesifik 

dan terfokus. Tertuju ke pelanggan yang tepat dan pada waktu yang tepat pula.

3. Meningkatkan Efisiensi Operasional

Kemudahan proses penjualan dan proses layanan dapat mengurangi risiko turunnya

kualitas pelayanan dan mengurangi beban cashflow, penggunaan teknologi website dan 

call center misalnya, akan mengurangi hambatan birokrasi dan biaya serta proses 

administrasi yang mungkin timbul.

4. Peningkatan Time to Market

Aplikasi Customer Relationship Management (CRM) memungkinkan perusahaan 

membawa produk ke pasar dengan lebih cepat dengan informasi pelanggan yang lebih 

baik, adanya data tren pembelian oleh pelanggan, sampai integrasi dengan aplikasi 

Enterprise Resource Planning (ERP) untuk keperluan perencanaan yang lebih baik. 

Dengan kemampuan penjualan di website, hambatan waktu, geografis sampai 

ketersediaan sumber data dapat dikesampingkan untuk mempercepat penjualan produk 

tersebut.

5. Peningkatan Pendapatan

Aplikasi Customer Relationship Management (CRM) menyediakan informasi untuk 

meningkatkan pendapat dan keuntungan perusahaan. Melalui aplikasi CRM, 

perusahaan dapat melakukan penjualan dan pelayanan melalui website sehingga 

terbuka peluang penjualan secara global tanpa perlu menyediakan upaya khusus untuk 

mendukung penjualan dan pelayanan.

9.3. Sasaran dari Customer Relationship Management (CRM)

Sasaran dari Customer Relationship Management (CRM) adalah untuk 

meningkatkan pertumbuhan jangka panjang dan profitabilitas perusahaan melalui 

pengertian yang lebih baik terhadap kebiasaan pelanggan dan tujuan utama dari Customer 

Relationship Management (CRM). Menarik pelanggan baru, mempertahankan pelanggan 

lama, mengurangi biaya pemasaraan dan pelayanan pelanggan. Selain tujuan tersebut juga 

terdapat tujuan lain dari Customer Relationship Management (CRM) seperti :

1. Menyediakan barang dan jasa yang benar-benar dibutuhkan pelanggan.

2. Menyediakan pelayanan pelanggan yang lebih baik.

3. Penjualan barang yang lebih baik.

9.4. Alasan Pentingnya Customer Relationship Management (CRM)

Customer Relationship Management (CRM) sangat penting bagi perusahaan, hal ini 

disebabkan karena:

1. Tingkat persaingan global antar perusahaan kian besar.

2. Fakta bahwa untuk mendapatkan pelanggan baru bisa 10 kali biaya untuk menjaga 

pelanggan yang sudah ada.

3. Tren bisnis saat ini yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan loyalitas 

pelanggan ke perusahaan kita.

4. Banyaknya konsumen yang menginginkan pelayanan purna jual.

5. Pengguna Customer Relationship Management (CRM) bisa dari perusahaan/bidang 

usaha berskala kecil sampai ke perusahaan berskala besar.

9.5. Tahapan Customer Relationship Management (CRM)

Beberapa tahapan Customer Relationship Management (CRM) menurut Strauss 

(2001):

1. Mengidentifikasi Customer

Informasi adalah penggerak CRM. Perusahaan mendapatkan informasi mengenai

individual customer dari berbagai sumber ( personal maupun automated) seperti force, 

customer service encounter, bar code scanners dan website. Semakin banyak informasi

yang dimiliki perusahaan, semakin baik nilai yang bisa disediakan bagi setiap customer

dan calon customer dalam hal keakuratan, ketepatan waktu dan dapat

memberikanpenawaran yang masuk akal.

2. Membedakan Customer

Customer memiliki kebutuhan yang berbeda. Internet memungkinkan perusahaan 

untuk mengumpulkan informasi untuk mengidentifikasikan berbagai kesamaan 

maupun perbedaan individu dan kelompok, kemudian menggunakannya untuk 

meningkatkan keuntungan. Customer Relationship Management (CRM) 

memungkinkan perusahaan untuk menggunakan sumber daya yang ada dan 

menerapkannya secara tidak sama terhadap customer yang paling menguntungkan. 

Ide yang baru ialah bahwa teknologi memungkinkan perusahaan untuk

mengidentifikasi high-value customer sehingga bisa memberikan penawaran secara 

real-time. 

3. Menyesuaikan Marketing

Bila perusahaan telah mengidentifikasi dan membedakan customer berdasarkan

karakteristik, behavior, kebutuhan atau nilai, perusahaan kemudian bisa menyesuaikan

penawaran terhadap berbagai segmen atau individu.

9.6. Fase-Fase Customer Relationship Management (CRM)

Menurut Kalakota dan Robinson (2001), ada tiga fase Customer Relationship 

Management (CRM), yaitu:

1. Mendapatkan Pelanggan Baru (Acquiring New Customer)

Untuk mendapatkan pelanggan baru dengan cara:

a. Melakukan promosi terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan, memberikan 

kesan pertama yang baik kepada pelanggan karena akan mempengaruhi penilaian 

kepada perusahaan.

b. Memberikan kenyamanan pada pelanggan dalam membeli produk yang mereka 

butuhkan, misalnya dengan merespon dengan cepat terhadap keinginan pelanggan 

juga ketepatan waktu dalam pengiriman barang pesanan. Tujuannya adalah

menawarkan produk yang baik dengan pelayanan yang memuaskan.

2. Meningkatkan Profitabilitas Pelanggan yang Telah Dimiliki Perusahaan 

(Enhancing the Profitability of Existing Cost)

Perusahaan harus menciptakan hubungan yang erat dengan pelanggandengan cara

perusahaan mendengarkan keluhan dan meningkatkan pelayanan. Hubungan dengan

pelanggan dapat ditingkatkan dengan cara:

a. Cross-selling, sebuah strategi penjualan yang menawarkan barang pelengkap dari 

barang yang telah dimilikinya.

b. Up-selling, adalah menawarkan barang yang sama tetapi dengan kualitas yang lebih

baik.

3. Mempertahankan Pelanggan Potensial (Retaining Profitable Customer for Life)

Mempertahankan pelanggan potensial yaitu dengan cara:

a. Menyediakan waktu untuk mendengarkan kebutuhan pelanggan, termasuk ketidak 

puasan pelanggan terhadap produk atau pelayanan perusahaan.Sehingga dapat 

dimanfaatkan untuk peningkatan pelayanan.

b. Memberikan pelayanan dan aplikasi pendukung yang bermanfaat sehingga 

hubungan dengan pelanggan dapat tetap terpelihara.

9.7. Prinsip Dasar Customer Relationship Management (CRM)

Pengambilan data input berupa data profil dari semua pelanggan dan memberikan

informasi yang sesuai kepada pelanggan berupa informasi tentang customer history, 

kebutuhan-kebutuhan pasar dan isu-isu lain seputar perkembangan pasar. Prinsip customer 

relationship management (CRM) terletak pada kemauan bisnis untuk meningkatkan 

loyalitas dan kepuasan pelanggan tanpa menambah beban biaya dan waktu. Customer 

Relationship Management (CRM) merupakan suatu solusi yang relevan dalam penerapan

investasi teknologi informasi di masa kini. Jika perusahaan tidak dapat memahami siapa

pelanggan, dan apa yang mereka butuhkan, maka tidak dapat mempertahankan mereka

sebagai pelanggan yang setia. Jika perusahaan tidak mampu mempertahankan pelanggan,

maka tidak dapat bertahan dan memenangkan persaingan bisnis (Toedt, 2014).

9.8. Tujuan Customer Relationship Management (CRM)

Ada tiga tujuan utama dari Customer Relationship Management (CRM) yaitu:

1. Meningkatkan hubungan antara perusahaan dengan pelanggan yang sudah ada untuk 

meningkatkan pendapatan perusahaan. Menyediakan informasi yang lengkap mengenai 

pelanggan untuk memaksimalkan jalinan hubungan pelangan dengan perusahan 

melalui penjualan secara up-selling dan cross-selling, dengan demikian pada saat yang 

bersamaan dapat meningkatkan keuntungan dengan cara mengidentifikasikan, menarik

serta mempertahankan pelanggan yang paling memberikan nilai tambah bagi 

perusahaan.

2. Menggunakan informasi yang terintegrasi untuk menghasilkan pelayanan yang paling 

memuaskan dengan memanfaatkan informasi pelanggan untuk memenuhi kebutuhan 

pelanggan sehingga dapat menghemat waktu pelanggan dan mengurangi frustasi.

3. Menghasilkan konsistensi dalam prosedur dan proses saluran jawaban kepada

pelanggan.

9.9. Fungsi Customer Relationship Management (CRM)

Apapun bentuk dari Customer Relationship Management (CRM), sistem dari 

Customer Relationship Management (CRM) tersebut harus bisa menjalankan fungsi 

sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi berbagai faktor penting bagi pelanggan.

2. Memiliki falsafah customer-oriented (customer centric).

3. Dapat melayani dan menangani keluhan pelanggan.

4. Membuat dasar pengukuran berdasarkan sudut pandang pelanggan.

5. Memberikan dukungan pelanggan yang sempurna.

6. Mencatat dan mengikuti semua aspek dalam penjualan.

7. Menyediakan informasi holistik mengenai informasi layanan dan penjualan dari 

pelanggan.

9.10. Tipe-Tipe Customer Relationship Management (CRM)

1. Operasional

Operational Customer Relationship Management (CRM) memberikan dukungan untuk 

proses bisnis di front office, seperti untuk penjualan, pemasaran dan staf pelayanan. 

Interaksi dengan pelanggan biasanya disimban dalam sejarak kontak pelanggan dan 

staf dapat melihat kembali informasi pelanggan ketika dibutuhkan. Dengan sejarah 

kontak pelanggan ini, staf dapat dengan cepat memperoleh informasi penting. Dapat 

meraih pelanggan dalam waktu dan tempat yang tepat merupakan sesuatu yang sangat 

diinginkan.

2. Penjualan

Untuk penjualan biasa digunakan Sales Force Automation (SFA). Sales Force 

Automation (SFA) membantu untuk otomatisasi aktivitas yang terkait dengan staf 

penjualan, seperti untuk penjadwalan menghubungi pelanggan, pengiriman surat kertas 

maupun elektronik ke pelanggarn, menelusuri respon pelanggan, membuat laporan, 

menilai tingkat penjualan, proses order penjualan otomatis.

3. Analitik

Analytical Customer Relationship Management (CRM) menganalisis data pelanggan 

untuk berbagai tujuan seperti merancang dan menjalankan kampanye target pemasaran, 

termasuk melakukan cross selling, up-selling, sistem informasi manajemen untuk 

forecasting keuangan dan analisis profitabilitas pelanggan.

4. Intelijen Penjualan

Intelijen Penjualan atau Sales Intelligence dalam Customer Relationship Management 

(CRM) adalah sejenis dengan Analytical Customer Relationship Management (CRM), 

tetapi ditekankan lebih jauh untuk piranti penjualan langsung dengan fitur untuk 

mencari peluang cross-selling/up-selling/switch-selling, kinerja penjualan, 

kecenderungan pelanggan, margin pelanggan.

5. Manajemen Kampanye

Campaign management mengkombinasikan elemen antara Customer Relationship 

Management (CRM) operasional dan analitik agar dapat menjalankan fungsi 

pembentukan kelompok target dengan kriteria tertentu menggungakan data pelanggan,

mengirimkan materi yang terkait dengan kampanye produk untuk calon tertentu 

menggunakan berbagai saluran seperti e-mail, telephone, SMS, dan surat, menelusuri, 

menyimpan dan menganalisis statistik kampanye.

6. Kolaboratif

Collaborative Customer Relationship Management (CRM) mencakup aspek-aspek 

yang ditangani korporasi yang terkait dengan pelanggan pada berbagai departemen 

seperti pada bagian penjualan, dukungan teknis, dan pemasaran. Staf dari berbagai 

departemen pada korporasi yang sama dapat saling bertukar dan berbagi informasi 

yang dikumpulkan ketika berinteraksi dengan pelanggan. Customer Relationship 

Management (CRM) jenis ini bertujuan untuk menggunakan informasi yang 

dikumpulkan secara bersama di semua departemen untuk peningkatkan kualitas 

pelayanan yang diberikan.

9.11. Implementasi Software/Aplikasi Customer Relationship Management (CRM)

Terdapat 3 aspek penting yang perlu dibenahi perusahaan dalam proses 

implementasi Customer Relationship Management (CRM) :

1. Orang 

Dalam aspek orang, biasanya meliputi internalisasi cara berpikir orang tentang

bagaimana melayani konsumen. Sehingga memerlukan orang-orang yang professional

dan dapat mengerti dari visi implementasi Customer Relationship Management (CRM)

dengan jelas terlebih dahulu dan dipahami secara benar oleh semua karyawan dalam 

perusahaan. Selanjutnya adalah aspek kesiapan dari sisi pengetahuan dan keterampilan. 

Perusahaan juga perlu mengadakan pelatihan-pelatihan dan proses belajar yang 

membuat karyawan lebih siap dalam proses implementasi Customer Relationship 

Management (CRM).

2. Proses dan Prosedur 

Dari sisi proses dan prosedur, perusahaan harus mendefinisikan secara lebih jelas target 

market yang akan dibidik dan prosedur perusahaan secara lebih rinci dalam melayani 

konsumen. Hal ini penting agar karyawan yang berhubungan langsung dengan 

konsumen memiliki aturan yang jelas tentang bagaimana melayani pelanggan mereka. 

Selain itu, satu hal yang terpenting juga adalah bagaiman perusahaan menghubungkan 

antara kepuasan pelanggan dengan kinerja karyawan. Artinya, tidak hanya menjadi slogan dan jargon di dalam perusahaan, tetapi proses layanan pelanggan menjadi sistem 

yang harus dijalankan oleh seluruh karyawan.

3. Sistem dan Teknologi

Merupakan strategi pemilihan dan pengembangan teknologi Customer Relationship 

Management (CRM). Perusahaan perlu membuat cetak biru tentang teknologi 

Customer Relationship Management (CRM) seperti apa yang akan digunakan, dan 

bagaiman proses implementasinya, melakukan training, dan penerapannya yang 

berhubungan dengan sistem yang sudah ada sekarang.

Pada aspek implementasi ini, sebelum mengimplementasikan ke seluruh 

perusahaan, perlu dilakukan proyek percontohanimplementasi yang dievaluasi secara 

intensif dan menyeluruh. Proyek percontohan ini sangat penting agar menjaga proses 

implementasi keseluruhan dapat berjalan dengan sukses. Implementasi Customer 

Relationship Management (CRM) setidaknya juga harus memiliki elemen-elemen berikut:

1. Otomatisasi Pemasaran

Pemasaran dapat dilakukan secara otomatisasi tanpa perlu bertransaksi langsung antara 

customer dengan produsen. Atau cara pembayaran yang tidak perlu langsung 

membawa uang cash.

2. Pusat Pelayanan (Call Center)

Fungsinya antara lain untuk mengetahui kebiasaan konsumen, menerima keluhan dari 

para pelanggan sehingga data tersebut bisa digunakan untuk memperbaiki kualitas 

pelayanan dan produknya serta mengumpulkan customer history.

3. Penggudangan Data (Data Warehousing)

Informasi tentang pelanggan harus dilakukan dalam satu system terpadu. Hasil analisa 

harus mampu menampilkan petunjuk-petunjuk tertentu tentang pelanggan sehingga staf 

penjualan dan marketing mampu melakukan kampanye terfokus terhadap grup 

pelanggan tertentu. Nantinya gudang data ini juga harus mampu menaikkan volume 

penjualan.

4. Pencarian Data dan Analisa Proses Secara Online

Data yang telah terkumpul akan dipisah-pisahkan menurut kualifikasinya dan 

selanjutnya data akan disimpan dalam sistem yang bisa diakses secara online, sehingga 

bila sewaktu-waktu data tersebut diperlukan dapat bisa segera diperoleh.

5. Pengambilan Keputusan dan Alat Pelaporan

Jika sudah dilakukan hal-hal tersebut di atas maka diharapkan proses pengambilan 

keputusan dapat dilakukan secara lebih bijak karena perusahaan telah memiliki data 

yang cukup untuk menentukan langkah yang harus dilaksanakan oleh perusahaan 

selanjutnya, misalnya penjualan dengan sistem cross selling dan hasil penjualannya 

dapat dilihat apakah sesuai dengan keinginan konsumen dan bisa menaikkan 

keuntungan perusahaan.

9.12. Consumer Relationship System (CRS)

Consumer Relationship System (CRS) meliputi aspek-aspek perjanjian perusahaan 

dengan pelanggan yang ditangani oleh pusat kontak consumer affair dan customer 

relations dalam sebuah perusahaan. Perwakilan ini menangani kontak dari pelanggan dan 

konsumen. Peringatan awal dapat diberikan sesuai denga isu produk contohnya 

pengembalian item yang dibeli dan dapat dilacak sentimen konsumen saat ini.

9.13. Cara membuat Customer Relationship Management (CRM) Berhasil

Langka-langkah dalam membuat Customer Relationship Management (CRM) agar 

berhasil yang umum dilakukan, yaitu:

1. Perencanaan bisnis yang matang.

2. Mendefinisikan tujuan dan sasaran dari penerapan Customer Relationship Management 

(CRM).

3. Menentukan batasan-batasan dari Customer Relationship Management (CRM) menurut 

strategi yang ditetapkan.

4. Menentukan parameter dan standar pengukuran keberhasilan penerapan Customer 

Relationship Management (CRM).

5. Menentukan standar aturan penanganan strategi berdasarkan informasi dari sistem

Customer Relationship Management (CRM) seperti perubahan, perbaikan dan 

pemantapan strategi.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan penerapan sistem Customer 

Relationship Management (CRM), yaitu:

1. Sasaran yang akan ingin dicapai bersifat jangka panjang.

2. Sesuai dengan sasaran yang telah ditentukan perusahaan.

3. Hasil yang dicapai dapat menjadi sasaran kunci bagi bisnis perusahaan.

4. Penerapan Customer Relationship Management (CRM) dapat mengurangi biaya 

perusahaan secara keseluruhan.

5. Nilai resiko akibat penerapan Customer Relationship Management (CRM).

9.14. Kendala Dalam Customer Relationship Management (CRM)

Kendala yang kadang kala terjadi pada Customer Relationship Management (CRM)

antara lain:

1. Pada aplikasi teknologi informasi, terbuangnya fitur atau kelebihan-kelebihan yang 

ditawarkan teknologi informasi dengan percuma.

2. Pelanggan tetap mengeluh.

3. Hubungan dengan pelanggan tetap transaksional.

4. Tidak ada peningkatan efisiensi.

5. Staf sales dan marketing masih salaing menyembunyikan data.

6. Keuntungan perusahaan masih stagnan.

9.15. Implementasi Customer Relationship Management (CRM)

Hal yang terpenting dan mendasar pada Customer Relationship Management 

(CRM) adalah integrasi semua data bisnis pelanggan ke dalam suatu sistem sehingga 

mempermudah perusahaan dalam hal mengolah, mengidentifikasi dan menjaga hubungan 

dengan konsumen. Dengan demikian dapat dilakukan pemetaan dan pelaksanaan 

pemasaran dengan efektif dan efisien yang sesuai dengan tujuan organisasi. Kesuksesan 

dan pemanfaatan aplikasi Customer Relationship Management (CRM) dipengaruhi oleh

banyak faktor baik secara teknis maupun non teknis. Perlu aspek lain selain aplikasi 

customer relationship management (CRM) itu sendiri. 

Menurut Chen dan Popovich (2003) terdapat tiga elemen utama yang menjadi 

kunci keberhasilan penerapan Customer Relationship Management (CRM) yaitu people, 

process dan technology. Ketiga hal tersebut tidak dapat dilakukan secara sendiri-sendiri. 

Di mana ketiga hal ini akan bergantung satu sama lain sehingga tercipta suatu strategi 

bisnis yang baik. 

1. People

Aspek SDM (people) yaitu meliputi cara berpikir orang tentang bagaimana melayani

pelanggan (profesionalisme). Smua orang yang berhubungan dengan pelanggan baik 

dari level tertinggi suatu perusahaan sampai dengan level yang berhubungan dengan

pelanggan secara langusung harus memiliki pikiran sama yaitu bagaimana melayani

pelanggan dengan sebaik-baiknya. Tujuan dari implementasi Customer Relationship 

Management (CRM) harus jelas, sehingga mudah dipahami oleh karyawan.

2. Process

Aspek process yaitu proses berlangsungnya kegiatan di suatu perusahaan yang diatur

melalui sistem dan didefisinikan secara jelas melalui prosedur terstandarisasi sebagai

acuan karyawan dalam melayani pelanggan (proses dan prosedur). Perusahaan harus

kembali menata ulang proses bisnis yang telah ada agar sesuai dengan inisiatif 

Customer Relationship Management (CRM). Mendefinisikan secara jelas konsumen 

yang akan dibidik merupakan hal penting agar karyawan yang berinteraksi langsung 

dengan konsumen memiliki acuan yang jelas dan terstandarisasi bagaimana melayani 

pelanggan mereka.

3. Technology

Aspek technology yaitu strategi pengembangan teknologi Customer Relationship 

Management (CRM) dan proses implementasi. Perusahaan harus memilih teknologi 

yang baik dan tepat mendukung aspek proses. Hal ini terkait dengan strategi pemilihan 

dan pengembangan teknologi Customer Relationship Management (CRM). Perlu 

dilakukan langkah-langkah implementasi yang berbentuk pilot project terlebih dahulu, 

agar kelak implementasi secara menyeluruh dapat berjalan dengan sukses seperti yang 

diharapkan.

Aplikasi teknologi Customer Relationship Management (CRM) menghubungkan 

front office (sales, marketing dan customer service) dan back office (financial, 

operasional, logistik dan sumber daya manusia) dengan touch point pelanggan perusahaan 

(Fickel, 1999). Touch points perusahaan termasuk di dalamnya adalah internet, email, 

penjualan, email, telemarketing, call center, iklan, fax, pagers, stores dan kiosk. Sering 

kali, touch point perusahan dikontrol oleh sistem informasi terpisah dari sistem informasi 

yang utama. Customer Relationship Management (CRM) berfungsi untuk 

mengintegrasikan touch points ke dalam sistem yang telah ada (Eckerson & Watson, 

2000). Hubungan antara touch points dengan front dan back office digambarkan pada 

gambar berikut ini:

Definisi Supply Chain

Supply chain merupakan sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan-perusahaan 

yang bekerja sama secara bersama-sama untuk membuat dan menyalurkan produk atau 

jasa kepada konsumen akhir. Rangkaian atau jaringan ini terbentang dari penambangan 

bahan mentah (di bagian hulu) sampai retail / toko (pada bagian hilir). Di antaranya 

termasuk supplier, pabrik, distributor, toko atau ritel, serta perusahaan-perusahaan 

pendukung seperti perusahaan jasa logistik. Ada tiga aliran dalam supply chain, yaitu:

1. Aliran material, yaitu Aliran barang yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir 

(downstream). Contohnya bahan baku yang dikirim dari supplier ke pabrik.

2. Aliran Informasi, aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir atau sebaliknya.

3. Aliran uang / dana, aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu.

Supply Chain Management

Supply chain management adalah manajemen terhadap aliran antar dan di antara

tahapan supply chain untuk memaksimalkan profitabilitas keseluruhan supply chain. 

Berikut beberapa definisi SCM di antaranya yaitu:

1. Menurut Lambert (1998)

SCM merupakan integrasi atas proses-proses bisnis dari pengguna akhir melalui

pemasok awal yang menyediakan produk, jasa, dan informasi yang memberikan nilai

tambah bagi pelanggan.

2. Menurut Simchi-Levi (2002)

SCM adalah suatu kumpulan pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan

secara efisien antara pemasok, perusahaan manufaktur, pergudangan, dan toko,

sehingga barang diproduksi dan didistribusikan pada kuantitas, lokasi, dan waktu yang 

benar, untuk meminimumkan biaya-biaya pada kondisi yang memuaskan kebutuhan 

tingkat pelayanan.

3. Menurut Handfield (1999)

SCM merupakan integrasi atas kegiatan-kegiatan dalam suatu rantai pasok dengan

hubungan yang diperbaiki, untuk mencapai suatu keunggulan bersaing yang

berkelanjutan.

4. Chopra & Meindl (2001)

SCM mencakup manajemen atas aliran-aliran di antara tingkatan dalam suatu rantai

pasok untuk memaksimumkan keuntungan total.

Dari beberapa definisi di atas dapat diilustrasikan penggambaran supply chain

sederhana

10.4. Proses Bisnis pada SCM

Pada SCM, aktivitas-aktivitas dibagi menjadi beberapa proses bisnis, antara lain:

1. Customer Relationship Management (CRM) : Langkah pertama manajemen rantai 

pasok adalah mengidentifikasi pelanggan utama atau pelanggan yang kritis bagi 

perusahaan. Aktivitas ini melibatkan tim pelayanan pelanggan (customer service) yang 

membuat dan melaksanakan program-program bersama, persetujuan produk dan jasa, 

serta menetapkan tingkat kinerja tertentu untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

2. Customer Service Management (CSM) : CSM merupakan sumber tunggal informasi 

pelanggan yang mengurus persetujuan produk dan jasa. Customer Service 

memberitahukan pelanggan informasi mengenai tanggal pengiriman dan ketersediaan 

produk melalui hubungannya dengan bagian produksi dan distribusi. Pelayanan setelah 

penjualan juga perlu, intinya harus secara efisien membantu pelanggan mengenai 

aplikasi dan rekomendasi produk.

3. Demand Management : Proses ini harus menyeimbangkan kebutuhan pelanggan 

dengan kemampuan pasokan perusahaan, menentukan apa yang akan dibeli pelanggan 

dan kapan. Sistem manajemen permintaan yang baik menggunakan data point-of-sale 

dan data pelanggan “inti” untuk mengurangi ketidakpastian dan aliran yang efisien

melalui rantai pasok.

4. Customer Demand Fulfillment : Proses penyelesaian pesanan ini secara efektif 

memerlukan integrasi rencana kerja antara produk, distribusi dan transportasi. 

Hubungan dengan rekan kerja yakni anggota primer rantai pasok dan anggota sekunder 

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan mengurangi total biaya kirim ke 

pelanggan.

5. Manufacturing Flow Management : Biasanya perusahaan memproduksi barang lalu 

dibawa ke bagian distribusi berdasarkan ramalan historik. Produk dihasilkan memenuhi 

jadwal produksi. Seringkali produk yang salah mengakibatkan persediaan yang tidak 

perlu, meningkatkan biaya penanganan/penyimpanan dan pengiriman produk 

terhambat. Dengan manajemen rantai pasok, produk dihasilkan berdasarkan kebutuhan 

pelanggan. Jadi barang produksi harus fleksibel dengan perubahan pasar. Untuk itu 

diperlukan kemampuan berubah secara cepat untuk menyesuaikan dengan variasi 

kebutuhan massal. Untuk mencapai proses produksi tepat waktu dengan ukuran lot 

minimum, manajer harus berfokus pada biaya-biaya setup/perubahan yang rendah 

termasuk merekayasa ulang proses, perubahan dalam desain produk dan perhatian pada 

rangkian produk.

6. Procurement : Membina hubungan jangka panjang dengan sekelompok pemasok dalam 

arti hubungan win-win relationship akan mengubah sistem beli tradisional. Hubungan 

ini adalah melibatkan pemasok sejak tahap desain produk, sehingga dapat mengurangi 

siklus pengembangan produk serta meningkatkan koordinasi antara engineering, 

purchasing dan supplier pada tahap akhir desain.

7. Pengembangan Produk dan Komersialisasi : Untuk mengurangi waktu masuknya 

produk ke pangsa pasar, pelanggan dan pemasok seharusnya dimasukkan ke dalam 

proses pengembangan produk. Bila siklus produk termasuk singkat maka produk yang 

tepat harus dikembangkan dan dilauching pada waktu singkat dan tepat agar 

perusahaan kuat bersaing.

8. Return : Proses manajemen return yang efektif memungkinkan untuk mengidentifikasi 

produktivitas kesempatan memperbaiki dan menerobos proyek-proyek agar dapat 

bersaing. Ketersediaan return (return to available) adalah pengukuran waktu siklus 

yang di perlukan untuk mencapai pengembalian asset (return on asset) pada status 

yang digunakan. Pengukuran ini penting bagi pelanggan yang memerlukan produk

pengganti dalam waktu singkat bila terjadi produk gagal. Selain itu, perlengkapan yang 

digunakan untuk scrap dan waste dari bagian produksi diukur pada waktu organisasi 

menerima uang cash.

Gam


10.5. Fungsi Manajemen SCM

Ada dua fungsi utama manajemen SCM yaitu :

1. SCM secara fisik mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi dan menghantarknya 

ke pemakai akhir. ungsi pertama ini berkaitan dengan ongos-ongkos fisik, yaitu ongkos 

material, ongkos penyimpanan, ongkos produksi, ongkos transportasi dan sebagainya.

2. SCM sebagai mediasi pasar, yakni memastikan bahwa apa yang disuplai oleh rantai 

supply mencerminkan aspirasi pelanggan atau pemakai akhir tersebut. Fungsi kedua ini 

berkaitan dengan biaya-biaya survey pasar, perancangan produk, serta biaya-biaya 

akibat tidak terpenuhinya aspirasi konsumen oleh produk yang disediakan oleh sebuah 

rantai supply. Ongkos-ongkos ini bisa berupa ongkos markdown, yakni penurunan 

harag produk yang tidak laku dijual dengan harga normal, atau ongkos kekuarangan

supply yang dinamakan dengan stockout cost.

10.6. Prinsip-Prinsip Supply Chain Management

Prinsip utama yang harus dipegang dalam sinkronisasi aktivitas-aktivitas sebuah 

supply chain adalah untuk menciptakan resultan yang lebih besar, bukan hanya bagi tiap 

anggota rantai, tetapi bagi keselurhan sistem. Kesuksesan implementasi prinsip ini 

biasanya membutuhkan perubahan-perubahan pada tingkatan strategis maupun taktis. 

Sebaliknya kegagalan biasanya ditandai oleh ketidakmampuan manajemen mendefinisikan 

langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menggiring komponen-komponen supply 

chain yang kompleks ke arah yang sama.

Anderson, Britt, dan Favre (1997) memberikan 7 prinsip SCM dalam merumuskan

keputusan strategis, yaitu:

1. Segmentasi pelanggan berdasarkan kebutuhannya.

2. Sesuaikan jaringan logistik untuk melayani kebutuhan pelanggan yang berbeda.

3. Dengarkan signal pasar dan jadikan signal tersebut sebagai dasar dalam perencanaan 

kebutuhan (demand planning) sehingga bisa menghasilkan ramalan yang konsisten dan 

alokasi sumber daya yang optimal.

4. Deferensiasi produk pada titik yang lebih dekat dengan konsumen dan percepat 

konversinya di sepanjang rantai supply.

5. Kelola sumber-sumber suplai secara strategis untuk mengurangi ongkos kepemilikan 

dari material maupun jasa.

6. Kembangkan strategi teknologi untuk keseluruhan rantai supply yang mendukung 

pengambilan keputusan berhierarki seta berikan gambaran yang jelas dari aliran 

produk, jasa, maupun informasi.

7. Adopsi pengukuran kerja untuk sebuah supply chain secara keseluruhan dengan

maksud untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen akhir.

10.7. Tahapan dalam SCM

Ada empat tahapan dalam SCM yaitu:

1. Tahap Baseline (Dasar)

Masing-masing fungsi bisnis seperti produksi dan pembelian melakukan aktivitas 

mereka secara sendiri-sendiri dan terpisah dari fungsi bisnis yang lain.

2. Tahap Integrasi Fungsional

Sekurang-kurangnya ada penggabungan antara fungsi-fungsi yang melakukan aktivitas

hampir sama.

3. Tahap Integrasi Secara Internal

Diperlukan pengadaan dan pelaksanaan perencanaan kerangka kerja.

4. Tahap Integrasi Secara Eksternal

Integrasi supply chain yang sebenarnya, diperluas dengan supplier & pelanggan.

Manfaatnya jika mengoptimalkan Supply chain management yaitu :

1. Mengurangi Inventory Barang

Inventory merupakan bagian paling besar dari aset perusahaan yang berkisar antara 

30%-40%. Oleh karena itu usaha dan cara harus dikembangkan untuk menekan 

penimbunan barang di gudang agar biaya dapat diminimalkan.

2. Menjamin Kelancaran Penyediaan Barang

Kelancaran barang yang perlu dijamin adalah mulai dari barang asal (pabrik pembuat),

supplier, perusahaan sendiri, whosaler, retailer, sampai kepada konsumen akhir.

3. Menjamin Mutu

Mutu barang jadi ditentukan tidak hanya oleh proses produksinya, tetapi ditentukan 

oleh mutu bahan mentahnya dan mutu dalam kualitas pengirimannya.

4. Mengurangi Jumlah Supplier

Bertujuan untuk mengurangi ketidakseragaman, biaya-biaya negosiasi dan pelacakan

(tracking).

5. Mengembangkan Supplier Partnership atau Strategic Alliance

Dengan mengadakan kerjasama dengan supplier (supplier partnership) dan juga

mengembangkan strategic alliance dapat menjamin lancarnya pergerakan barang dalam 

supply chain management.

Contoh SCM pada Dell Computer. Ketika customer membeli secara online dari 

Dell Computer, supply chain yang terlibat yaitu pelanggan, website dell menerima order 

pelanggan, pabrik perakitan Dell dan Pemasok Dell. Setelah mendapatkan produk yang 

dipilih, pelanggan memasukan informasi order dan membayar. Customer dapat melihat 

pada website untuk mengecek status order. Selanjutnya Dells assembly plant memenuhi 

customer order. Dell computer menerima komponen dari beberapa supplier dan memasok 

produk melalui beberapa transportasi.

10.8. Tantangan SCM

Tantangan dalam Mengelola Supply chain adalah sebagai berikut:

1. Kompleksitas Struktur Supply Chain

Adanya kompleksitas yang melibatkan internal perusahaan maupun eksternal

perusahaan. Internal perusahaan contoh : antara bagian marketing dengan produksi,

marketing seringkali membuat kesepakatan dengan pelanggan tanpa mengecek secara

baik kemampuan produksi, perubahan jadual produksi secara tiba-tiba karena 

marketing menyepakati perubahan order dengan pelanggan. Disisi lain bagian produksi 

sering resistant dengan perubahan mendadak. Dengan eksternal misalnya antara 

supplier yang menginginkan pemesanan produknya jauh-jauh hari sebelum waktu 

pengiriman dan sedapat mungkin pesanan tidak berubah. Supplier juga menginginkan 

pengiriman segera setelah produksinya selesai. Kompleksitas Struktur Supply chain

melibatkan :

a. Melibatkan banyak pihak dengan kepentingan yang berbeda-beda (bertentangan?)

b. Perbedaan bahasa, zona waktu dan budaya antar perusahaan.

2. Ketidak Pastian

Ketidakpastian menimbulkan ketidakpercayaan diri terhadap rencana yang dibuat.

Sebagai akibatnya, perusahaan sering menciptakan pengaman di sepanjang supply 

chain. Pengaman ini bisa berupa safety stock, safety time, atau kapasitas produksi 

maupun transportasi. Sumber ketidak pastian yaitu:

a. Ketidak pastian permintaan.

b. Ketidak pastian pasokan: lead time pengiriman, harga dan kualitas bahan baku dan 

lain-lain.

c. Ketidak pastian internal: kerusakan mesin, kinerja mesin yang tidak sempurna, 

ketidakpastian kualitas produksi dan lain-lain.

10.9. Peran Internet dalam SCM

Teknologi memungkinkan pembagian cepat dari data permintaan dan penawaran. 

Dengan membagi informasi di seluruh rantai suplai ke konsumen akhir, kita bisa membuat 

sebuah rantai permintaan, diarahkan pada penyediaan nilai konsumen yang lebih. 

Tujuannya ialah mengintegrasikan data permintaan dan suplai jadi gambaran yang 

akuarasinya sudah meningkatdapat diambil tentang sifat dari proses bisnis, pasar dan 

konsumen akhir. Integrasi ini sendiri memungkinkan peningkatan keunggulan kompetitif. 

Jadi dengan adanya integrasi ini dalam rantai suplai akan meningkatkan ketergantungan 

dan inventori minimum. Internet memungkinkan kolaborasi, koordinasi dan integrasi 

dalam praktek di lapangan. Dengan adanya internet pihak-pihak pada supply chain bisa 

membagi informasi serta melakukan transaksi dengan lebih cepat, murah dan akurat

Informasi penjualan di supermarket atau ritel akan mudah bisa dibagi dengan pihak-pihak

yang berada disebelah hulu supply chain dengan menggunakan internet. Aplikasi internet 

dalam konteks supply chain management yaitu:

1. Electronic Procurement (e-Procurement)

e-Procurement merupakan aplikasi internet untuk mendukung proses pengadaan.

Contoh:

a. e-Auction yaitu suatu aplikasi untuk mendukung kegiatan lelang yang dilakukan 

secara elektronik. Pada model ini pembeli bisa mengundang beberapa calon 

supplier untuk menawarkan harga atas produk dengan spesifikasi dan jumlah 

tertentu dalam waktu yang telah ditentukan. Supplier dengan harga rendah yang 

akan dianggap menang. Proses lelang ini dilakukan dengan media Internet.

b. Perusahaan otomatif seperti volkwagen, general motors, daimer chrysler dan 

sebagainya menggunakan e-procurement secara ekstensif untuk proses pengadaan 

bahan baku dan komponen item-item yang masuk dalam kelompok MRO 

(maintenance, repair and operations) seperti suku cadang, peralatan tulis kantor

dan sebagainya.

2. Electronic Fulfilment (e-Fulfilment)

Fulfilement adalah pemenuhan pesanan pelanggan. Beberapa kegiatan yang 

termasuk proses fulfilment adalah:

a. Menerima order dari pelanggan, pelanggan bisa memesan melalui email atau 

web based ordering.

b. Mengelola transaksi, transaksi proses pembayaran.

c. Manajemen gudang yang meliputi pengendalian persedian produk dan kegiatan 

administrasi gudang secara umum.

d. Manajemen transportasi, keputusan model dan rute transportasi termasuk di 

dalamnya.

e. Komunikasi dengan pelanggan untuk memberikan informasi status pesanan, 

dukungan teknis dan sebagainya

f. Kegiatan reverse logistics yang berupa pengembalian produk ke bagian supply 

chain akibat pengembalian dari pelanggan


Implementasi Sistem E-Business

Untuk melakukan implementasi sistem ebisnis yang diperlukan adalah persiapan, 

terdiri dari:

1. Membuat Server Lokal

a. Dowload Lokal Server sesuai kebutuhan.

b. Install pada komputer.

c. Uji Server Localhost.

d. Server Lokal telah siap untuk digunakan.

2. Kenali CMS yang akan digunakan (jika menggunaakan yang tidak berbayar)

a. Joomla+Virtuemart http://www.joomla.org/ http://virtuemart.net/

b. Wordpress+WP-Commerce+Oocommerce http://wordpress.org/

c. Prestashop http://www.prestashop.com/

d. OsCommerce http://www.oscommerce.com/

e. OpenCart http://www.opencart.com/

f. Zencart http://www.zen-cart.com/

Langkah dalam mengelola CMS:

a. Setting Halaman Utama.

b. General Configuration User dan Costumer Management Category, Produk, 

Options.

c. Pengaturan Template.

d. Setting Sistem Modul.

e. Pengiriman dan Pembayaran Manajemen pajak Kupon, Diskon dan Voucer.

f. Pemahaman Proses Alur Belanja dan Checkout.

g. Memaksimalkan Sistem Anda.

3. Instalasi Sistem

a. Pastikan web server telah berjalan dengan baik (pastikan apache dan mysql engines 

udah berjalan).

b. Buat folder source, misal online store pada alamat C:\xampp\htdocs\onlinestore.

c. Copy file sumber yang sudah didownload kedalam folder tersebut, kemudian

diekstrak.

d. Kemudian buka browser kesayangan lalu pada address bar ketikkan alamat berikut: 

localhost/onlinestore.

e. Maka akan tampil sebuah halaman web, untuk melakukan proses instalasi toko 

online tersebut.

4. Evaluasi Sistem

a. Pastikan apakah alur jalannya sistem sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan 

kondisi dan kebutuhan sistem.

b. Apakah tampilan dan isi sudah sesuai, baik dan benar.

c. Jika penggunaan template, sudah responsive, pastikan sudah berjalan baik pada 

model smartphone yang umum digunakan.

11.2. Promosi

Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa 

pada dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya. 

Dengan adanya promosi produsen atau distributor mengharapkan kenaikannya angka 

penjualan.

1. Tujuan Promosi

a. Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial.

b. Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit/laba.

c. Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan.

d. Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar.

e. Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing.

f. Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.

g. Mengubah tingkah laku dan pendapat konsumen.

2. Cara Promosi

a. Melalui e-mail.

b. Melalui SMS.

c. Melalui pembicaraan.

d. Melalui iklan.

e. Media sosial.

f. Website dan lainya.

3. Alasan Promosi

a. Karakteristik tiap konsumen berbeda. Perbedaan dilihat dari gender dan umur, 

status perkawinan, tingkatan pendidikan, etnicity, jabatan, pendapatan rumah 

tangga, kepribadian dan gaya hidup.

b. Perilaku konsumen. konsumen yang satu dengan yang lain memiliki perilaku

berbeda-beda

Ciri khusus konsumen saat ini telah mengalami perubahan, hal ini disebabkan karena

memiliki memori jangka pendek (emosional) dan kurang memiliki perencanaan pada 

saat berkunjung kepusat perbelanjaan. Hal ini membuat promosi non digital perlahan￾lahan ke arah digital.

4. Teknik Promosi Sistem E-Business (TokoOnline)

a. Web Forum.

b. Memanfaatkan Situs Jejaring Sosial.

c. Membuat Newslater Feed, RssFeed.

d. Menggunakan Fasilitas website PPC.

e. SEO.

f. Adwords.

g. Banner.

h. Backlink.

i. Memanfaatkan layanan Google

11.3. Meng-online-kan Sistem e-Business

Tujuan akhir dari pembuatan sistem E-Business dalam kemasan toko online adalah

mempublikasikannya (meng-online-kan) di Internet. Ada banyak hal, metode dan cara 

yang harus dipersiapkan untuk meng-online-kan Sistem e-Business, semua itu bergantung 

dengan Model Usaha dan Sistem yang akan dibangun.

Dalam meng-online-kan sistem e-Business langkah awal adalah persiapan, yang 

terdiri dari:

1. Persiapan Domain

a. Memilih nama domain yang baik dan sesuai.

b. Menentukan TLD atau ccTLD sesuai kebutuhan.

c. Mempersiapkan dokumen pengurusan domain.

2. Persiapan Hosting

a. Memilih hosting sesuai dengan kebutuhan.

b. IIX atau Luar Negeri.

3. Tips Membeli Domain & Hosting Premium

a. Harus aktif dan interaktif dengan penyedia domain dan hosting.

b. Kapasitas Bandwith.

c. Kapasitas Space.

d. Posisi Server (IIX or International).

e. Backup.

f. Uptime.

g. Legalitas.

h. Hati-hati dengan harga murah.

Contoh Domain diantaranya dot.tk co.cc uni.me cu.cc co.nr xx.xx co.nf co.gp co.de

dan contoh Free Hosting di antaranya:

1. www.neq3hosting.com

2. www.000webhost.com

3. www.bytehost.com

4. www.zymic.com

5. www.antserve.com

6. www.biz.nf

7. www.5gbfree.com

8. www.idhostinger.com dan lain sebagainya

11.4. e-Payment

Pembayaran atau transaksi keuangan, secara umum dapat diartikan sebagai 

pemindahan sejumlah uang dari si pembayar ke penerima. Sistem pembayaran 

konvensional, pelanggan mengirimkan semua data terkait dengan pembayaran kepada 

pedagang yang dilakukan diinternet dan tidak ada interaksi eksternal lebih lanjut antara 

pedagang dan pelanggan. Perdagangan/perniagaan di Internet membutuhkan kecepatan 

dalam transfer of money. Dalam sistem e-Business pembayaran yang dilakukan mulai 

banyak menggunakan e-payment, e-money dan e-banking. e-Payment adalah suatu sistem 

yang menyediakan alat-alat untuk pembayaran jasa atau barang-barang yang dilakukan di 

internet.

1. Pelaku E-Payment

Dalam E-Payment ada 4 pelaku yang terlibat adalah :

a. Issuer, biasanya berupa bank atau lembaga non banking.

b. Konsumen, pihak yang melakukan E-Payment.

c. Penjual, pihak yang menerima E-Payment.

d. Regulator, biasanya pemerintah yang regulasinya mengontrol E-Payment.

2. Manfaat e-Payment

Manfaat penggunaan e-Payment adalah:

a. Meningkatkan efisiensi pembayaran.

b. Meningkatkan customer loyality.

c. Memberikan keamanan bertransakasi yang lebih dibandingkan cash.

d. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi waktu.

e. Memberikan kemudahan pembayaran dan perluasan media pembayaran.

3. Jenis Layanan E-Payment

a. Electronic Banking.

1) Hanya cara untuk mengakses servis bank biasa.

b. Stored Value Systems (Cards)

1) Uang baru (model baru).

2) Alternatif dari mata uang yang dikeluarkan oleh pemerintah.

4. Model-Model e-Payment (General)

Micropayment, adalah salah satu alternatif pembayaran elektronik (uang elektronik) 

dengan mekanisme pembayaran melalui internet ataupun media lain, dilakukan untuk 

jumlah uang yang relatif kecil dan intensitas transaksi yang tinggi:

a. E-wallet, virtual wallet, merupakan dompet elektronik untuk menyimpan data 

instrumen pembayaran antara lain alat pembayaran dengan menggunakan kartu 

dan/atau uang elektronik, yang dapat juga menampung dana, untuk melakukan 

pembayaran.

b. E-cash, digicash adalah bentuk elektronik dari uang yang kita kenal sehari-hari. 

Digital Cash dapat dibeli dari Bank yang menerbitkannya, cybercash sebuah cara 

pembayaran yang ditujukan terutama untuk transaksi pembayaran barang-barang 

yang berharga murah (micropayments) di internet, karena kartu kredit tidak dapat 

digunakan untuk transaksi yang nilainya di bawah minimum pembelian.

c. Electronic cheque, cek yang dikeluarkan dalam bentuk elektronik dengan 

tanda tangan elektronik, bukan tanda tangan tertulis atau segel fisik. Ruang lingkup 

e-Check meliputi cek menyeberang (batas ke rekening deposito saja), surat promes 

yang terhutang oleh / melalui bank, dan draft penerimaan bankir.

d. First Virtual sebuah perusahaan jasa pelayanan pembayaran transaksi di internet 

dengan menggunakan kartu kredit. First Virtual bertindak sebagai perantara antara 

konsumen, pengelola kartu kredit dan pedagang.

e. Smartcard-based e-payment, merupakan sebuah kartu yang memiliki perangkat 

chip kecil yang tertanam di dalamnya.

f. Paypal, alat pembayaran (Payment Processor) virtual dalam bertransaksi secara 

online.

g. e-Gold, mata uang elektronik yang terdaftar resmi dan bisa diterima di seluruh 

dunia serta mudah ditukarkan dalam mata uang yang berlaku di negara manapun. 

e-Gold bisa ditukar menjadi Rupiah, Dollar, Euro, dan lain-lain dengan cara yang 

sangat mudah..

h. Secpay.

i. authorize.net.

j. Bitcoin adalah sebuah uang elektronik yang terdesentralisasi yang memperbolehkan 

untuk kepemilikan tanpa identitas (anonymous) dan pemindahan kekayaan dan lain

sebagainya..

5. Payment Gateway

Payment Gateway adalah Otentifikasi dan mengotomatiskan pembayaran elektronik 

yang dibuat oleh pembeli untuk pedagang e-Commerce ataupun e-Business. Hal ini 

memungkinkan pedagang e-Commerce untuk menerima pembayaran kartu kredit 

disitus mereka. Payment gateway merupakan tampilan bank atau lembaga keuangan 

anatara pembeli dan pedagang yang memfasilitasi transfer uang dari rekening pembeli 

dan pedagang. Payment Gateway yang ada di Indonesia saat ini di antaranya:

a. Doku (www.doku.com)

b. KlikPay (www.klikbca.com/klikpay)

c. IPAYMU (https://ipaymu.com/)

d. Finpay (http://www.portalfinpay.com/)

e. Veritrans (https://www.veritrans.co.id/)

f. Dan lain sebagainya..

6. Tips Memilih Payment Gateway

a. Kesesuaian

b. Keamanan

c. Biaya

d. Kesederhanaan vs Kustumisasi

7. Aspek Keamanan Komputer

a. Authentication, ini akan dilakukan sewaktu user login dengan menggunakan nama 

user dan passwordnya, apakah cocok atau tidak, jika cocok diterima dan tidak akan 

ditolak. Ini biasanya berhubungan dengan hak akses seseorang, apakah dia 

pengakses yang sah atau tidak.

b. Integrity adalah sebuah informasi tidak boleh diubah kecuali oleh pemilik 

informasi. Terkadang data yang telah terenskripsipun tidak terjaga integritasnya 

karena ada kemungkinan chipertext dari enkripsi tersebut berubah. Contoh: 

Penyerangan Integritas ketika sebuah email dikirimkan ditengah jalan disadap dan 

diganti isinya, sehingga email yang sampai ketujuan sudah berubah.

c. Nonrepudiation, menjaga agar seseorang tidak dapat menyangkal telah melakukan 

sebuah transaksi. Sebagai contoh, seseorang yang mengirimkan email untuk 

memesan barang tidak dapat menyangkal bahwa dia telah mengirimkan email 

tersebut.

d. Confidentiality merupakan data yang diberikan ke pihak lain untuk tujuan khusus 

tetapi tetap dijaga penyebarannya. Contohnya data yang bersifat pribadi seperti: 

nama, alamat, no ktp, telpon dan sebagainya. Confidentiality akan terlihat apabila 

diminta untuk membuktikan kejahatan seseorang, apakah pemegang informasi akan 

memberikan infomasinya kepada orang yang memintanya atau menjaga klientnya.

e. Privacy, adalah sesuatu yang bersifat rahasia(provate). Intinya adalah pencegahan 

agar informasi tersebut tidak diakses oleh orang yang tidak berhak. Contohnya 

adalah email atau file-file lain yang tidak boleh dibaca orang lain meskipun oleh 

administrator. Pencegahan yang mungkin dilakukan adalah dengan menggunakan 

teknologi enksripsi, jadi hanya pemilik informasi yang dapat mengetahui informasi 

yang sesungguhnya.

f. Availability, aspek ini berkaitan dengan apakah sebuah data tersedia saat 

dibutuhkan/diperlukan. Apabila sebuah data atau informasi terlalu ketat 

pengamanannya akan menyulitkan dalam akses data tersebut. Disamping itu akses 

yang lambat juga menghambat terpenuhnya aspe availability. Serangan yang sering 

dilakukan pada aspek ini adalah denial of service (DoS), yaitu penggagalan service 

sewaktu adanya permintaan data sehingga komputer tidak bisa melayaninya. 

Contoh lain dari denial of service ini adalah mengirimkan request yang berlebihan 

sehingga menyebabkan komputer tidak bisa lagi menampung beban tersebut dan 

akhirnya komputer down.f. 

g. Access control / Authority, pemberi ijin terhadap sebuah ojek tertentu secara 

spesifik. Akses control sendiri membatasi orang orang yang akan mengakses objek 

tersebut. Tanpa adanya akses control, kemungkinan sesuatu (termasuk data) dapat 

dicuri lebih meningkat.

8. Ancaman Umum ada Sistem e-Business

a. Pencegatan data, pembacaan dan modifikasi data secara tidak sah.

b. Puncurian data terhadap orang yang tidak bertanggung jawab.

c. Kecurangan (fraud) yang dilakukan oleh orang-orang yang identitasnya tidak 

diketahui.

d. Akses yang tidak sah oleh seseorang terhadap data milik orang lain.

9. Beberapa Solusi terhadap Ancaman pada Sistem e-Business

a. Enkripsi (penyandian data), Metode enkripsi atau yang lebih dikenal dengan 

kriptografi (cryptograph) adalah metode penyandian suatu pesan atau data yang 

terkirim melalui jaringan publik dengan menggunakan kunci-kunci (keys) tertentu.

b. Otentifikasi (melakukan verifikasi terhadap identitas pengirim dan penerima).

c. Firewall (Menyaring serta melindungi lalu lintas data di jaringan atau server). 

Firewall akan bertindak sebagai pelindung atau pembatas terhadap orang-orang 

yang tidak berhak untuk mengakses jaringan kita.



Share:
TRANSLATE
English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Translate

viewer

SEARCH

widget translate
English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Archive