Basuki Tjahya Purnama alias Ahok yaitu wakil gubernur Jakarta saat
ini. Beliau yaitu salah satu pejabat yang cukup dipercaya warga
integritasnya, keberaniannya, dan kejujurannya dalam menjalankan politik.
Bahkan beberapa waktu yang lalu beliau mendapat penghargaan sebagai
pejabat yang anti korupsi. Hal ini tak lepas dari kinerjanya yang memangkas
anggaran dan menampilkan rapat-rapat di You Tube sehingga warga
bisa tau apa yang dibahas di rapat ini .
Namun sebelum menjadi wakil gubernur Jakarta dan berpasangan dengan
Jokowi, praktis tak terlalu banyak orang yang tau tentang Ahok. Berikut
yaitu perjalanan hidup Basuki Tjahya Purnama alias Ahok,
Sebelumnya ia yaitu anggota DPR di komisi II. Ia juga pernah menjabat
sebagai Bupati Belitung Timur pada tahun 2005-2006. Keluarganya yaitu
keturunan Tionghoa-Indonesia.
Masa kecil Basuki lebih banyak dihabiskan di Desa Gantung, Kecamatan
Gantung, Kabupaten Belitung Timur, hingga selesai menamatkan pendidikan
sekolah menengah tingkat pertama. Setamat dari sekolah menengah
pertama, ia melanjutkan sekolahnya di Jakarta. Sekalipun demikian, ia
selalu berlibur ke kampung halaman.
Ia melanjutkan sekolah menengah atas dan perguruan tinggi di Jakarta
dengan memilih Fakultas Teknologi Mineral jurusan Teknik Geologi
Universitas Trisakti. pada tahun 1989, Ahok kembali dan menetap di
Belitung serta mendirikan perusahaan CV Panda yang bergerak di bidang
kontraktor pertambangan PT Timah.
Dua tahun kemudian, Ahok meneruskan kuliah S-2 dan mengambil bidang
manajemen keuangan di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya Jakarta.
Pada 1992 Ahok mendirikan PT Nurindra Ekapersada. Ia kemudian
mendirikan pabrik di Dusun Burung Mandi, Desa Mengkubang, Kecamatan
Manggar, Belitung Timur. Pabrik pengolahan pasir kuarsa ini yaitu
yang pertama dibangun di Pulau Belitung, dan memanfaatkan teknologi
Amerika dan Jerman. Lokasi pembangunan pabrik ini yaitu cikal bakal
tumbuhnya kawasan industri dan pelabuhan samudra, dengan nama
Kawasan Industri Air Kelik (KIAK).
Karir Politiknya dimulai pada tahun 2004. Pada saat itu Ahok bergabung di
bawah bendera Partai Perhimpunan Indonesia Baru (Partai PIB) sebagai
ketua DPC Partai PIB Kabupaten Belitung Timur. Pada pemilu 2004 ia
mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dan terpilih menjadi anggota
DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009.
Pada Pilkada Kabupaten Belitung Timur Tahun 2005, Ahok berpasangan
dengan Khairul Effendi. Pasangan ini pun terpilih menjadi Bupati dan Wakil
Bupati Kabupaten Belitung Timur. Ahok kemudian mengajukan
pengunduran dirinya pada 11 Desember 2006 untuk maju dalam Pilgub
Bangka Belitung 2007. Pada 22 Desember 2006, ia resmi menyerahkan
jabatannya kepada wakilnya, Khairul Effendi. Namun pada pemilihan
ini Ahok kalah.
Barulah pada tahun 2012 ia terpilih sebagai wakil gubernur DKI Jakarta
berpasangan dengan Joko Widodo. Sepak terjangnya yang berani melawan
siapapun selama itu benar membuatnya disegani sebagai pemimpin yang
baik.
"Salam Super," Itulah kata yang sering kali diucapkan saat Mario Teguh
mulai menyampaikan motivasinya di depan audience. Ya, Mario Teguh
belakangan ini menjadi motivator yang paling populer melalui acaranya di
Metro TV yang berjudul Golden Ways.
Lalu bagaimanakah kisah hidup Mario Teguh hingga bisa menjadi
motivator paling dikenal seperti sekarang ini? Berikut kisahnya.
Pak Mario teguh memiliki nama lengkap Sis Maryono Teguh. Namun ia
lebih dikenal dengan sebutan Mario Teguh saat tampil sebagai motivator.
Mario Teguh lahir di Makasar, 5 Maret 1956. Mario Teguh lulus dari
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Malang dari jurusan Linguistik
dan pendidikan Bahasa Inggris. Sebelumnya ia sekolah di sebuah sekolah
Arsitektur New Third High di Chicago, Amerika Serikat. sesudah lulus S1,
beliau juga sempat melanjutkan pendidikan di Universitas Sophia di Tokyo,
Jepang menambil jurusan Internasional Bussines. sesudah itu melanjutkan ke
Indiana University mengambil jurusan Operation System di Amerika Serikat
pada tahun 1983.
Pekerjaan pertama yang digelutinya yaitu menjadi pegawai bank di
Citybank. Disana ia menjadi Head of Sales. Kemudian ia bekerja di BSB
Bank sebagai Manager Business Development. Setalah itu ia menjadi Vice
President Marketing & Organization Development di Aspac Bank pada tahun
1990 sampai 1994. Kemudian Mario Teguh mendirikan perusahaan
Bussiness effevtiveness Consultant dan menjadi CEO di External Corp.
Karirnya di dunia showbizz berawal dari sebuah acara bertajuk Business
Art di O'Chanel, sebuah stasiun televisi di Jakarta. Barulah saat di Metro
TV, melalui acara Golden Ways, Mario Teguh menjadi motivator yang
sangat dikenal.
Mario Teguh telah meraih banyak penghargaan termasuk penghargaan dari
MURI sebagai motivator dengan Facebook Fans terbanyak di dunia. Saat ini
Fanpagenya telah di-like lebih dari 8 juta orang. Mario Teguh juga terpilih
sebagai salah satu dari 8 tokoh Perubahan 2009 versi Republika di tahun
2010.
Mario Teguh telah menulis beberapa buku diantanya yaitu Becoming a
Star (2006), One Million Second Chances (2006), Life Changer (2009),
dan Leadership Golden Ways (2009).
Apa yang disampaikan oleh Mario Teguh sebenarnya sangat sederhana.
Berasal dari apa yang terjadi atau apa yang ada di sekitar kita. Dan itulah
yang membuat materi yang ia sampaikan mudah dicerna oleh siapapun.
~ Mungkin anda sering mendengar produk tas Eiger,
Bodypack, atau Export. Atau mungkin anda pernah memakainya. Mungkin
yang ada di benak anda itu yaitu produk luar negeri. Namun faktanya
Eiger dan produk-produk ini yaitu produk lokal yang berkualitas.
Dan rupanya sosok sukses dibalik Eiger dan produk di atas yaitu hanya
lulusan STM yang dahulu hidupnya memprihatinkan.
Ronny Lukito, yaitu seorang anak dari keluarga yang memperihatinkan.
Orangtuanya bukanlah dari kaum berada. Di masa remajanya Ronny yang
tinggal di Bandung yaitu sosok pemuda yang rajin dan tekun, dia bukan
seorang lulusan perguruan tinggi negeri atau pun perguaruan tinggi swasta
terfavorit. Melainkan dia hanyalah seorang lulusan STM (Sekolah Teknologi
Menengah), meskipun sebenarnya dia sangat ingin sekali melanjutkan study
di salah satu perguruan tingggi swasta terfavorit di Bandung. Namun
keinginannya itu tidak menjadi kenyataan karena harus terbentur masalah
keuangan.
Semenjak sekolah di STM, Ronny sudah terbiasa berjualan susu yang
dibungkus dengan plastik-plastik kecil, diikat dengan karet, kemudian susu
ini ia jual kerumah-rumah tetangganya dengan memakai sepeda
motor miliknya. Masa remaja Ronny Lukito di Bandung dilewati dengan
penuh kesederhanaan yang jauh dari kehidupan serba ada apalagi yang
disebut kehidupan glamour.
Orang tuanya memiliki sebuah toko tas kecil. Produk tasnya diberi nama
Butterfly (diambil dari merk mesin jahit yang digunakan). Dan itulah yang
membuat Ronny melihat peluang usaha di bidang tas.
Tahun 1979, Ronny ingin kuliah. Namun dia melihat bahwa orangtuanya
tidak sanggup membiayainya kuliah. Oleh sebab itu, dia membantu
perekonomian keluarga. Ronny mulai mengembangkan bisnis tas. Meski
hanya mendapatkan order sedikit, Ronny terus kembangkan usahanya.
Dengan modal kurang dari satu juta rupiah, Ronny membeli dua mesin
jahit, peralatan jahit, dan sedikit bahan baku pembuatan tas. Dibantu
dengan satu orang pegawai, Ronny Lukito memproduksi tas. sekitar tahun
83-84 Ronny berkeinginan memasukkan produk ke Matahari, saat di awal
awal mengajukan sebagai pemasok itu, Ronny ditolak terus oleh bagian
pembelian, baru sampai mengajukan ke 13, permohonan Ronny
memasukkan Produk tasnya diterima, saat itu pun, nilai tas yang dijual tidak
sampai 300 ribu.
Ronny lalu terjun ke daerah-daerah untuk mencari mitra pengecer untuk
memasarkan tas buatannya. Dia membuang rasa malasnya karena ia sadar
masa depannya ditentukan oleh apa yang ia kerjakan di masa kini. Ia terus
belajar berbisnis, seminar-seminar ia ikuti, buku-buku ia baca. Hingga
usahanya pun terus berkembang.
Pada tahun 1984, akhirnya Ronny Lukito membeli rumah tambahan seluas
600m2 untuk menambah ruang produksinya. 2 tahun kemudian tahun 1986
Ronny membeli tanah seluas 6000m2 untuk menambah lagi ruang produksi.
sesudah melalui perjuangan yang gigih, produknya pun bisa terjual di
berbagai tempat seperti Matahari, Ramayana, Gunung Agung, Gramedia,
dan dept.
Kini, di bawah B&B Inc, produk-produknya amat diperhitungkan bukan
hanya di dalam negeri, tapi juga di luar negeri. Sebut saja produk Eiger
yang paling fenomenal. Eiger, pertama kali diproduksi pada tahun 1993.
Nama Eiger sendiri diambil dari nama Gunung Eiger di Swiss. Eiger
ditujukan untuk peralatan kegiatan outdoor, seperti mendaki gunung,
kemah, panjat tebing dan aktifitas lainnya yang masih menyangkut masalah
kegiatan luar. Atau merek lainnya, Export, Bodypack, Neosack, dan
beberapa mereka lainnya yang sudah kita kenal.
Andrie Wongso, Tidak Lulus SD, Kini Jadi
Motivator No 1 Indonesia
Andrie Wongso yaitu motivator yang sudah sangat populer di
Indonesia. Bahkan ia disebut–sebut sebagai motivator nomer 1 di
Indonesia. Kesuksesannya dan kiprahnya sebagai motivator telah
membuat banyak orang terinspirasi.
Namun satu kenyataan yang akan membuat kita mengerutkan dahi
yaitu ternyata motivator nomer 1 Indonesia ini TIDAK LULUS SD.
Benar sekali. Pria kelahiran tahun 1954 ini terpaksa harus berhenti sekolah
saat usianya 11 tahun. Saat itu, sekolah mandarin tempatnya menuntut
ilmu harus ditutup. Ia membantu orang tuanya berjualan kue ke pasar.
Di usia yang ke 22 ia memberanikan diri pergi ke kota Jakarta dengan
tekad untuk mengubah nasibnya. Ia pun bekerja sebagai salesman produk
sabun sampai penjaga toko.
Ia suka sekali bermain kungfu dari kecil dan ia suka sekali menontong
film kungfu. Hal itu yang melatarbelakanginya untuk membuat perguruan
kungfu pada saat itu. Bahkan ia sempat melamar ke perusahaan perfilman
yang memproduksi film kungfu dan ia diterima menjadi salah satu pemeran
dengan kontrak kerja 3 tahun. Namun sesudah 3 tahun menjalani suka duka
di perfilman kungfu di Taiwan ia pun merasa kalo dunia film bukanlah
dunianya. Lantas ia pun kembali ke Indonesia dan memutuskan untuk tidak
akan memperpanjang kontraknya.
sesudah mengalami pengalaman hidup mulai dari tidak tamat SD
namun bisa berjuang dan merantau ke negeri orang untuk bermain film
membuatnya gemar menuliskan kata–kata mutiara di buku hariannya. Dari
sana muncul ide untuk membuat kata–kata mutiara selain untuk memotivasi
diri sendiri juga untuk memotivasi orang lain. Dibantu oleh sang kekasih
Haryanti Lenny yang sekarang menjadi istrinya, dimulailah bisnis membuat
kartu ucapan motivasi dengan merk HARVEST, yang di kemudian hari,
mengukuhkan Andrie sebagai raja kartu ucapan.
Kemudian bisnisnya merambah ke bidang holografi, perusahaan
mainan, pengelola beberapa foodcourt dan untuk menaungi bidang
pendidikan dan kepelatihan, Andrie mendirikan AW motivation training dan
AW Publising, Multimedia serta membuka beberapa outlet AW Success Shop
yaitu toko pertama di Indonesia yang khusus menjual produk-produk
motivasi. Sejak tahun tahun 1989, dia menjadi pembicara/motivator intern
PT. Harvindo Perkasa (Harvest Fans Club di berbagai kota), dan dari sinilah,
kemudian ia sering melakukan training motivasi, tidak hanya untuk Harvindo
tapi juga untuk berbagai perusahaan dan instansi. Kini, ia dijuluki sebagai
Motivator No. 1 di Indonesia
Salam sukses, Luar Biasaaaaa!!!!!
Jakarta saat ini dipimpin oleh gubernur yang dekat dengan rakyatnya.
Kebiasaannya blusukan tetap ia lakukan walaupun ia telah memiliki jabatan
tinggi. Mantan walikota solo yang kabarnya menjadi salah satu walikota
terbaik dunia ini bekerja keras siang dan malam demi rakyatnya. Lantas
bagaimana ia bisa bekerja ikhlas demi rakyatnya? Ikuti kisahanya di
berikut ini.
Joko Widodo atau yang akrab dipanggil Jokowi bukanlah orang yang
berkecukupan, bukanlah orang kaya. Ia anak tukang kayu, nama bapaknya
Noto Mihardjo, hidupnya amat prihatin, dia besar di sekitar Bantaran Sungai.
Ia tau bagaimana menjadi orang miskin dalam artian yang sebenarnya.
Bapaknya penjual kayu di pinggir jalan, sering juga menggotong kayu
gergajian. Ia sering ke pasar, pasar tradisional dan berdagang apa saja
waktu kecil. Ia melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana pedagang
dikejar-kejar aparat, diusiri tanpa rasa kemanusiaan, pedagang ketakutan
untuk berdagang. Ia prihatin, ia merasa sedih kenapa kota tak ramah pada
manusia.
Sewaktu SD ia berdagang apa saja untuk dikumpulkan biaya sekolah, ia
mandiri sejak kecil tak ingin menyusahkan bapaknya yang tukang kayu itu.
Ia mengumpulkan uang receh demi receh dan ia celengi di tabungan ayam
yang terbuat dari gerabah. Kadang ia juga mengojek payung, membantu
ibu-ibu membawa belanjaan, ia jadi kuli panggul. Sejak kecil ia tau
bagaimana susahnya menjadi rakyat, tapi disini ia menemukan sisi
kegembiraannya.
Ia sekolah tidak dengan sepeda, tapi jalan kaki. Ia sering melihat suasana
kota, di umur 12 tahun dia belajar menggergaji kayu, tangannya pernah
terluka saat menggergaji, tapi ia senang dan ia gembira menjalani
kehidupan itu.
Suatu saat Ia diterima di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada,
jurusan kehutanan. Ia pelajari dengan tekun struktur kayu dan bagaimana
pemanfaatannya serta teknologinya. Di masa kuliah ia jalani dengan amat
prihatin, karena tak ada biaya hidup yang cukup. Kuliahnya disambi dengan
kerja sana sini untuk biaya makan, ia sampai lima kali indekost karena tak
mampu biaya kost dan mencari yang lebih murah.
Hidup dengan prihatin membawanya pada situasi disiplin, Jokowi mampu
menerjemahkan kehidupan prihatinnya lewat bahasa kemanusiaan, bahwa
dalam kondisi susah orang akan menghargai tindakan-tindakan manusiawi.
Setamat kuliah ia tetap menjadi tukang gergaji kayu, tapi ia sudah memiliki
wawasan, ia melihat industri kayu berkembang pesat, ia mendalami mebel.
Disini ia pertaruhkan segalanya, rumah kecil satu-satunya bapaknya ia
jaminkan ke Bank. Dan ia berhasil, ia bukan saja tapi ia juga pengambil
resiko yang cerdas, ia berhasil dari sebuah bengkel mebel dengan gedek
disamping pasar yang kumuh berhasil dikembangkan. Ia menangis saat
pekerja-pekerjanya bisa makan.
Suatu saat ia kedatangan orang Jerman bernama Micl Romaknan, ia ngobrol
dengan Jokowi, kata orang Jerman itu : “Wah, di Jepara saya ketemu orang
namanya Joko, baiklah kamu kunamakan saja Djokowi, kan mirip Djokovich”
akhirnya terciptalah sebuah nickname Jokowi yang melekat hingga kini.
Perkembangan bisnisnya bagus, ia dipercaya kerna ia jujur, orang Jerman
suka dengan orang yang jujur dan pekerja keras, Jokowi hanya tidur 3 jam
sehari, selebihnya yaitu kerja. Ia tak pernah makan uang dari memeras
atau pungli, ia makan dari keringatnya sendiri. Dengan begitu hidupnya
berkah. Jokowi berhasil mengekspor mebel puluhan kontainer dan ia
berjalan-jalan di Eropa.
Tidak seperti kebanyakan orang Indonesia yang mengunjungi Eropa dengan
cara hura-hura atau foto sana, foto sini tanpa memahami hakikat
warga nya. Jokowi di Eropa berpikir reflektif. “Kenapa kota-kota di
Eropa, kok sangat manusiawi, sangat tinggi kualitasnya baik kualitas
penghargaan terhadap ruang gerak warga sampai dengan kualitas
terhadap lingkungan” lama ia merenung ini, akhirnya ia menemukan
jawabannya “Ruang Kota dibangun dengan Bahasa Kemanusiaan, Bahasa
Kerja dan Bahasa Kejujuran”. Tiga cara itulah yang kemudian dikembangkan
sesudah ia menduduki jabatan di Solo.
sesudah sukses di bisnis, Jokowi berpikir “Bagaimana ia bisa berterima kasih
pada bangsanya” lalu ia mendapatkan jawabannya, bahwa contoh terbaik
untuk berterima kasih yaitu menjadi pemimpin rakyat yang bertanggung
jawab. Lalu ia masuk ke dalam dunia politik dengan seluruh rasa tanggung
jawab. Pertanggung jawaban politiknya yaitu pertanggungjawaban moral
bukan karena ia mencari hidup dalam dunia politik, ia ikhlas dalam bekerja,
baginya inilah cara berterima kasih pada bangsanya.
Ia masuk ke dalam dunia politik, awalnya tidak dipercaya, karena sosoknya
lebih mirip tukang becak alun-alun kidul ketimbang seorang pejabat yang
gagah. Tapi beruntung bagi Jokowi, saat itu warga Solo sedang bosan
dengan pemimpin lama, mereka mencoba sesuatu yang baru. Akhirnya
Jokowi menang tipis.
warga mempercayainya dan ia menjawabnya dengan siang malam
bekerja untuk kotanya, ia datangi tanpa lelah rakyatnya, ia resmikan
gapura-gapura pinggir jalan, ia hadir pada selamatan-selamatan kecil, ia
terus diundang bahkan untuk meresmikan pos ronda sebuah RW sekalipun.
Ia bekerja dari akarnya sehingga ia mengerti anatomi warga .
sesudah sukses menjadi walikota Solo dan kabarnya menjadi salah satu
walikota terbaik dunia, Jokowi pun mengikuti Pilkada Jakarta untuk menjadi
gubernur Jakarta. sesudah melalui dua putaran, ia terpilih menjadi gubernur
Jakarta. Nampaknya warga Jakarta menginginkan pemimpin yang
dekat dengan rakyatnya.
sesudah terpilih menjadi gubernur, banyak tantangan yang harus ia hadapi.
Bahkan di awal-awal jabatannya banjir melanda Jakarta. Ia pun harus
bekerja keras siang malam mengatasi banjir ini . Visi dan misi Jokowi
untuk membenahi Jakarta memang tidaklah mudah. Namun dengan kerja
kerasnya, banyak orang yang yakin ia mampu melakukannya.
Mantan Office Boy raih omset ratusan
juta dari bisnis ayam bakar
Hanya berijasah SMA Mas Mono sempat menjadi office boy. Tapi kini ia
memperoleh omset ratusan juta rupiah dari bisnis ayam bakarnya yang
diberi nama Ayam Bakar Mas Mono.
Hidup ini ibrat roda yang berputar terkadang diatas terkadang dibawah.
Filosofi hidup itulah yang dimaknai secara mendalam oleh Agus Pramono,
Bos Ayam bakar Kalasan ( Mas Mono ) yang kini mempunyai tujuh outlet
dan tersebar di berbagai wilayah di jakarta dan melayani jasa catering untuk
Anteve, Trans TV dan TV7.
Sempat di tempa kerasnya hidup di ibukota selama lebih dari satu
dasawarsa, akhirnya Mas Mono, bisa menjadi juragan ayam bakar. Dalam
sehari tak kurang dari 600 ekor ayam ia sajikan untuk para pelanggannya,
yang terentang dari golongan bawah sampai atas.
Mono hijrah dari madiun ke jakarta pada tahun 1994, setamat dari SMA. Di
jakarta Ia bekerja sebagai karyawan restorant cepat saji California Fried
Chicken sebagai coocker.
Tiga tahun kemudian atau 1997 ia keluar dari CFC, untuk memegang
operasional rumah makan yang melayani jasa catering even-even khusus.
kebetulan pada tahun itu, properti mengalami booming sehingga banyak
sekali peluncuran perumahan-perumahan yang membutuhkan jasa catering.
NAmun perjalanan hidup, tak ubahnya air yang pasang surut. akhir tahun
1997 atau awal 1998, krisis ekonomi mendera kawasan ASIA, termasuk
Indonesia. Penyelenggaraan event-event yang semula booming, mulai lesu.
Order yang mula antre, berubah total, nyaris tak ada satupun order yang
masuk.
Mono masuk barisan dari jutaan penduduk Indonesia yang tidak memiliki
pekerjaan tetap. Untuk menyambung hidupnya, Mono menulis puisi dan
membuat vinyet untuk dikirimkan kesejumlah Media masa.
Mono berusaha untuk melamar ke sejumlah perusahaan. Namun tidak ada
satupun lamarannya yang membuahkan hasil. baru pada tahun 1998,
dengan rekomendasi dari seorang temannya, mono diterima sebagai office
boy di sebuah perusahaan konsultan. Pekerjaan mono sehari-hari yaitu
menyapu, mengepel dan memfotocopi dokumen, namun, disela-sela
mengerjakan tugas pokoknya ini , mono belajar untuk mengoperasikan
komputer. sesudah berhasil mengoperasikan komputer ia mencari hasil
tambahan dengan melayani jasa pengetikan skripsi.
Meski sudah berusaha keras untuk mendapatkan hasil tambahan, tetapi
tuntutan ekonomi berkembang jauh lebih pesat, sehingga mono merasa
posisinya sebagi karyawan tidak bisa dipertahankan lagi. Ia berfikir untuk
keluar dan memulai usaha sendiri.
Modal cekak membuatnya berfikir keras, usaha apa yang cepat
mendatangkan uang sehingga bisa menambal kebutuhan sehari-hari.
Terlintas dibenaknya untuk membuat warung makan seperti yang berada di
dekat kantornya. Namun dengan uang Rp. 500 ribu di tangan jelas tidak
cukup dijadikan modal untuk mendirikan warung makan.
Dengan dana yang ada usaha jualan pisang cokelat merupakan pilihan yang
masuk akal. Ia membelanjakan sebagian dari uangnya untuk uang muka
membeli gerobak dan sisanya untuk membeli bahan baku. mulailah mono
mendorong gerobaknya dan menjajahkan pisang cokelatdari satu sekolah
dasar ke sekolah dasar lainnya.
Di tengah kesulitan hidup, mono mengambil keputusan berani untuk
menyunting pujaan hatinya, Nunung, yang kini telah memberinya buah hati
Novita Anung Pramono. Pasangan muda ini hidup di satu kamar kontraakan
dan tidur hanya beralaskan tikar tanpa kasur. agar sedikit empuk maka
mono menganjal tikarnya dengan kardus-kardus bekas.
Profesi sebagai penjual pisang coklat masih ia geluti. Kalau dagangannya
masih sisa, maka sorenya ia ngetem di depan universitas Sahi. Untuk
meringankan beban suaminya Nunung mengambil pekerjaan dari
subkontraktor kardus sepatu.
Pada suatu hari di tahun 2000, Mono melihat ada lapak di depan Usahid
yang tidak terpakai. Mimpinya untuk memiliki warung ayam bakar kaki lima
kembali menyeruak. Didukung istrinya yang jago memasak, mono mulai
beralih profesi menjadi penjual ayam bakar. Pertama kali jualan ia
membawa 5 ekor ayam yang ia jadikan 20 potong. pada waktu itu yang laku
hanya 12 potong, "tetapi saya sudah sangat bersyukur. memiliki lapak saja
saya merasa bermimpi," ucapnya.
Kombinasi antara menu yang enak dan ketekunan, sedikit demi sedikit ayam
bakar mas mono membuahkan hasil. hari demi hari, minggu berganti
minggu, tahun beranjak tahun ayam bakarnya semakin laris. warungnya
yang semula hanya menghabiskan lima ekor ayam sudah mampu menjual
80 ekor ayam per harinya. karyawan yang semula hanya satu orang
bertambah menjadi beberapa orang.
“Meskipun warung saya hanya kaki lima, namun saya menerapkan standar
operasional rumah makan besar. Karyawan memakai seragam, tidak
memelihara kuku panjang, tidak berkumis dan tidak berjenggot,” ujar mas
Mono.
Lantaran adanya standar ini , Warung mono menjadi terlihat berbeda
dibanding warung kaki lima lain sehingga warung ini mengalami
pertumbuhan pesat. Meski kondisi ekonomi semakin membaik, sang istri
tidak tinggal diam. Sang istri berjualan nasi uduk di dekat sebuah kantor di
jalan MT Haryono. warung nasi uduk yang buka antara pukul 06.00 – 10.00
pada saat itu sudah meraup omset 800 ribu perhari.
Nampaknya jalan terang terus terhampar. sesudah satu pelanggannya,
presenter dunia lain Trans TV, menyarankan agar mono menawarkan jasa
catering ke stasiun televisi ini . ternyata tanpa melalui peroses berliku-
liku mono mendapat proyek itu, tak lama kemudian Anteve dan TV 7,
memesan catering dari peria yang hobi memodifikasi sepeda motor ini.
Pada sisi lain, mono juga melakukan ekspansi warungya. Dari salah satu
pelanggannya ia mendapatkan penawaran tempat di jalan Tebet raya No.57,
meski hanya kecil. Di tempat ini mono hanya bisa menempatkan 2 bangku
kecil, tetapi di luar dugaan pelayannya membludak sehingga mereka rela
makan sambil berdiri. sesudah sukses di tempat ini, mono mengusung nama
ayam bakar kalasan mas mono untuk jualannya. sebelumnya, ia tidak
memakai merek untuk warungnya.
Untuk menampung pelanggannya mono kembali membka warung di jalan
Tebet Timur Dalam. lagi-lagi warung ini juga dipenuhi oleh pelanggan.
Bukan hanya pelanggan lama, tetapi juga pelanggan baru, tetapi juga
pelanggan baru sehingga warung ini yang semula diniatkan menampung
pelanggan lama, malah bisa memperluas pasar lagi. Kini keseluruhan
warung Mas Mono mencapai tujuh. Selain yang disebut di atas Mono juga
memiliki warung di jalan Panggadegan Selatan Raya, Jalan pulo Nangka
Barat II, jalan Inspeksi Saluran E 26 Kalimalang dan kampus ASMI pulo
mas.
Namun Mono sendiri mengaku sampai saat ini belum memiliki rumah dan
mobil pribadi. Tiga mobil yang ia miliki yaitu mobil operasional. sedang
rumahnya masih kontrak. Namun sejatinya, dari omset satu bulan saja
mono mampu membeli rumah ataupun mobil pribadi sekaligus.”Duitnya
mengembangkan usaha Mas,” katanya seraya mengatakan dalam
pengembangan usaha ia tidak pernah berhubungan dengan lembaga
keuangan.
Sukses di mata mono tidak harus memiliki rumah mentereng atau mobil
keren, melainkan apa yang menjadi kebutuhannya terpenuhi. “Mungkin
orang lain memiliki pengertian lain tentang sukses yaitu saat seseorang
bisa memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya,” ujarnya kalem.
Kunci sukses, kata Mono, yaitu penerapan dari kata-kata mutiara yang
sering diucapkan oleh banyak orang “Dimana ada kemauan di situ ada jalan.
mungkin kata-kata itu sangat sederhana dan mungkin setiap orang sudah
tahu tentang itu. tetapi kalau benar-benar di terapkan bisa menuntun hidup
seseorang kearah yang lebih baik. saya merasakan sendiri kebenaran kata-
kata itu,” Tegas MAs Mono
Selain itu, pengusaha yang satu ini juga dikenal rajin bersedekah.
Kisah sukses Chairul Tanjung
Salam Inspirasi sobat semua. Kali ini kita akan membaca
mengenai kisah sukses dari Chaiul Tanjung pemilik, Trans TV, Trans 7,
Trans Studio, Bank Mega, dll.
Chairul Tanjung dulunya bukanlah berasal dari orang yang berada. Di
masa kecilnya ia bisa disebut si anak singkong karena ia tinggal di
kampung. ia tinggal di rumah petak dengan WC yang terpisah dari rumah.
Singkat cerita Chairul Tanjung diterima melanjutkan pendidikan di Fakultas
kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
Di kampus UI, CT mulai mengasah kemampuan bisnisnya dengan menjual
fotokopian pada teman-temannya. Begitu lulus, CT pun lebih memilih
mengikuti hasratnya sebagai pengusaha ketimbang jadi dokter gigi. Naluri
pengusaha mulai muncul dalam dirinya saat ia menjadi Mahasiswa, untuk
membiayai kuliahnya yang cukup besar dia berjualan buku kuliah stensilan
dan kaos selain itu Ia juga pernah membuka usaha foto kopi di kampus.
Chairul juga pernah mendirikan sebuah toko peralatan kedokteran dan
laboratorium di daerah Senen Raya, Jakarta Pusat, tetapi usahanya ini tidak
berhasil.
sesudah lulus dari Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia, Chairul
bersama tiga rekannya mendirikan PT Pariarti Shindutama pada tahun 1987.
Dengan modal awal Rp 150 juta dari Bank Exim, (PT Pariarti Shindutama
yaitu perusahaan yang kegiatannya memproduksi sepatu anak-anak untuk
ekspor). Karena Kerja keras yang luar biasa perusahaan ini mendapat
pesanan 160 ribu pasang sepatu dari Italia. Akan tetapi, karena ada masalah
internal dalam perusahaan (perbedaan visi tentang ekspansi usaha),
Chairul pun memilih pisah dan mendirikan usaha sendiri.
Beliau sangatlah piawai dalam membangun jaringan dan berorganisasi hal
inilah yang membuat bisnisnya semakin berkembang. sesudah keluar dari PT
Pariarti Shindutama Chairul mereposisikan dirinya ke tiga bisnis inti: yaitu
keuangan, properti, dan multimedia.
Kemudian ia pun mendirikan sebuah kelompok perusahaan dengan nama
Para Group. Perusahaan Konglomerasi ini mempunyai Para Inti Holdindo
sebagai fatherholding company, yang membawahkan beberapa sub-holding,
yakni Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo(media
dan investasi) dan Para Inti Propertindo (properti).
Prestasi Para Group antara lain : di bisnis properti, Para Group memiliki
Bandung Supermall. Mal seluas 3 hektar ini menghabiskan dana 99 miliar
rupiah. Para Group meluncurkan Bandung Supermall sebagai Central
Business District pada 1999. Sementara di bidang investasi, Pada awal
2010, Para Group melalui anak perusahaannya, Trans Corp., membeli
sebagian besar saham Carefour, yakni sejumlah 40 persen. Mengenai proses
pembelian Carrefour, MoU (memorandum of understanding) pembelian
saham Carrefour ditandatangani pada tanggal12 Maret 2010 di Perancis.
Majalah ekonomi ternama Forbes merilis daftar orang terkaya dunia 2010.
menurut majalah ini , Chairul Tanjung termasuk salah satu orang
terkaya dunia asal Indonesia. Forbes menyatakan bahwa Chairul Tanjung
berada di urutan ke 937 dunia dengan total kekayaan US$ 1 miliar. Tahun
2011, menurut Forbes Chairul Tanjung menduduki peringkat 11 orang
terkaya di Indonesia, dengan total kekayaan US$ 2,1 miliar .
Pada tanggal 1 Desember 2011, Chairul Tanjung meresmikan perubahan
Para Grup menjadi CT Corp. CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub
holding: Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources yang meliputi
layanan finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alam.
Penghasilannya 1 milyar / tahun dari
Jaman sekarang tuh udah berubah. Ga mesti yang namanya kerja nyari duit
harus duduk di kantor buat dapet gajian. Dan belum tentu orang yang
kerjaannya cuma facebookan atau twitteran doang yaitu orang yang males
dan gak punya penghasilan.
Buktinya orang yang satu ini, yang bernama Willy Jonathan yaitu orang
yang memanfaatkan twitter untuk meraih penghasilan. Tidak tanggung-
tanggung bahkan penghasilannya mencapai satu milyar rupiah per taun.
Willy yaitu pemilik akun @infojakarta, akun ini sudah difollow lebih
dari 400 ribu orang. Maka dari itu iklan yang tayang di akun itu sekali
tayang aja tarifnya bisa sampe 4 juta. Dan dalam setahun ia mampu meraup
1 milyar rupiah.
Belum lagi, sederet akun lainnya berbasis kota yang dimilikinya, seperti
Bogor, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Malang, dan
Palembang.
Ide bisnis ini berawal dari hobinya berbagi informasi seputar kota Jakarta di
akun Twitter. Awalnya, pada Januari 2010, ia membuat akun @Info Jakarta
untuk menyalurkan hobi itu.
Tak disangka, banyak yang menjadi follower. Lantas ia melihat peluang
bisnis dari akun yang memiliki ratusan ribu followers. Makanya, mulai 2011,
ia menawarkan peluang kerja sama dengan pelaku usaha kecil menengah
(UMKM), bahkan pemilik brand ternama.
Gayung bersambut, banyak klien yang berminat. Bahkan, kini setiap bulan
dia bisa kedatangan 11-20 klien baru. Akun @Info Jakarta memosisikan
bisnis untuk followers berusia 25-34 tahun, yang rata-rata karyawan dan
mahasiswa.
Willy memang bukan orang baru di bisnis media. Pada umur 21, ia
menerbitkan majalah pertamanya, Suave Magazine. Ini satu-satunya media
komunitas yang mengiringi pertumbuhan distribution clothing atau distro di
Bandung.
Kata Willy, Twitter terbukti cukup efektif mempromosikan produk atau
event. Terlebih lagi, fakta menunjukkan Jakarta menjadi kota yang
warganya teraktif memakai Twitter di dunia.
Meski begitu, ia belum berencana menambah akun Twitter, lantaran masih
fokus mengembangkan akun-akun yang sudah ada. "Sebab, tren Twitter
belum bisa diprediksi berlangsung jangka panjang atau tidak, jadi saya tidak
bisa mengandalkan pemasukan dari situs ini," ungkapnya.
Sebagai ekspansi, Willy sedang mengembangkan situs www.infojkt.com, dan
mendirikan digital marketing consultant bertajuk Marketbiz.
Kisah Sukses Pengusaha makanan
rumput laut "Tao Kae Noi"
Kalo kita lihat iklan di TV ada iklan makanan ringan yang terbuat dari
rumput laut, "Tao Kae Noi". Itu yaitu makanan ringan yang berasal dari
Thailand. Pengusaha yang memiliki produk itu yaitu Top Ittipat,
pengusaha muda asal Thailand yang saat ini menjadi pengusaha muda
terkaya di Thailand di usia yang ke 26 tahun.
Sebelumnya Top Ittipat yaitu pria biasa seperti anak muda pada
umumnya yang sempat kecanduan game di usia ke 16 tahun. Tapi dari
kesukaannya akan dunia game, Top mendapatkan uang dari menjual item
senjata-senjata miliknya di game online. Dengan bisnisnya ini dia bahkan
meraih penghasilan mencapai 1 juta Baht dan dapat membeli sebuah mobil
seharga 600 Baht (sekitar 200 juta rupiah).
Disaat yang bersamaan, bisnis orang tuanya mengalami kebangkrutan dan
disaat yang bersamaan pula karena kemalasannya di sekolah selama ini,
Top tidak berhasil masuk kuliah perguruan tinggi negeri dan harus masuk
Universitas Swasta.
Dengan sisa uang yang dimilikinya Top beralih usaha ke bisnis DVD Player
tapi Top ditipu mentah-mentah sebab semua DVD Playernya ternyata
barang palsu dan uangnya tidak dapat kembali. Top Ittipat juga berusaha
mencari pinjaman uang ke bank untuk memulai usaha baru. Namun, pihak
bank tak begitu saja menyetujuinya.
Di titik inilah Top mulai menyadari kesalahannya karena telah melalaikan
sekolah dan pelajaran. Di titik yang sama ini jugalah, Top mulai
bersentuhan dengan kerasnya dunia bisnis.
Hutang yang melilit usaha orang tuanya pun semakin memperburuk
keadaan. Terlebih lagi rumah mereka disita pihak Bank. Ditengah himpitan
ini Top tetap berkeras.
sesudah akhirnya dapatkan pinjaman dari bank, segala hal dia coba lakukan,
Top mencoba berjualan kacang (chesnut) bersama dengan pamannya.
Diawali dengan mencari cara bagaimana strategi berjualan yang baik supaya
bisa laris kepada para penjual kacang lainnya yang telah sukses sampai
lakukan beberapa eksperimen untuk mendapatkan resep terbaik bagi produk
kacangnya sehingga memiliki cita rasa yang khas dan unik.
Lalu Top membuka kedai di mall dan belajar tentang menemukan tempat
yang stategis. Sebab lokasi menjadi salah satu faktor menentukan dalam
keberhasilan penjualan suatu produk.
Namun berwiraswata memanglah tidak mudah. Saat Top mulai melakukan
ekspansi bisnis chesnutnya secara besar-besaran, timbul suatu masalah lain
dimana mesin pembuat kacang goreng yang Top pergunakan menimbulkan
asap dan mengotori atap Mall sehingga harus tutup dan pihak Mall juga
membatalkan kontrak kedainya. Dititik ini Top hampir putus asa.
Orang tuanya pun memutuskan untuk pergi ke China. Top Ittipat tetap
berkeras untuk bertahan di Thailand dan melanjutkan usahanya. Dari bisnis
jual kacang, Top beralih haluan untuk berbisnis rumput laut goreng.
Makanan cemilan yang kekasihnya berikan.
Inspirasi memang bisa datang dari mana saja, sekalipun akhir kisah
cintanya tak memberikan kenangan yang manis sebab kekasihnya pun
akhirnya meninggalkan Top dikarenakan ia lebih konsentrasi mengurus
bisnis dan usahanya.
Top Ittipat pun memulai usaha kerasnya dengan mencari bahan rumput
laut lalu belajar rahasia menggoreng rumput lautnya. Biaya yang
dikeluarkan untuk pembelajaran ini mencapai lebih dari 100 ribu Baht. Tidak
mudah memang baginya untuk membuat snack rumput lautnya menjadi
makanan yang enak. Ia harus mencoba berulang kali bahkan sampai
pamannya masuk rumah sakit gara-gara mencicipi snack rumput laut
yang dibuatnya. Tapi ia tak putus asa hingga akhirnya berhasil menemukan
rasa snack rumput laut yang renyah.
Top juga harus mempelajari cara untuk mempertahankan rumput lautnya
agar tidak basi jika disimpan untuk beberapa hari lamanya. Dalam tekanan
yang begitu hebat Top berusaha mencari tahu tentang strategi penjualan
dan inspirasi pun datang kembali untuk menjual produknya di mini market
7-Eleven.
Lagi-lagi tidak semudah membalik telapak tangan. 7-Eleven ternyata
memiliki standard yang tinggi yang harus dipenuhi supaya produk Top bisa
masuk pasaran. Berbagai upaya Top lakukan tapi semua mengalami
kebuntuan.
Keputusasaan melanda dirinya. Top hampir-hampir memutuskan untuk
berangkat ke China tapi sebelum itu terjadi Top melakukan usaha
terakhirnya demi memenuhi syarat dari pihak 7-Eleven dan upaya
terakhirnya kali ini tidak sia-sia.
Kesulitan yang ada mulai dari inovasi untuk kemasan produknya sampai Top
juga diharuskan memiliki pabrik untuk memproduksi dalam jumlah besar.
Dengan susah payah semuanya dapat terpenuhi.
Untunglah juga ada kantor kecil milik keluarganya yang masih tersisa, yang
akhirnya Top ubah menjadi sebuah pabrik kecil. Dengan begini Top berhasil
memenuhi syarat ketentuan serta quota yang ditetapkan. 2 tahun kemudian
Top Ittipat berhasil membayar hutang keluarganya dan berhasil mengambil
kembali rumah keluarganya.
Perjuangan Top Ittipat, segala kegagalan, getir dan pahit serta rasa duka
dalam membangun sebuah bisnis kini mengantar Top pada sebuah
kesuksesan.
Sekarang ini di Thailand siapa yang tak mengenal akan "Tao Kae Noi"
produk cemilan rumput laut terlaris di Thailand bahkan telah masuk juga ke
berbagai Negara tetangga termasuk Indonesia.
Dengan penghasilan 800 juta Baht per tahun dan mempekerjakan 2.000 staf
maka Top Ittipat yang bernama lengkap Top Aitthipat Kulapongvanich ini
telah berhasil mencatatkan dirinya sebagai "A young billionaire from
Thailand".
Kisah suksesnya pun diangkat ke dalam sebuah film yang berjudul The
Billioner.
Kisah Hidup Ustad Yusuf Mansur
Ustad Yusuf Mansur lahir dari keluarga Betawi yang berkecukupan. Ustad
Yusuf yaitu buah cinta dari pernikahan Abdurrahman Mimbar dan
Humrif‟ah. Ustad Yusuf sangat dimanja oleh orangtuanya. Tak ada
permintaannya yang tak dikabulkan oleh orangtuanya. Kala muda Ustad
Yusuf gemar balapan motor. Ia lebih suka balapan dari pada kuliah. Ustad
Yusuf yang kuliah di jurusan Informatika berhenti di tengah jalan. “Saya ini
DO (droop Out),” cerita Ustad Yusuf. Pada tahun 1996 Yusuf terjun dibisnis
Informatika. Sayang bisnisnya ini tak mendatangkan untung. Bahkan malah
menyebabkan dirinya terlilit utang yang jumlahnya miliaran.
Gara-gara terlilit utang juga Ustad Yusuf harus merasakan dinginnya
penjara selama 2 bulan. Lepas bebas Yusuf kembali mencoba berbisnis, tapi
gagal lagi dan terlilit utang kembali. Cara hidup yang keliru membawa
Ustad Yusuf Mansur kembali masuk bui pada 1998. “Saat itu saya lupa
dan jauh dari Allah. Dampak dari itu luar biasa,” ucap Ustad Yusuf
Mansur. Di penjara yang kedua, Yusuf mendekam di bui selama 14 hari.
Hari-hari Yusuf terasa berat di dalam penjara. Satu hari di dalam penjara,
Ustad Yusuf merasakan rasa lapar yang amat sangat. Maklum seharian
belum makan, jatah makanan tidak ada. Di dekat tempat duduknya, Ustad
Yusuf melihat sepotong roti. saat roti akan masuk ke mulutnya, ia melihat
segerombolan semut yang tengah mencari makan. “Entah apa yang saya
pikirkan saat itu. Yang pasti, saya membagi roti itu menjadi dua bagian,
untuk semut-semut dan untuk saya sendiri sambil berharap mereka akan
mendoakan saya agar segera mendapatkan makanan. Ajaib! Lima menit
sesudah itu saya dapat nasi bungkus Padang,” tutur Ustad Yusuf. Petunjuk
itu yang membuat hidup Ustad Yusuf Mansur berubah. “Saya yang
narapidana bisa mendapatkan manfaat dari berbagi roti dengan semut,
apalagi yang sedang bebas di luar,” tandas pria yang menghabiskan masa
kecilnya di madrasah ini. Hal ini yang menginspirasi Ustad Yusuf untuk
menyampaikan materi sedekah di setiap tausiah.
Pengalaman di penjara juga yang menginspirasi Ustad Yusuf Mansur
untuk menulis buku Wisata Hati Mencari Tuhan Yang Hilang. Buku itu
terinspirasi kala Ustad Yusuf sangat rindu dengan orangtuanya. “Secara
fisik, tembok penjara memang memisahkan saya dan orangtua. Tapi hati
kami tidak terpisahkan. Akhirnya saya memejamkan mata dan
mengosongkan pikiran. Saya bawa hati saya untuk bertemu dengan ibu dan
saudara-saudara saya. Ajaib itu mampu mengobati rindu saya pada
orangtua,” kenang ustad Yusuf Mansur.
Ustad Yusuf bahagia sekali kala kerabatnya menjemput dirinya dipenjara.
Tapi baru keluar dari penjara, ia kembali berutang. Pasalnya mobil yang
digunakan untuk menjempt Ustad Yusuf belum dibayar alias hutang. Lepas
penjara Ustad Yusuf mencoba meminta uang pada orangtuanya sebesar 20
juta untuk modal usaha. Tapi kala itu orangtuanya tidak ada, yang ada
hanya kerabatnya. Oleh kerabatnya, Ustad Yusuf diberi uang sebesar 20
ribu: 3 ribu untuk ongkos, 3 ribu untuk makan, dan sisanya dibuat modal
untuk jual es plastik. Ustad Yusuf pernah jualan es di terminal Kali Deres.
Hari pertama jualan, esnya hanya terjual 5 buah. Ustad Yusuf bingung
dengan masa depannya. Ustad Yusuf terinspirasi kala mengaji dengan
gurunya. Gurunya mengajar Ustad Yusuf untuk sedekah. Esoknya 5 butir
esnya ia sedekah „kan pada anak-anak. “Usai sedekah, es saya tak kunjung
laku. Saya jalan keliling terminal, tapi tidak ada yang beli. Lantas saya
letakkan termos es di dekat masjid, sedang saya sholat dan berdoa. Ajaib,
begitu selesai sholat es saya habis,” Ustad Yusuf kembali menceritakan
betapa besarnya kekuatan sedekah.
Bisnis es Yusuf Mansur berkembang, tak lagi berjualan pake termos, tapi
pakai gerobak. Ia juga mulai punya anak buah. Kabar Ustad Yusuf
berjualan es sampai di telinga orangtuanya yang lantas mengutus
pembantunya untuk mencari kebenarannya. Hasil utusan orangtua Ustad
Yusuf tak bertemu. Ustad Yusuf tak lagi berjualan di Kali Deres lagi.
“Utusan ibu saya bilang, pada ibu saya kalau saya tidak mungkin jualan es
karena sebelumnya saya sudah terbiasa hidup enak,” katanya. Hidup Ustad
Yusuf mulai berubah kala ia berkenalan dengan polisi. Polisi itu
memperkenalkan ia dengan LSM. “Saat itu gaji saya cuma 50 ribu sebulan.
Tapi senangnya saya kembali akrab dengan dunia komputer,” ucapnya.
Selama kerja di LSM, Ustad Yusuf membuat buku Wisata Hati Mencari Tuhan
Yang Hilang. Tak dinyana, buku itu mendapat sambutan yang luar biasa.
Ustad Yusuf sering diundang untuk bedah buku ini .
“Cara saya membedah buku saya dengan bertutur. Ternyata cara ini banyak
disukai orang. Dari sini saya sering diundang ceramah,” tutur Ustad Yusuf
mengisahkan, pengalamannya meski tak sempat menuntaskan kuliah, Ustad
Yusuf bersama dua temannya mendirikan perguruan tinggi Sekolah Tinggi
Ilmu Komputer Cipta Karya Informatika.
Untuk mengejar hutangnya yang segunung alias milyaran dengan
penghasilan yang ngepas Ustadz Yusuf Mansur mulai mengajar diterminal
kali deres, mengajarkan sedekah, dengan mengajak orang mempraktekan
sedekah maka pahalanya sama dengan jumlah nilai sedekah yang
dikumpulkan, nilai pahala yang kekumpul akhirnya dengan izin Allah SWT
hutangnya terlunasi dan penghidupannya yang menanjak.
Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Barangsiapa yang mengajak ke arah kebaikan, maka ia memperoleh pahala
sebagaimana pahala-pahala orang-orang yang mengikutinya, tanpa
dikurangi sedikitpun dan dari pahala-pahala mereka yang mencontohnya itu,
sedang barangsiapa yang mengajak kearah keburukan, maka ia memperoleh
dosa sebagaimana dosa-dosa orang-orang yang mengikutinya, tanpa
dikurangi sedikitpun dari dosa-dosa mereka yang mencontohnya itu.” (HR
Muslim)
Karier Ustad Yusuf Mansur makin mengkilap sesudah bertemu denganYusuf
Ibrahim, Produser dari label PT Virgo Ramayana Record. Kerja samanya
dengan Yusuf Ibrahim, Ustad Yusuf menelurkan kaset Tausiah Kun Faya
Kun, The Power of Giving dan Keluarga Sakinah yang baru saja di lepas ke
pasar.
Lewat tausiah, Ustad Yusuf berharap, bisa menutup semua dosa yang
pernah ia perbuat. “Dosa saya ini banyak sekali, terutama pada orangtua
saya. Saya ini pernah menjual tanahnya tanpa sepengetahuan beliau.
Dengan tausiah saya berharap dosa saya makin lama makin hilang. Inilah
yang bisa saya lakukan untuk Allah,” ucap Ustad Yusuf. Ternyata petunjuk
Allah bisa datang dari mana saja dengan cara yang sama sekali tidak kita
sadari. Seperti yang dialami Ustad Yusuf yang disadarkan oleh Allah melalui
semut. Namun tidak semua orang mau mengambil hikmah dan pelajaran
yang sedemikian banyak. Dan tidak semua mereka mau menjadikan Quran
dan Sunnah sebagai pedoman kehidupannya.
"Andrea Hirata" Sukses menjadi Novelis
Andrea Hirata
Menjadi seorang penulis novel terkenal mungkin tak pernah ada dalam
pikiran Andrea Hirata sejak masih kanak-kanak. Berjuang untuk meraih
pendidikan tinggi saja, dirasa sulit kala itu. Namun, seiring dengan
perjuangan dan kerja keras tanpa henti, Andrea mampu meraih sukses
sebagai penulis memoar kisah masa kecilnya yang penuh dengan
keperihatinan. Lalu bagaimana sebenarnya sosok novelis best seller ini?
Selain meraih kesuksesan dengan larisnya buku yang ia tulis, Andrea juga
patut berbangga hati karena novel „Laskar Pelangi‟ telah diangkat ke layar
lebar oleh dua pembuat film jempolan, Mira Lesmana dan Riri Riza.
Kendati sudah meraih sukses melalui novel Laskar Pelangi, Andrea masih
merasa sebagai Andrea Hirata kecil yang kerap dipanggil dengan julukan
“Ikal”. Perjalanan hidup Andrea sebenarnya memang tak jauh berbeda
dengan apa yang diceritakan di dalam novel. Ia hanyalah anak kampung
yang ingin meraih cita-cita setinggi langit. Itulah yang kemudian menjadi
motivasi terbesar Andrea untuk mengukir prestasi di bidang tulis-menulis.
Semangat belajar Andrea kecil memang sangat menggebu-gebu. Tekadnya
kala itu, ia tak ingin menjadi anak kampung yang bodoh dan tak memiliki
harapan di masa depan. Dengan tekad ini , perjuangan kerasnya
mengantarkan Andrea menuju dunia sastra yang kemudian membesarkan
namanya. Kini, siapa tak kenal dengan nama Andrea Hirata. Hampir semua
penyuka novel dan penggemar film layar lebar mengagumi sosok penulis
berambut ikal ini.
Andrea Hirata sendiri merupakan anak keempat dari pasangan Seman Said
Harunayah dan NA Masturah. Ia dilahirkan di sebuah desa yang termasuk
desa miskin dan letaknya yang cukup terpelosok di pulau Belitong pada 24
Oktober 35 tahun silam.
Tinggal di sebuah desa dengan segala keterbatasan memang cukup
mempengaruhi pribadi Andrea sedari kecil. Ia mengaku lebih banyak
mendapatkan motivasi dari keadaan di sekelilingnya yang banyak
memperlihatkan keperihatinan. Nama Andrea Hirata sebenarnya bukanlah
nama pemberian dari kedua orang tuanya. Sejak lahir ia diberi nama Aqil
Barraq Badruddin. Merasa tak cocok dengan nama ini , Andrea pun
menggantinya dengan Wadhud. Akan tetapi, ia masih merasa terbebani
dengan nama itu. Alhasil, ia kembali mengganti namanya dengan Andrea
Hirata Seman Said Harun sejak ia remaja.
“Andrea diambil dari nama seorang wanita yang nekat bunuh diri bila
penyanyi pujaannya, yakni Elvis Presley tidak membalas suratnya,” ungkap
Andrea. Sedangkan Hirata sendiri diambil dari nama kampung dan bukanlah
nama orang Jepang seperti anggapan orang sebelumnya. Sejak remaja
itulah, pria asli Belitong ini mulai menyandang nama Andrea Hirata.
Andrea tumbuh seperti halnya anak-anak kampung lainnya. Dengan segala
keterbatasan, Andrea tetap menjadi anak periang yang sesekali berubah
menjadi pemikir saat menimba ilmu di sekolah. Selain itu, ia juga kerap
memiliki impian dan mimpi-mimpi di masa depannya.
Seperti yang diceritakannya dalam novel Laskar Pelangi, Andrea kecil
bersekolah di sebuah sekolah yang kondisi bangunannya sangat
mengenaskan dan hampir rubuh. Sekolah yang bernama SD Muhamadiyah
ini diakui Andrea cukuplah memperihatinkan. Namun karena ketiadaan
biaya, ia terpaksa bersekolah di sekolah yang bentuknya lebih mirip sebagai
kandang hewan ternak. Kendati harus menimba ilmu di bangunan yang tak
nyaman, Andrea tetap memiliki motivasi yang cukup besar untuk belajar. Di
sekolah itu pulalah, ia bertemu dengan sahabat-sahabatnya yang dijuluki
dengan sebutan Laskar Pelangi.
Peran Bu Muslimah. Di SD Muhamadiyah pula, Andrea bertemu dengan
seorang guru yang hingga kini sangat dihormatinya, yakni NA (Nyi Ayu)
Muslimah. “Saya menulis buku Laskar Pelangi untuk Bu Muslimah,” ujar
Andrea .
Kegigihan Bu Muslimah untuk mengajar siswa yang hanya berjumlah tak
lebih dari 11 orang itu ternyata sangat berarti besar bagi kehidupan Andrea.
Perubahan dalam kehidupan Andrea, diakuinya tak lain karena motivasi dan
hasil didikan Bu Muslimah. Sebenarnya di Pulau Belitong ada sekolah lain
yang dikelola oleh PN Timah. Namun, Andrea tak berhak untuk bersekolah di
sekolah ini karena status ayahnya yang masih menyandang pegawai
rendahan.
“Novel yang saya tulis merupakan memoar tentang masa kecil saya, yang
membentuk saya hingga menjadi seperti sekarang,” tutur Andrea yang
memberikan royalti novelnya kepada perpustakaan sebuah sekolah miskin
ini.
Tentang sosok Muslimah, Andrea menganggapnya sebagai seorang yang
sangat menginspirasi hidupnya. “Perjuangan kami untuk mempertahankan
sekolah yang hampir rubuh sangat berkesan dalam perjalanan hidup saya,”
ujar Andrea.
Berkat Bu Muslimah, Andrea mendapatkan dorongan yang membuatnya
mampu menempuh jarak 30 km dari rumah ke sekolah untuk menimba
ilmu. Tak heran, ia sangat mengagumi sosok Bu Muslimah sebagai salah
satu inspirator dalam hidupnya. Menjadi seorang penulis pun diakui Andrea
karena sosok Bu Muslimah. Sejak kelas 3 SD, Andrea telah membulatkan
niat untuk menjadi penulis yang menggambarkan perjuangan Bu Muslimah
sebagai seorang guru. “Kalau saya besar nanti, saya akan menulis tentang
Bu Muslimah,” ungkap penggemar penyanyi Anggun ini. Sejak saat itu,
Andrea tak pernah berhenti mencoret-coret kertas untuk belajar menulis
cerita.
Merantau ke Jakarta. sesudah menyelesaikan pendidikan di kampung
halamannya, Andrea lantas memberanikan diri untuk merantau ke Jakarta
selepas lulus SMA. Kala itu, keinginannya untuk menggapai cita-cita sebagai
seorang penulis dan melanjutkan ke bangku kuliah menjadi dorongan
terbesar untuk hijrah ke Jakarta. Saat berada di kapal laut, Andrea
mendapatkan saran dari sang nahkoda untuk tinggal di daerah Ciputat
karena masih belum ramai ketimbang di pusat kota Jakarta. Dengan
berbekal saran ini , ia pun menumpang sebuah bus agar sampai di
daerah Ciputat. Namun, supir bus ternyata malah mengantarkan dirinya ke
Bogor. Kepalang tanggung, Andrea lantas memulai kehidupan barunya di
kota hujan ini .
Beruntung bagi dirinya, Andrea mampu memperoleh pekerjaan sebagai
penyortir surat di kantor pos Bogor. Atas dasar usaha kerasnya, Andrea
berhasil melanjutk