Ada beberapa cara menganalisa saham dengan analisa Fundamental yang
dibahas di modul ini, yaitu :
1. Metode CAN SLIMTM
2. Metode Undervalued Stock
3. Metode Top Down Approach
4. Metode praktis lainnya
1. Metode CANSLIM
Metode ini disusun oleh William J. O'neil dalam bukunya yang berjudul
“How to make Money in Stocks”.
CAN SLIM sendiri yaitu singkatan dari :
– C = Current Quarterly Earnings per Share
Current Quarterly Earning per Share (EPS) berarti bahwa Laba per lembar
saham per triwulan yang semakin tinggi berarti semakin baik pergerakan harga
sahamnya.
EPS (Laba per Lembar Saham) triwulan saat ini paling tidak 18% ‐ 20%
dibanding triwulan sebelumnya. Penjualan triwulan juga paling tidak
meningkat 25% dari Penjualan triwulan sebelumnya.
– A = Annual Earning per Share
Peningkatan Laba per Lembar Saham yang signifikan pertumbuhannya.
Cari yang pertumbuhannya lebih dari 25% per tahun dalam tiga tahun terakhir.
Return on Equity‐nya pun harus lebih dari 17%
– N = New Product, New Management, New Highs
Perhatikan apakah emiten itu mengeluarkan produk / jasa baru
yang Inovatif, pergantian manajemen yang baru.
Perhatikan juga apakah harga saham itu menyentuh / melewati
level harga tertingginya
– S = Supply and Demand
Perhatikan volume Demandnya saat harga saham melejit naik dari
ruang konsolidasinya. Saham yang bergerak naik akan terus bergerak naik jika
volume perdagangannya besar. Kenaikan harga saham diikuti dengan volume
perdagangan yang besar = permintaan yang besar akan saham tesebut.
– L = Leader or Laggard ?
Beli saham – saham Blue Chips. Jangan pernah membeli saham – saham
di Third Liner, Saham Tidur atau saham yang volume perdagangannya kecil.
Pilih saham – saham yang masuk ke dalam LQ45, saham – saham di
dalam industri yang sedang bagus.
– I = Institutional Sponsorship
Pilih saham yang sedang diburu oleh broker / investor, terutama
investor asing. Beli saham yang banyak diminati oleh para sponsor
(penyandang dana / investor) besar. Ikuti mereka, Ikuti para Bandar.
– M = Market Direction
Follow The Trend. Lihat chart / grafik harganya. Tunggu sampai arah
pergerakan harga meningkat. Sekali lagi, Ikuti Bandar !
2. Metode Undervalued Stock
Metode ini membanding-bandingkan suatu keadaan keuangan perusahaan dengan
harga saham saat ini. Metode ini mengharuskan anda dapat mengerti laporan
keuangan atau paling tidak anda mengerti rasio – rasio yang dipakai dalam
menganalisa keadaan perusahaan melalui laporan keuangan.
Secara singkat dan praktis, rasio yang biasa dipakai untuk menganalisa
suatu saham dengan membaca laporan keuangan yaitu EPS (Earning Per
Share) dan PER (Price to Earning Ratio).
EPS yaitu Pendapatan (Earning atau Net Income) perusahaan yang
didistribusikan ke seluruh saham perusahaan yang beredar dipasar atau
Outstanding. Rumus singkat EPS yaitu : Net Income / Total Common Stock
Outstanding.
PER atau PE saja yaitu harga saham saat ini dibandingkan dengan EPS yang
sudah anda dapatkan.
3. Metode Top Down Approach
Top Down Approach yaitu analisa yang menilai suatu saham berdasar
kondisi ekonomi dari skala Nasional (bahkan terkadang dimulai dari skala
Internasional) lalu ke Industri sampai akhrinya kita melihat Saham terbaik di
industri itu .
Anda menentukan kondisi ekonomi skala nasional, apakah itu baik atau
buruk, lalu anda memilih industri – industri (kelompok perusahaan –
perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sejenis) tertentu yang sedang
berkembang dalam kondisi ekonomi dalam skala nasional. sesudah anda
mendapat industri yang baik, anda memilih saham – saham yang paling baik
dari industri yang anda tentukan sedang membaik.
Saya tidak akan banyak membahas terlalu dalam mengenai bagaimana
suatu kondisi ekonomi dapat dikatakan baik atau buruk, sebab ada banyak
sumber berita dan analisa yang sering mengatakan bahwa kondisi ekonomi
sedang membaik atau malah memburuk. Anda hanya tinggal membaca dan
menentukan sendiri maksud dari bacaan yang anda baca dan saya pikir anda
tidak perlu menjadi seorang ahli ekonomi untuk menangkap maksud dari
analisa ahli ekonomi. Cukup anda cari makna yang menyebutkan ekonomi kita
sedang membaik atau memburuk, akan membaik atau akan memburuk.
Dalam menganalisa instrumen Komoditi melalui analisa Fundamental, saya
suka menyebutkan (sambil bercanda) bahwa anda harus memiliki
pengetahuan selayaknya Petani. Terlebih lagi, Komoditi yang anda analisa
termasuk ke golongan Soft Commodity seperti Jagung, Kopi, Kacang Kedelai
atau Gula Mentah.
Pada dasarnya, pergerakan semua instrumen berdasar fundamentalnya
yaitu sebab adanya perbedaan Penawaran dan Permintaan (Suppy &
Demand). Namun dalam instrumen Komoditi, pergerakan sebab Supply
Demand itu sangatlah jelas terlihat sehingga anda dengan mudah
menganalisa pergerakan harga Komoditi.
Perbedaan Supply Demand yang terjadi biasanya sebab jumlah barang
(Komoditi) yang beredar atau yang dihasilkan berubah, baik itu bertambah
banyak atau berkurang. Bertambah banyak dapat disebabkan dengan panen
yang berhasil dan berkurang dapat disebabkan dengan kegagalan panen.
sebab itulah saya mengatakan anda harus memiliki pengetahuan layaknya
Petani – petani atau bahkan mempelajari ilmu cuaca (Meteorologi). Saya sebut
demikian sebab hasil panen bergantung (salah satunya) dengan cuaca.
Jika Supply naik, dalam arti Penawaran bertambah, maka harga akan
cenderung turun. Jika Demand naik, dalam arti Permintaan bertambah, maka
harga akan cenderung naik. Supply dapat meningkat jika terjadi keberhasilan
Panen atau cuaca yang mendukung pertumbuhan suatu tanaman pertanian.
Jadi kesimpulannya, pada masa Panen (diakhir masa tanam), harga Komoditi
cenderung menurun. Pada cuaca hujan, harga cenderung menurun.
Permintaan akan meningkat jika terjadi kegagalan Panen atau cuaca kurang
mendukung pertumbuhan suatu tanaman pertanian. Kesimpulannya yaitu
pada masa gagal Panen (atau diawal masa tanam), harga cenderung meningkat
dan pada cuaca kering, harga cenderung meningkat.
Ada kecenderungan harga – harga di bursa Komoditi, mengikuti bursa
Komoditi di regional lain. Sepertinya misalnya, harga Komoditi di bursa Jepang
(seperti Tokyo Grain Exchange) mengikut pergerakan harga di bursa Amerika
(seperti Chicago Board Of Trade). Sehingga jika anda berinvestasi di bursa
Jepang, anda cukup melihat harga di bursa komoditi Amerika atau klik website
berita Bloomberg (www.bloomberg.com/markets/commodities/cfutures.html)
dan lihat pergerakan – pergerakan harga seperti Jagung, Kacang Kedelai atau
Kopi. Dengan catatan, pada umumnya, harga di bursa Jepang bergerak sesuai
dengan bursa Amerika dalam waktu sekitar 2 hari kemudian.
Secara Fundamental, harga Forex bergerak sesuai dengan permintaan dan
penawaran akan mata uang suatu negara oleh negara lain. sebab itu mata
uang suatu negara dalam perdagangan Forex dipasangkan dengan mata uang
negara lainnya, seperti GBPUSD, EURUSD dan USDJPY.
Permintaan dan penawaran yang terjadi dalam Forex salah satunya
disebabkan kegiatan perdagangan antar negara, yang biasa disebut Export
Import. Semakin banyak suatu negara melakukan Export barang ke negara –
negara lain, maka negara – negara lain itu akan banyak membutuhkan
mata uang negara Exportir itu . Oleh sebab itu, jika Trade Balance suatu
negara positif (yang berarti suatu negara lebih banyak Export daripada Import)
maka mata uang negara itu menguat. Dan sebaliknya jika Trade Balance
negatif atau negara itu yaitu negara Importir, maka mata uangnya
semakin melemah. Tingkat suku bunga suatu negara juga mempengaruhi
permintaan dan penawaran mata uang negara yang bersangkutan. Kondisi
ekonomi dan tingkat pengangguran juga mempengaruhi secara signifikan.
Saya tidak akan membahas secara detail mengenai analisa fundamental
untuk instrumen Forex sebab khusus pada instrumen Forex, ada cara dalam
bertransaksi berdasar analisa Fundamental. Dan caranya sangatlah mudah.
Saya menyebutnya dengan “Trade The News”.
Data Fundamental yang saya sebutkan diatas yaitu salah satu penggerak
dalam Forex. Dan ada banyak website yang mengumumkan data – data
Fundamental seperti Trade Balance, Interest Rate (tingkat suku bunga), Tingkat
Pengangguran (Unemployment Rate) dan lainnya. Namun dalam “Trade The
News”, saya spesifik pada satu website, yaitu www.forexfactory.com.
saat anda membuka website Forex Factory, anda akan segera
menemukan tanggal berisi pengumuman – pengumuman indikator tiap negara.
Perlu anda perhatikan, pengumuman indikator itu yaitu serentak di
bumi kita ini. Sekali lagi, pengumuman indikator itu serentak di bumi kita
ini, baik di belahan dunia bagian Utara atau Selatan dan bahkan di Indonesia.
Namun hal yang perlu anda lakukan yaitu men‐set waktu yang ada menjadi
waktu Indonesia.
Silahkan anda klik bagian “Calendar” lalu klik dibagian yang menunjukkan
angka waktu (jam) dan lakukan setting sebagai berikut :
• DST : DST OFF
• Time Zone : GMT + 7.00 : Bangkok, Hanoi, Jakarta
• Time Format : am / pm
• Start of the Week : bebas (namun sebaiknya pilih Sunday)
Dan klik “Save Changes” lalu silahkan klik kembali pilihan “Calendar”. Maka
waktu yang muncul akan berubah mengikuti waktu di Indonesia.
Perlu juga anda melakukan penyaringan untuk memilih pengumuman –
pengumuman dan negara – negara yang mengumumkan data ekonomi
itu . Sehingga data – data yang muncul yaitu data yang cukup
memberikan pengaruh kepada pergerakan harga Forex. Klik “Filter” dan (saran
saya) pilih mata uang – mata uang seperti GBP, EURO dan USD lalu pilih yang
High (berwarna merah) dan Medium (berwarna oranye) Impact. Klik Apply
Filter.
Data – data yang anda tunggu pun sebaiknya hanya beberapa berita saja.
Saya menyarankan anda menunggu pengumuman data – data berikut (plus
target pergerakan harganya) :
• NonFarm Payroll untuk USD : 100 – 200 pips
• Trade Balance untuk USD : 70 – 120 pips
• Interest Rate Statement : 100 pips
• Producer Price Index (PPI) : 50 – 60 pips
• Consumer Price Index (CPI) : 50 – 60 pips
• Unemployment Rate : 30 – 50 pips
Namun anda tetap harus melihat pergerakan harga itu dan target
bergantung dari angka pengumumannya.
saat data yang anda tunggu muncul, anda perlu memperhatikan
beberapa hal yaitu negara yang mengumumkan pengumuman itu dan
hasil aktualnya. Namun sebelumnya saya harus menjelaskan arti dari Currency
Pair, kenapa Forex itu berpasangan antara mata uang yang satu dengan mata
uang yang lain.
Sebagai contoh, ambillah Currency Pair favorite saya, EURUSD. Arti
EURUSD yaitu , anda memperdagangkan mata uang Euro dengan pembayaran
melalui mata uang US Dollar. Jadi seakan – akan mata uang Euro itu menjadi
barang dagangannya dan pembayarannya dengan US Dollar. Hal itu berlaku
untuk semua Currency Pair. Untuk GBPUSD & AUDUSD, maka barang
dagangannya yaitu GBP (Great Britain Poundstreling) dan AUD (Australian
Dollar) dengan mata uang pembayarannya US Dollar. USDJPY dan USD CHF
berarti anda memperdagangkan US Dollar dan melakukan pembayaran dengan
JPY (Japanesse Yen) atau CHF (Swiss Franc).
Jika anda perhatikan pada “Calendar” pengumuman data ekonomi, maka
anda akan melihat nilai – nilai yang masuk ke dalam kategori “Previous”,
“Forecast” dan “Actual”. Untuk pengumuman yang belum diumumkan, maka
angka untuk “Actual” akan kosong. Angka “Actual” inilah yang perlu anda
perhatikan. Jika angka “Actual” yang muncul berwarna Hijau, berarti
pengumuman itu yaitu berita baik terhadap mata uang di negara yang
memberi pengumuman. Dan jika angka “Actual” muncul berwarna Merah,
maka itu yaitu berita buruh terhadap mata uang di negara pengumum
itu .
Anda juga dapat mengklik gambar yang menyerupai bentuk kotak dibagian
“Detail” untuk mengetahui lebih jauh arti dari data indikator yang diumumkan.
Cukup perhatikan kalimat – kalimat tertentu. Jika muncul kalimat “A rising
trend has a positive effect on the nation's currency”, maka mata uang negara
yang mengumumkan itu akan menguat apabila data “Actual” lebih tinggi
dari data “Forecast” dan melemah apabila data “Actual” lebih rendah dari data
“Forecast”. Jika ada kalimat “A falling trend has a positive effect on the nation's
currency”, maka mata uang negara itu akan menguat apabila data
“Actual” lebih rendah dari data “Forecast” dan melemah apabila data “Actual”
lebih tinggi dari data “Forecast”.
Hal yang perlu anda perhatikan juga yaitu Currency Pair yang anda
transaksikan berdasar pengumuman itu . Jika hasil Actual lebih baik
daripada Forecast (berwarna Hijau), maka Mata Uang negara itu akan
menguat. Untuk Currency Pair dimana Mata Uang itu berada di depan,
maka pasang Posisi Buy, sebab Currency Pair itu akan naik harganya.
Namun jika mata uang negara itu berada di posisi belakang dalam
Currency Pair‐nya, maka pasang posisi Sell, sebab Currency Pair itu akan
turun. Untuk lebih jelasnya, silahkan lihat tabel berikut :
Hasil
XXX Menguat
XXX Melemah
YYY Menguat
ZZZ
Menguat
Currency Pair
XXX / YYY BUY SELL SELL -
ZZZ / XXX SELL BUY - BUY
Secara harfiah, Index Saham yaitu suatu angka yang mewakilkan
keseluruhan saham di suatu bursa tertentu. Angka itu bukanlah nilai rata
– rata. Mewakilkan seluruh saham yang tergabung dalam Index itu
berarti jika Index naik, maka rata – rata saham dalam Index itu naik dan
jika Index turun, maka rata – rata saham dalam Index itu juga turun.
Oleh sebab itu, dalam menganalisa secara Fundamental suatu Index, tidak
ada cara lain selain mengetahui bagaimana pergerakan keseluruhan saham
itu berdasar fundamentalnya masing – masing. Merepotkan memang,
tapi setidaknya begitulah.
sebab tiap harga saham, secara langsung atau tidak langsung, bergerak
mengikuti faktor – faktor ekonomi secara makro dan mikro, maka dalam
menganalisa Index, ada baiknya untuk menganalisa makro dan mikro ekonomi,
terutama Index di bursa negara itu .
Sama layaknya seperti menganalisa saham, Index juga dapat dianalisa
melalui analisa terhadap interest rate yang berlaku di negara tempat bursa
yang memperdagangkan Indexnya, GDP negara itu , tingkat inflasi dan
lainnya.
Ada satu hal lagi yang memudahkan anda para Trader Index dalam
menganalisa insturmen anda. Seiring dengan era globalisasi, banyak investor
yang sudah berinvest di banyak negara. berdasar kenyataan itu , maka
sekarang ini banyak Index suatu negara terpengaruh dari Index negara yang
kuat perekonomiannya.
Seperti contoh, saat Index di regional Amerika (seperti Dow Jones dan
S&P) turun, maka hampir rata – rata Index di regional Asia (seperti Hang Seng,
Nikkei dan Kospi) juga turun. Walau pada kenyataan tidak selalu berpengaruh
seperti itu, sangat baik anda mempertimbakan keputusan investasi anda
berdasar berita – berita yang berpengaruh terhadap Index suatu negara
yang kuat perekonomiannya.
Berita – berita itu banyak terdapat di website berita seperti
Bloomberg, Yahoo! Finance dan Reuters. Namun untuk berita berbahasa
Indonesia, anda dapat membuka Vibiznews (www.vibiznews.com) dan melihat
tipe harga
berita – berita mengenai Index.
Open – High – Low – Close (OHLC)
Ada empat tipe harga yang penting untuk diperhatikan, yaitu harga
pembukaan (Open), harga Penutupan (Close), harga Tertinggi (Highest) dan
harga Terendah (Lowest)
− Open: Harga yang muncul dipermulaan waktu. Baik itu waktu pada saat
Market (Pasar) buka atau pada awal pembentukan Bar/Candlestick yang
baru
− High: Harga tertinggi yang sempat tersentuh, tercapai atau terjadi dalam
satu hari, satu Bar/Candlestick itu .
− Low: Harga terendah yang sempat tersentuh, tercapai atau terjadi dalam
satu hari, satu Bar/Candlestick itu
− Close: Harga yang muncul diakhir waktu. Baik itu waktu pada saat
Market (Pasar) tutup atau pada akhir pembentukan Bar / Candlestick
yang baru
Bar
Penggunaan Bar Chart lebih sering dipakai oleh orang Barat (Western
Style). Saya sendiri tidak mengetahui kenapa orang Barat lebih suka
memakai Bar Chart. Mungkin sebab bentuknya yang cukup sederhana.
Saya pribadi kurang menyukai bentuk Bar Chart sebab tidak dapat dianalisa
lebih lanjut hanya berdasar bentuknya saja.
Berikut ini yaitu Bar Chart yang menunjukkan harga yang meningkat
(Open diatas Close) dan harga yang menurun (Open dibawah Close). Perlu
diingat, garis disebelah kanan berarti Harga Pembukaan (Open) dan garis
disebelah kiri yaitu Harga Penutupan (Close). Highest / Lowest point tidaklah
selalu harus ada. sebab ada kalanya, Harga Pembukaan juga menjadi harga
Lowest atau mungkin Harga Penutupan menjadi harga Highest.
Bar Chart Down (Menurun) Bar Chart Up (Menaik)
Berikut ini yaitu contoh Bar Chart pada Chart Saham untuk Astra
Internasional (ASII)
Candlestick
Candlestick diciptakan oleh Munehisa Homma (1724 – 1803), seorang
pedagang beras di Jepang pada masa Shogun Tokugawa. Candlestick dipakai
oleh Homma untuk memprediksi pergerakan harga beras. Oleh sebab itu,
Candlestick lebih banyak dipakai oleh orang Asia dalam memakai
analisa Teknikal.
Kita pada dasarnya dapat membuat analisa hanya dengan melihat
Candlestick secara tunggal (tanpa ada tambahan garis – garis Support
Resistance atau indikator), namun sebaiknya analisa dengan Candlestick
digabung dengan cabang Analisa teknikal lainnya (akan dibahas dibagian
selanjutnya)
Hal yang perlu dipahami yaitu bahwa ada dalam melihat harga Open atau
Close, anda harus mengetahui mana Candlestick naik dan mana Candlestick
turun. sebab Open > Close (Naik) atau Open < Close (Turun) dilihat dari
pemberian warna dari Candlestick sendiri (yang sering kali terdapat perbedaan
penggunaan warna untuk tiap orang atau tiap software Teknikal analisa).
Pada dasarnya pasangan warna di Candlestick yaitu sebagai berikut :
Software (Default
Setting)
Harga Naik (Open >
Close)
Harga Turun (Open <
Close)
HOTS (e‐Trading) Biru Merah
Metastock Putih (Blank) Hitam (Filled)
Metatrader Hitam (Blank) Putih (Filled)
Berikut ini yaitu Candlestick yang memakai pasangan warna Putih –
Hitam (ala Metastock)
Berikut ini yaitu penggunaan Chart Candlestick pada instrumen saham
Aneka Tambang (ANTM)
Line
Dari semua bentuk Chart, Line Chart mungkin yaitu chart yang paling
mudah dikenali dan dimengerti. sebab Line Chart hanya menunjukkan Harga
Penutupan saja yang kemudian disambungkan dengan Harga Penutupan
periode sebelumnya sehingga membentuk suatu garis. Line Chart dapat
dengan mudah menunjukkan Trend suatu instrumen.
Berikut ini yaitu bentuk Line Chart pada EURUSD
Candlestick
“Candlesticks are exciting, powerful, and fun. Candlestick techniques can be
used for speculation and hedging. They can be used for futures, equities,
options, or anywhere technical analysis is applied“
Japanesse Candlestick Charting Technique Steve Nison
Saya menyukai kalimat dari Steve Nison itu . Beliau yaitu orang
pertama yang mempopulerkan Candlestick di Amerika. sebab trader dari
Amerika sebelumnya lebih banyak memakai Bar chart untuk analisa
teknikalnya.
Nison menyebutkan bahwa Candlestick menarik, penuh dengan kekuatan
dan menyenangkan. Menyenangkan sebab analisa dari Candlestick
sebenarnya dapat berdiri sendiri tanpa analisa lainnya. Dapat juga disebut
bahwa Candlestick dapat menjadi Single Indicator dan anda dapat membuat
keputusan Buy atau Sell cukup, sekali lagi cukup, hanya dengan melihat pola –
pola Candlestick saja. Walau akan jauh lebih baik kalau analisa Candlestick
digabung dengan alat analisa teknikal lainnya yang nanti akan kita bahas
penggabunganya di bagian “East Meet West”
Dasar – Dasar Analisa Candlestick
Candlestick juga mempunya titik harga Open – High – Low – Close, sama
halnya dengan Bar chart. Jika pada Bar chart harga Open dan Close ditandai
dengan garis horizontal kecil di kanan dan kiri pada Bar (garis vertikal), maka
pada Candlestick, anda harus memahami Candlestick mana yang menunjukkan
kenaikan dan penurunan harga baru anda dapat menunjukkan Open dan Close‐
nya.
Kuncinya yaitu pada pewarnaan candlestick itu sendiri. Dalam buku ini,
Candlestick bewarna putih menunjukkan kenaikan harga dan Candlestick
bewarna hitam menunjukkan penurunan harga. Anda mungkin akan
menemukan kombinasi warna yang berbeda dalam chart Candlestick lain nanti.
Saya mencantumkan gambar bentuk dasar Candlestick sebagai pengingat:
Bentuk dari candlestick dilihat dari Body. Daerah Highest atau Lowestnya biasa
disebut Tail atau Shadow. Jika Body dari candlestick itu cukup besar,
maka candle itu dinamakan Long Body Candlestick namun jika kecil, maka
disebut Small Body Candlestick.
Pola Candlestick
Pola – pola candlestick sendiri dibagi menjadi dua besar, yaitu pola
Continuation dan pola Reversal. Namun mengingat luasnya analisa candlestick
dan keterbatasan scope dalam buku ini, maka saya hanya menampilkan
candlestick yang menunjukkan pola Reversal.Adapun beberapa bentuk pola
Reversal yang cukup signifikan keakuratannya dalam analisa pasar (dan yang
tercakup dalam buku ini) yaitu sebagai berikut :
1. Bullish Reversal Pattern
a. Bullish Doji
b. Hammer
c. Inverted Hammer
d. Bullish Engulfing
e. Bullish Harami
f. Morning Star
g. Morning Doji Star
2. Bearish Reversal pattern
a. Bearish Doji
b. Hanging Man
c. Shooting Star
d. Bearish Engulfing
e. Bearish Harami
f. Evening Star
g. Evening Doji Star
Penggolongan diatas yaitu berdasar Bullish atau Bearish Reversal‐nya.
Namun dapat juga kita menggolongkannya berdasar banyaknya candlestick
yang membentuk pola di atas dan penggolongan berikut inilah yang dipakai
dalam buku ini.
1. Single Pattern
a. Bullish dan Bearish Doji
b. Hammer
c. Inverted Hammer
d. Hanging Man
e. Shooting Star
2. Double Pattern
a. Bullish dan Bearish Engulfing
b. Bullish dan Bearish Harami
3. Triple Pattern
a. Morning (Doji) Star
b. Evening (Doji) Star
Saya merangkum pola candlestick yang sederhana namun dalam
aplikasinya cukup akurat dan cukup banyak pembentukan pola itu
terutama untuk mencari sinyal Reversal. Sehingga saya sangat menyarankan
anda menghafal pola – pola itu dan cukup pola – pola diatas saja yang
anda hafal. Pola – pola yang disebutkan diatas tidak semua tercantum.
Perlu saya ingatkan lagi dalam membaca bentuk candlestick itu
yaitu dari dari arah kiri ke arah kanan. Sehingga keputusan terletak pada
candlestick yang paling kanan. Dan konfirmasi atau trigger untuk memasang
posisi Buy atau Sell biasanya terdapat di harga Open atau Close candlestick
sebelumnya. Jika harga menembus harga Open atau Close dari Candlestick
sebelumnya (Candlestick di sebelah kiri), barulah anda melakukan keputusan
Buy atau Sell sesuai dengan arah dari pola Candlestick yang terbentuk.
Ada beberapa pola yang cukup kuat dan terkadang tidak diperlukan
konfirmasi. Namun saya sarankan tetaplah menunggu konfirmasi agar
keputusan anda tidak berakhir dengan Cut Loss (mengenai Cut Loss akan
dijelaskan di bagian lain dalam buku ini). Dan perlu juga saya tekankan bahwa
Candlestick tidak memberikan Target Harga sesudah anda memiliki posisi
berdasar sinyal dari Candlestick.
1. Single Pattern
Syarat – syarat untuk pola Hammer (Candlestick no.2) yaitu sebagai berikut :
• Terjadi di Bottom dari Downtrend
• Warna Candlestick untuk Hammer bebas, namun lebih valid jika bewarna Putih
• Warna Candlestick no. 1 bebas, namun lebih valid jika bewarna Hitam sebab seseuai dengan Downtrend yang sedang terjadi
• Hammer sebaiknya tidak mempunya Shadow di atas (Upper Shadow). Jika ada, haruslah kecil dan tidak terlalu kelihatan secara visual
• Hammer harus memiliki Shadow di bawah (Lower Shadow) dan panjang dari Lower Shadow itu yaitu dua sampai tiga kali panjang dari Body Hammer
• Harus ada konfirmasi. Posisi Buy dapat dipasang jika Candlestick sebelumnya menembus Garis Konfirmasi yang merupakan harga Close dari Candlestick no. 1
HAMMER
BUY
Garis Konfirmasi
Body Hammer
Lower Shadow
= 2 – 3 x Body Hammer
1
2
Syarat – syarat untuk pola Inverted Hammer (Candlestick no. 2) yaitu sebagai berikut :
• Terjadi di Bottom dari Downtrend
• Warna Candlestick untuk Inverted Hammer bebas, namun lebih valid jika bewarna Putih
• Warna Candlestick no. 1 bebas, namun lebih valid jika bewarna Hitam sebab seseuai dengan Downtrend yang sedang terjadi
• Inverted Hammer sebaiknya tidak mempunya Shadow di atas (Upper Shadow). Jika ada, haruslah kecil dan tidak terlalu kelihatan secara visual
• Inverted Hammer harus memiliki Shadow di bawah (Lower Shadow) dan panjang dari Lower Shadow itu yaitu dua sampai tiga kali panjang dari Body Inverted Hammer
• Harus ada konfirmasi. Posisi Buy dapat dipasang jika Candlestick sebelumnya menembus Garis Konfirmasi yang merupakan harga Close dari Candlestick no. 1
• Gap yang mungkin terjadi antara Close dari Candlestick no. 1 dengan Body Inverted Hammer tidak perlu ada. Jika ada, akan memperkuat bentuk Inverted Hammer
INVERTED HAMMER
1
2
Garis Konfirmasi
Body Inverted
Hammer
Upper Shadow
= 2 – 3 x Body
Inverted Hammer
BUY
Syarat – syarat Hanging Man (Candlestick no. 2) yaitu sebagai berikut :
• Terjadi di Top dari Uptrend
• Warna Candlestick untuk Hanging Man bebas, namun lebih valid jika bewarna Hitam
• Warna Candlestick no. 1 bebas, namun lebih valid jika bewarna Putih sebab sesuai dengan Uptrend yang sedang terjadi
• Hanging Man sebaiknya tidak mempunya Shadow di atas (Upper Shadow). Jika ada, haruslah kecil dan tidak terlalu kelihatan secara visual
• Hanging Man harus memiliki Shadow di bawah (Lower Shadow) dan panjang dari Shadow itu yaitu dua sampai tiga kali panjang dari Body Hanging Man
• Harus ada konfirmasi. Posisi Sell dapat dipasang jika Candlestick sebelumnya menembus garis konfirmasi yang merupakan harga Open dari Candlestick no. 1
• Gap yang mungkin terjadi antara Close dari Candlestick sebelumnya dengan Body Hanging Man tidak perlu ada. Jika ada, itu akan memperkuat bentuk Hanging Man
SELL
1
2
Garis Konfirmasi
Body Hanging Man
Lower Shadow
= 2 – 3 x Body Hanging
Man
HANGING MAN
Syarat – syarat dari Shooting Star (Candlestick no. 2) yaitu sebagai berikut :
• Terjadi di Top dari Uptrend
• Warna Candlestick untuk Shooting Star bebas, namun sebaiknya bewarna Hitam
• Warna Candlestick no. 1 bebas, namun lebih valid jika bewarna Putih sebab sesuai dengan Uptrend yang sedang terjadi
• Shooting Star sebaiknya tidak mempunya Shadow di bawah (Lower Shadow). Jika ada, haruslah kecil dan tidak terlalu kelihatan secara visual
• Shooting Star harus memiliki Shadow di atas (Upper Shadow) dan panjang dari Shadow itu yaitu tiga kali panjang dari Body Shooting Star
• Harus ada konfirmasi. Posisi Sell dapat dipasang jika Candlestick sebelumnya menembus garis konfirmasi yang merupakan harga Open dari Candlestick sebelum Shooting Star
• Antara Candlestick sebelumnya dengan Shooting Star harus ada Gap Body (seperti pada gambar). Tidak masalah jika Lower Shadow dari Shooting Star mencapai Open dari Candlestick sebelumnya
SHOOTING STAR
SELL
Garis Konfirmasi
Body Shooting Star
Upper Shadow
= 3 x Body Shooting Star
1
2
Gap Body
Syarat – syarat dari Piercing Line yaitu sebagai berikut :
• Terjadi di Bottom dari Downtrend
• Candlestick no. 1 dan Candlestick no. 2 yaitu Long Body Candlestick
• Candlestick no. 1 harus berwarna Hitam (yang menunjukkan harga turun)
• Candlestick no. 2 harus berwarna Putih (yang menunjukkan harga naik)
• Open Candlestick no. 2 ada di bawah dari Lowest Candlestick no. 1 (di bawah ‘garis a’)
• Close Candlestick no. 2 paling tidak melewati setengah Body Candlestick no. 1 (di atas ‘garis b’) namun di bawah Close dari Candlestick no. 1 (di bawah ‘garis Konfirmasi’)
• Konfirmasi tidak diperlukan, namun disarankan
PIERCING LINE
a
1 2
b
Garis Konfirmasi
BUY
Syarat – syarat dari Dark Cloud Cover yaitu sebagai berikut :
• Terjadi di Top dari Uptrend
• Candlestick no. 1 dan Candlestick no. 2 yaitu Long Body Candlestick
• Candlestick no. 1 harus berwarna Putih (yang menunjukkan harga naik)
• Candlestick no. 2 harus berwarna Hitam (yang menunjukkan harga turun)
• Open Candlestick no. 2 ada di bawah dari Highest Candlestick no. 1 (di atas ‘garis a’)
• Close Candlestick no. 2 paling tidak melewati setengah Body Candlestick no. 1 (di bawah ‘garis b’) namun di atas Close dari Candlestick no. 1 (di atas ‘garis Konfirmasi’)
• Konfirmasi tidak diperlukan, namun hanya disarankan
DARK CLOUD COVER
a
1 2
b
Garis Konfirmasi
SELL
2. Double Pattern
Syarat – syarat Bullish Engulfing yaitu sebagai berikut :
• Sebaiknya terjadi di Top dari Uptrend
• Body Candlestick no. 2 harus ‘menutupi’ atau lebih besar dari Body Candlestick no. 1
• Open atau Close Candlestick no. 1 harus di bawah Open atau Close Candlestick no. 2
• Open atau Close (salah satu) Candlestick no. 1 boleh sama dengan Open atau Close (salah satu) Candlestick no. 2
• Candlestick no. 2 sebaiknya merupakan Long Body Candlestick
• Candlestick no. 1 dan no. 2 harus berbeda warna
• Candlestick no. 2 harus berwarna Putih untuk menunjukkan Uptrend yang akan terjadi
• Candlestick no. 1 sebaiknya berwarna Hitam sebab sesuai dengan Downtrend yang sedang terjadi
• Disarankan menunggu konfirmasi walau tidak harus ada. Pasang posisi Buy jika harga melewati garis konfirmasi yang merupakan harga Open atau Close Candlestick sebelum Candlestick no. 1
• Volume pada Candlestick no. 2 harus lebih besar dari volume pada Candlestick no. 1
BULLISH ENGULFING
BUY
Garis Konfirmasi
1
2
Syarat – syarat Bearish Engulfing yaitu sebagai berikut :
• Sebaiknya terjadi di Bottom dari Downtrend
• Body Candlestick no. 2 harus ‘menutupi’ atau lebih besar dari Body Candlestick no. 1
• Open atau Close Candlestick no. 1 harus di bawah Open atau Close Candlestick no. 2
• Open atau Close (salah satu) Candlestick no. 1 boleh sama dengan Open atau Close (salah satu) Candlestick no. 2
• Candlestick no. 2 sebaiknya merupakan Long Body Candlestick
• Candlestick no. 1 dan no. 2 harus berbeda warna
• Candlestick no. 2 harus berwarna Hitam untuk menunjukkan Downtrend yang akan terjadi
• Candlestick no. 1 sebaiknya berwarna Hitam sebab sesuai dengan Uptrend yang sedang terjadi
• Konfirmasi disarankan. Pasang posisi Sell jika harga melewati garis konfirmasi yang merupakan harga Open atau Close Candlestick sebelum Candlestick no. 1
• Volume pada Candlestick no. 2 harus lebih besar dari volume pada Candlestick no. 1
BEARISH ENGULFING
SELL
Garis Konfirmasi
1 2
Syarat – syarat Bullish Harami yaitu sebagai berikut :
• Sebaiknya terjadi di Bottom dari Downtrend
• Body Candlestick no. 2 harus lebih kecil dari Body Candlestick no. 1
• Open atau Close Candlestick no. 2 harus di bawah Open atau Close Candlestick no. 1
• Open atau Close (salah satu) Candlestick no. 2 boleh sama dengan Open atau Close (salah satu) Candlestick no. 1
• Candlestick no. 1 sebaiknya merupakan Long Body Candlestick
• Candlestick no. 1 dan no. 2 harus berbeda warna
• Candlestick no. 1 harus berwarna Hitam untuk menunjukkan Downtrend yang sedang terjadi
• Candlestick no. 2 sebaiknya berwarna Putih sebab sesuai dengan Uptrend yang akan terjadi
• Sangat disarankan menunggu konfirmasi. Posisi Buy dapat dipasang jika harga melewati garis konfirmasi yang merupakan harga Open dari Candlestick no. 1
• Volume pada Candlestick no. 2 harus lebih besar dari volume pada Candlestick no. 1
BULLISH HARAMI
Garis Konfirmasi
BUY
1
2
Syarat – syarat Bearish Harami yaitu sebagai berikut :
• Sebaiknya terjadi di Top dari Uptrend
• Body Candlestick no. 2 harus lebih kecil dari Body Candlestick no. 1
• Open atau Close Candlestick no. 2 harus di bawah Open atau Close Candlestick no. 1
• Open atau Close (salah satu) Candlestick no. 2 boleh sama dengan Open atau Close (salah satu) Candlestick no. 1
• Candlestick no. 1 sebaiknya merupakan Long Body Candlestick
• Candlestick no. 1 dan no. 2 harus berbeda warna
• Candlestick no. 1 harus berwarna Putih untuk menunjukkan Uptrend yang sedang terjadi
• Candlestick no. 2 sebaiknya berwarna Hitam sebab sesuai dengan Downtrend yang akan terjadi
• Sangat disarankan menunggu konfirmasi. Posisi Sell dapat dipasang jika harga melewati garis konfirmasi yang merupakan harga Open dari Candlestick no. 1
• Volume pada Candlestick no. 2 harus lebih besar dari volume pada Candlestick no. 1
BEARISH HARAMI
SELL
1
2
Garis Konfirmasi
3. Triple Pattern
Syarat – syarat Morning Star yaitu sebagai berikut :
• Terjadi di Bottom dari Downtrend
• Warna Candlestick no. 1 harus Hitam (yang menunjukkan harga turun)
• Warna Candlestick no. 2 bebas, namun lebih valid jika berwarna Putih
• Warna Candlestick no. 3 harus Putih (yang menunjukkan harga naik)
• Candlestick no. 1 dan Candlestick no. 3 harus Long Body Candlestick
• Candlestick no. 3 harus memiliki Body lebih besar dari Candlestick no. 1
• Candlestick no. 2 harus Small Body Candlestick
• Candlestick no. 2 harus terjadi Gap Body dengan Candlestick no. 1 (Close Candlestick no. 2 di bawah dan berbeda beberapa point dari Close Candlestick no. 1)
• Open Candlestick no. 3 dekat (di bawah atau di atas) dengan Close Candlestick no. 1
• Volume pada Candlestick no. 3 lebih besar (atau sama) dengan volume Candlestick no. 2
• Konfirmasi tidak diperlukan. Namun sebaiknya menunggu harga melewati ‘garis konfirmasi’ yang merupakan Open dari Candlestick no. 1
MORNING STAR
Garis Konfirmasi
1 2 3
Gap
Body
BUY
Syarat – syarat dari Evening Star yaitu sebagai berikut :
• Terjadi di Top dari Uptrend
• Warna Candlestick no. 1 harus Putih (yang menunjukkan harga naik)
• Warna Candlestick no. 2 bebas, namun lebih valid jika berwarna Hitam
• Warna Candlestick no. 3 harus Hitam (yang menunjukkan harga turun)
• Candlestick no. 1 dan Candlestick no. 3 harus Long Body Candlestick
• Candlestick no. 3 harus memiliki Body lebih besar dari Candlestick no. 1
• Candlestick no. 2 harus Small Body Candlestick
• Candlestick no. 2 harus terjadi Gap Body dengan Candlestick no. 1 (Close Candlestick no. 2 di bawah dan berbeda beberapa point dari Close Candlestick no. 1)
• Open Candlestick no. 3 dekat (di bawah atau di atas) dengan Close Candlestick no. 1
• Volume pada Candlestick no. 3 lebih besar (atau sama) dengan volume Candlestick no. 2
• Konfirmasi tidak diperlukan. Namun sebaiknya menunggu harga melewati ‘garis konfirmasi’ yang merupakan Open dari Candlestick no. 1
EVENING STAR
Garis Konfirmasi
Gap
Body
1
2
3
SEL
L
Syarat – syarat dari Morning Doji Star yaitu sebagai berikut :
• Terjadi di Bottom dari Downtrend
• Warna Candlestick no. 1 harus Hitam (yang menunjukkan harga turun)
• Warna Candlestick no. 3 harus Putih (yang menunjukkan harga naik)
• Candlestick no. 1 dan Candlestick no. 3 harus Long Body Candlestick
• Candlestick no. 3 harus memiliki Body lebih besar dari Candlestick no. 1
• Candlestick no. 2 harus berbentuk Doji sempurna (Open dan Close sama)
• Candlestick no. 2 harus terjadi Gap Body dengan Candlestick no. 1 (Close Candlestick no. 2 di bawah dan berbeda beberapa point dari Close Candlestick no. 1)
• Open Candlestick no. 3 dekat (di bawah atau di atas) dengan Close Candlestick no. 1
• Volume pada Candlestick no. 3 lebih besar (atau sama) dengan volume Candlestick no. 2
• Konfirmasi tidak diperlukan. Namun sebaiknya menunggu harga melewati ‘garis konfirmasi’ yang merupakan Open dari Candlestick no. 1
MORNING DOJI STAR
Garis Konfirmasi
1 2 3
Gap
Body
BUY
Syarat – syarat dari Evening Doji Star yaitu sebagai berikut :
• Terjadi di Top dari Uptrend
• Warna Candlestick no. 1 harus Putih (yang menunjukkan harga naik)
• Warna Candlestick no. 3 harus Hitam (yang menunjukkan harga turun)
• Candlestick no. 1 dan Candlestick no. 3 harus Long Body Candlestick
• Candlestick no. 3 harus memiliki Body lebih besar dari Candlestick no. 1
• Candlestick no. 2 harus berbentuk Doji sempurna (Open dan Close sama)
• Candlestick no. 2 harus terjadi Gap Body dengan Candlestick no. 1 (Close Candlestick no. 2 di bawah dan berbeda beberapa point dari Close Candlestick no. 1)
• Open Candlestick no. 3 dekat (di bawah atau di atas) dengan Close Candlestick no. 1
• Volume pada Candlestick no. 3 lebih besar (atau sama) dengan volume Candlestick no. 2
• Konfirmasi tidak diperlukan. Namun sebaiknya menunggu harga melewati ‘garis konfirmasi’ yang merupakan Open dari Candlestick no. 1
2
Garis Konfirmasi
Gap
Body
1
3
SELL
EVENING DOJI STAR
Syarat – syarat Three White Soldiers yaitu sebagai berikut :
• Terjadi di Bottom dari Downtrend
• Candlestick no. 1, 2, 3 sebaiknya merupakan Long Body Candlestick
• Ukuran Candlestick no. 1, 2, 3 sebaiknya tidak berbeda jauh
• Open Candlestick no. 2 ada di bawah Close Candelstick no. 1 dan Close Candlestick no. 2 ada di atas Close Candlestick no. 1
• Open Candlestick no. 3 ada di bawah Close Candelstick no. 2 dan Close Candlestick no. 3 ada di atas Close Candlestick no. 2
• Konfirmasi tidak diperlukan. Namun sebaiknya posisi Buy dilakukan jika harga melewati (atau Close di) ‘garis Konfirmasi’ yang merupakan Close Candlestick no. 3
• Semakin meningkat volume, semakin baik
THREE WHITE SOLDIERS
1
2
BUY
3
Garis Konfirmasi
Syarat – syarat Three Black Crows yaitu sebagai berikut :
• Terjadi di Top dari Uptrend
• Candlestick no. 1, 2, 3 sebaiknya merupakan Long Body Candlestick
• Ukuran Candlestick no. 1, 2, 3 sebaiknya tidak berbeda jauh
• Open Candlestick no. 2 ada di atas Close Candelstick no. 1 dan Close Candlestick no. 2 ada di bawah Close Candlestick no. 1
• Open Candlestick no. 3 ada di atas Close Candelstick no. 2 dan Close Candlestick no. 3 ada di bawah Close Candlestick no. 2
• Konfirmasi tidak diperlukan. Namun sebaiknya posisi Sell dilakukan jika harga melewati (atau Close di) ‘garis Konfirmasi’ yang merupakan Close Candlestick no. 3
• Semakin meningkat volume, semakin baik
THREE BLACK CROWS
SELL
1
2
Garis Konfirmasi
3
Chart Pattern
“Sometimes a chart pattern is frightening enough that you will want to take
profits. At other times, the best trade that you can make is none at all. You
may discover that your girlfriend loves diamonds, but as a chart pattern, they
are a lousy investment. One word says it all. Experience”
Encyclopedia of Chart Patterns Thomas N. Bulkowski
Sesuai dengan salah satu filosofi Teknikal Analisa yaitu “History Repeat
Itself”, maka Chart Pattern yaitu penerapan dan pembuktian filosofi itu .
sebab berdasar data – data masa lalu, suatu harga bergerak dengan
gerakan – gerakan naik dan turun yang dapat dideteksi “bentuk”nya sehingga
disebut Pergerakan Berpola (Pattern Move). Pergerakan inilah yang diberi
nama dan masuk ke dalam bagian Chart Pattern.
saat harga membentuk suatu Pattern tertentu, kita dapat memprediksi
pergerakan selanjutnya dan bahkan kita dapat memberikan target pergerakan
harga sesudah membentuk bentuk gerak tertentu.
Sekali lagi bahwa Chart Pattern akan banyak memakai pola Support &
Resistance dan terdapat istilah “Break Out”.
a. Triangle
Pola Triangle yaitu pola pergerakan harga yang paling mudah di deteksi.
Sesuai dengan namanya, saat harga bergerak sedemikian rupa hingga
membentuk bentuk “Segitiga”, maka kita dapat mengatakan harga telah
membentuk Triangle Pattern dan kita dapat memprediksi pergerakan
selanjutnya. Triangle dapat berupa sinyal Continuation Trend (melanjutkan
Trend yang ada) atau Revearsal Trend (perubahan Trend). Target harga sesudah
harga menembus Support atau Resistance (secara sederhana) yaitu setinggi
dari tinggi setengah jarak ujung ke ujung bentuk segitiga dari Triangle.
i. Symetri
Symetri Triangle yaitu Triangle yang dapat merupakan Continuation atau
Reversal Trend. Penentuan Continuation atau Reversal tergantung dari kemana
harga Breakout. Berikut yaitu contoh dari Symetri Triangle (lihat gambar).
Symetri Triangle berupa Continuation Trend Symetri Triangle berupa Reversal Trend
ii. Decending
Decending Triangle yaitu Triangle yang mendatar dibagian Support‐nya
dan menurun di bagian Resistance‐nya. Decending Triangle akan
menjadi Continuation Downtrend jika harga menembus Support‐nya.
Berikut yaitu contoh Decending Triangle
iii. Ascending
Ascending Triangle yaitu Triangle yang mendatar di bagian Resistance‐
nya dan menurun di bagian Supportnya. Ascending Triangle akan menjadi
Contiuation Uptrend jika harga menembus Resistance‐nya. Berikut yaitu
contoh dari Ascending Triangle
b. Head And Shoulders
Head and Shoulders disebut demikian sebab berbentuk seperti bahu kiri
– kepala – bahu kanan manusia. Tentu saja tidak benar – benar seperti bahu
dan kepala manusia. Namun bahu dan kepala disini yaitu kenaikan harga
yang kecil (bahu kiri) lalu menurun diikuti dengan kenaikan harga yang lebih
besar dari sebelumnya (kepala) lalu menurun lagi dan terakhir kenaikan harga
yang relatif sama dengan bahu kiri (bahu kanan) lalu menurun lagi. Garis
Support yang memulai kenaikan dan mengakhiri penurunan untuk memulai
kenaikan lagi disebut Neckline (atau garis leher). Target penurunan harga
(Downtrend) yaitu setinggi garis Neckline menuju ujung Kepala dari Head &
Shoulders.
Lebih mudah yaitu dengan melihat gambar berikut :
c. Inverted Head And Shoulders
Sama halnya dengan Head & Shoulders, Inverted Head & Shoulders yaitu
Head & Shoulders dengan posisi Breakout untuk Uptrend. Berikut yaitu
gambar Inverted Head & Shoulders :
d. Double Bottom
Pola Double Bottom yaitu pola Reversal Pattern. Double Bottom ditandai
dengan adanya pantulan dari Support lalu memantul lagi ke arah Support
sebelumnya. Mudahnya, Double Bottom berbentuk seperti huruf “W”. Target
harga Double Bottom yaitu setinggi Resistance ke Support‐nya.
Terkadang Double Bottom dapat memantul tiga kali. Disebut juga dengan
Triple Bottom. Gambar Double Bottom yaitu sebagai berikut :
e. Double Top
Sama seperti Double Bottom, Double Top lebih berbentuk huruf “M”.
Target harga yaitu sepanjang Resistance dan Support‐nya. Ada juga
Double Top yang terjadi tiga kali pantulan disebut Triple Top. Berikut yaitu
gambar Double Top:
f. 2‐3 Pattern
1 – 2 – 3 Pattern yaitu Pattern jenis baru. Pattern ini sangatlah mudah
dideteksi. 1‐2‐3 pattern sama seperti mendeteksi adanya Uptrend ataupun
Downtrend, yaitu dengan Higher High Higher Low atau Lower High Lower Low,
tergantung dengan arah Trendnya. Namun hanya dipakai satu pasang
Higher High High Low atau satu pasang Lower High Lower Low. Higher High
Higher Low atau Lower High Lower Low diberi angka 1, 2 dan 3. Gunakan angka
1 untuk mendeteksi adanya 1‐2‐3 Pattern. Titik Higher High pertama atau
Lower High pertama diberi angkat 2 dan menjadi titik Entry. 1‐2‐3 Pattern akan
terbentul jika titik 3 ini yaitu Higher Low atau Lower Low dibandingkan
dengan titik 1. Berikut yaitu gambar 1‐2‐3 Pattern Downtrend dan Uptrend
“A ball hits the floor and bounces. It drops after it hits the ceiling. Support and
Resistance are like a floor and a ceiling, with price sandwiched between
them”
Trading For A Living Alexander Elder
Di bagian ini, kita akan membahas hal yang sebenarnya menjadi inti dari
semua Ilmu Teknikal Analisa. Sangat penting anda memahami Support dan
Resistance sebab pergerakan harga pada akhirnya yaitu bergerak dari suatu
Support ke Resistance dan kembali ke Support lagi atau sebaliknya. Pergerakan
harga mereka memang acak, namun jika anda dapat melihat titik – titik
Support dan Resistance mereka, anda dapat melihat ke titik berapa harga akan
bergerak dan di titik berapa harga akan berbalik arah (Reversal)
Seperti kata Elder, Support seperti lantai (Floor) dimana harga cenderung
memantul ke atas (Rebound) dan Resistance yaitu langit – langit (Ceiling)
dimana harga berbalik arah ke bawah (Reverse). Support juga menjadi titik
dimana anda dapat memasang posisi Buy dan Resistance menjadi titik dimana
anda memasang posisi Sell.
Support
Support yaitu titik dimana harga berhenti dari penurunannya dan mulai
menunjukkan pergerakan menaik. Support biasanya juga disebut dengan
“Bottom” atau “Batas Bawah”. sebab pada titik Support ini, harga sudah
Oversold dan cenderung meningkat.
Oversold yaitu kondisi dimana harga sudah jenuh Jual. sebab pengertian
“Jual” yaitu harga yang menurun, maka saat Jenuh Jual (Oversold) dapat
berarti harga sulit untuk turun lebih jauh lagi. Sehingga saat harga sudah
memasuki kondisi Oversold, maka harga akan segera meningkat. Adakalanya
harga terus menurun melewati Support. Kondisi demikian dinamakan “Break
Out” atau penembusan harga. saat harga menembus Support, maka harga
akan terus menerus turun sampai bertemu Support selanjutnya. Oleh sebab
itu, biasanya dalam suatu pengamatan, terdapat beberapa Support.
Harga yang menembus Support terkadang kembali naik dan mendekati
Support yang sebelumnya tertembus. Saat itu, Support itu menjadi
Resistance. Dengan kata lain, Support dapat menjadi Resistance dan begitu
juga Resistance yang dapat menjadi Support.
Resistance
Resistance yaitu titik dimana harga berhenti dari kenaikannya dan mulai
menunjukkan pergerakan menurun. Resistance biasa disebut juga dengan
“Top” atau “Batas Atas”. sebab pada titik Resistance, harga sudah Overbought
dan cenderung menurun. Overbought yaitu kondisi dimana harga sudah
mulai jenuh Beli. saat “Beli”, maka harga akan meningkat sebab banyaknya
permintaan (semakin banyak permintaan, harga akan meningkat). Dan saat
sudah “Jenuh Beli” maka harga akan segera menurun. Harga yang “Break Out”
dari Resistance akan terus naik sampai mencapai Resistance selanjutnya. Dan
seperti halnya Support, ada beberapa Resistance yang dapat dipakai dalam
satu pengamatan.
Cara Membuat Support & Resistance
Ada dua cara yang utama dalam membuat Support dan Resistance, yaitu
cara Tradisional dan cara Modern. Cara tradisional yaitu dengan membuat
secara manual garis – garis pada grafik harga. Garis – garis itu yaitu
Support dan Resistance. Sedangkan cara modern yaitu dengan memakai
indikator teknikal analisa seperti Moving Average dan Bollinger Band. Indikator
– indikator itu akan dibahas di bagian selanjutnya dalam buku ini. Namun
dalam bagian ini, akan diterangkan bagaimana indikator itu dapat
menjadi Support dan Resistance.
Ada juga cara dalam membuat Support dan Resistance dengan
memakai perhitungan matematis. Cara itu yaitu dengan
menghitung Pivot Point. Dan sebab Pivot Point memiliki interpretasi yang
lebih kompleks, maka Pivot Point akan dibahas dalam bagian tersendiri dalam
buku ini. Atau dengan memakai garis – garis yang dibentuk dari Gann Fan
dan Fibonacci Retracement. Cara seperti itu akan dibahas dalam bagian
tersendiri, yaitu Line Analysis.
Cara tradisional sangat bersifat subjektif dan lebih tergantung dengan
visualisasi kita masing – masing. Sehingga sering kali Support dan Resistance
satu trader berbeda dengan trader lainnya.
memakai indikator sebagai Support dan Resistance (cara modern) pun
terkadang dapat menunjukkan hasil yang berbeda setiap trader. Hal ini
menyangkut penggunaan periode dari indikator itu yang, tentu saja, tiap
trader dapat berbeda – beda dalam penggunaan periodenya.
Saya menyarankan untuk memakai kombinasi antara cara tradisional
dan cara modern (lalu diperkuat dengan Pivot Point) dalam membuat Support
dan Resistance. sebab masing – masing cara itu saling melengkapi dan
mem‐validasi satu sama lain.
i. Cara Tradisional
Support dan Resistance dapat dibuat dengan cara menarik garis pada chart
harga. saat harga menyentuh garis yang kita buat dan harga menaik sesudah
itu, maka garis itu yaitu garis Support. Dan saat harga menyentuh
garis itu dan ternyata harga turun, maka garis itu yaitu garis
Resistance. Beberapa syarat dalam membuat garis – garis Support atau
Resistance yaitu :
1.) Garis Support dan Resistance harus berupa garis lurus baik itu horizontal
maupun miring (dari 00 sampai kurang dari 900)
Semakin miring garis Support dan Resistance menandakan semakin
cepat harga bergerak naik atau turunnya. Berhati – hatilah jika harga
bergerak dengan cepat sebab biasanya kemanapun pergerakan suatu
harga, akan diikuti dengan pergerakan yang berlawanan arah. Yang
berarti jika harga naik dengan cepat, akan diikuti dengan penurunan
harga dengan cepat juga. Begitupun sebaliknya.
2.) Garis Support dan Resistance harus menyentuh harga
1. Semakin banyak persentuhan harga dengan garis Support dan
Resistance, semakin kuat (valid) garis itu . Terlebih lagi jika harga
banyak memantul sesudah menyentuh garis Support dan Resistance.
2. Titik harga yang menyentuh garis Support dan Resistance itu dapat
berupa harga Open dan Close maupun harga Highest dan Lowest atau
dapat juga perpaduan antara Open – High – Low – Close. Saya
menyarankan anda memakai perpaduan harga antara Open, High,
Low dan Close. sebab titik – titik itu yaitu sebuah Congestion
Area yang juga disarankan oleh Elder dalam membuat garis Support dan
Resistance.
3. Saya lebih suka (dan menyarankan anda) memakai tipe Bar chart
dalam membuat garis Support dan Resistance. sebab saya dengan
mudah melihat apakah garis – garis yang saya buat menyentuh harga
Open – Close atau tidak.
3. Usahakan membuat garis sesedikit mungkin dan cari / buat garis Support
dan Resistance yang sekuat mungkin. Kekuatan dari Support dan Resistance
ditentukan oleh :
Panjang garis Support dan Resistance itu . Panjang garis Support
dan Resistance dilihat dari jumlah candle / bar yang membuat garis
Support dan Resistance. Semakin panjang dan semakin banyak candle /
bar yang dipakai , semakin kuat (valid) garis Support dan Resistance
anda. Jumlah candle / bar juga dapat diartikan dengan semakin lama
periode pembentukan Support dan Resistance.
Banyaknya persentuhan harga (Open – High – Low – Close) dengan garis
itu . Support dan Resistance minimal bersentuhan dengan dua titik
harga, namun semakin banyak titik – titik harga yang bersentuhan
dengan Support dan Resistance, maka semakin kuat Support dan
Resistance itu .
Banyaknya pemantulan (Rebound atau Reversal) harga sesudah
menyentuh garis Support dan Resistance itu . Dalam hal
pemantulan ini, lihatlah titik Open – Close –nya dibanding dengan High –
Low –nya. Dan titik Close lebih utama dibanding Open. Oleh sebab itu,
terkadang saya juga membuat garis Support dan Resistance dengan
memakai tipe Line chart. Dimana Line chart yaitu titik – titik Close
yang dihubungkan menjadi sebuah garis.
Dengan mengikuti syarat – syarat itu , perbedaan Support dan
Resistance antara anda dengan trader yang lain bukanlah masalah yang berarti.
sebab harga sesungguhnya memiliki titik Support dan Resistance yang hampir
tidak terbatas. Dan kita hanya dapat membuat beberapa Support dan
Resistance saja (sebab terbatasnya kemampuan penglihatan kita).
Saya menyarankan untuk menarik garis Support dan Resistance
berdasar dua titik harga, kemudian panjangkan garis itu untuk
melihat apakah pergerakan harga selanjutnya menyentuh garis itu lalu
menembusnya (Breakout) atau berbalik arah (Reversal atau Rebound)
Jika ternyata harga berbalik arah, pertahankan garis itu sebagai
Support atau Resistance. Namun jika ternyata harga menembus, buatlah garis
yang baru sesuai dengan pergerakan harga yang baru.
Zoom Out (perbesar) gambar Chart anda untuk memudahkan dalam
melihat Support dan Resistance dalam jangka panjang dan Zoom In (perkecil)
gambar Chart anda untuk memastikan titik – titik Open – High – Low – Close
tersentuh oleh garis Support dan Resistance anda.
ii. Cara Modern
Seperti yang disebutkan diatas, yang menjadi Support dan Resistance
dalam cara modern ini yaitu indikator – indikator teknikal analisa. sebab
indikator itu juga digolongkan sebagai teknikal analisa yang modern
(muncul sesudah komputer banyak dipakai sebagai salah satu alat hitung),
maka pembuatan Support dan Resistance dengan indikator saya sebut sebagai
cara modern. Indikator teknikal analisa memiliki bagian pembahasan sendiri
dalam buku ini. Oleh sebab itu, bagian ini tidak akan menjelaskan lebih lanjut
mengenai indikator – indikator itu .
Indikator – indikator yang dapat dijadikan Support dan Resistance yaitu
indikator yang ditempatkan satu lokasi dengan harga. Indikator – indikator
itu antara lain yaitu :
1. Moving Average (MA)
2. Bollinger Band
3. Envelope
Moving Average yaitu indikator terbaik yang dapat menjadi Support dan
Resistance. Namun sebab Bollinger Band dan Envelope yaitu sebuah bentuk
turunan dari Moving Average, maka Bollinger Band dan Envelope dapat
dipakai sebagai Support dan Resistance juga.
Pada dasarnya, syarat – syarat pembuatan Support dan Resistance yang
baik dengan memakai indikator sama seperti syarat – syarat pembuatan
Support dan Resistance dengan cara tradisional.
Khusus untuk Support dan Resistance dengan indikator, penggunaan
periode (atau periode perhitungan) pada indikator itu sangatlah penting
untuk menunjukkan kekuatan dan validasi dari Support dan Resistance.
Untuk Moving Average, gunakan periode yang dipakai untuk membuat
Long Term MA, seperti periode 50, 100 atau 200. sebab Moving Average
dengan periode panjang itu cukup valid untuk diinterpretasikan sebagai
Support dan Resistance.
Bollinger Band sebenarnya yaitu indikator volatilitas yang melihat besar
atau tidaknya pergerakan / perubahan harga. Bollinger Band terdiri dari tiga
Band ; Upper Band, Middle Band dan Lower Band. Dan sebab Middle Band
dari