Selasa, 03 Desember 2024

Published Desember 03, 2024 by

industri 2


 nikasi yang baik dan lancar. 

Perkembangan teknologi komunikasi di era globalisasi ini 

berdampak pada perubahan cara berkomunikasi baik di tingkat 

warga  domestic maupun internasional. Komunikasi melalui 

jaringan (network) telah menjelma menjadi proses komunikasi 

yang kompleks yang dapat menembus batas ruang, waktu, 

jumlah, kapasitas dan kecepatan. 

Semakin cepatnya arus informasi dan komunikasi 

membuat efek domino bagi warga  dunia karena apa yang

sedang menjadi tren dalam suatu negara lain akan bisa langsung 

diadopsi oleh negara lainnya. Ini menunjukkan telah terjadi 

dinamika desain pola komunikasi yang membuat perubahan 

sosial bagi warga  secara global. Jaringan global (global 

network) merupakan manifestasi dari jaringan komunikasi, yaitu 

media yang menghubungkan satu orang dengan orang yang 

lain.

Teknologi komunikasi telah membuka pintu bagi interaksi 

dan jalan baru untuk pertumbuhan sosial, intelektual, ekonomi 

serta politik. Jaringan global, yaitu penggunaan komputer untuk 

komunikasi internasional, selanjutnya meningkatkan dan 

memperluas koneksi manusia, cara berkomunikasi serta 

menciptakan komunitas.15

Komunikasi di era globalisasi juga dilakukan melalui 

teknologi seperti telepon genggam dan media social; baik secara 

verbal langsung maupun melalui pesan singkat atau media text, berbagi gambar dan simbol-simbol emoji dalam percakapan. 

Perubahan cara berkomunikasi ini  dipengaruhi 

perkembangan jaringan internet yang memfasilitasi banyaknya 

media sosial online, dimana warga  berinteraksi secara 

sosial dan virtual melalui media. 

Adanya teknologi berkomunikasi seperti ini membantu 

terciptanya warga  virtual secara global; yang berakibat 

semakin jarang melakukan pola komunikasi konvensional 

dengan bertatap muka. Hal ini bisa berdampak menurunnya 

tingkat sosialisasi dan mengakibatkan kesenjangan sosial dalam 

berwarga . warga  virtual (virtual community) ditandai 

oleh sejumlah hal sebagai berikut:16

1. Adanya Interaksi antar individu yang berlangsung 

dengan sarana elektronik dan komunikasi dimungkinkan 

melalui teknologi 

2. Munculnya agregasi sosial dari Internet ketika banyak 

orang melakukan diskusi publik dalam waktu yang lama 

untuk membentuk jaringan hubungan pribadi di dunia 

maya.

3. Adanya sebuah komunitas yang mana ikatan, interaksi 

dan hubungan sosialnya tidak diproduksi di ruang fisik 

namun  ada di virtual seperti Internet

4. Sekelompok individu yang berkomunikasi melalui 

jejaring sosial untuk mencapai tujuan bersama

5. Adanya nama umum jaringan yang menyatukan 

pengguna di media sosial dan membantu mereka untuk 

berbagi

6. Grup atau asosiasi orang, online, seputar masalah 

minat tertentu atau spesifik

7. Munculnya elompok sosial yang berinteraksi dua arah 

menggunakan teknologi komunikasi baru. Komunitas ini 

melengkapi komunikasi off-line dengan komunikasi on￾line sehingga kecepatan dan intensitas arus informasi 

yang dipertukarkan meningkat pesat.

8. Eksisnya komunitas yang dibuat melalui jejaring sosial 

seperti WhatApp, Instagram, Facebook, email, dan 

platform sosial lainnya

9. Jaringan sosial dari individu-individu yang berinteraksi 

melalui media tertentu dan berpotensi melintasi batas 

geografis dan politik untuk mengejar kepentingan atau 

tujuan bersama

10. Sekelompok orang yang berinteraksi melalui teknologi 

e-kolaborasi (e-collaboration technologies) dan telah 

mengembangkan rasa kebersamaan satu sama lain

Cara berkomunikasi yang telah mengalami transformasi 

signifikan dan cepat karena hadirnya teknologi komunikasi 

disebut sebagai revolusi komunikasi. Hal ini ditandai dengan 

perubahan yang pesat dalam berbagai penemuan di bidang 

teknologi dan informasi, sehingga apa yang sebelumnya tidak 

mungkin menjadi mungkin.

Kemajuan teknologi menawarkan berbagai macam 

sumber informasi dan komunikasi serta menghilangkan 

hambatan komunikasi. Revolusi komunikasi didorong juga oleh

kebutuhan manusia untuk memudahkan kehidupan mereka, 

sehingga diciptakan alat atau teknologi komunikasi yang 

semakin canggih.

Revolusi komunikasi saat ini tidak lepas dari adanya 

kaitan dengan era globalisasi yang semakin membuat 

warga  dunia lebih terkoneksi, saling bergantung, interaksi 

warga  yang lebih terbuka serta adanya perkembangan 

digitalisasi. Dalam bagian selanjutnya dibahas hal-hal yang 

mempengaruhi dinamika komunikasi global secara serta dampak perubahan sosial akibat terjadinya revolusi komunikasi

dan digitalisasi. 

Revolusi Digital 

Konsep revolusi digital telah berkembang sejak 

ditemukannya komputer dan internet di awal Revolusi Industri 

3.0 pada tahun 1960-an, oleh penemuan semikonduktor dan 

penyebaran komputer dan internet di kalangan warga . 

Aspek paling menarik dari revolusi digital yaitu  peran teknologi 

dalam mengubah warga  secara positif. Mereka membawa 

gelombang revolusi di bidang informasi menuju bentuk digital.

Gelombang revolusioner mengubah kehidupan warga  

dalam mengkomunikasikan aktivitas dan menciptakan “Network 

Society”, karena banyak hal dilakukan secara virtual melalui 

internet dan online. 

Perkembangan revolusi digital membantu pertumbuhan 

ekonomi, pendidikan dan proses demokrasi karena munculnya 

informasi superhighways yang mengakibatkan tatanan informasi

dunia baru. Hal ini memudahkan warga  untuk memperoleh 

informasi dan melakukan transaksi bisnis melalui alat 

komunikasi tanpa batas. Namun perkembangan awal revolusi 

digital di era Revolusi 3.0 masih dianggap akan memunculkan 

permasalahan sosial, seperti kesenjangan budaya dalam gaya 

hidup warga  untuk perkembangan teknologi elektronik 

digital. Perbaikan diperlukan untuk menyelesaikan 

permasalahan ini  dan selanjutnya telah membentuk 

inovasi sosial yang lebih baik.

Revolusi Industri 4.0 melanjutkan bentuk revolusi digital 

yang lahir dan berkembang pada masa Revolusi 3.0, namun 

dengan terobosan di ranah digital yang lebih lengkap dari 

sebelumnya. Hal ini tidak hanya menciptakan teknologi yang 

bermanfaat bagi perkembangan dan kemajuan ekonomi 

warga , namun  juga mampu menyelesaikan permasalahan 

sosial yang telah mengakibatkan kesenjangan warga  

akibat teknologi serta sebagai bentuk antisipasi munculnya 

warga  siber

Era globalisasi yang ditandai pesatnya perkembangan

teknologi dan pengetahuan serta diikuti Revolusi Industri 4.0

telah mempengaruhi cara pandang manusia dalam bekerja dan 

menjalankan kehidupannya; yaitu kehidupan yang semakin 

terdigitalisasi dan pemusatan pada kinerja teknolog, dalam 

kaitannya dengan mobilisasi internet, teknologi mesin, 3D 

printing, artificial intelligence (AI) serta teknologi robotik.

Era transformasi teknologi yang serba digitali mendorong 

pertumbuhan dan perkembangan ekonomi setiap negara dalam 

memasuki era globalisasi dan pasar bebas. Meskipun demikian, 

masih sukar diprediksi apakah era transformasi teknologi ini 

akan membantu pertumbuhan ekonomi dan industrialisasi 

negara-negara yang berbeda, karena tidak semua negara 

memiliki iklim pembangunan ekonomi yang sama dan siap untuk

menjalankan pembangunan yang berbasis teknologi ini . 

Ini menunjukkan perlunya kesiapan mental bagi 

warga  untuk menjalankan pembangunan di era revolusi 

digital. Hal ini karena tidak semua negara dinilai cocok

menjalankan model pembangunan revolusi industri berbasis 

digital; tergantung pada kemampuan penerimaan teknologi dan 

daya dukung sumber daya warga nya. 

Revolusi digital di Era 4.0, disebut juga “Smart Factory”, 

menggambarkan perubahan eksponensial pada cara 

menjalankan hidup, bekerja, dan berhubungan satu sama lain. 

Terdapat konektivitas melalui sistem virtual dengan 

menggunakan instrument teknologi yang disebut “internet of 

things” yang membuat sistem gerak sosial semakin maju dan 

lebih cepat. Konsep ini yaitu  perkembangan dari revolusi 

teknologi dan lebih mengarahkan ke bentuk inovasi sosial; 

sehingga dapat masuk ke segala arah dan menjembatani

kesenjangan antara teknologi dan manusia.

Konsep ini berawal dari negara Jerman, yang dibangun 

atas tiga transformasi teknologi sebelumnya; termasuk 

penemuan mesin uap yang merupakan kekuatan transformatif 

abad 19 di Inggris, penemuan listrik di abad ke-20 dan era 

komputerisasi di awal tahun 1970-an. Revolusi 4.0 ini melengkapi kekurangan perkembangan teknologi (Cordes & 

Stacey, 2017). 

Era globalisasi yang semakin luas menaikkan tuntutan 

kebutuhan terhadap teknologi dan ilmu pengetahuan, serta 

membuat kompetisi bagi perusahaan industry dunia terutama 

yang bergerak di bidang teknologi dan informasi. Jerman 

mengambil celah ini  dengan melihat kebutuhan di masa 

depan terhadap tuntutan teknologi dan berupaya meningkatkan 

daya saing industrinya. Pemerintah Jerman bekerjasama 

dengan perusahaan industri teknologi negaranya membuat 

gagasan kerangka kerja dengan menentukan konsep prioritas 

untuk meningkatkan produktivitas hasil, yaitu dengan 

mengelaborasikan skill yang dimiliki manusia dan teknologi 

pintar yang menghasilkan smart factory. 

Teknologi yang diciptakan di Era 4.0 ini melengkapi 

kekurangan Revolusi Industry 3.0 yang telah mengenalkan 

penggunaan internet di segala bidang namun masih belum 

mampu menjangkau semua kehidupan sosial dan belum bisa menjadi sebuah inovasi yang membantu kehidupan ekonomi,

baik skala menengah maupun ekonomi kecil, serta kritik 

terhadap lingkungan sosial baru akibat kemunculan teknologi 

yang berkembang. 

Revolusi Industry 4.0 menjawab kritik revolusi digital 

sebelumnya, dengan lebih mengedepankan penyelesaian 

masalah ke arah inovasi sosial dimana kemunculan teknologi 

hanya sebagai pendorong kemajuan pembangunan yang tetap 

dimotori oleh manusia. Menurut Frost & Sullivan (2016) yang 

tertuang dalam buku Forbil series yang berjudul Peluang Social 

Innovation dalam Revolusi Industri 4.0, inovasi sosial yaitu  

penggabungan antara teknologi dengan model bisnis yang 

membawa dampak positif bagi kehidupan seseorang dan 

kelompok warga , serta menghasilkan nilai-nilai tertentu 

atau creating shared value (CSV); serta terdapat stakeholder 

yang terlibat dalam penciptaan nilai ini  seperti perusahaan, 

social enterprises, pemerintah, lembaga swadaya warga  

(LSM), lembaga pendidikan, dan juga organisasi publik lainnya. Revolusi digital yang mulai disosialisasikan di era 

Revolusi Industry 3.0 dengan teknologi mobilisasi internet, 

semakin dilekatkan dengan kebutuhan warga  dan 

menghasilkan social inovasi baru di era 4.0. Ini sebagai wujud 

dari produk pelayanan dari pemenuhan kebutuhan manusia; 

yaitu inovasi sosial menjadi lebih tepat sasaran bagi warga , 

memberikan nilai tambah dalam demokratisasi, dan mampu 

memfasilitasi kebutuhan warga . 

Era revolusi industry 4.0 juga mengajak warga  untuk 

memahami bahwa teknologi dibuat untuk kepentingan mereka

sendiri, serta bukan menambah masalah social dengan adanya 

fenomena disrupsi teknologi. Sebagai contoh, pada era 

sebelumnya kemunculan robotik dan komputerisasi 

menimbulkan insecure bagi manusia karena takut tergantikan 

posisinya; namun di era digital 4.0 teknologi digunakan untuk 

mengajak manusia bekerja bersama secara collaborative tanpa 

merugikan manusia itu sendiri. Sebagai contoh, melalui 

perkembangan media sosial bukan hanya proses saling berbagi 

konten yang informatif dan non informatif namun  juga bisa berbagi masalah pekerjaan, barang, jasa, transportasi bahkan menikmati 

keuntungan secara bersama atau lebih dikenal dengan konsep 

“Sharing Economy”.

Perkembangan komunikasi Global 

Kemampuan komunikasi melalui teknologi informasi di 

era revolusi digital sudah menjadi kebutuhan warga  secara 

umu. Disini warga  dituntut untuk ahli dalam 

mengoperasikan alat teknologi komunikasi yang serba digital. 

Didukung penemuan internet maka semakin memudahkan 

warga  berkomunikasi secara global, dimana perbedaan 

waktu dan jarak tidak lagi menjadi penghalang untuk melakukan 

sebuah komunikasi jarak jauh atau secara internasional. 

Keberadaan internet yang meniadakan batasan ruang 

dan waktu telah menyebabkan perubahan dalam berkomunikasi,

yang menghasilkan sebuah budaya global yaitu hubungan 

antara manusia yang semakin mudah dan luas serta dianggap 

menghilangkan batas negara dan perbedaan budaya.

Perkembangan teknologi komunikasi menjadi tren di 

seluruh dunia karena pemanfaatan teknologi komunikasi seperti 

penggunaan media sosial dan web dan menjadi konsumsi publik

warga  dunia, serta selalu dilekatkan dalam menjalankan 

aktivitas kehidupannya. Perkembangan telekomunikasi global 

perlu ditelusuri sebagai acuan dalam menciptakan sebuah trend

baru dalam kehidupan warga .

Perkembangan revolusi industry dalam konteks 

telekomunikasi global dipicu munculnya berbagai penemuan 

alat-alat telekomunikasi yang serba digital dan internet di era 

industry 3.0. Salah satu hal mendasar yang memicu penemuan 

teknologi ini  didasari kebutuhan warga  dunia untuk 

memacu pertumbuhan ekonomi negaranya dengan adanya 

rezim pasar bebas di tahun 1980-an dan 1990-an.

Rezim ini  menandai perubahan ideologi yang

menciptakan sebuah konsep paradigma baru yaitu rezim pro￾pasar dalam perdagangan internasional yang berdampak pada 

perkembangan komunikasi secara global. Berkembangnya arus

perdagangan bebas membuat masing-masing negara mulai 

menguatkan proses deregulasi dan privatisasi dalam bidang 

komunikasi dan beralih ke pengembangan industri satelit; hingga 

selanjutnya menciptakan interkoneksi informasi yang sudah 

terhubung secara digital dan semakin mendukung 

perkembangan arus perdagangan bebas dalam area komunikasi 

global.

Pertumbuhan ekonomi dan kemajuan teknologi telah 

memicu kenaikan besar dalam permintaan untuk layanan 

telekomunikasi global dari semua jenis, sehingga berdampak 

pada pertumbuhan fenomenal dari industri satelit. Satelit menjadi 

aspek penting dalam memberikan layanan komunikasi murah, 

handal dan cepat untuk bisnis internasional yang beroperasi di 

pasar elektronik global, terutama di daerah seperti penyiaran 

transnasional dan telepon, bank global dan maskapai 

penerbangan, surat kabar internasional dan distribusi majalah 

yang semuanya terinterkoneksi secara digital.

Era komunukasi global ini menandai terbentuknya 

komunikasi yang semakin interaktif dengan ditemukannya 

berbagai penemuan teknologi di bidang komputeri sebagai

media penyimpanan informasi dan mendukung pertukaran 

informasi ke segala jangkauan seperti komunikasi jarak jauh dan 

bisnis digital.

Perkembangan teknologi dan informasi komunikasi 

menjadi sebuah faktor penting dalam mendukung perdagangan 

bebas karena negara-negara di dunia lebih terintegrasi dan 

terkoneksi dalam transaksi pasar global. Oleh karena itu industry 

telekomunikasi dikembangkan guna mempercepat arus 

informasi lintas batas negara. Ini tidak lepas dari makin 

banyaknya permintaan layanan konsumen tentang layanan 

informasi yang lebih luas, terjangkau, serta transparan dengan 

tarif ekonomis.

Perkembangan industry telekomunikasi menghantarkan 

ke sebuah era transformasi digital yang semuanya mulai 

terhubung dalam sebuah jaringan internet di segala bidang

(internet of things), peralihan investasi di bidang industry 

telekomunikasi yang menghasilkan berbagai teknologi yang 

telah menopang pergeseran besar dalam pertukaran arus 

informasi dan modal dalam pandangan ekonomi secara global.

Ini dibuktikan dengan pertumbuhan data seluler naik menjadi 

4000 kali lipat selama 10 tahun dan telah berkontribusi pada 

tingkat aktivitas ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya 

yaitu seperti pertukaran arus barang dan jasa, keuangan global 

yang tumbuh 1,5 kali lipat menjadi $ 26 triliun dalam dua dekade 

antara 1990 dan 2012, serta diramalkan meraih tiga kali lipat 

lebih besar dari $ 80 triliun di tahun 2025. 

Dampak revolusi di bidang telekomunikasi dan informasi 

sangat dirasakan secara luas. Perkembangan telekomunikasi 

psoses era digitalisasi secara lebih luas. Inovasi yang diciptakan 

di bidang ini menempatkan telekomunikasi pada posisi yang 

kuat dalam rangka mendapatkan keuntungan dari gelombang 

digitalisasi berikutnya, sekaligus mengamankan manfaat 

transformasi digital untuk pemerintah, industri dan warga . Arus Informasi dan Dampaknya 

Adanya teknologi melahirkan media sosial yang telah 

menghilangkan batasan ruang, waktu dan kedalaman pola sosial. 

Hal ini pula yang memunculkan globalisasi informasi, yang tanpa 

disadari kehadiran teknologi ini menjadikan sistem sosial baru 

menuju keintiman digital. Pola relasi konvensional dalam sistem 

komunitas sosial, yang biasanya dilakukan melalui interaksi 

langsung mulai teralienasi dengan frekuensi interaksi digital 

yang melahirkan istilah virtual society.

Perkembangan teknologi dan informasi memunculkan 

dua sisi yaitu positif dan negatif. Sisi positifnya seperti 

memfasilitasi diplomasi secara umum seperti representasi, 

promosi, pelaporan, negosiasi; yang biasanya harus dilakukan 

secara tatap muka dan korespondensi ringan dapat dilakukan 

secara praktis dan relatif efisien. 

Banyak keuntungan dari perkembangan teknologi digital, 

seperti memacu pertumbuhan ekonomi warga  melalui kegiatan ekonomi digital yang berbasis konsep ekonomi dengan 

saling berbagi. Meski begitu, ada sisi negatif yang muncul 

dimana perkembangan teknologi digital juga memiliki efek 

sebaliknya yaitu efek dari aspek keamanan, terbentuknya 

warga  virtual menciptakan warga  siber seperti 

munculnya hacker yang dapat membobol informasi negara atau 

perusahaan, penipuan online, propaganda melalui media sosial, 

bahkan aksi terorisme secara virtual. 

Perkembangan teknologi dan informasi merupakan 

sebuah awal dari penyebaran arus globalisasi, yang membuat 

dunia semakin menyempit dan kehilangan batas-batas negara. 

Berbagai kegiatan seperti berbagi informasi, transaksi bisnis, 

komunikasi, aktivitas politik maupun budaya semua dapat 

dilakukan tanpa terbatas jarak dan serba cepat. Untuk itu 

warga  perlu lebih selektif dan kritis dalam memanfaatkan 

informasi yang disediakan dalam perkembangan teknologi dan 

informasi komunikasi.

Teknologi dan informasi komunikasi sangat berpengaruh 

dalam kehidupan warga  dalam era revolusi digital, dengan 

sangat cepat mempengaruhi cara pandang, nilai, gaya hidup 

serta budaya bangsa yang menyebabkan dunia semakin 

terglobalisasi. Selain itu memunculkan sebuah generasi baru 

yang biasa disebut sebagai generasi millennial yang piawai 

dalam berkomunikasi menggunakan perangkat digital, gadget, 

dan media sosial. 

Keberadaan jaringan internet semakin memudahkan

warga  meraih informasi, menjalankan kehidupan social, 

berinteraksi, dan berbagi kegiatan bahkan mengatur agenda 

kerja. Teknologi dan media social telah menjadi sebuah gaya 

hidup yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan sehari-hari 

warga  dan membuat mereka menjadi ketergantungan atau 

yang dikenal istilah NomoPhobia atau No Mobile Phone Phobia; 

yang menimbulkan kecemasan berlebihan apabila tidak dapat 

mengakses jaringan internet ataupun kehilangan perangkat 

teknologi seperti gadget, laptop, dan sebagainya.Selain nomophobia, dampak lain yang ditimbulkan dari 

kemudahan mengakses informasi yaitu  kurangnya 

menghargai proses dan usaha dalam mencari sebuah informasi 

yang mendalam sehingga sering terjadi salah penyerapan 

informasi akibat minimnya berita yang ditangkap dan 

menimbulkan sebuah berita hoax. Dengan adanya 

perkembangan media sosial semakin memudahkan warga  

untuk bertukar informasi, namun di bagian lain warga  

cenderung konsumtif dan tidak mem-filter berita atau informasi 

yang diterima sehingga belum terverifikasi sudah menyebarkan 

informasi. 

Tanpa disadari pula warga  menjadi jurnalis online 

berkat perkembangan media social. Mereka mendapatkan 

kebebasan ruang berekspresi untuk memperoleh dan 

menyebarkan sebuah informasi menggantikan peran jurnalis 

professional namun tidak semua informasi yang disampaikan 

telah diverifikasi dengan sempurna.

Masuknya arus berbagai informasi yang belum dilakukan 

penyaringan ini  juga berpengaruh pada menyebarnya 

budaya asing yang juga dapat mengikis rasa nasionalisme 

bangsa. Ini bisa dilihat dari perkembangan berbagai budaya 

asing yang masuk melalui tayangan televisi, film, dan musik yang 

semakin meningkat popularitasnya. Apabila tidak ada filterisasi 

maka warga  akan mengkonsumsi arus informasi budaya 

ini  secara mentah dan lebih mengenal budaya asing 

dibandingkan dengan budaya bangsa sendiri.

Revolusi komunikasi digital berdampak luas bagi 

tranformasi sosial warga  baik di bidang sosial, ekonomi, 

dan politik.Pada bidang politik perkembangan teknologi 

komunikasi dapat mempercepat proses integrasi nasional. 

Implikasi akibat pengaruh komunikasi dan informasi dunia yang 

diterima warga  luas tanpa adanya filterisasi dengan baik 

dapat berdampak pada perubahan ideologi generasi muda.

Di bidang ekonomi, perkembangan teknologi komunikasi 

telah dirasakan cukup mendorong pertumbuhan ekonomi yang

pesat di samping dampak yang positif dan negatif. Dalam bidang 

sosial, perkembangan teknologi komunikasi telah mendorong 

lahirnya kembali nasionalisme kebudayaan. Oleh karena itu 

sangat diperlukan kecermatan dalam mendayagunakan 

penyebaran arus informasi digital ini , karena tidak semua 

penyebaran informasi yang diterima sesuai dengan nilai dan 

norma budaya masing-masing negara.

Interkoneksi dan Interpedensi warga  Dunia 

Globalisasi erat kaitannya dengan interkoneksi dan 

interdepedensi negara-negara di seluruh dunia. Globalisasi 

menjadi titik awal terhubungnya warga  dunia, karena 

globalisasi mendorong proses integrasi yang melibatkan 

perluasan dan pendalaman saling ketergantungan di antara 

warga  dan negara di seluruh dunia. Batas-batas nasional 

negara bangsa dinilai tidak terlalu penting, dan cara pemahaman 

lama mengenai kedaulatan negara telah bergeser, serta konsep 

individu dalam suatu kawasan bis apula dilihat dalam konteks 

global.

Fenomena globalisasi mulai muncul ketika warga  

dunia berupaya bekerjasama untuk membangun kesepakatan 

ekonomi global yang dimulai setelah Perang Dunia II melalui 

perantaraan pembentukan organisasi perdamaian Perserikatan 

Bangsa-Bangsa dan pembentukan lembaga-lembaga keuangan 

dunia yang lahir pada saat konferensi Bretton Wood (Bank 

Dunia, Dana Monitori Internasional dan Perjanjian Umum 

tentang Tarif dan Perdagangan-GATT) yang semakin 

menciptakan saling ketergantungan antarnegara secara global. 

Adanya berbagai kerjasama dunia serta perkembangan 

teknologi dan informasi memicu arus globalisasi yang membuat 

warga  global semakin terinterpedensi satu sama lainnya. 

Globalisasi terkait erat dengan konsep saling 

ketergantungan warga  dunia dengan alasan sumber daya 

yang tersedia tidak terdistribusi secara merata di seluruh dunia. 

Tidak ada negara yang dapat sepenuhnya memenuhi semua 

sumber daya yang dibutuhkannya secara mandiri tanpa 

keterlibatan pihak negara lain.

Ketersediaan sumber daya alam yang tidak merata ini 

menyebabkan setiap negara mulai melakukan upaya untuk 

saling terkoneksi demi mendapatkan akses sumber daya negara 

lain; sehingga tanpa disadari telah menciptakan saling 

ketergantungan global. Oleh karena itu, dorongan globalisasi 

menciptakan sebuah interkoneksi yang kuat dari jaringan dunia 

melalui operasi negara-negara tanpa batas.Negara-negara di 

seluruh dunia lebih mudah untuk berinteraksi, berdagang, dan 

membangun dunia secara kooperatif. 

Masuknya era transformasi digital menandai percepatan 

arus globalisasi dan membuat warga  global semakin 

terhubung dengan mudah Ditemukannya berbagai teknologi dan 

informasi semakin memudahkan konektivitas individu 

warga  untuk melakukan komunikasi jarak jauh, serta 

mengakses informasi secara digital. Konektivitas antar lintas 

negara yang semakin terintegrasi ini menghasilkan sebuah 

global village yang anggotanya saling tergantung satu sama lain.

Adanya revolusi digital antar warga  dan antar 

negara yang sudah terkoneksi melalui internet menyebabkan 

tidak adanya lagi kesulitan untuk berkomunikasi dengan negara￾negara lain. Jika dulu warga  masih terhubung secara 

konvensional dalam melakukan komunikasi dan bertransaksi 

untuk memenuhi kebutuhannya, serta memerlukan waktu yang 

relatif lama dan sangat tidak efisie; namun adanya revolusi digital 

seperti media internet memungkinkan warga  terhubung 

dengan cepat. 

Aktivitas bisnis dan jasa pun lebih meningkat dan inovatif 

sehimgga menghasilkan peningkatan aktivitas ekonomi global. 

Ini juga didukung dengan kemajuan sarana dan prasarana dalam 

bidang teknologi transportasi dan informasi. Pada akhirnya, 

proses ini  meningkatkan saling keterkaitan dan 

interdependensi antar individu dan negara serta berdampak pula 

terhadap lingkungan, ekonomi, budaya, sistem politik, dan pola 

hidup warga  dunia.

Interaksi warga  Terbuka 

Era Revolusi digital mengantarkan warga  ke pola 

interaksi sosial baru, yang semakin terglobalisasi dan terbuka; 

yaitu interaksi yang dijalankan warga  tidak ada batasan 

ruang dan waktu sebagaimana pola interaksi komunikasi yang 

memerlukan dan kontak fisik secara verbal. Karena di era 

revolusi digital, kontak fisik secara langsung telah berubah ke 

ranah virtual dengan menggunakan media elektronik dalam 

mendukung Interaksi sosial ini .

Pertumbuhan teknologi yang semakin pesat 

memunculkan era dimana warga  mengalami perubahan 

transisi dalam melakukan cara berkomunikasi, sehingga 

mengubah pola hubungan dan infrastruktur social dalam 

warga  seperti dimensi ruang, waktu, kedalaman, serta 

tinggi rendahnya struktur social. 

Dalam pola interaksi baru ini  berbagai kepentingan, 

pendapat, nilai-nilai semuanya tersampaikan dengan

memanfaatkan layanan internet. Hubungan antara manusia 

bukanlah sesuatu yang dinilai sulit untuk dilakukan, teknologi 

komunikasi dan transportasi membuat segala sesuatu semakin 

mudah bagi warga  untuk saling terkoneksi satu sama 

lainnya.

Perkembangan teknologi ini  tidak terlepas dari 

perkembangan pola penerimaan budaya global oleh warga  

akibat pengaruh globalisasi. Budaya global yaitu  fenomena 

yang terjadi karena kemajuan teknologi yang mengakibatkan 

hubungan antara manusia yang semakin mudah dan luas. 

Budaya global juga berarti penyebaran nilai, norma, dan 

mempromosikan banyak budaya dari wilayah yang berbeda￾beda; sebagai contoh yaitu  tersebarnya seperti Barat, yang 

berbeda denagn dengan nilai kepercayaan warga  

diwilayah lain. Adanya budaya global mensyaratkan warga 

untuk lebih cerdas dalam dalam menerima budaya lain sehingga 

budaya lama dan rasa nasionalisme tidak tergeser oleh

paradigma pemikiran modern yang menyingkirkan budaya 

sebelumnya.

Pemikiran warga  yang terbuka terhadap revolusi 

teknologi dan informasi akan menghasilkan sebuah interaksi 

asosiatif dalam pola struktur warga . warga  akan 

menanggapi transformasi teknologi ini  secara positif,

bukan menjadi sesuatu hal yang ditakuti yang akan 

menghancurkan atau mendiskriminasi kehidupan manusia. 

Pengaruh transformasi budaya global ini  dapat

dianggap menjadi sebuah tren yang homogen dan mengarah 

pada pembentukan warga  dunia tunggal. Ini ditandai 

adanya kesamaan tren di seluruh dunia; tidak hanya dari segi 

fisik seperti fashion, elektronik, namun  juga dalam hal kebiasaan 

baru yang menjadi konsumsi warga  luas seperti teknologi

komunikasi.

Kehidupan sehari-hari warga , seperti penggunaan 

smartphone misalnya, telah menjadi keharusan bagi warga 

dan individu dalam menjalankan bisnisnya. Pola warga  

dalam memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi 

ini  akan menjadi sebuah tren yang akan diikuti oleh 

warga  lainnya dan akan membentuk budaya global yang 

cenderung homogen. 

Penggunaan teknologi sebagai sebuah budaya global 

oleh warga  menunjukkan bahwa teknologi komunikasi ini 

tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan warga  luas, yaitu 

sebagai sarana yang mendukung aktivitas kehidupannya. 

Sebagai contoh, warga  banyak bergantung pada perangkat 

selulernya untuk menjalankan kehidupan sehari-hari; seperti 

mencari data, bahan penelitian, sampai mengingat tanggal atau 

momen penting memerlukan bantuan teknologinya. 

Teknologi dijadikan alat untuk melihat dan berinteraksi 

dengan dunia; sedang  budaya menjadi hal utama bagaimana 

memahami, dipahami, dan dilihat oleh dunia. Keduanya 

dielaborasikan untuk mendukung kehidupan warga  secara 

luas. Budaya telah menjadi sebuah komoditas baru yang

dimodifikasi untuk mendukung kehidupan warga  dengan 

memanfaatkan teknologi yang ada. 

Sebuah warga  tertentu semakin mungkin untuk 

memanfaatkan budaya lokalnya agar dikenal dunia. Ini dapat 

memperkuat rasa nasionalisme akan budaya yang dimilikinya,

karena terbuka peluang mempromosikannya secara luas 

dengan bantuan teknologi. 

Di bagian lain, kemajuan teknologi sebagai sebuah 

budaya global juga memiliki sisi interaksi disosiatif. Hal ini bisa 

menyebabkan distorsi dalam kehidupan sosial. warga 

cenderung melakukan komunikasi interpersonal yang lebih 

mengedepankan interaksi melalui media dan menimbulkan sifat 

individualistis berlebihan. Kemajuan teknologi membuat 

warga  luas semakin kurang mengenal lingkungan sekitar 

dan jarang berinteraksi secara langsung sehingga mengikis rasa 

empati sosial yang dimilikinya.

warga  cenderung lebih banyak berinteraksi dengan 

alat teknologi yang dimilikinya daripada orang yang disekitarnya. 

Mereka lebih suka dan sering berkomunikasi melalui jejaring 

sosial seperti facebook, twitter, dan aplikasi chatting lainnya 

untuk berinteraksi. Akibatnya, pemikiran warga  digital 

terbentuk dari konsepsi pemikiran mereka sendiri; yang 

dipengaruhi perkembangan media sosial elektronik dan bukan 

terbentuk dari lingkungan sosial yang dimilikinya sendiri.

Keberadaan teknologi memanjakan kehidupan sosial 

manusia. Hal ini  menunjukkan bahwa semakin banyak 

warga  lebih bergantung pada perangkat digital yang 

dimilikinya daripada orang yang berada disekitarnya. Tingkat 

kepedulian yang dimiliki serta rasa sensitivitas menjadi kurang

peka. Hal ini karena adanya penempatan posisi manusia yang 

digantikan oleh keberadaan teknologi; dimana kepedulian pada 

perangkat teknologi lebih dominan dibandingkan keberadaan 

orang-orang terdekatnya.

Teknologi telah menjadi kebutuhan utama untuk 

berinteraksi sosial, yang tanpa disadari telah menjadi gaya hidup 

dalam berwarga . Perkembangan teknologi menjadi dua 

mata pisau yang menampilkan sisi positif dan negative, yang 

apabila tidak bisa memanfaatkannya secara bijak maka akan 

berbalik arah merugikan kehidupan sosial manusia. 

Akses Nilai Sosial dan Budaya

Revolusi komunikasi juga terjadi akibat pengaruh 

kebutuhan dari sebuah akses nilai sosial dan budaya. Nilai sosial 

di warga  berkaitan dengan adat istiadat yang telah menjadi 

budaya warga  tertentu dan menjadi sebuah aturan dan 

norma dalam melakukan pola interaksi sosial. Akan namun , nilai 

sosial juga berpotensi membatasi kreativitas warga  

sehingga warga  sukar berkembang dan menjalankan 

kehidupannya hanya sesuai dengan nilai-nilai sosial yang ada. 

Ini tidak lepas dari sedikitnya arus informasi dan 

pengetahuan yang diterima warga  ini ; yang pada

akhirnya sulit membuka diri untuk mengembangkan potensi yang 

ada. Untuk itu perlu sebuah alat untuk memicu keluarnya potensi 

dengan mengembangkan budaya yang ada sebelumnya, serta 

memunculkan kreativitas baru asalkan tidak merusak nilai sosial

dasar yang telah menjadi pedoman dalam berwarga . 

Kehadiran teknologi dan informasi akan membantu 

warga  dalam proses pengembangan hal ini  melalui 

kreativitas yang dimiliki. Masuknya pengetahuan baru dari 

berbagai belahan dunia melalui percepatan arus informasi yang 

diterima akan mengubah perspektif lama dari warga .

Cepat atau lambatnya perkembangan warga  

seringkali bergantung pada kepercayaan yang telah menjadi 

sebuah nilai sosial dan budaya dalam mengatur kehidupannya. 

Tanpa disadari bahwa batasan nilai sosial ini  bisa 

menyebabkan progresivitas pemikiran warga  berlangsung 

lama dan lambat.

Cara berpikir warga  dengan melakukan pola 

interaksi secara lebih luas dapat mengikis pemikiran lama yang 

menghambat perkembangan sehingga dapat mengarah pada 

terciptanya perubahan kearah yang lebih baik dan maju. 

Bagaimana caranya? Hal ini  dapat diatasi dengan 

kemudahan melakukan pola komunikasi secara luas dan serba 

cepat yang tak terbatas jarak dan dimensi waktu. Maka sebuah 

teknologi perlu diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia 

ini . 

Teknologi informasi mempunyai konsekuensi terhadap 

luasnya interaksi sosial dalam warga  global. Ini 

menyebabkan terjadinya rekonstruksi pada pemikiran lama 

yang membatasi pengembangan diri warga . warga  

dapat mulai untuk membenahi diri dan pribadi masing-masing 

sebagai upaya transformasi sosial untuk perkembangan 

kehidupan yang jauh lebih baik. Sebagai contoh yaitu  teknologi 

informasi dan komunikasi yang dapat membawa perubahan 

dalam perekonomian warga  baik domestik maupun 

internasional.

warga  dapat mengatur system perdagangan secara 

lintas negara melalui pemanfaatan teknologi komunikasi digital 

dalam memasarkan produknya. Sistem jejaring internet 

memberi kemudahan dalam bertransaksi dan mengurangi biaya 

produksi ekonomi; termasuk yaitu  melalui media sosial yang 

memfasilitasi proses penjualan secara online; baik melalui 

Facebook, Twitter ataupun instagram. Ini bagi pengusaha 

memberi kemudahan dan biaya yang relatif murah.

Perkembangan teknologi pun membawa pengaruh besar pada 

pengembangan potensi dari generasi muda bangsa. Teknologi 

bisa dimanfaatkan untuk menghadirkan pengetahuan baru bagi 

pengembangan kreativitas di banyak bidang usaha.

Namun di bagian lain, banyaknya akses nilai sosial dan 

budaya yang luas dapat membawa dampak yang perlu 

diwaspadai. Hal ini karena nilai sosial dan norma dalam 

warga  seringkali berbeda satu sama lain, sehingga 

masuknya gambaran ide-ide baru tanpa disadari akan 

mengubah standarisasi ekspresi budaya dan social sebelumnya

apabila tidak ada filterisasi budaya. Sebagai contoh, akses yang 

mudah melalui media elektronik seperti televisi, Youtube dan 

sebagainya. 

Bentuk gaya hidup di negara-negara lain demikian mudah 

diakses yang memungkinkan terjadinya konstruksi pemikiran 

dan budaya baru bagi remaja dan warga  yang 

mengkonsumsinya. Ketika budaya ini  menjadi menjadi 

tren dan diikuti padahal tidak sesuai dengan nilai dan norma 

budaya warga  ini , maka bisa berdampak buruk 

seperti misalnya gaya hidup bebas dan hedonis seperti yang 

berkembang di negara-negara Barat dsn sebagainya.

Dampak Perubahan Sosial Global

Perkembangan teknologi telah membawa warga  

menjadi ke dalam era generasi yang terkoneksi dengan dunia 

digital. Kebutuhan akan akses internet semakin meningkat dari 

waktu-ke waktu. Termasuk disini yaitu  makin banyaknya 

aplikasi web baru sebagai hasil dari perkembangan teknologi

digital. Ini bisa menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan 

sosial dalam warga  baik secara lokal, domestik maupun 

global.

Tingginya perkembangan teknologi informasi dan 

komunikasi menyebabkan dunia semakin menyempit dan 

kehilangan batas-batas negara. Pola komunikasi warga  

berubah menjadi pola komunikasi yang selalu terhubung dengan 

jaringan atau “Network Society”. Saat ini hampir semua 

kebutuhan warga  dapat dipenuhi oleh peralatan canggih 

yang dihasilkan dari teknologi, terutama dalam hal komunikasi 

dan pertukaran arus informasi yang semakin mudah dan cepat. 

Perubahan sosial karena adanya revolusi digital mampu 

meningkatkan tingkat kehidupan manusia menjadi lebih baik. 

Peluang-peluang usaha baru bagi warga  dapat diciptakan

dan memberi dukungan pada pertumbuhan ekonomi 

warga . Hal ini karena warga  bisa menciptakan 

lapangan pekerjaan sendiri, saling berbagi pekerjaan, barang, 

jasa, transportasi bahkan menikmati keuntungan secara keuntungan secara bersama atau lebih dikenal dengan konsep 

“Sharing Economy”.

Perkembangan komunikasi Global 

Kemampuan komunikasi melalui teknologi informasi di 

era revolusi digital sudah menjadi kebutuhan warga  secara 

umu. Disini warga  dituntut untuk ahli dalam 

mengoperasikan alat teknologi komunikasi yang serba digital. 

Didukung penemuan internet maka semakin memudahkan 

warga  berkomunikasi secara global, dimana perbedaan 

waktu dan jarak tidak lagi menjadi penghalang untuk melakukan 

sebuah komunikasi jarak jauh atau secara internasional. 

Keberadaan internet yang meniadakan batasan ruang 

dan waktu telah menyebabkan perubahan dalam berkomunikasi,

yang menghasilkan sebuah budaya global yaitu hubungan 

antara manusia yang semakin mudah dan luas serta dianggap 

menghilangkan batas negara dan perbedaan budaya 

Perkembangan teknologi komunikasi menjadi tren di 

seluruh dunia karena pemanfaatan teknologi komunikasi seperti 

penggunaan media sosial dan web dan menjadi konsumsi publik

warga  dunia, serta selalu dilekatkan dalam menjalankan 

aktivitas kehidupannya. Perkembangan telekomunikasi global 

perlu ditelusuri sebagai acuan dalam menciptakan sebuah trend

baru dalam kehidupan warga .

Perkembangan revolusi industry dalam konteks 

telekomunikasi global dipicu munculnya berbagai penemuan 

alat-alat telekomunikasi yang serba digital dan internet di era 

industry 3.0. Salah satu hal mendasar yang memicu penemuan 

teknologi ini  didasari kebutuhan warga  dunia untuk 

memacu pertumbuhan ekonomi negaranya dengan adanya 

rezim pasar bebas di tahun 1980-an dan 1990-an.

Rezim ini  menandai perubahan ideologi yang

menciptakan sebuah konsep paradigma baru yaitu rezim pro￾pasar dalam perdagangan internasional yang berdampak pada 

perkembangan komunikasi secara global. Berkembangnya arus

perdagangan bebas membuat masing-masing negara mulai 

menguatkan proses deregulasi dan privatisasi dalam bidang 

komunikasi dan beralih ke pengembangan industri satelit; hingga 

selanjutnya menciptakan interkoneksi informasi yang sudah 

terhubung secara digital dan semakin mendukung 

perkembangan arus perdagangan bebas dalam area komunikasi 

global.

Pertumbuhan ekonomi dan kemajuan teknologi telah 

memicu kenaikan besar dalam permintaan untuk layanan 

telekomunikasi global dari semua jenis, sehingga berdampak 

pada pertumbuhan fenomenal dari industri satelit. Satelit menjadi 

aspek penting dalam memberikan layanan komunikasi murah, 

handal dan cepat untuk bisnis internasional yang beroperasi di 

pasar elektronik global, terutama di daerah seperti penyiaran 

transnasional dan telepon, bank global dan maskapai 

penerbangan, surat kabar internasional dan distribusi majalah 

yang semuanya terinterkoneksi secara digital.

Era komunukasi global ini menandai terbentuknya 

komunikasi yang semakin interaktif dengan ditemukannya 

berbagai penemuan teknologi di bidang komputeri sebagai

media penyimpanan informasi dan mendukung pertukaran 

informasi ke segala jangkauan seperti komunikasi jarak jauh dan 

bisnis digital.

Perkembangan teknologi dan informasi komunikasi 

menjadi sebuah faktor penting dalam mendukung perdagangan 

bebas karena negara-negara di dunia lebih terintegrasi dan 

terkoneksi dalam transaksi pasar global. Oleh karena itu industry 

telekomunikasi dikembangkan guna mempercepat arus 

informasi lintas batas negara. Ini tidak lepas dari makin 

banyaknya permintaan layanan konsumen tentang layanan 

informasi yang lebih luas, terjangkau, serta transparan dengan 

tarif ekonomis.

Perkembangan industry telekomunikasi menghantarkan 

ke sebuah era transformasi digital yang semuanya mulai 

terhubung dalam sebuah jaringan internet di segala bidang

(internet of things), peralihan investasi di bidang industry 

telekomunikasi yang menghasilkan berbagai teknologi yang 

telah menopang pergeseran besar dalam pertukaran arus 

informasi dan modal dalam pandangan ekonomi secara global.

Ini dibuktikan dengan pertumbuhan data seluler naik menjadi 

4000 kali lipat selama 10 tahun dan telah berkontribusi pada 

tingkat aktivitas ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya 

yaitu seperti pertukaran arus barang dan jasa, keuangan global 

yang tumbuh 1,5 kali lipat menjadi $ 26 triliun dalam dua dekade 

antara 1990 dan 2012, serta diramalkan meraih tiga kali lipat 

lebih besar dari $ 80 triliun di tahun 2025. 

Dampak revolusi di bidang telekomunikasi dan informasi 

sangat dirasakan secara luas. Perkembangan telekomunikasi 

psoses era digitalisasi secara lebih luas. Inovasi yang diciptakan 

di bidang ini menempatkan telekomunikasi pada posisi yang 

kuat dalam rangka mendapatkan keuntungan dari gelombang 

digitalisasi berikutnya, sekaligus mengamankan manfaat 

transformasi digital untuk pemerintah, industri dan warga .

Arus Informasi dan Dampaknya 

Adanya teknologi melahirkan media sosial yang telah 

menghilangkan batasan ruang, waktu dan kedalaman pola sosial. 

Hal ini pula yang memunculkan globalisasi informasi, yang tanpa 

disadari kehadiran teknologi ini menjadikan sistem sosial baru 

menuju keintiman digital. Pola relasi konvensional dalam sistem 

komunitas sosial, yang biasanya dilakukan melalui interaksi 

langsung mulai teralienasi dengan frekuensi interaksi digital 

yang melahirkan istilah virtual society.

Perkembangan teknologi dan informasi memunculkan 

dua sisi yaitu positif dan negatif. Sisi positifnya seperti 

memfasilitasi diplomasi secara umum seperti representasi, 

promosi, pelaporan, negosiasi; yang biasanya harus dilakukan 

secara tatap muka dan korespondensi ringan dapat dilakukan 

secara praktis dan relatif efisien. 

Banyak keuntungan dari perkembangan teknologi digital, 

seperti memacu pertumbuhan ekonomi warga  melalui

kegiatan ekonomi digital yang berbasis konsep ekonomi dengan 

saling berbagi. Meski begitu, ada sisi negatif yang muncul 

dimana perkembangan teknologi digital juga memiliki efek 

sebaliknya yaitu efek dari aspek keamanan, terbentuknya 

warga  virtual menciptakan warga  siber seperti 

munculnya hacker yang dapat membobol informasi negara atau 

perusahaan, penipuan online, propaganda melalui media sosial, 

bahkan aksi terorisme secara virtual. 

Perkembangan teknologi dan informasi merupakan 

sebuah awal dari penyebaran arus globalisasi, yang membuat 

dunia semakin menyempit dan kehilangan batas-batas negara. 

Berbagai kegiatan seperti berbagi informasi, transaksi bisnis, 

komunikasi, aktivitas politik maupun budaya semua dapat 

dilakukan tanpa terbatas jarak dan serba cepat. Untuk itu 

warga  perlu lebih selektif dan kritis dalam memanfaatkan 

informasi yang disediakan dalam perkembangan teknologi dan 

informasi komunikasi.

Teknologi dan informasi komunikasi sangat berpengaruh 


dalam kehidupan warga  dalam era revolusi digital, dengan 


sangat cepat mempengaruhi cara pandang, nilai, gaya hidup 


serta budaya bangsa yang menyebabkan dunia semakin 


terglobalisasi. Selain itu memunculkan sebuah generasi baru 


yang biasa disebut sebagai generasi millennial yang piawai 


dalam berkomunikasi menggunakan perangkat digital, gadget, 


dan media sosial. 


Keberadaan jaringan internet semakin memudahkan


warga  meraih informasi, menjalankan kehidupan social, 


berinteraksi, dan berbagi kegiatan bahkan mengatur agenda 


kerja. Teknologi dan media social telah menjadi sebuah gaya 


hidup yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan sehari-hari 


warga  dan membuat mereka menjadi ketergantungan atau 


yang dikenal istilah NomoPhobia atau No Mobile Phone Phobia; 


yang menimbulkan kecemasan berlebihan apabila tidak dapat 


mengakses jaringan internet ataupun kehilangan perangkat 


teknologi seperti gadget, laptop, dan sebagainya. Selain nomophobia, dampak lain yang ditimbulkan dari 


kemudahan mengakses informasi yaitu  kurangnya 


menghargai proses dan usaha dalam mencari sebuah informasi 


yang mendalam sehingga sering terjadi salah penyerapan 


informasi akibat minimnya berita yang ditangkap dan 


menimbulkan sebuah berita hoax. Dengan adanya 


perkembangan media sosial semakin memudahkan warga  


untuk bertukar informasi, namun di bagian lain warga  


cenderung konsumtif dan tidak mem-filter berita atau informasi 


yang diterima sehingga belum terverifikasi sudah menyebarkan 


informasi. 


Tanpa disadari pula warga  menjadi jurnalis online 


berkat perkembangan media social. Mereka mendapatkan 


kebebasan ruang berekspresi untuk memperoleh dan 


menyebarkan sebuah informasi menggantikan peran jurnalis 


professional namun tidak semua informasi yang disampaikan 


telah diverifikasi dengan sempurna. Masuknya arus berbagai informasi yang belum dilakukan 


penyaringan ini  juga berpengaruh pada menyebarnya 


budaya asing yang juga dapat mengikis rasa nasionalisme 


bangsa. Ini bisa dilihat dari perkembangan berbagai budaya 


asing yang masuk melalui tayangan televisi, film, dan musik yang 


semakin meningkat popularitasnya. Apabila tidak ada filterisasi 


maka warga  akan mengkonsumsi arus informasi budaya 


ini  secara mentah dan lebih mengenal budaya asing 


dibandingkan dengan budaya bangsa sendiri.


Revolusi komunikasi digital berdampak luas bagi 


tranformasi sosial warga  baik di bidang sosial, ekonomi, 


dan politik.Pada bidang politik perkembangan teknologi 


komunikasi dapat mempercepat proses integrasi nasional. 


Implikasi akibat pengaruh komunikasi dan informasi dunia yang 


diterima warga  luas tanpa adanya filterisasi dengan baik 


dapat berdampak pada perubahan ideologi generasi muda.


Di bidang ekonomi, perkembangan teknologi komunikasi 


telah dirasakan cukup mendorong pertumbuhan ekonomi yang pesat di samping dampak yang positif dan negatif. Dalam bidang 


sosial, perkembangan teknologi komunikasi telah mendorong 


lahirnya kembali nasionalisme kebudayaan. Oleh karena itu 


sangat diperlukan kecermatan dalam mendayagunakan 


penyebaran arus informasi digital ini , karena tidak semua 


penyebaran informasi yang diterima sesuai dengan nilai dan 


norma budaya masing-masing negara.


Interkoneksi dan Interpedensi warga  Dunia 


Globalisasi erat kaitannya dengan interkoneksi dan 


interdepedensi negara-negara di seluruh dunia. Globalisasi 


menjadi titik awal terhubungnya warga  dunia, karena 


globalisasi mendorong proses integrasi yang melibatkan 


perluasan dan pendalaman saling ketergantungan di antara 


warga  dan negara di seluruh dunia. Batas-batas nasional 


negara bangsa dinilai tidak terlalu penting, dan cara pemahaman 


lama mengenai kedaulatan negara telah bergeser, serta konsep 


individu dalam suatu kawasan bis apula dilihat dalam konteks 


global. Fenomena globalisasi mulai muncul ketika warga  


dunia berupaya bekerjasama untuk membangun kesepakatan 


ekonomi global yang dimulai setelah Perang Dunia II melalui 


perantaraan pembentukan organisasi perdamaian Perserikatan 


Bangsa-Bangsa dan pembentukan lembaga-lembaga keuangan 


dunia yang lahir pada saat konferensi Bretton Wood (Bank 


Dunia, Dana Monitori Internasional dan Perjanjian Umum 


tentang Tarif dan Perdagangan-GATT) yang semakin 


menciptakan saling ketergantungan antarnegara secara global. 


Adanya berbagai kerjasama dunia serta perkembangan 


teknologi dan informasi memicu arus globalisasi yang membuat 


warga  global semakin terinterpedensi satu sama lainnya. 


Globalisasi terkait erat dengan konsep saling 


ketergantungan warga  dunia dengan alasan sumber daya 


yang tersedia tidak terdistribusi secara merata di seluruh dunia. 


Tidak ada negara yang dapat sepenuhnya memenuhi semua 


sumber daya yang dibutuhkannya secara mandiri tanpa 


keterlibatan pihak negara lain.

Ketersediaan sumber daya alam yang tidak merata ini 


menyebabkan setiap negara mulai melakukan upaya untuk 


saling terkoneksi demi mendapatkan akses sumber daya negara 


lain; sehingga tanpa disadari telah menciptakan saling 


ketergantungan global. Oleh karena itu, dorongan globalisasi 


menciptakan sebuah interkoneksi yang kuat dari jaringan dunia 


melalui operasi negara-negara tanpa batas.Negara-negara di 


seluruh dunia lebih mudah untuk berinteraksi, berdagang, dan 


membangun dunia secara kooperatif. 


Masuknya era transformasi digital menandai percepatan 


arus globalisasi dan membuat warga  global semakin 


terhubung dengan mudah Ditemukannya berbagai teknologi dan 


informasi semakin memudahkan konektivitas individu 


warga  untuk melakukan komunikasi jarak jauh, serta 


mengakses informasi secara digital. Konektivitas antar lintas 


negara yang semakin terintegrasi ini menghasilkan sebuah 


global village yang anggotanya saling tergantung satu sama lain.

Adanya revolusi digital antar warga  dan antar 


negara yang sudah terkoneksi melalui internet menyebabkan 


tidak adanya lagi kesulitan untuk berkomunikasi dengan negara￾negara lain. Jika dulu warga  masih terhubung secara 


konvensional dalam melakukan komunikasi dan bertransaksi 


untuk memenuhi kebutuhannya, serta memerlukan waktu yang 


relatif lama dan sangat tidak efisie; namun adanya revolusi digital 


seperti media internet memungkinkan warga  terhubung 


dengan cepat. 


Aktivitas bisnis dan jasa pun lebih meningkat dan inovatif 


sehimgga menghasilkan peningkatan aktivitas ekonomi global. 


Ini juga didukung dengan kemajuan sarana dan prasarana d