nikasi yang baik dan lancar.
Perkembangan teknologi komunikasi di era globalisasi ini
berdampak pada perubahan cara berkomunikasi baik di tingkat
warga domestic maupun internasional. Komunikasi melalui
jaringan (network) telah menjelma menjadi proses komunikasi
yang kompleks yang dapat menembus batas ruang, waktu,
jumlah, kapasitas dan kecepatan.
Semakin cepatnya arus informasi dan komunikasi
membuat efek domino bagi warga dunia karena apa yang
sedang menjadi tren dalam suatu negara lain akan bisa langsung
diadopsi oleh negara lainnya. Ini menunjukkan telah terjadi
dinamika desain pola komunikasi yang membuat perubahan
sosial bagi warga secara global. Jaringan global (global
network) merupakan manifestasi dari jaringan komunikasi, yaitu
media yang menghubungkan satu orang dengan orang yang
lain.
Teknologi komunikasi telah membuka pintu bagi interaksi
dan jalan baru untuk pertumbuhan sosial, intelektual, ekonomi
serta politik. Jaringan global, yaitu penggunaan komputer untuk
komunikasi internasional, selanjutnya meningkatkan dan
memperluas koneksi manusia, cara berkomunikasi serta
menciptakan komunitas.15
Komunikasi di era globalisasi juga dilakukan melalui
teknologi seperti telepon genggam dan media social; baik secara
verbal langsung maupun melalui pesan singkat atau media text, berbagi gambar dan simbol-simbol emoji dalam percakapan.
Perubahan cara berkomunikasi ini dipengaruhi
perkembangan jaringan internet yang memfasilitasi banyaknya
media sosial online, dimana warga berinteraksi secara
sosial dan virtual melalui media.
Adanya teknologi berkomunikasi seperti ini membantu
terciptanya warga virtual secara global; yang berakibat
semakin jarang melakukan pola komunikasi konvensional
dengan bertatap muka. Hal ini bisa berdampak menurunnya
tingkat sosialisasi dan mengakibatkan kesenjangan sosial dalam
berwarga . warga virtual (virtual community) ditandai
oleh sejumlah hal sebagai berikut:16
1. Adanya Interaksi antar individu yang berlangsung
dengan sarana elektronik dan komunikasi dimungkinkan
melalui teknologi
2. Munculnya agregasi sosial dari Internet ketika banyak
orang melakukan diskusi publik dalam waktu yang lama
untuk membentuk jaringan hubungan pribadi di dunia
maya.
3. Adanya sebuah komunitas yang mana ikatan, interaksi
dan hubungan sosialnya tidak diproduksi di ruang fisik
namun ada di virtual seperti Internet
4. Sekelompok individu yang berkomunikasi melalui
jejaring sosial untuk mencapai tujuan bersama
5. Adanya nama umum jaringan yang menyatukan
pengguna di media sosial dan membantu mereka untuk
berbagi
6. Grup atau asosiasi orang, online, seputar masalah
minat tertentu atau spesifik
7. Munculnya elompok sosial yang berinteraksi dua arah
menggunakan teknologi komunikasi baru. Komunitas ini
melengkapi komunikasi off-line dengan komunikasi online sehingga kecepatan dan intensitas arus informasi
yang dipertukarkan meningkat pesat.
8. Eksisnya komunitas yang dibuat melalui jejaring sosial
seperti WhatApp, Instagram, Facebook, email, dan
platform sosial lainnya
9. Jaringan sosial dari individu-individu yang berinteraksi
melalui media tertentu dan berpotensi melintasi batas
geografis dan politik untuk mengejar kepentingan atau
tujuan bersama
10. Sekelompok orang yang berinteraksi melalui teknologi
e-kolaborasi (e-collaboration technologies) dan telah
mengembangkan rasa kebersamaan satu sama lain
Cara berkomunikasi yang telah mengalami transformasi
signifikan dan cepat karena hadirnya teknologi komunikasi
disebut sebagai revolusi komunikasi. Hal ini ditandai dengan
perubahan yang pesat dalam berbagai penemuan di bidang
teknologi dan informasi, sehingga apa yang sebelumnya tidak
mungkin menjadi mungkin.
Kemajuan teknologi menawarkan berbagai macam
sumber informasi dan komunikasi serta menghilangkan
hambatan komunikasi. Revolusi komunikasi didorong juga oleh
kebutuhan manusia untuk memudahkan kehidupan mereka,
sehingga diciptakan alat atau teknologi komunikasi yang
semakin canggih.
Revolusi komunikasi saat ini tidak lepas dari adanya
kaitan dengan era globalisasi yang semakin membuat
warga dunia lebih terkoneksi, saling bergantung, interaksi
warga yang lebih terbuka serta adanya perkembangan
digitalisasi. Dalam bagian selanjutnya dibahas hal-hal yang
mempengaruhi dinamika komunikasi global secara serta dampak perubahan sosial akibat terjadinya revolusi komunikasi
dan digitalisasi.
Revolusi Digital
Konsep revolusi digital telah berkembang sejak
ditemukannya komputer dan internet di awal Revolusi Industri
3.0 pada tahun 1960-an, oleh penemuan semikonduktor dan
penyebaran komputer dan internet di kalangan warga .
Aspek paling menarik dari revolusi digital yaitu peran teknologi
dalam mengubah warga secara positif. Mereka membawa
gelombang revolusi di bidang informasi menuju bentuk digital.
Gelombang revolusioner mengubah kehidupan warga
dalam mengkomunikasikan aktivitas dan menciptakan “Network
Society”, karena banyak hal dilakukan secara virtual melalui
internet dan online.
Perkembangan revolusi digital membantu pertumbuhan
ekonomi, pendidikan dan proses demokrasi karena munculnya
informasi superhighways yang mengakibatkan tatanan informasi
dunia baru. Hal ini memudahkan warga untuk memperoleh
informasi dan melakukan transaksi bisnis melalui alat
komunikasi tanpa batas. Namun perkembangan awal revolusi
digital di era Revolusi 3.0 masih dianggap akan memunculkan
permasalahan sosial, seperti kesenjangan budaya dalam gaya
hidup warga untuk perkembangan teknologi elektronik
digital. Perbaikan diperlukan untuk menyelesaikan
permasalahan ini dan selanjutnya telah membentuk
inovasi sosial yang lebih baik.
Revolusi Industri 4.0 melanjutkan bentuk revolusi digital
yang lahir dan berkembang pada masa Revolusi 3.0, namun
dengan terobosan di ranah digital yang lebih lengkap dari
sebelumnya. Hal ini tidak hanya menciptakan teknologi yang
bermanfaat bagi perkembangan dan kemajuan ekonomi
warga , namun juga mampu menyelesaikan permasalahan
sosial yang telah mengakibatkan kesenjangan warga
akibat teknologi serta sebagai bentuk antisipasi munculnya
warga siber
Era globalisasi yang ditandai pesatnya perkembangan
teknologi dan pengetahuan serta diikuti Revolusi Industri 4.0
telah mempengaruhi cara pandang manusia dalam bekerja dan
menjalankan kehidupannya; yaitu kehidupan yang semakin
terdigitalisasi dan pemusatan pada kinerja teknolog, dalam
kaitannya dengan mobilisasi internet, teknologi mesin, 3D
printing, artificial intelligence (AI) serta teknologi robotik.
Era transformasi teknologi yang serba digitali mendorong
pertumbuhan dan perkembangan ekonomi setiap negara dalam
memasuki era globalisasi dan pasar bebas. Meskipun demikian,
masih sukar diprediksi apakah era transformasi teknologi ini
akan membantu pertumbuhan ekonomi dan industrialisasi
negara-negara yang berbeda, karena tidak semua negara
memiliki iklim pembangunan ekonomi yang sama dan siap untuk
menjalankan pembangunan yang berbasis teknologi ini .
Ini menunjukkan perlunya kesiapan mental bagi
warga untuk menjalankan pembangunan di era revolusi
digital. Hal ini karena tidak semua negara dinilai cocok
menjalankan model pembangunan revolusi industri berbasis
digital; tergantung pada kemampuan penerimaan teknologi dan
daya dukung sumber daya warga nya.
Revolusi digital di Era 4.0, disebut juga “Smart Factory”,
menggambarkan perubahan eksponensial pada cara
menjalankan hidup, bekerja, dan berhubungan satu sama lain.
Terdapat konektivitas melalui sistem virtual dengan
menggunakan instrument teknologi yang disebut “internet of
things” yang membuat sistem gerak sosial semakin maju dan
lebih cepat. Konsep ini yaitu perkembangan dari revolusi
teknologi dan lebih mengarahkan ke bentuk inovasi sosial;
sehingga dapat masuk ke segala arah dan menjembatani
kesenjangan antara teknologi dan manusia.
Konsep ini berawal dari negara Jerman, yang dibangun
atas tiga transformasi teknologi sebelumnya; termasuk
penemuan mesin uap yang merupakan kekuatan transformatif
abad 19 di Inggris, penemuan listrik di abad ke-20 dan era
komputerisasi di awal tahun 1970-an. Revolusi 4.0 ini melengkapi kekurangan perkembangan teknologi (Cordes &
Stacey, 2017).
Era globalisasi yang semakin luas menaikkan tuntutan
kebutuhan terhadap teknologi dan ilmu pengetahuan, serta
membuat kompetisi bagi perusahaan industry dunia terutama
yang bergerak di bidang teknologi dan informasi. Jerman
mengambil celah ini dengan melihat kebutuhan di masa
depan terhadap tuntutan teknologi dan berupaya meningkatkan
daya saing industrinya. Pemerintah Jerman bekerjasama
dengan perusahaan industri teknologi negaranya membuat
gagasan kerangka kerja dengan menentukan konsep prioritas
untuk meningkatkan produktivitas hasil, yaitu dengan
mengelaborasikan skill yang dimiliki manusia dan teknologi
pintar yang menghasilkan smart factory.
Teknologi yang diciptakan di Era 4.0 ini melengkapi
kekurangan Revolusi Industry 3.0 yang telah mengenalkan
penggunaan internet di segala bidang namun masih belum
mampu menjangkau semua kehidupan sosial dan belum bisa menjadi sebuah inovasi yang membantu kehidupan ekonomi,
baik skala menengah maupun ekonomi kecil, serta kritik
terhadap lingkungan sosial baru akibat kemunculan teknologi
yang berkembang.
Revolusi Industry 4.0 menjawab kritik revolusi digital
sebelumnya, dengan lebih mengedepankan penyelesaian
masalah ke arah inovasi sosial dimana kemunculan teknologi
hanya sebagai pendorong kemajuan pembangunan yang tetap
dimotori oleh manusia. Menurut Frost & Sullivan (2016) yang
tertuang dalam buku Forbil series yang berjudul Peluang Social
Innovation dalam Revolusi Industri 4.0, inovasi sosial yaitu
penggabungan antara teknologi dengan model bisnis yang
membawa dampak positif bagi kehidupan seseorang dan
kelompok warga , serta menghasilkan nilai-nilai tertentu
atau creating shared value (CSV); serta terdapat stakeholder
yang terlibat dalam penciptaan nilai ini seperti perusahaan,
social enterprises, pemerintah, lembaga swadaya warga
(LSM), lembaga pendidikan, dan juga organisasi publik lainnya. Revolusi digital yang mulai disosialisasikan di era
Revolusi Industry 3.0 dengan teknologi mobilisasi internet,
semakin dilekatkan dengan kebutuhan warga dan
menghasilkan social inovasi baru di era 4.0. Ini sebagai wujud
dari produk pelayanan dari pemenuhan kebutuhan manusia;
yaitu inovasi sosial menjadi lebih tepat sasaran bagi warga ,
memberikan nilai tambah dalam demokratisasi, dan mampu
memfasilitasi kebutuhan warga .
Era revolusi industry 4.0 juga mengajak warga untuk
memahami bahwa teknologi dibuat untuk kepentingan mereka
sendiri, serta bukan menambah masalah social dengan adanya
fenomena disrupsi teknologi. Sebagai contoh, pada era
sebelumnya kemunculan robotik dan komputerisasi
menimbulkan insecure bagi manusia karena takut tergantikan
posisinya; namun di era digital 4.0 teknologi digunakan untuk
mengajak manusia bekerja bersama secara collaborative tanpa
merugikan manusia itu sendiri. Sebagai contoh, melalui
perkembangan media sosial bukan hanya proses saling berbagi
konten yang informatif dan non informatif namun juga bisa berbagi masalah pekerjaan, barang, jasa, transportasi bahkan menikmati
keuntungan secara bersama atau lebih dikenal dengan konsep
“Sharing Economy”.
Perkembangan komunikasi Global
Kemampuan komunikasi melalui teknologi informasi di
era revolusi digital sudah menjadi kebutuhan warga secara
umu. Disini warga dituntut untuk ahli dalam
mengoperasikan alat teknologi komunikasi yang serba digital.
Didukung penemuan internet maka semakin memudahkan
warga berkomunikasi secara global, dimana perbedaan
waktu dan jarak tidak lagi menjadi penghalang untuk melakukan
sebuah komunikasi jarak jauh atau secara internasional.
Keberadaan internet yang meniadakan batasan ruang
dan waktu telah menyebabkan perubahan dalam berkomunikasi,
yang menghasilkan sebuah budaya global yaitu hubungan
antara manusia yang semakin mudah dan luas serta dianggap
menghilangkan batas negara dan perbedaan budaya.
Perkembangan teknologi komunikasi menjadi tren di
seluruh dunia karena pemanfaatan teknologi komunikasi seperti
penggunaan media sosial dan web dan menjadi konsumsi publik
warga dunia, serta selalu dilekatkan dalam menjalankan
aktivitas kehidupannya. Perkembangan telekomunikasi global
perlu ditelusuri sebagai acuan dalam menciptakan sebuah trend
baru dalam kehidupan warga .
Perkembangan revolusi industry dalam konteks
telekomunikasi global dipicu munculnya berbagai penemuan
alat-alat telekomunikasi yang serba digital dan internet di era
industry 3.0. Salah satu hal mendasar yang memicu penemuan
teknologi ini didasari kebutuhan warga dunia untuk
memacu pertumbuhan ekonomi negaranya dengan adanya
rezim pasar bebas di tahun 1980-an dan 1990-an.
Rezim ini menandai perubahan ideologi yang
menciptakan sebuah konsep paradigma baru yaitu rezim propasar dalam perdagangan internasional yang berdampak pada
perkembangan komunikasi secara global. Berkembangnya arus
perdagangan bebas membuat masing-masing negara mulai
menguatkan proses deregulasi dan privatisasi dalam bidang
komunikasi dan beralih ke pengembangan industri satelit; hingga
selanjutnya menciptakan interkoneksi informasi yang sudah
terhubung secara digital dan semakin mendukung
perkembangan arus perdagangan bebas dalam area komunikasi
global.
Pertumbuhan ekonomi dan kemajuan teknologi telah
memicu kenaikan besar dalam permintaan untuk layanan
telekomunikasi global dari semua jenis, sehingga berdampak
pada pertumbuhan fenomenal dari industri satelit. Satelit menjadi
aspek penting dalam memberikan layanan komunikasi murah,
handal dan cepat untuk bisnis internasional yang beroperasi di
pasar elektronik global, terutama di daerah seperti penyiaran
transnasional dan telepon, bank global dan maskapai
penerbangan, surat kabar internasional dan distribusi majalah
yang semuanya terinterkoneksi secara digital.
Era komunukasi global ini menandai terbentuknya
komunikasi yang semakin interaktif dengan ditemukannya
berbagai penemuan teknologi di bidang komputeri sebagai
media penyimpanan informasi dan mendukung pertukaran
informasi ke segala jangkauan seperti komunikasi jarak jauh dan
bisnis digital.
Perkembangan teknologi dan informasi komunikasi
menjadi sebuah faktor penting dalam mendukung perdagangan
bebas karena negara-negara di dunia lebih terintegrasi dan
terkoneksi dalam transaksi pasar global. Oleh karena itu industry
telekomunikasi dikembangkan guna mempercepat arus
informasi lintas batas negara. Ini tidak lepas dari makin
banyaknya permintaan layanan konsumen tentang layanan
informasi yang lebih luas, terjangkau, serta transparan dengan
tarif ekonomis.
Perkembangan industry telekomunikasi menghantarkan
ke sebuah era transformasi digital yang semuanya mulai
terhubung dalam sebuah jaringan internet di segala bidang
(internet of things), peralihan investasi di bidang industry
telekomunikasi yang menghasilkan berbagai teknologi yang
telah menopang pergeseran besar dalam pertukaran arus
informasi dan modal dalam pandangan ekonomi secara global.
Ini dibuktikan dengan pertumbuhan data seluler naik menjadi
4000 kali lipat selama 10 tahun dan telah berkontribusi pada
tingkat aktivitas ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya
yaitu seperti pertukaran arus barang dan jasa, keuangan global
yang tumbuh 1,5 kali lipat menjadi $ 26 triliun dalam dua dekade
antara 1990 dan 2012, serta diramalkan meraih tiga kali lipat
lebih besar dari $ 80 triliun di tahun 2025.
Dampak revolusi di bidang telekomunikasi dan informasi
sangat dirasakan secara luas. Perkembangan telekomunikasi
psoses era digitalisasi secara lebih luas. Inovasi yang diciptakan
di bidang ini menempatkan telekomunikasi pada posisi yang
kuat dalam rangka mendapatkan keuntungan dari gelombang
digitalisasi berikutnya, sekaligus mengamankan manfaat
transformasi digital untuk pemerintah, industri dan warga . Arus Informasi dan Dampaknya
Adanya teknologi melahirkan media sosial yang telah
menghilangkan batasan ruang, waktu dan kedalaman pola sosial.
Hal ini pula yang memunculkan globalisasi informasi, yang tanpa
disadari kehadiran teknologi ini menjadikan sistem sosial baru
menuju keintiman digital. Pola relasi konvensional dalam sistem
komunitas sosial, yang biasanya dilakukan melalui interaksi
langsung mulai teralienasi dengan frekuensi interaksi digital
yang melahirkan istilah virtual society.
Perkembangan teknologi dan informasi memunculkan
dua sisi yaitu positif dan negatif. Sisi positifnya seperti
memfasilitasi diplomasi secara umum seperti representasi,
promosi, pelaporan, negosiasi; yang biasanya harus dilakukan
secara tatap muka dan korespondensi ringan dapat dilakukan
secara praktis dan relatif efisien.
Banyak keuntungan dari perkembangan teknologi digital,
seperti memacu pertumbuhan ekonomi warga melalui kegiatan ekonomi digital yang berbasis konsep ekonomi dengan
saling berbagi. Meski begitu, ada sisi negatif yang muncul
dimana perkembangan teknologi digital juga memiliki efek
sebaliknya yaitu efek dari aspek keamanan, terbentuknya
warga virtual menciptakan warga siber seperti
munculnya hacker yang dapat membobol informasi negara atau
perusahaan, penipuan online, propaganda melalui media sosial,
bahkan aksi terorisme secara virtual.
Perkembangan teknologi dan informasi merupakan
sebuah awal dari penyebaran arus globalisasi, yang membuat
dunia semakin menyempit dan kehilangan batas-batas negara.
Berbagai kegiatan seperti berbagi informasi, transaksi bisnis,
komunikasi, aktivitas politik maupun budaya semua dapat
dilakukan tanpa terbatas jarak dan serba cepat. Untuk itu
warga perlu lebih selektif dan kritis dalam memanfaatkan
informasi yang disediakan dalam perkembangan teknologi dan
informasi komunikasi.
Teknologi dan informasi komunikasi sangat berpengaruh
dalam kehidupan warga dalam era revolusi digital, dengan
sangat cepat mempengaruhi cara pandang, nilai, gaya hidup
serta budaya bangsa yang menyebabkan dunia semakin
terglobalisasi. Selain itu memunculkan sebuah generasi baru
yang biasa disebut sebagai generasi millennial yang piawai
dalam berkomunikasi menggunakan perangkat digital, gadget,
dan media sosial.
Keberadaan jaringan internet semakin memudahkan
warga meraih informasi, menjalankan kehidupan social,
berinteraksi, dan berbagi kegiatan bahkan mengatur agenda
kerja. Teknologi dan media social telah menjadi sebuah gaya
hidup yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan sehari-hari
warga dan membuat mereka menjadi ketergantungan atau
yang dikenal istilah NomoPhobia atau No Mobile Phone Phobia;
yang menimbulkan kecemasan berlebihan apabila tidak dapat
mengakses jaringan internet ataupun kehilangan perangkat
teknologi seperti gadget, laptop, dan sebagainya.Selain nomophobia, dampak lain yang ditimbulkan dari
kemudahan mengakses informasi yaitu kurangnya
menghargai proses dan usaha dalam mencari sebuah informasi
yang mendalam sehingga sering terjadi salah penyerapan
informasi akibat minimnya berita yang ditangkap dan
menimbulkan sebuah berita hoax. Dengan adanya
perkembangan media sosial semakin memudahkan warga
untuk bertukar informasi, namun di bagian lain warga
cenderung konsumtif dan tidak mem-filter berita atau informasi
yang diterima sehingga belum terverifikasi sudah menyebarkan
informasi.
Tanpa disadari pula warga menjadi jurnalis online
berkat perkembangan media social. Mereka mendapatkan
kebebasan ruang berekspresi untuk memperoleh dan
menyebarkan sebuah informasi menggantikan peran jurnalis
professional namun tidak semua informasi yang disampaikan
telah diverifikasi dengan sempurna.
Masuknya arus berbagai informasi yang belum dilakukan
penyaringan ini juga berpengaruh pada menyebarnya
budaya asing yang juga dapat mengikis rasa nasionalisme
bangsa. Ini bisa dilihat dari perkembangan berbagai budaya
asing yang masuk melalui tayangan televisi, film, dan musik yang
semakin meningkat popularitasnya. Apabila tidak ada filterisasi
maka warga akan mengkonsumsi arus informasi budaya
ini secara mentah dan lebih mengenal budaya asing
dibandingkan dengan budaya bangsa sendiri.
Revolusi komunikasi digital berdampak luas bagi
tranformasi sosial warga baik di bidang sosial, ekonomi,
dan politik.Pada bidang politik perkembangan teknologi
komunikasi dapat mempercepat proses integrasi nasional.
Implikasi akibat pengaruh komunikasi dan informasi dunia yang
diterima warga luas tanpa adanya filterisasi dengan baik
dapat berdampak pada perubahan ideologi generasi muda.
Di bidang ekonomi, perkembangan teknologi komunikasi
telah dirasakan cukup mendorong pertumbuhan ekonomi yang
pesat di samping dampak yang positif dan negatif. Dalam bidang
sosial, perkembangan teknologi komunikasi telah mendorong
lahirnya kembali nasionalisme kebudayaan. Oleh karena itu
sangat diperlukan kecermatan dalam mendayagunakan
penyebaran arus informasi digital ini , karena tidak semua
penyebaran informasi yang diterima sesuai dengan nilai dan
norma budaya masing-masing negara.
Interkoneksi dan Interpedensi warga Dunia
Globalisasi erat kaitannya dengan interkoneksi dan
interdepedensi negara-negara di seluruh dunia. Globalisasi
menjadi titik awal terhubungnya warga dunia, karena
globalisasi mendorong proses integrasi yang melibatkan
perluasan dan pendalaman saling ketergantungan di antara
warga dan negara di seluruh dunia. Batas-batas nasional
negara bangsa dinilai tidak terlalu penting, dan cara pemahaman
lama mengenai kedaulatan negara telah bergeser, serta konsep
individu dalam suatu kawasan bis apula dilihat dalam konteks
global.
Fenomena globalisasi mulai muncul ketika warga
dunia berupaya bekerjasama untuk membangun kesepakatan
ekonomi global yang dimulai setelah Perang Dunia II melalui
perantaraan pembentukan organisasi perdamaian Perserikatan
Bangsa-Bangsa dan pembentukan lembaga-lembaga keuangan
dunia yang lahir pada saat konferensi Bretton Wood (Bank
Dunia, Dana Monitori Internasional dan Perjanjian Umum
tentang Tarif dan Perdagangan-GATT) yang semakin
menciptakan saling ketergantungan antarnegara secara global.
Adanya berbagai kerjasama dunia serta perkembangan
teknologi dan informasi memicu arus globalisasi yang membuat
warga global semakin terinterpedensi satu sama lainnya.
Globalisasi terkait erat dengan konsep saling
ketergantungan warga dunia dengan alasan sumber daya
yang tersedia tidak terdistribusi secara merata di seluruh dunia.
Tidak ada negara yang dapat sepenuhnya memenuhi semua
sumber daya yang dibutuhkannya secara mandiri tanpa
keterlibatan pihak negara lain.
Ketersediaan sumber daya alam yang tidak merata ini
menyebabkan setiap negara mulai melakukan upaya untuk
saling terkoneksi demi mendapatkan akses sumber daya negara
lain; sehingga tanpa disadari telah menciptakan saling
ketergantungan global. Oleh karena itu, dorongan globalisasi
menciptakan sebuah interkoneksi yang kuat dari jaringan dunia
melalui operasi negara-negara tanpa batas.Negara-negara di
seluruh dunia lebih mudah untuk berinteraksi, berdagang, dan
membangun dunia secara kooperatif.
Masuknya era transformasi digital menandai percepatan
arus globalisasi dan membuat warga global semakin
terhubung dengan mudah Ditemukannya berbagai teknologi dan
informasi semakin memudahkan konektivitas individu
warga untuk melakukan komunikasi jarak jauh, serta
mengakses informasi secara digital. Konektivitas antar lintas
negara yang semakin terintegrasi ini menghasilkan sebuah
global village yang anggotanya saling tergantung satu sama lain.
Adanya revolusi digital antar warga dan antar
negara yang sudah terkoneksi melalui internet menyebabkan
tidak adanya lagi kesulitan untuk berkomunikasi dengan negaranegara lain. Jika dulu warga masih terhubung secara
konvensional dalam melakukan komunikasi dan bertransaksi
untuk memenuhi kebutuhannya, serta memerlukan waktu yang
relatif lama dan sangat tidak efisie; namun adanya revolusi digital
seperti media internet memungkinkan warga terhubung
dengan cepat.
Aktivitas bisnis dan jasa pun lebih meningkat dan inovatif
sehimgga menghasilkan peningkatan aktivitas ekonomi global.
Ini juga didukung dengan kemajuan sarana dan prasarana dalam
bidang teknologi transportasi dan informasi. Pada akhirnya,
proses ini meningkatkan saling keterkaitan dan
interdependensi antar individu dan negara serta berdampak pula
terhadap lingkungan, ekonomi, budaya, sistem politik, dan pola
hidup warga dunia.
Interaksi warga Terbuka
Era Revolusi digital mengantarkan warga ke pola
interaksi sosial baru, yang semakin terglobalisasi dan terbuka;
yaitu interaksi yang dijalankan warga tidak ada batasan
ruang dan waktu sebagaimana pola interaksi komunikasi yang
memerlukan dan kontak fisik secara verbal. Karena di era
revolusi digital, kontak fisik secara langsung telah berubah ke
ranah virtual dengan menggunakan media elektronik dalam
mendukung Interaksi sosial ini .
Pertumbuhan teknologi yang semakin pesat
memunculkan era dimana warga mengalami perubahan
transisi dalam melakukan cara berkomunikasi, sehingga
mengubah pola hubungan dan infrastruktur social dalam
warga seperti dimensi ruang, waktu, kedalaman, serta
tinggi rendahnya struktur social.
Dalam pola interaksi baru ini berbagai kepentingan,
pendapat, nilai-nilai semuanya tersampaikan dengan
memanfaatkan layanan internet. Hubungan antara manusia
bukanlah sesuatu yang dinilai sulit untuk dilakukan, teknologi
komunikasi dan transportasi membuat segala sesuatu semakin
mudah bagi warga untuk saling terkoneksi satu sama
lainnya.
Perkembangan teknologi ini tidak terlepas dari
perkembangan pola penerimaan budaya global oleh warga
akibat pengaruh globalisasi. Budaya global yaitu fenomena
yang terjadi karena kemajuan teknologi yang mengakibatkan
hubungan antara manusia yang semakin mudah dan luas.
Budaya global juga berarti penyebaran nilai, norma, dan
mempromosikan banyak budaya dari wilayah yang berbedabeda; sebagai contoh yaitu tersebarnya seperti Barat, yang
berbeda denagn dengan nilai kepercayaan warga
diwilayah lain. Adanya budaya global mensyaratkan warga
untuk lebih cerdas dalam dalam menerima budaya lain sehingga
budaya lama dan rasa nasionalisme tidak tergeser oleh
paradigma pemikiran modern yang menyingkirkan budaya
sebelumnya.
Pemikiran warga yang terbuka terhadap revolusi
teknologi dan informasi akan menghasilkan sebuah interaksi
asosiatif dalam pola struktur warga . warga akan
menanggapi transformasi teknologi ini secara positif,
bukan menjadi sesuatu hal yang ditakuti yang akan
menghancurkan atau mendiskriminasi kehidupan manusia.
Pengaruh transformasi budaya global ini dapat
dianggap menjadi sebuah tren yang homogen dan mengarah
pada pembentukan warga dunia tunggal. Ini ditandai
adanya kesamaan tren di seluruh dunia; tidak hanya dari segi
fisik seperti fashion, elektronik, namun juga dalam hal kebiasaan
baru yang menjadi konsumsi warga luas seperti teknologi
komunikasi.
Kehidupan sehari-hari warga , seperti penggunaan
smartphone misalnya, telah menjadi keharusan bagi warga
dan individu dalam menjalankan bisnisnya. Pola warga
dalam memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi
ini akan menjadi sebuah tren yang akan diikuti oleh
warga lainnya dan akan membentuk budaya global yang
cenderung homogen.
Penggunaan teknologi sebagai sebuah budaya global
oleh warga menunjukkan bahwa teknologi komunikasi ini
tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan warga luas, yaitu
sebagai sarana yang mendukung aktivitas kehidupannya.
Sebagai contoh, warga banyak bergantung pada perangkat
selulernya untuk menjalankan kehidupan sehari-hari; seperti
mencari data, bahan penelitian, sampai mengingat tanggal atau
momen penting memerlukan bantuan teknologinya.
Teknologi dijadikan alat untuk melihat dan berinteraksi
dengan dunia; sedang budaya menjadi hal utama bagaimana
memahami, dipahami, dan dilihat oleh dunia. Keduanya
dielaborasikan untuk mendukung kehidupan warga secara
luas. Budaya telah menjadi sebuah komoditas baru yang
dimodifikasi untuk mendukung kehidupan warga dengan
memanfaatkan teknologi yang ada.
Sebuah warga tertentu semakin mungkin untuk
memanfaatkan budaya lokalnya agar dikenal dunia. Ini dapat
memperkuat rasa nasionalisme akan budaya yang dimilikinya,
karena terbuka peluang mempromosikannya secara luas
dengan bantuan teknologi.
Di bagian lain, kemajuan teknologi sebagai sebuah
budaya global juga memiliki sisi interaksi disosiatif. Hal ini bisa
menyebabkan distorsi dalam kehidupan sosial. warga
cenderung melakukan komunikasi interpersonal yang lebih
mengedepankan interaksi melalui media dan menimbulkan sifat
individualistis berlebihan. Kemajuan teknologi membuat
warga luas semakin kurang mengenal lingkungan sekitar
dan jarang berinteraksi secara langsung sehingga mengikis rasa
empati sosial yang dimilikinya.
warga cenderung lebih banyak berinteraksi dengan
alat teknologi yang dimilikinya daripada orang yang disekitarnya.
Mereka lebih suka dan sering berkomunikasi melalui jejaring
sosial seperti facebook, twitter, dan aplikasi chatting lainnya
untuk berinteraksi. Akibatnya, pemikiran warga digital
terbentuk dari konsepsi pemikiran mereka sendiri; yang
dipengaruhi perkembangan media sosial elektronik dan bukan
terbentuk dari lingkungan sosial yang dimilikinya sendiri.
Keberadaan teknologi memanjakan kehidupan sosial
manusia. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak
warga lebih bergantung pada perangkat digital yang
dimilikinya daripada orang yang berada disekitarnya. Tingkat
kepedulian yang dimiliki serta rasa sensitivitas menjadi kurang
peka. Hal ini karena adanya penempatan posisi manusia yang
digantikan oleh keberadaan teknologi; dimana kepedulian pada
perangkat teknologi lebih dominan dibandingkan keberadaan
orang-orang terdekatnya.
Teknologi telah menjadi kebutuhan utama untuk
berinteraksi sosial, yang tanpa disadari telah menjadi gaya hidup
dalam berwarga . Perkembangan teknologi menjadi dua
mata pisau yang menampilkan sisi positif dan negative, yang
apabila tidak bisa memanfaatkannya secara bijak maka akan
berbalik arah merugikan kehidupan sosial manusia.
Akses Nilai Sosial dan Budaya
Revolusi komunikasi juga terjadi akibat pengaruh
kebutuhan dari sebuah akses nilai sosial dan budaya. Nilai sosial
di warga berkaitan dengan adat istiadat yang telah menjadi
budaya warga tertentu dan menjadi sebuah aturan dan
norma dalam melakukan pola interaksi sosial. Akan namun , nilai
sosial juga berpotensi membatasi kreativitas warga
sehingga warga sukar berkembang dan menjalankan
kehidupannya hanya sesuai dengan nilai-nilai sosial yang ada.
Ini tidak lepas dari sedikitnya arus informasi dan
pengetahuan yang diterima warga ini ; yang pada
akhirnya sulit membuka diri untuk mengembangkan potensi yang
ada. Untuk itu perlu sebuah alat untuk memicu keluarnya potensi
dengan mengembangkan budaya yang ada sebelumnya, serta
memunculkan kreativitas baru asalkan tidak merusak nilai sosial
dasar yang telah menjadi pedoman dalam berwarga .
Kehadiran teknologi dan informasi akan membantu
warga dalam proses pengembangan hal ini melalui
kreativitas yang dimiliki. Masuknya pengetahuan baru dari
berbagai belahan dunia melalui percepatan arus informasi yang
diterima akan mengubah perspektif lama dari warga .
Cepat atau lambatnya perkembangan warga
seringkali bergantung pada kepercayaan yang telah menjadi
sebuah nilai sosial dan budaya dalam mengatur kehidupannya.
Tanpa disadari bahwa batasan nilai sosial ini bisa
menyebabkan progresivitas pemikiran warga berlangsung
lama dan lambat.
Cara berpikir warga dengan melakukan pola
interaksi secara lebih luas dapat mengikis pemikiran lama yang
menghambat perkembangan sehingga dapat mengarah pada
terciptanya perubahan kearah yang lebih baik dan maju.
Bagaimana caranya? Hal ini dapat diatasi dengan
kemudahan melakukan pola komunikasi secara luas dan serba
cepat yang tak terbatas jarak dan dimensi waktu. Maka sebuah
teknologi perlu diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia
ini .
Teknologi informasi mempunyai konsekuensi terhadap
luasnya interaksi sosial dalam warga global. Ini
menyebabkan terjadinya rekonstruksi pada pemikiran lama
yang membatasi pengembangan diri warga . warga
dapat mulai untuk membenahi diri dan pribadi masing-masing
sebagai upaya transformasi sosial untuk perkembangan
kehidupan yang jauh lebih baik. Sebagai contoh yaitu teknologi
informasi dan komunikasi yang dapat membawa perubahan
dalam perekonomian warga baik domestik maupun
internasional.
warga dapat mengatur system perdagangan secara
lintas negara melalui pemanfaatan teknologi komunikasi digital
dalam memasarkan produknya. Sistem jejaring internet
memberi kemudahan dalam bertransaksi dan mengurangi biaya
produksi ekonomi; termasuk yaitu melalui media sosial yang
memfasilitasi proses penjualan secara online; baik melalui
Facebook, Twitter ataupun instagram. Ini bagi pengusaha
memberi kemudahan dan biaya yang relatif murah.
Perkembangan teknologi pun membawa pengaruh besar pada
pengembangan potensi dari generasi muda bangsa. Teknologi
bisa dimanfaatkan untuk menghadirkan pengetahuan baru bagi
pengembangan kreativitas di banyak bidang usaha.
Namun di bagian lain, banyaknya akses nilai sosial dan
budaya yang luas dapat membawa dampak yang perlu
diwaspadai. Hal ini karena nilai sosial dan norma dalam
warga seringkali berbeda satu sama lain, sehingga
masuknya gambaran ide-ide baru tanpa disadari akan
mengubah standarisasi ekspresi budaya dan social sebelumnya
apabila tidak ada filterisasi budaya. Sebagai contoh, akses yang
mudah melalui media elektronik seperti televisi, Youtube dan
sebagainya.
Bentuk gaya hidup di negara-negara lain demikian mudah
diakses yang memungkinkan terjadinya konstruksi pemikiran
dan budaya baru bagi remaja dan warga yang
mengkonsumsinya. Ketika budaya ini menjadi menjadi
tren dan diikuti padahal tidak sesuai dengan nilai dan norma
budaya warga ini , maka bisa berdampak buruk
seperti misalnya gaya hidup bebas dan hedonis seperti yang
berkembang di negara-negara Barat dsn sebagainya.
Dampak Perubahan Sosial Global
Perkembangan teknologi telah membawa warga
menjadi ke dalam era generasi yang terkoneksi dengan dunia
digital. Kebutuhan akan akses internet semakin meningkat dari
waktu-ke waktu. Termasuk disini yaitu makin banyaknya
aplikasi web baru sebagai hasil dari perkembangan teknologi
digital. Ini bisa menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan
sosial dalam warga baik secara lokal, domestik maupun
global.
Tingginya perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi menyebabkan dunia semakin menyempit dan
kehilangan batas-batas negara. Pola komunikasi warga
berubah menjadi pola komunikasi yang selalu terhubung dengan
jaringan atau “Network Society”. Saat ini hampir semua
kebutuhan warga dapat dipenuhi oleh peralatan canggih
yang dihasilkan dari teknologi, terutama dalam hal komunikasi
dan pertukaran arus informasi yang semakin mudah dan cepat.
Perubahan sosial karena adanya revolusi digital mampu
meningkatkan tingkat kehidupan manusia menjadi lebih baik.
Peluang-peluang usaha baru bagi warga dapat diciptakan
dan memberi dukungan pada pertumbuhan ekonomi
warga . Hal ini karena warga bisa menciptakan
lapangan pekerjaan sendiri, saling berbagi pekerjaan, barang,
jasa, transportasi bahkan menikmati keuntungan secara keuntungan secara bersama atau lebih dikenal dengan konsep
“Sharing Economy”.
Perkembangan komunikasi Global
Kemampuan komunikasi melalui teknologi informasi di
era revolusi digital sudah menjadi kebutuhan warga secara
umu. Disini warga dituntut untuk ahli dalam
mengoperasikan alat teknologi komunikasi yang serba digital.
Didukung penemuan internet maka semakin memudahkan
warga berkomunikasi secara global, dimana perbedaan
waktu dan jarak tidak lagi menjadi penghalang untuk melakukan
sebuah komunikasi jarak jauh atau secara internasional.
Keberadaan internet yang meniadakan batasan ruang
dan waktu telah menyebabkan perubahan dalam berkomunikasi,
yang menghasilkan sebuah budaya global yaitu hubungan
antara manusia yang semakin mudah dan luas serta dianggap
menghilangkan batas negara dan perbedaan budaya
Perkembangan teknologi komunikasi menjadi tren di
seluruh dunia karena pemanfaatan teknologi komunikasi seperti
penggunaan media sosial dan web dan menjadi konsumsi publik
warga dunia, serta selalu dilekatkan dalam menjalankan
aktivitas kehidupannya. Perkembangan telekomunikasi global
perlu ditelusuri sebagai acuan dalam menciptakan sebuah trend
baru dalam kehidupan warga .
Perkembangan revolusi industry dalam konteks
telekomunikasi global dipicu munculnya berbagai penemuan
alat-alat telekomunikasi yang serba digital dan internet di era
industry 3.0. Salah satu hal mendasar yang memicu penemuan
teknologi ini didasari kebutuhan warga dunia untuk
memacu pertumbuhan ekonomi negaranya dengan adanya
rezim pasar bebas di tahun 1980-an dan 1990-an.
Rezim ini menandai perubahan ideologi yang
menciptakan sebuah konsep paradigma baru yaitu rezim propasar dalam perdagangan internasional yang berdampak pada
perkembangan komunikasi secara global. Berkembangnya arus
perdagangan bebas membuat masing-masing negara mulai
menguatkan proses deregulasi dan privatisasi dalam bidang
komunikasi dan beralih ke pengembangan industri satelit; hingga
selanjutnya menciptakan interkoneksi informasi yang sudah
terhubung secara digital dan semakin mendukung
perkembangan arus perdagangan bebas dalam area komunikasi
global.
Pertumbuhan ekonomi dan kemajuan teknologi telah
memicu kenaikan besar dalam permintaan untuk layanan
telekomunikasi global dari semua jenis, sehingga berdampak
pada pertumbuhan fenomenal dari industri satelit. Satelit menjadi
aspek penting dalam memberikan layanan komunikasi murah,
handal dan cepat untuk bisnis internasional yang beroperasi di
pasar elektronik global, terutama di daerah seperti penyiaran
transnasional dan telepon, bank global dan maskapai
penerbangan, surat kabar internasional dan distribusi majalah
yang semuanya terinterkoneksi secara digital.
Era komunukasi global ini menandai terbentuknya
komunikasi yang semakin interaktif dengan ditemukannya
berbagai penemuan teknologi di bidang komputeri sebagai
media penyimpanan informasi dan mendukung pertukaran
informasi ke segala jangkauan seperti komunikasi jarak jauh dan
bisnis digital.
Perkembangan teknologi dan informasi komunikasi
menjadi sebuah faktor penting dalam mendukung perdagangan
bebas karena negara-negara di dunia lebih terintegrasi dan
terkoneksi dalam transaksi pasar global. Oleh karena itu industry
telekomunikasi dikembangkan guna mempercepat arus
informasi lintas batas negara. Ini tidak lepas dari makin
banyaknya permintaan layanan konsumen tentang layanan
informasi yang lebih luas, terjangkau, serta transparan dengan
tarif ekonomis.
Perkembangan industry telekomunikasi menghantarkan
ke sebuah era transformasi digital yang semuanya mulai
terhubung dalam sebuah jaringan internet di segala bidang
(internet of things), peralihan investasi di bidang industry
telekomunikasi yang menghasilkan berbagai teknologi yang
telah menopang pergeseran besar dalam pertukaran arus
informasi dan modal dalam pandangan ekonomi secara global.
Ini dibuktikan dengan pertumbuhan data seluler naik menjadi
4000 kali lipat selama 10 tahun dan telah berkontribusi pada
tingkat aktivitas ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya
yaitu seperti pertukaran arus barang dan jasa, keuangan global
yang tumbuh 1,5 kali lipat menjadi $ 26 triliun dalam dua dekade
antara 1990 dan 2012, serta diramalkan meraih tiga kali lipat
lebih besar dari $ 80 triliun di tahun 2025.
Dampak revolusi di bidang telekomunikasi dan informasi
sangat dirasakan secara luas. Perkembangan telekomunikasi
psoses era digitalisasi secara lebih luas. Inovasi yang diciptakan
di bidang ini menempatkan telekomunikasi pada posisi yang
kuat dalam rangka mendapatkan keuntungan dari gelombang
digitalisasi berikutnya, sekaligus mengamankan manfaat
transformasi digital untuk pemerintah, industri dan warga .
Arus Informasi dan Dampaknya
Adanya teknologi melahirkan media sosial yang telah
menghilangkan batasan ruang, waktu dan kedalaman pola sosial.
Hal ini pula yang memunculkan globalisasi informasi, yang tanpa
disadari kehadiran teknologi ini menjadikan sistem sosial baru
menuju keintiman digital. Pola relasi konvensional dalam sistem
komunitas sosial, yang biasanya dilakukan melalui interaksi
langsung mulai teralienasi dengan frekuensi interaksi digital
yang melahirkan istilah virtual society.
Perkembangan teknologi dan informasi memunculkan
dua sisi yaitu positif dan negatif. Sisi positifnya seperti
memfasilitasi diplomasi secara umum seperti representasi,
promosi, pelaporan, negosiasi; yang biasanya harus dilakukan
secara tatap muka dan korespondensi ringan dapat dilakukan
secara praktis dan relatif efisien.
Banyak keuntungan dari perkembangan teknologi digital,
seperti memacu pertumbuhan ekonomi warga melalui
kegiatan ekonomi digital yang berbasis konsep ekonomi dengan
saling berbagi. Meski begitu, ada sisi negatif yang muncul
dimana perkembangan teknologi digital juga memiliki efek
sebaliknya yaitu efek dari aspek keamanan, terbentuknya
warga virtual menciptakan warga siber seperti
munculnya hacker yang dapat membobol informasi negara atau
perusahaan, penipuan online, propaganda melalui media sosial,
bahkan aksi terorisme secara virtual.
Perkembangan teknologi dan informasi merupakan
sebuah awal dari penyebaran arus globalisasi, yang membuat
dunia semakin menyempit dan kehilangan batas-batas negara.
Berbagai kegiatan seperti berbagi informasi, transaksi bisnis,
komunikasi, aktivitas politik maupun budaya semua dapat
dilakukan tanpa terbatas jarak dan serba cepat. Untuk itu
warga perlu lebih selektif dan kritis dalam memanfaatkan
informasi yang disediakan dalam perkembangan teknologi dan
informasi komunikasi.
Teknologi dan informasi komunikasi sangat berpengaruh
dalam kehidupan warga dalam era revolusi digital, dengan
sangat cepat mempengaruhi cara pandang, nilai, gaya hidup
serta budaya bangsa yang menyebabkan dunia semakin
terglobalisasi. Selain itu memunculkan sebuah generasi baru
yang biasa disebut sebagai generasi millennial yang piawai
dalam berkomunikasi menggunakan perangkat digital, gadget,
dan media sosial.
Keberadaan jaringan internet semakin memudahkan
warga meraih informasi, menjalankan kehidupan social,
berinteraksi, dan berbagi kegiatan bahkan mengatur agenda
kerja. Teknologi dan media social telah menjadi sebuah gaya
hidup yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan sehari-hari
warga dan membuat mereka menjadi ketergantungan atau
yang dikenal istilah NomoPhobia atau No Mobile Phone Phobia;
yang menimbulkan kecemasan berlebihan apabila tidak dapat
mengakses jaringan internet ataupun kehilangan perangkat
teknologi seperti gadget, laptop, dan sebagainya. Selain nomophobia, dampak lain yang ditimbulkan dari
kemudahan mengakses informasi yaitu kurangnya
menghargai proses dan usaha dalam mencari sebuah informasi
yang mendalam sehingga sering terjadi salah penyerapan
informasi akibat minimnya berita yang ditangkap dan
menimbulkan sebuah berita hoax. Dengan adanya
perkembangan media sosial semakin memudahkan warga
untuk bertukar informasi, namun di bagian lain warga
cenderung konsumtif dan tidak mem-filter berita atau informasi
yang diterima sehingga belum terverifikasi sudah menyebarkan
informasi.
Tanpa disadari pula warga menjadi jurnalis online
berkat perkembangan media social. Mereka mendapatkan
kebebasan ruang berekspresi untuk memperoleh dan
menyebarkan sebuah informasi menggantikan peran jurnalis
professional namun tidak semua informasi yang disampaikan
telah diverifikasi dengan sempurna. Masuknya arus berbagai informasi yang belum dilakukan
penyaringan ini juga berpengaruh pada menyebarnya
budaya asing yang juga dapat mengikis rasa nasionalisme
bangsa. Ini bisa dilihat dari perkembangan berbagai budaya
asing yang masuk melalui tayangan televisi, film, dan musik yang
semakin meningkat popularitasnya. Apabila tidak ada filterisasi
maka warga akan mengkonsumsi arus informasi budaya
ini secara mentah dan lebih mengenal budaya asing
dibandingkan dengan budaya bangsa sendiri.
Revolusi komunikasi digital berdampak luas bagi
tranformasi sosial warga baik di bidang sosial, ekonomi,
dan politik.Pada bidang politik perkembangan teknologi
komunikasi dapat mempercepat proses integrasi nasional.
Implikasi akibat pengaruh komunikasi dan informasi dunia yang
diterima warga luas tanpa adanya filterisasi dengan baik
dapat berdampak pada perubahan ideologi generasi muda.
Di bidang ekonomi, perkembangan teknologi komunikasi
telah dirasakan cukup mendorong pertumbuhan ekonomi yang pesat di samping dampak yang positif dan negatif. Dalam bidang
sosial, perkembangan teknologi komunikasi telah mendorong
lahirnya kembali nasionalisme kebudayaan. Oleh karena itu
sangat diperlukan kecermatan dalam mendayagunakan
penyebaran arus informasi digital ini , karena tidak semua
penyebaran informasi yang diterima sesuai dengan nilai dan
norma budaya masing-masing negara.
Interkoneksi dan Interpedensi warga Dunia
Globalisasi erat kaitannya dengan interkoneksi dan
interdepedensi negara-negara di seluruh dunia. Globalisasi
menjadi titik awal terhubungnya warga dunia, karena
globalisasi mendorong proses integrasi yang melibatkan
perluasan dan pendalaman saling ketergantungan di antara
warga dan negara di seluruh dunia. Batas-batas nasional
negara bangsa dinilai tidak terlalu penting, dan cara pemahaman
lama mengenai kedaulatan negara telah bergeser, serta konsep
individu dalam suatu kawasan bis apula dilihat dalam konteks
global. Fenomena globalisasi mulai muncul ketika warga
dunia berupaya bekerjasama untuk membangun kesepakatan
ekonomi global yang dimulai setelah Perang Dunia II melalui
perantaraan pembentukan organisasi perdamaian Perserikatan
Bangsa-Bangsa dan pembentukan lembaga-lembaga keuangan
dunia yang lahir pada saat konferensi Bretton Wood (Bank
Dunia, Dana Monitori Internasional dan Perjanjian Umum
tentang Tarif dan Perdagangan-GATT) yang semakin
menciptakan saling ketergantungan antarnegara secara global.
Adanya berbagai kerjasama dunia serta perkembangan
teknologi dan informasi memicu arus globalisasi yang membuat
warga global semakin terinterpedensi satu sama lainnya.
Globalisasi terkait erat dengan konsep saling
ketergantungan warga dunia dengan alasan sumber daya
yang tersedia tidak terdistribusi secara merata di seluruh dunia.
Tidak ada negara yang dapat sepenuhnya memenuhi semua
sumber daya yang dibutuhkannya secara mandiri tanpa
keterlibatan pihak negara lain.
Ketersediaan sumber daya alam yang tidak merata ini
menyebabkan setiap negara mulai melakukan upaya untuk
saling terkoneksi demi mendapatkan akses sumber daya negara
lain; sehingga tanpa disadari telah menciptakan saling
ketergantungan global. Oleh karena itu, dorongan globalisasi
menciptakan sebuah interkoneksi yang kuat dari jaringan dunia
melalui operasi negara-negara tanpa batas.Negara-negara di
seluruh dunia lebih mudah untuk berinteraksi, berdagang, dan
membangun dunia secara kooperatif.
Masuknya era transformasi digital menandai percepatan
arus globalisasi dan membuat warga global semakin
terhubung dengan mudah Ditemukannya berbagai teknologi dan
informasi semakin memudahkan konektivitas individu
warga untuk melakukan komunikasi jarak jauh, serta
mengakses informasi secara digital. Konektivitas antar lintas
negara yang semakin terintegrasi ini menghasilkan sebuah
global village yang anggotanya saling tergantung satu sama lain.
Adanya revolusi digital antar warga dan antar
negara yang sudah terkoneksi melalui internet menyebabkan
tidak adanya lagi kesulitan untuk berkomunikasi dengan negaranegara lain. Jika dulu warga masih terhubung secara
konvensional dalam melakukan komunikasi dan bertransaksi
untuk memenuhi kebutuhannya, serta memerlukan waktu yang
relatif lama dan sangat tidak efisie; namun adanya revolusi digital
seperti media internet memungkinkan warga terhubung
dengan cepat.
Aktivitas bisnis dan jasa pun lebih meningkat dan inovatif
sehimgga menghasilkan peningkatan aktivitas ekonomi global.
Ini juga didukung dengan kemajuan sarana dan prasarana d