Selasa, 03 Desember 2024

Published Desember 03, 2024 by

industri 3

 


alam 


bidang teknologi transportasi dan informasi. Pada akhirnya, 


proses ini  meningkatkan saling keterkaitan dan 


interdependensi antar individu dan negara serta berdampak pula 


terhadap lingkungan, ekonomi, budaya, sistem politik, dan pola 


hidup warga  dunia.

Interaksi warga  Terbuka 


Era Revolusi digital mengantarkan warga  ke pola 


interaksi sosial baru, yang semakin terglobalisasi dan terbuka; 


yaitu interaksi yang dijalankan warga  tidak ada batasan 


ruang dan waktu sebagaimana pola interaksi komunikasi yang 


memerlukan dan kontak fisik secara verbal. Karena di era 


revolusi digital, kontak fisik secara langsung telah berubah ke 


ranah virtual dengan menggunakan media elektronik dalam 


mendukung Interaksi sosial ini .


Pertumbuhan teknologi yang semakin pesat 


memunculkan era dimana warga  mengalami perubahan 


transisi dalam melakukan cara berkomunikasi, sehingga 


mengubah pola hubungan dan infrastruktur social dalam 


warga  seperti dimensi ruang, waktu, kedalaman, serta 


tinggi rendahnya struktur social. 


Dalam pola interaksi baru ini  berbagai kepentingan, 


pendapat, nilai-nilai semuanya tersampaikan dengan memanfaatkan layanan internet. Hubungan antara manusia 


bukanlah sesuatu yang dinilai sulit untuk dilakukan, teknologi 


komunikasi dan transportasi membuat segala sesuatu semakin 


mudah bagi warga  untuk saling terkoneksi satu sama 


lainnya.


Perkembangan teknologi ini  tidak terlepas dari 


perkembangan pola penerimaan budaya global oleh warga  


akibat pengaruh globalisasi. Budaya global yaitu  fenomena 


yang terjadi karena kemajuan teknologi yang mengakibatkan 


hubungan antara manusia yang semakin mudah dan luas. 


Budaya global juga berarti penyebaran nilai, norma, dan 


mempromosikan banyak budaya dari wilayah yang berbeda￾beda; sebagai contoh yaitu  tersebarnya seperti Barat, yang 


berbeda denagn dengan nilai kepercayaan warga  


diwilayah lain. Adanya budaya global mensyaratkan warga 


untuk lebih cerdas dalam dalam menerima budaya lain sehingga 


budaya lama dan rasa nasionalisme tidak tergeser oleh paradigma pemikiran modern yang menyingkirkan budaya 


sebelumnya.


Pemikiran warga  yang terbuka terhadap revolusi 


teknologi dan informasi akan menghasilkan sebuah interaksi 


asosiatif dalam pola struktur warga . warga  akan 


menanggapi transformasi teknologi ini  secara positif,


bukan menjadi sesuatu hal yang ditakuti yang akan 


menghancurkan atau mendiskriminasi kehidupan manusia. 


Pengaruh transformasi budaya global ini  dapat


dianggap menjadi sebuah tren yang homogen dan mengarah 


pada pembentukan warga  dunia tunggal. Ini ditandai 


adanya kesamaan tren di seluruh dunia; tidak hanya dari segi 


fisik seperti fashion, elektronik, namun  juga dalam hal kebiasaan 


baru yang menjadi konsumsi warga  luas seperti teknologi


komunikasi.


Kehidupan sehari-hari warga , seperti penggunaan 


smartphone misalnya, telah menjadi keharusan bagi warga 

dan individu dalam menjalankan bisnisnya. Pola warga  


dalam memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi 


ini  akan menjadi sebuah tren yang akan diikuti oleh 


warga  lainnya dan akan membentuk budaya global yang 


cenderung homogen. 


Penggunaan teknologi sebagai sebuah budaya global 


oleh warga  menunjukkan bahwa teknologi komunikasi ini 


tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan warga  luas, yaitu 


sebagai sarana yang mendukung aktivitas kehidupannya. 


Sebagai contoh, warga  banyak bergantung pada perangkat 


selulernya untuk menjalankan kehidupan sehari-hari; seperti 


mencari data, bahan penelitian, sampai mengingat tanggal atau 


momen penting memerlukan bantuan teknologinya. 


Teknologi dijadikan alat untuk melihat dan berinteraksi 


dengan dunia; sedang  budaya menjadi hal utama bagaimana 


memahami, dipahami, dan dilihat oleh dunia. Keduanya 


dielaborasikan untuk mendukung kehidupan warga  secara 


luas. Budaya telah menjadi sebuah komoditas baru yang

dimodifikasi untuk mendukung kehidupan warga  dengan 


memanfaatkan teknologi yang ada. 


Sebuah warga  tertentu semakin mungkin untuk 


memanfaatkan budaya lokalnya agar dikenal dunia. Ini dapat 


memperkuat rasa nasionalisme akan budaya yang dimilikinya,


karena terbuka peluang mempromosikannya secara luas 


dengan bantuan teknologi. 


Di bagian lain, kemajuan teknologi sebagai sebuah 


budaya global juga memiliki sisi interaksi disosiatif. Hal ini bisa 


menyebabkan distorsi dalam kehidupan sosial. warga 


cenderung melakukan komunikasi interpersonal yang lebih 


mengedepankan interaksi melalui media dan menimbulkan sifat 


individualistis berlebihan. Kemajuan teknologi membuat 


warga  luas semakin kurang mengenal lingkungan sekitar 


dan jarang berinteraksi secara langsung sehingga mengikis rasa 


empati sosial yang dimilikinya.

warga  cenderung lebih banyak berinteraksi dengan 


alat teknologi yang dimilikinya daripada orang yang disekitarnya. 


Mereka lebih suka dan sering berkomunikasi melalui jejaring 


sosial seperti facebook, twitter, dan aplikasi chatting lainnya 


untuk berinteraksi. Akibatnya, pemikiran warga  digital 


terbentuk dari konsepsi pemikiran mereka sendiri; yang 


dipengaruhi perkembangan media sosial elektronik dan bukan 


terbentuk dari lingkungan sosial yang dimilikinya sendiri.


Keberadaan teknologi memanjakan kehidupan sosial 


manusia. Hal ini  menunjukkan bahwa semakin banyak 


warga  lebih bergantung pada perangkat digital yang 


dimilikinya daripada orang yang berada disekitarnya. Tingkat 


kepedulian yang dimiliki serta rasa sensitivitas menjadi kurang


peka. Hal ini karena adanya penempatan posisi manusia yang 


digantikan oleh keberadaan teknologi; dimana kepedulian pada 


perangkat teknologi lebih dominan dibandingkan keberadaan 


orang-orang terdekatnya.

Teknologi telah menjadi kebutuhan utama untuk 


berinteraksi sosial, yang tanpa disadari telah menjadi gaya hidup 


dalam berwarga . Perkembangan teknologi menjadi dua 


mata pisau yang menampilkan sisi positif dan negative, yang 


apabila tidak bisa memanfaatkannya secara bijak maka akan 


berbalik arah merugikan kehidupan sosial manusia. 


Akses Nilai Sosial dan Budaya


Revolusi komunikasi juga terjadi akibat pengaruh 


kebutuhan dari sebuah akses nilai sosial dan budaya. Nilai sosial 


di warga  berkaitan dengan adat istiadat yang telah menjadi 


budaya warga  tertentu dan menjadi sebuah aturan dan 


norma dalam melakukan pola interaksi sosial. Akan namun , nilai 


sosial juga berpotensi membatasi kreativitas warga  


sehingga warga  sukar berkembang dan menjalankan 


kehidupannya hanya sesuai dengan nilai-nilai sosial yang ada. 


Ini tidak lepas dari sedikitnya arus informasi dan 


pengetahuan yang diterima warga  ini ; yang pada

akhirnya sulit membuka diri untuk mengembangkan potensi yang 


ada. Untuk itu perlu sebuah alat untuk memicu keluarnya potensi 


dengan mengembangkan budaya yang ada sebelumnya, serta 


memunculkan kreativitas baru asalkan tidak merusak nilai sosial


dasar yang telah menjadi pedoman dalam berwarga . 


Kehadiran teknologi dan informasi akan membantu 


warga  dalam proses pengembangan hal ini  melalui 


kreativitas yang dimiliki. Masuknya pengetahuan baru dari 


berbagai belahan dunia melalui percepatan arus informasi yang 


diterima akan mengubah perspektif lama dari warga .


Cepat atau lambatnya perkembangan warga  


seringkali bergantung pada kepercayaan yang telah menjadi 


sebuah nilai sosial dan budaya dalam mengatur kehidupannya. 


Tanpa disadari bahwa batasan nilai sosial ini  bisa 


menyebabkan progresivitas pemikiran warga  berlangsung 


lama dan lambat.

Cara berpikir warga  dengan melakukan pola 


interaksi secara lebih luas dapat mengikis pemikiran lama yang 


menghambat perkembangan sehingga dapat mengarah pada 


terciptanya perubahan kearah yang lebih baik dan maju. 


Bagaimana caranya? Hal ini  dapat diatasi dengan 


kemudahan melakukan pola komunikasi secara luas dan serba 


cepat yang tak terbatas jarak dan dimensi waktu. Maka sebuah 


teknologi perlu diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia 


ini . 


Teknologi informasi mempunyai konsekuensi terhadap 


luasnya interaksi sosial dalam warga  global. Ini 


menyebabkan terjadinya rekonstruksi pada pemikiran lama 


yang membatasi pengembangan diri warga . warga  


dapat mulai untuk membenahi diri dan pribadi masing-masing 


sebagai upaya transformasi sosial untuk perkembangan 


kehidupan yang jauh lebih baik. Sebagai contoh yaitu  teknologi 


informasi dan komunikasi yang dapat membawa perubahan 


dalam perekonomian warga  baik domestik maupun 


internasional.

warga  dapat mengatur system perdagangan secara 


lintas negara melalui pemanfaatan teknologi komunikasi digital 


dalam memasarkan produknya. Sistem jejaring internet 


memberi kemudahan dalam bertransaksi dan mengurangi biaya 


produksi ekonomi; termasuk yaitu  melalui media sosial yang 


memfasilitasi proses penjualan secara online; baik melalui 


Facebook, Twitter ataupun instagram. Ini bagi pengusaha 


memberi kemudahan dan biaya yang relatif murah.


Perkembangan teknologi pun membawa pengaruh besar pada 


pengembangan potensi dari generasi muda bangsa. Teknologi 


bisa dimanfaatkan untuk menghadirkan pengetahuan baru bagi 


pengembangan kreativitas di banyak bidang usaha.


Namun di bagian lain, banyaknya akses nilai sosial dan 


budaya yang luas dapat membawa dampak yang perlu 


diwaspadai. Hal ini karena nilai sosial dan norma dalam 


warga  seringkali berbeda satu sama lain, sehingga 


masuknya gambaran ide-ide baru tanpa disadari akan 


mengubah standarisasi ekspresi budaya dan social sebelumnya   

apabila tidak ada filterisasi budaya. Sebagai contoh, akses yang 


mudah melalui media elektronik seperti televisi, Youtube dan 


sebagainya. 


Bentuk gaya hidup di negara-negara lain demikian mudah 


diakses yang memungkinkan terjadinya konstruksi pemikiran 


dan budaya baru bagi remaja dan warga  yang 


mengkonsumsinya. Ketika budaya ini  menjadi menjadi 


tren dan diikuti padahal tidak sesuai dengan nilai dan norma 


budaya warga  ini , maka bisa berdampak buruk 


seperti misalnya gaya hidup bebas dan hedonis seperti yang 


berkembang di negara-negara Barat dsn sebagainya.


Dampak Perubahan Sosial Global


Perkembangan teknologi telah membawa warga  


menjadi ke dalam era generasi yang terkoneksi dengan dunia 


digital. Kebutuhan akan akses internet semakin meningkat dari 


waktu-ke waktu. Termasuk disini yaitu  makin banyaknya 


aplikasi web baru sebagai hasil dari perkembangan teknologi

digital. Ini bisa menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan 


sosial dalam warga  baik secara lokal, domestik maupun 


global.


Tingginya perkembangan teknologi informasi dan 


komunikasi menyebabkan dunia semakin menyempit dan 


kehilangan batas-batas negara. Pola komunikasi warga  


berubah menjadi pola komunikasi yang selalu terhubung dengan 


jaringan atau “Network Society”. Saat ini hampir semua 


kebutuhan warga  dapat dipenuhi oleh peralatan canggih 


yang dihasilkan dari teknologi, terutama dalam hal komunikasi 


dan pertukaran arus informasi yang semakin mudah dan cepat. 


Perubahan sosial karena adanya revolusi digital mampu 


meningkatkan tingkat kehidupan manusia menjadi lebih baik. 


Peluang-peluang usaha baru bagi warga  dapat diciptakan


dan memberi dukungan pada pertumbuhan ekonomi 


warga . Hal ini karena warga  bisa menciptakan 


lapangan pekerjaan sendiri, saling berbagi pekerjaan, barang, 


jasa, transportasi bahkan menikmati keuntungan secara

bersama dengan adanya media sosial dan juga jasa elektronik


melalui teknologi nformasi. 


Dampak positif dari revolusi digital bagi sosial dan 


warga  ditandai dengan kreativitas warga  yang 


semakin meningkat. Ini akan lebih bernilai secara soial ketika 


mengikutsertakan kearifan local dalam transformasi digital 


ini . Melalui media sosial online dan elektronik warga  


dapat saling terhubung satu sama lain, termasuk dalam rangka 


memperkenalkan budaya lokal dan mengekspornya dengan 


lebih mudah. Ini juga memungkinkan untuk mendapatkan nilai 


komersil dari kegiatan ini ; yang menambah keuntungan 


ekonomi bagi warga . 


Pemanfaatan layanan jasa pun semakin mudah dengan 


memanfaatkan teknologi yang super canggih seperti banyaknya


banyaknya industry start up yang terdaftar seperti Go-Jek, Uber, 


Grab, Traveloka dan bidang jasa lainnya; yang turut membuka 


lapangan pekerjaan bagi warga .

Kemajuan teknologi dan informasi memungkinkan setiap 


orang menjadi multitasking karena dapat mengerjakan pekerjaan 


dengan tidak bergantung pada posisi, tempat dan waktu. Bahkan 


untuk mengadakan suatu pekerjaan administrative antarnegara 


yang membutuhkan jarak cukup jauh dengan perbedaan waktu 


pun dapat diselesaikan dengan melakukan media 


teleconference melalui internet.


Teknologi digital dan komunikasi menghapuskan 


kesulitan jarak bagi aktivitas individu, kelompok maupun juga 


organisasi dan kegiatan mereka pun menjadi dapat 


dilaksanakan lebih efektif. Sejumlah pola kegiatan sosial dalam 


berbagai aspek seperti relasi sosial, ekonomi, politik, budaya 


dan kewarga an mengalami berbagai pergeseran konsepsi 


budaya lama kearah modernisasi. 


Komunikasi yang semakin mengglobal dalam era digitali 


membawa perubahan signifikan dari segi aktor, metode dan efek 


yang ditimbulkan. Keberadaan teknologi telah menembus 


berbagai hambatan geografis, ras, budaya, adat, dan lain 

sebagainya. Aktivitas warga negara jauh lebih penting karena 


setiap orang dapat selalu terhubung melalui jaringan informasi 


global, namun kondisi ini  juga dianggap menurunkan peran 


negara dalam pengambilan keputusan penting. 


Keberadaan internet dengan perkembangan media baru 


dan konvergensi media telah mengakibatkan globalisasi 


informasi yang merubah tatanan ssstem sosial dan aktor yang 


berperan di dalamnya; yang juga secara otomatis mengubah 


jaringan sosial dan pola desain komunikasi.


Perubahan sosial yang terjadi tidak hanya mengarah 


kearah struktur sosial positif, namun  juga dapat mengarah kearah 


negative seperti menciptakan warga  yang sangat konsumtif 


akibat pesatnya perkembangan media sosial. Media sosial 


dirasakan sebagai alat memenuhi hasrat dan kebutuhan 


warga  dengan cara yang relative efisien, mereka dapat 


mengaktualisasikan dirinya, menciptakan citra diri, atau personal 


branding dengan memanfaatkan media sosial melalui jaringan internet, dan memuaskan kebutuhan nya dengan cara 


bertransaksi online. 


Aktivitas sosial yang dilakukan melalui media sosial akan 


memicu sebuah tren yang menyebabkan pola konsumerisme 


yang berdampak bagi warga  luas. Semakin mudah mereka 


dapat mengakses, semakin tinggi pula nilai konsumtif 


warga  dalam memanfaatkan perkembangan teknologi 


ini . Pada tahap selanjutnya ini akan menyebabkan social 


media addiction atau pola perilaku yang sangat tergantung 


terhadap kebutuhan media social. Hal ini  juga akan 


mengurangi fokus warga  terhadap hal lain yang sifatnya 


urgen karena selalu berfokus pada ketergantungan media social. 


Komunikasi konvensional menjadi hal yang sangat jarang 


dilakukan karena aktivitas sosial lebih banyak dilakukan melalui 


media social secara online. Hal ini  membentuk sikap 


individualistik yang menjadikan berkurangnya saling mengenal 


dari warga  satu sama lain bahkan sampai terjadi 


kesenjangan sosial. Dampak yang paling nyata yaitu  individu   menjadi semakin teralienasi dan menjauhkan dari struktur 


kekerabatan dan kekeluargaan. 


warga  semakin mengarah ke konsep warga  


virtual bukan kearah sosial warga  yang riel. Kemunculan 


cyber society jika tidak diwaspadai dan dikontrol secara nyata


dapat mengakibatkan dmpak yang tidak menguntungkan. 


Sebagai contoh misalnya, komunikasi dengan basis jaringan 


computer akan menjadi diri kedua yang menggantikan hubungan 


antar manusia, dimana kehadiran fisik tidak lagi penting dan 


komunikasi berubah menggunakan bahasa mesin secara 


simbolik. Penyesuaian-penyesuaian diperlukan agar teknologi 


media tidak berbalik arah mendisrupsi kehidupan manusia. 


Dunia dan warga  Tanpa Batas (Borderless World)


Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang 


tinggi menyebabkan dunia menyusut dan negara kehilangan 


batas negara. Seperti yang dikatakan Ohmae (2005) bahwa 


batas negara jauh lebih tidak ketat daripada sebelumnya. Dunia   menjadi tempat yang semakin tanpa batas (borderless place).


17


Semua negara selalu dapat terhubung satu sama lain dan 


mengetahui perkembangan di negara lain secara transparan. 


Internet sebagai ujung tombak globalisasi baru yang mengikis 


otoritas dan relevansi pemerintah nasional. 18


Teknologi elektronik merupakan pangkal munculnya 


komunikasi elektronik yang serba digital, yang menghantarkan 


manusia menggunakan Bahasa mesin dan kehadiran fisik tidak 


lagi penting dalam sebuah komunitas virtual. Komunitas virtual 


ini menyatukan manusia dari segala penjuru yang berbeda ruang 


dan jarak dalam satu tempat untuk melakukan aktivitas social 


dengan cara bertukar informasi secara online. 


Dengan kata lain informasi menjadi inti dari bagaimana 


warga  menjalani kehidupan di era globalisasi. Globalisasi   tidak bermaksud merevolusi sebuah budaya namun  hanya 


bermaksud menjadikan dunia saling terkoneksi satu sama lain 


dengan tetap mempertahankan budaya local masing-masing. 


Ruang lingkup warga  semakin tidak terbatas akibat 


perkembangan teknologi yang serba digital, area pertukaran 


informasi semakin luas yang membantu segala aktivitas manusia 


tanpa dibatasi ruang dan waktu dengan system jejaring internet. 


Era ini lebih dikenal sebagai era dunia ketiga, atau dunia siber, 


dunia yang segala aktivitas warga nya didukung system 


jejaring internet, dan dengan mudah menerima perkembangan 


teknologi dan informasi sebagai budaya global. Dengan 


penerimaan budaya global ini  menjadikan pesatnya 


perkembangan teknologi dan warga  aktif dalam 


menggunakan internet. 


Internet mengantarkan warga  secara global mampu 


melihat isi dunia dan sebaliknya internet juga memberikan ruang 


kepada warga  untuk eksistensi dirinya dan ekspor budaya 


local yang dimiliki. Kemajuan dunia siber ditandai secara nyata oleh perkembangan pesat dunia internet, yang dapat dilihat dari 


data bahwa tahun 2000-2009 jumlah pengguna internet telah 


melesat dari 350 juta menjadi 2 miliar lebih. 


Teknologi gabungan internet-komputer (world wide web) 


telah membentuk generasi baru yang lebih dahsyat jika 


dibandingkan dengan revolusi yang dipicu oleh penemuan 


percetakan, radio, mobil, dan televisi. Penemuan internet ini 


menghasilkan society network (warga  jaringan) yang tanpa 


batas dan melakukan desain pola digital intimacy dalam 


berkomunikasi.


Keberadaan Undang-Undang No 11 tahun 2008 tentang 


Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) nyatanya belum 


cukup untuk mengatasi berbagai masalah yang ada di dunia 


siber. Mengingat arti dari sibernetika yang meiliki fungsi 


pengawasan, akan menjadi sedikit aneh jika pada kenyataannya 


dunia siber sulit untuk diawasi. UU ITE tidak bisa hanya dibuat 


begitu saja, namun harus didukung perangkat teknologi yang 


bisa membantu menguatkannya. Terkait pengamanan data, Kominfo memilih dengan cara pendekatan regulasi, pendekatan 


institusional, dan sosialiasi. 


Pendekatan regulasi dapat menjadi landasan dasar bagi 


hukum siber di Indonesia. UU ITE harus dilengkapi aturan 


khusus yang mengatur perlindungan data. Selain mengatur 


bagaimana data ini  tidak di bajak, UU ITE juga mengatur 


data apa saja yang harus dirahasiakan. sedang  pendekatan 


institusional, Kominfo sudah membentuk beberapa perangkat 


untuk mengecek serangan-serangan pencurian data. Tugas itu 


dibebankan pada Direktorat Keamanan Informasi yang dibentuk 


2010. Kendati demikian, untuk pengamanan data tetap 


diperlukan kerjasama antara pemerintah dan warga . 


warga  menurutnya harus menyadari keamanan datanya 


sendiri.


Dunia siber tanpa batas ini juga melahirkan sebuah 


kelompok generasi yang membedakan dengan golongan 


warga  yang belum mengenal keberadaan internet yang 


biasa disebut sebagai iGeneration (Internet Generation). Dalam   berkomunikasi warga  kelompok IGeneration memiliki 


keunikan tersendiri karena menciptakan ungkapan-ungkapan 


dengan kata-kata atau kalimat tertentu yang tidak disaring 


sebagai kata-kata tertulis yang baku.


Era Globalisasi yang diiringi dengan inovasi teknologi 


informasi dan komunikasi membawa dampak terhadap 


perubahan dunia, dunia menjadi tanpa batas dengan 


warga  yang aktif berinteraksi di dalam dunia maya dan 


keberadaan media social menjadi sebuah fenomena penting 


yang memungkinkan para penggunanya menyatakan pendapat 


secara terbuka dan berkomunikasi dengan menggunakan 


system jejaring internet namun perkembangan teknologi ini  


juga melahirkan generasi warga  yang sangat 


ketergantungan terhadap akses internet dan tidak bisa dipungkiri 


adanya teknologi informasi juga telah menghilangkan batas￾batas social di dalam kehidupan warga .  

Pada era dasawarsa -90 an saat periode Orde Baru 


berlangsung kita mulai banyak diperkenalkan dengan berbagai 


istilah tentang Globalisasi. Adanya persetujuan untuk arus 


perdagangan bebas membuat kita dituntut mendukung 


kemunculan fenomena globalisasi di banyak aspek. Globalisasi 


yaitu  sesuatu hal yang sangat dipromosikan negara-bangsa 


karena dirasa akan mendorong pertumbuhan ekonomi berbagai


negara.


Negara-negara mengubah strategi ekonominya yang 


berorientasi kearah globalisasi dengan membuka peluang 


investasi asing, ikut arus pasar bebas, mengganti kebijakan   kearah ekonomi global; yang semuanya cukup membingungkan 


bagi warga  yang tidak ahli di bidang ekonomi dan 


globalisasi. Kecenderungan globalisasi ini semakin didukung 


dengan masuknya era transformasi digital yang menandakan 


perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin 


canggih. 


Perubahan berproses cukup cepat dan menuntut 


warga  global untuk cepat beradaptasi. Akan namun  sangat 


disayangkan bahwa tidak semua warga  negara bisa 


dengan cepat beradaptasi dengan era globalisasi yang ada, 


sehingga membuat sebagian warga  hanya menjadi 


konsumen dan pengamat dari dinamika globalisasi ini . 


Teknologi yang diciptakan hanya dapat dimanfaatkan sebagai 


pemenuhan kebutuhan hidup tapi tidak dapat dimanfaatkan 


secara produktif untuk meningkatkan kehidupan sosial 


warga . Banyak terjadi kesenjangan kelompok dengan 


kehadiran era globalisasi ini. Negara dan warga  yang mudah beradaptasi dengan 


era ini bisa dikatakan sebagai negara maju yang berhasil 


menciptakan nilai modern lebih tinggi dari negara lainnya, serta


menciptakan pola interdependency dari negara sekitarnya. 


Mereka dianggap menjadi pioneer dalam segala bidang 


sehingga memunculkan bentuk kapitalisme baru karena 


memanfaatkan hegemoni dari modernitas yang diciptakan. 


Negara lainnya yang jauh tertinggal dan tidak dapat beradaptasi 


dengan baik di era globalisasi hanya bisa menjadi konsumen 


yang mudah terdisrupsi dengan kemajuan teknologi dan terkucil 


dalam nilai social skala global. 


Globalisasi lahir dari adanya keinginan menciptakan 


dunia tanpa batas sehingga terwujud persamaan dalam meraih 


peluang untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi. Dalam istilah 


lain yaitu  strategi pembangunan berkelanjutan untuk menjamin 


berlangsungnya kesejahteraan hidup maka munculah berbagai 


teknologi dan informasi yang akan membantu warga  


secara global. Globalisasi sangat bermanfaat untuk mendorong   pertumbuhan ekonomi karena menciptakan sisi kreatif bagi 


manusia yang multi aspek.


Globalisasi menawarkan konektivitas dunia yang luas 


yang mengatasi keterbatasan jarak dalam melakukan pola 


hubungan; globalisasi telah menyempitkan dunia. Dalam 


budaya global tidak dapat dihindari terjadi penyebaran nilai, 


norma, dan unsur kapitalisme yang berbeda dari nilai sosial dan 


budaya masing-masing negara. Ini bisa berdampak pada 


hilangnya rasa nasionalisme dan tergerusnya budaya dan nilai 


social yang diyakini sebelumnya. 


Bisa dilihat bahwa munculnya globalisasi juga dapat 


menjadi sebuah bumerang bagi warga  domestik dan lokal. 


Namun hal ini  dapat dihindari dengan mensyaratkan 


warga  yang lebih pintar dan siap dalam menerima budaya 


global, dengan cara memasukkan nilai-nilai lokalitas dalam 


proses merespon globalisasi ini . Nilai lokalitas bisa menjadi sebuah filter dalam 


penyerapan arus globalisasi dan dapat dimanfaatkan sebagai 


modifikasi nilai komoditas yang juga dapat mendorong 


pertumbuhan ekonomi dan pembangunan setiap negara. 


Globalisasi dan lokalitas seringkali diposisikan berdiri di dua 


kutub berbeda. Meskipun demikian, keduanya bisa disinergikan 


dalam mendorong keberlanjutan kesejahteraan hidup 


warga  global dan dosmetik. Nilai lokalitas dapat mengambil 


peran sebagai “filter” dan Globalisasi dapat berperan penentu 


masa depan yang bersifat dinamis. 


Lokalitas Dalam Dunia yang Mengglobal


Lokalitas sering dihubungkan dengan lingkungan social 


yang hanya terbatas pada domain sosial dan budaya. Lokalitas 


juga sering diilustrasikan sebagai sebuah konsep warga  


yang cara berpikirnya masih jauh tertinggal karena tidak 


menerima perubahan dan tetap berpendirian memahami konsep 


hidup sesuai keyakinannya sendiri. Namun pemahaman konsep 


lokalitas mulai berubah seiring kemajuan di era global. Nilai-nilai 


lokalitas dapat bersinergi dengan sebuah nilai global dengan

kearifan lokal yang dimiliki. Lokalitas juga berperan dalam 


mendorong kesejahteraan kehidupan manusia.


Lokalitas bukanlah lawan dari perkembangan arus 


globalisasi. Lokalitas justru bisa disergikan dengan 


perkembangan globalisasi seperti adanya budaya lokal yang 


dapat dapat dikenalkan pada warga  global dengan bantuan 


teknologi komunikasi. 


Globalisasi selalu dihubungkan dengan perspektif 


ekonomi, yang diidentifikasikan dengan mulai berlangsungnya 


arus pasar bebas, terbukanya ekonomi nasional, de-regulasi 


pengurangan kontrol negara atas sumber daya ekonomi 


nasional dan masuknya aliran modal internasional. Hal ini  


menjadi sarana utama untuk mencapai pembangunan dan 


modernisasi, dan menjadi sumber kecemasan bagi warga  


lokal karena tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial yang dimiliki 


sebelumnya.  warga  selalu diminta ikut aturan main dalam 


pelaksanaan arus globalisasi dan meninggalkan cara lama 


mereka dalam menjalani kehidupan, dibuka nya aliran investasi 


asing akan membuka banyak korporasi yang bergerak di bidang 


industrialisasi yang menuntut tenaga kerja yang memiliki skill 


mengoperasikan teknologi yang canggih. sedang  


warga  lokal terbiasa dengan cara lama mereka dalam 


menjalankan mata pencaharian sesuai dengan situasi kondisi 


hanya dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada 


tanpa kehadiran teknologi. 


Akibatnya timbul penolakan untuk mengikuti arus 


globalisasi, dan menyebabkan jauh tertinggal dengan negara 


lainnya yang jauh lebih mampu beradaptasi. Pemikiran local 


ini  yang sering terbingkai pada warga  primitive dan 


tidak berkembang, padahal globalisasi tidak hanya menuntut 


perubahan melalui teknologi dan alienasi cara lama dan cara 


baru namun  globalisasi juga membuka penawaran bagi 


perkembangan pemikiran lokalitas seperti bagaimana konten lokal diglobalisasi, atau menemukan lokalitas di arus globalisasi 


ini .


Globalisasi bukan hanya terkait dengan pola westernisasi, 


amerikanisasi, dan peningkatan standar secara kompetitif, namun  


inti dari globalisasi yaitu  bagaimana meningkatkan 


kesejahteraan hidup warga  lokal ke ranah global. Cara 


peningkatan ini  bisa dengan mengelaborasikan dan


memanfaatkan nilai kearifan local yang sudah tersedia 


sebelumnya. Menggali potensi yang ada dari nilai kearifan local 


yang dimiliki akan menghubungkan sebuah nilai ekonomi dan 


budaya yang jauh lebih memungkinkan menimbulkan dampak 


timbal balik di seluruh dunia. 


Sering muncul jargon seperti “Think Locally Act Globally”,


sebenarnya jargon ini  ingin memberikan kesadaran bahwa 


globalisasi tidak hanya tentang penetapan standar cara ke￾modernitasan namun  juga memanfaatkan sumber daya yang telah 


ada untuk menumbuhkan peran ekonomi regional agar bisa 


masuk ke ranah internasional. Maka dari itu perlu dipahami bahwa pengaruh globalisasi tidak terbatas hanya pada modal 


aliran keuangan dunia namun  bisa dengan beragam cara seperti 


memfasilitasi pengembangan ekonomi mikro yang telah dimilki 


masing-masing negara sebelumnya yang diorientasikan ke 


ranah global.


Ada dua model pemanfaatan nilai lokal yang 


diorientasikan ke arah proses global; yaitu pertama wilayah yang 


berkaitan dengan kota-kota yang memiliki keunikan dan corak 


budaya serta diakui dalam skala global. Tidak hanya dilihat 


secara ekonomi namun  berkaitan dengan nilai agama, budaya, 


serta warisan sejarah yang dimiliki sehingga membuat kota-kota 


ini  dikenal secara global dan mudah mengikuti arus 


globalisasi yang mendukung pertumbuhan ekonominya, model 


ini sering disebut sebagai lokalitas global. 


Kedua yaitu  model yang pusat pengembangan 


ekonominya di pusatkan di ibukota sebagai pendorong 


pertumbuhan ekonomi negara dan memiliki fungsi sebagai pintu 


gerbang masuknya budaya luar dan ekonomi global ke lokalnya, 


namun disini lokalitas dan skala regional berperan menjadi titik temu dengan meng-elaborasikan strategi ekonomi dan budaya 


dari luar dengan nilai kearifan local sehingga berfungsi sebagai 


pusat bisnis dan pusat budaya. Model ini disebut sebagai 


globalitas lokal. 


Munculnya globalisasi dapat diiringi dengan pemanfaatan 


nilai-nilai lokalitas yang ada, tidak seperti pemikiran local 


primitive sebelumnya bahwa kedua poin ini selalu bertolak 


belakang. Secara khusus, ilustrasi ini  menjelaskan bahwa 


setiap negara atau kota memiliki berbagai cara untuk 


berintegrasi secara global dan melakukan implikasi pada nilai 


lokalitasnya. 


Pertukaran lokal-global


Ada 3 parameter yang dapat dipahami yang mencerminkan 


pemanfaatan lokalitas dalam orientasi globalisasi, dan berhasil 


atau tidaknya suatu negara dalam mengembangkan nilai 


lokalitas yang dimilikinya, yang terangkum di bawah ini: 

1. Sinkronisasi penyebaran budaya dan 


berfungsinya teknologi informasi dan komunikasi 


dalam memfasilitasi pengembangan nilai kearifan 


lokal.


Munculnya sektor Teknologi dan Informasi 


Komunikasi (TIK) merupakan salah satu bentuk 


integrasi ekonomi yang berhadapan dengan proses 


global. Pasar TIK, mulai membuka keinginan suatu 


negara untuk lebih meanggarkan biaya untuk 


membuat asosiasi Research & Development, dan 


bisnis afiliasi berlaku secara global. Jadi sektor TIK 


menghubungkan ekonomi dan budaya yang jauh, dan 


memungkinkan berbagai macam dampak timbal balik 


di seluruh dunia. Selain itu juga konsentrasinya


2. Mulai beragamnya kelas profesi kreatif


Parameter kedua melibatkan distribusi spasial dari 


profesi "kreatif" dari hasil penciptaan berbagai macam 


lapangan pekerjaan baik skala ekonomi mikro maupun 


makro yang tidak hanya tergantung pada sector

industrialisasi pusat dan jenis pendidikan. Banyak 


penciptaan lapangan pekerjaan baru dari proses 


bisnis inovatif seperti kedai kopi yang menciptakan 


bartender, pariwisata yang menciptakan tour guide, 


bisnis kuliner yang mendorong berbagai start up gojek, 


grab, dibangunnya klub astetik bidang kecantikan, 


kebugaran, serta distrik seni dan desain grafis yang 


semuanya masih mengelaborasikan antara nilai 


lokalitas dan teknologi.


3. Kunjungan Wistawan dan Aliran Modal Investasi 


Asing


Parameter ketiga yaitu  sejauh mana suatu kota 


menjadi tempat yang menarik bagi wisatawan dan


investor asing. Pariwisata yaitu  salah satu 


komponen dari sistem internasional yang membentuk 


globalisasi. Karenanya, kota-kota “dikomersialisasikan” 


di jaringan pariwisata global sebagai pusat hiburan, 


atraksi budaya, situs warisan dan ziarah, dan atraksi 


lanskap. Sektor pariwisata ini juga berpotensi

menciptakan lapangan pekerjaan baru yang berarti 


menurunkan angka pengangguran dan masuknya 


aliran modal asing. Secara khusus, pariwisata 


menggabungkan strategi ekonomi di bidang lokalitas 


budaya dan terkait dengan globalisasi cara hidup 


westernisasi karena mengakomodasi komoditas yang 


bukan dari sektor komoditas atau adanya komodifikasi 


disini. 


Ketiga parameter ini  menjadi gambaran bahwa 


perkembangan globalisasi selalu memuat unsur lokalitas, yang 


bisa dikatakan bahwa nilai kearifan local seperti budaya local, 


adat istiadat, agama dan kesukuan juga punya nilai komersial 


yang dapat di komodifikasikan sebagai komoditas pendorong 


pertumbuhan ekonomi. 


Karena nilai lokalitas ini  terkadang belum dikenal


secara luas, sehingga belum mempunya nilai lebih untuk 


digunakan, maka dari itu kehadiran teknologi sebagai produk 


globalisasi dan keikutsertaan negara dalam mendorong 


globalisasi sangat dibutuhkan untuk menyebarluaskan dan memperlihatkan nilai-nilai lokalitas yang dimiliki setiap negara 


dan akan dimengerti publik yang lebih luas dengan bahasa yang 


lebih universal. 


Kesimpulannya bahwa globalisasi mampu menciptakan 


dunia tanpa batas lewat perkembangan teknologi dan informasi 


komunikasi sehingga menyempitkan dunia atau sebagai 


instrumennya, lokalitas hakikatnya yaitu  sebuah cara yang 


digunakan sebagai upaya meluaskan dunia ini .


Tantangan dan Harapan


Era globalisasi seperti sekarang relah menimbulkan 


banyak tantangan dalam kehidupan. Hal ini tidak lepas dari 


adanya efek dari globalisasi, termasuk dampak menguntungkan 


dan tidak menguntungkan dari globalisasi ini .Tantangan itu 


sendiri menjadi perhatian bagi manusia untuk mengantisipasi 


dan mampu beradaptasi dengan segala perubahan yang cepat; 


terutama akibat adanya perkembangan teknologi digital dan 


informasi. Efek dari globalisasi di berbagai bidang dapat dirasakan baik 


secara lokal maupun global. Seperti diketahui bahwa globalisasi 


merupakan upaya menjadikan komunitas global dunia sebagai 


global village; karena ekonomi dunia semakin terintegrasi 


dengan didukung oleh telepon seluler dan internet yang 


membuat orang-orang semakin dekat dan mudah interaksinya 


tanpa dihambat jarak dan waktu. 


Globalisasi juga proses berkelanjutan di mana ekonomi, 


warga  dan budaya regional telah diintegrasikan melalui 


jaringan komunikasi dan perdagangan yang menjangkau dunia. 


Sejumlah efek muncul dari adanya globalisasi dalam berbagai 


aspek. Ini dapat diamati di dalam interaksi pada setiap lapisan 


warga ; baik ditinjau di pada individu-individu di tingkat 


mikro hingga warga  di tingkat makro:


• Pada level individu: adanya pengaruh internasional 


terhadap orang-orang dalam suatu negara atau wilayah. • Pada level komunitas: terdapatnya pengaruh terhadap 


organisasi lokal atau regional, bisnis dan ekonomi 


terhadap kehidupan warga .


• Pada level kelembagaan: terdapatnya pengaruh 


terhadap perusahaan multinasional, pemerintah nasional, 


dan lembaga pendidikan tinggi disana terdapat siswa dari 


banyak negara. Pada level ini keputusan yang dibuat 


mempunyai pengaruh pada tingkat yang lebih rendah.


Efek dari globalisasi dapat diamati dengan jelas, namun untuk 


meninjau efefk dalam konteks positif maupun negatife telah 


menimbulkan sejumlah pandangan yang tidak sama. Hasil-hasil 


dari globalisasi sering dianggap positif oleh para pendukung dan 


negatif oleh para kritikusnya.


Dalam konteks negara berkembang globalisasi telah 


membawa manfaat dan keuntungan sekaligus menyebabkan  

 pula dampak negatifnya. Dampak positif yaitu manfaat dan 


keuntungan dari globalisasi antara lain sebagai berikut :19


1. Dalam hal pengentasan kemiskinan (poverty


alleviation). 


Globalisasi mempunyai peran penting dalam upaya 


pengentasan kemisikinan di negara-negara berkembang.


2. Membuka peluang pekerjaan (employment situation)


Melalui globalisasi, warga  dari berbagai negara 


yang berbeda dapat berpeluang mendapatkan pekerjaan 


bukan hanya di negara mereka masing-masing, namun 


lebih luas lagi peluang itu ada dalam skala global.


3. Kemajuan Teknologi (technology) 


Ini yaitu  kekuatan besar yang mendorong dunia menuju 


penyatuan yang sama (converging commonality). Televisi 


dan media memainkan peran penting dalam 


mempengaruhi persepsi dunia; yaitu dari entitas dan realitas local maupun nasional yang relatif kecil, menuju 


kepada kepedulian internasional dan juga pasar global.


4. Peningkatan pendidikan (education)


Globalisasi telah membuka akses perguruan tinggi secara 


lebih luas dan terbuka sehingga mengurangi kesenjangan 


pengetahuan antara negara berkembang dengan negara 


maju. Selain itu semakin terbuka juga partisipasi 


partisipasi yang lebih besar dari perempuan dalam 


pendidikan tinggi, adanya permintaan sektor swasta yang 


meningkat untuk lulusan, dan sebagainya.


5. Dalam perdagangan luar negeri (foreign trade) dan 


investasi asing (foreign investment)


Globalisasi berpengaruh pada perdagangan dari negara 


berkembang, terutama perdagangan luar negerinya. 


Globalisasi telah menyebabkan penurunan biaya 


perdagangan di dunia, termasuk menyebabkan 


pengurangan pajak impor barang. Dalam hal investasi 


asing, globalisasi menyediakan sumber daya, modal, dan teknologi bagi negara yang akan mendukung 


pembangunan ekonomi dari negara tuan rumah (host 


country). Negara berkembang secara langsung dan tidak 


langsung dapat membentuk partisipasi mereka dalam 


kegiatan ekonomi di dunia.


sedang  dampak negatif dari globalisasi yang berpotensi 


merugikan negara-negara berkembang antara lain sebagai 


berikut:20


1. Persoalan hilangnya pekerjaan (unemployment)


Dalam satu bagian globalisasi dapat membuka peluang 


kerja, namun di bagian lain telah menyebabkan situasi 


pengangguran di banyak wilayah negara berkembang. 


Hal ini jika pekerja domestik tidak mampu bersaing dan 


perannya digantikan oleh pekerja asing yang lebih 


mempunyai kapabilitas.

2. Menyebarnya jaringan makanan cepat saji (spread of 


fast foods chain):


Pertumbuhan makanan cepat saji di negara berkembang, 


seperti Kentucky Fried Chicken (KFC) misalnya, telah 


mengubah cara makan secara nyata. Banyak orang 


membeli fast food karena murah dan cepat. Hal ini banyak 


menggantikan makanan yang dimasak dirumah dan


dinikmati bersama dengan saudara maupun teman. 


Makanan tradisional yang relatif aman banyak digantikan 


dengan soda, burger, makanan berlemak, dominan 


mengandung gula, garam dan sebagainya; yang 


mengakibatkan epidemi diabetes global diabetes, 


obesitas, dan penyakit kronis lainnya.


3. Menyebarnya Budaya Barat (Western culture)


Globalisasi telah menyebabkan penyebaran budaya dan 


pengaruh Barat dengan mengorbankan budaya lokal di 


negara berkembang seperti di Asia, Amerika latin, Afrika, dan sebagainya. Banyak orang lebih bangga dengan 


mempraktekkan budaya Barat namun dengan 


mengabaikan budayanya sendiri. Misalnya dalam cara 


berpakaian, berbahasa, pola piker dan sebagainya.


4. Menyebarnya penggunaan computer, fax, dan telepon 


seluler (computers, faxes and mobile phones) 


Globalisasi telah mengenalkan penggunaan internet, e￾commerce dan alat transportasi yang lebih cepat dan 


murah. Ini dalam satu bagian menawarkan kesempatan 


kepada negara berkembang, namun  dalam bagian lain 


memperdalam kesenjangan antara perusahaan global 


dan industri tradisional domestic (local).


sedang  dalam konteks adanya revolusi Digital dan 


Teknologi Informasi juga telah membawa dampak positif yaitu 


manfaat dan keuntungan; sekaligus dapat pula menyebabkan


sebaliknya yaitu dampak negatif. Dampak positif dari teknologi 


digital dan informasi antara lain sebagai berikut :

 1. Adanya hubungan diantara orang-orang dan juga 


kelompok warga  yang semakin cepat di dalam 


konteks global, domestik dan juga lokal. Ini akan 


memperludah menjalankan banyak kegiatan yang 


memerlukan kecepatan waktu di dalam penyampaian 


informasi-informasi. Selain itu juga dapat mempererat 


dan memperkuat sinergi diantara banyak orang 


meskipun terpisah jarak yang relatif jauh. Banyak 


kegiatan yang bisa diselesaikan secara lebih efektif 


dan menghemat waktu dan biaya.


2. Adanya media sosial yang memungkinkan banyak 


orang dan kelompok orang bisa berinteraksi secara 


intensif dan mudah diakses secara luas, mudah dan 


murah. Media sosial ini seperti Facebook, Twitter, 


telegram, WhatsApp dan sebagainya. Media sosial ini 


juga meningkatkan partisipasi dari banyak orang 


mengenai kegiatan tertentu ataupun respon tertentu 


atas sebuah peristiwa dan sebagainya. Ini juga menunjukkan bahwa media sosial meningkatkan 


peran dan partisipasi dari warga  dalam berbagai 


bidang; baik itu sosial, politik, ekonomi, budaya, 


pendidikan, lingkungan dan sebagainya.


3. Adanya kemudahan di dalam penyampaian data 


seperti file, dokumen, foto, video, hasil kegiatan, dan 


juga berbagi link-link internet yang perlu diakses oleh 


banyak orang. Di era revolusi digital ini data lebih 


mudah didapatkan dengan bantuan internet dan bisa 


tersimpan atau terdokumentasikan dengan lebih 


mudah tanpa khawatir data ini  hilang. Hal ini 


karena data-data ini  dapat di download dan 


disimpan oleh banyak orang yang memerlukannya.


4. Dalam konteks pendidikan, adanya akses data dan 


informasi yang mudah dan murah melalui teknologi 


digital dan internet dapat memajukan dunia pendidikan 


secara lebih maju dibanding sebelumnya. Banyak 


pengetahuan dan wawasan yang bisa diakses dengan

lebih mudah oleh para pendidik, akademisi dan juga 


pelajar di hampir semua jenjang pendidikan; baik 


pendidikan dasar, menengah maupun pendidikan 


tinggi. Ini menyebabkan perkembangan ilmu 


pengetahuan menjadi semakin maju. 


Akan namun  di bagian lain perkembangan teknologi digital 


termasuk internet itu juga mempunyai dampak negatif yang 


sifatnya merugikan. Dapat disebutkan antara lain sebagai 


berikut: 


1. Adanya eksklusivitas dari para pengguna media sosial. Ini 


menyebabkan antara orang satu dengan lainnya, atau 


antara kelompok satu dengan yang lainnya, menjadi 


saling asing satu sma lain. Hal ini bisa terjadi jika media 


sosial itu menjadi sebuah wadah yang sifatnya eksklusif 


dan terttutup.Kondisi ini bisa muncul dari pengguna media 


sosial yang membatasi diri berkomunikasi hanya dengan 


pihak tertentu; ataupun juga bentuk ketergantungan pada 


media sosial yang menyebabkan seseorang itu menjadi   jauh dari lingkungan sekitarnya, serta cenderung 


menikmati dunianya sendiri secara eksklusif.


2. Adanya penyebaran berita yang sukar bisa dikendalikan 


dan disaring mana yang benar dan mana yang hoax. 


Penyebaran berita hoax seperti ini menyebabkan orang 


ataupun juga warga  menjadi pihak yang rentan 


untuk terpengaruh. Menjadi sangat berbahaya manakala 


penyebaran berita itu dijadikan sarana untuk 


mengacaukan sendi-sendi tata kehidupan warga  


dengan motivasi tertentu seperti aksi teror, merusak 


kestabilan dan sebagainya.


3. Adanya ketergantungan yang tinggi pada teknologi digital 


yang menyebabkan orang-orang menjadi kecanduan 


(addicted) dan sukar dapat terlepas darinya. Ini terjadi 


dengan banyaknya game-game yang dibuat dengan 


banyak platform, terlebih lagi yang sifatnya online. Resiko 


ini lebih besar lagi manakala game-game ini  bermuatan kekerasan dan juga muatan lain yang bisa 


merusak moral maupun mental penggunanya.


4. Adanya penyalahgunaan teknologi untuk kegiatan yang 


destruktif. Ini antara lain dengan maraknya penipuan 


online dan tindak kriminal lainnya seperti adanya agitasi, 


provokasi hingga penyebaran aksi-aksi teror yang 


meresahkan warga . Kejadian seperti ini bisa 


bersumber dari pelaku yang sifatnya transnasional 


bahkan global. 


Dampak-dampak yang ditimbulkan baik positif maupun 


negatif itu menunjukkan bahwa warga  dunia, termasuk 


warga  yang ada di indonesia dihadapkan pada persoalan 


yang kurang lebih sama. Ini telah menjadi persoalan yang 


sifatnya lintas batas negara karena danya fenomena borderless 


world yang menyebabkan hilangnya sekat-sekat batas teritorial 


warga  (borderless society). 


yaitu  menjadi sebuah tantangan yaitu bagaimana kondisi 


global yang terkait erat dengan keadaan lokal itu mengubah pola   perilaku hidup di banyak warga . Tantangan itu berupa nilai￾nilai dasar berupa local wisdom yang bisa digunakan untuk 


membendung pengaruh negatif dari revolusi digital di era global, 


tanpa harus menutup diri dari perkembangan teknologi yang 


terus berkembang pesat

Era globalisasi yang disertai inovasi teknologi informasi 


dan komunikasi berdampak pada perubahan global di dunia. 


Dunia menjadi tanpa batas dengan interaksi orang-orang di 


dunia maya secara aktif. Pengaruh dari globalisasi terjadi dalam 


warga  secara umum yang menunjukkan adanya kaitan erat 


antara global dan lokal yang kemudian dikenal sebagai global￾lokal atau glokal (glocality). 


Ini juga menggambarkan bahwa kondisi sekarang ini 


ditandai hiklangnya batas-batas kontak antara dunia 


internasional dengan warga  lokal yang dikenal sebagai 


bentuk dari dunia tanpa batas atau borderless world; termasuk 


menghasilkan kondisi warga  yang tidak tersekat-sekat oleh   wilayahnya secara eksklusif atau borderless society. Pengaruh 


pada warga  ini berdampak pada dua hal yaitu dampak yang 


sifatnya konstruktif atau positif serta di bagian lain yaitu  


dampak yang sifatnya merugikan atau negatif.


Globalisasi merupakan fenomena penting di era modern. 


Istilah globalisasi awalnya banyak digunakan dalam tulisan￾tulisan populer dan akademis yang menggambarkan suatu 


proses, kondisi, sistem atau juga suatu kekuatan dan dinamika 


zaman. Globalisasi, sebagai sebuah konsep, mengacu pada 


peningkatan kesadaran dunia secara keseluruhan. 


Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan 


perubahan dalam warga  dunia dan dipengaruhi oleh 


komunikasi, pertukaran budaya dan perdagangan lintas batas. 


Globalisasi yaitu  dunia yang saling berhubungan dan ditandai 


dengan adanya budaya massa global. Istilah umum globalisasi 


menunjukkan suatu kondisi dunia dimana terdapat keterkaitan 


yang erat antara sosial, politik, ekonomi, budaya, lingkungan, 


komunikasi dan sebagainya. Hal ini  menyebabkan batas- batas suatu wilayah formal menjadi tidak relevan, atau dengan 


kata lain tidak menghalangi proses perkembangan selanjutnya 


dari proses globalisasi ini.


Tulisan ini didasarkan pada pendekatan yang sifatnya 


internasional-domestik atau intermestik (intermestic) yang 


merupakan konsep yang menjelaskan bahwa peristiwa dan juga 


fenomena-fenomena secara internasional mempunyai pengaruh 


terhadap keadaan yang ada di tingkat domestik dan juga lokal. 


Tinjauan ini didasarkan pada pengaruh dari revulusi 


digital yang terjadi di dunia global yang mempunyai pengaruh 


sampai ke tingkat lokal. Untuk mengetahuikondisi yang ada di 


tingkat dunia global yang merujuk pada dunia internasional maka 


di ditunjukkan bahwa ada kondisi di tingkat global yang terjadi di 


saat ini yang tidak bisa dihindari oleh warga  lokal yaitu 


gobalisasi. 


Salah satu aspek pentig bahwa globalisasi ini mempunyai 


pengaruh pada kondisi domestik dan lokal yaitu 

perkembangan komunikasi berbasis teknologi digital dan 


penggunaannya yang banyak digunakan oleh masyarakadi 


seluruh dunia


Hubungan antara dimensi global dan lokal dikenal 


sebagai glokalisasi. Konsep ini menurut Roland Robertson 


(2014) mengacu pada fenomena yang menyebar, mengalir dan 


juga tersebar dari satu tempat ke tempat lain dan disesuaikan 


dengan tingkat lokal. Hal ini juga berlaku untuk komunikasi yang 


terjadi di tingkat komunitas lokal melalui alat bantu seperti 


telepon seluler dan juga melalui media sosial, yang tidak hanya 


lisan secara langsung namun  juga melalui media pesan atau teks 


singkat, berbagi gambar dan simbol yang diartikan sebagai 


bentuk emoji dalam melakukan percakapan. 


Dapat dikatakan bahwa perubahan komunikasi pada 


dimensi lokal sangat dipengaruhi oleh perkembangan jaringan 


internet. Orang-orang dapat melakukan banyak interaksi sosial 


secara lebih virtual melalui media daripada secara langsung.


Dalam konteks ini pengaruh dari globalisasi terjadi dalam warga  secara umum yang menunjukkan adanya kaitan erat 


antara global dan lokal yang kemudian dikenal sebagai global￾lokal atau glokal (glocality). 


Ini juga menggambarkan bahwa kondisi sekarang ini 


ditandai hilangnya batas-batas kontak antara dunia internasional


dengan warga  lokal yang dikenal sebagai bentuk dari dunia 


tanpa batas atau borederless world termasuk menghasilkan 


kondisi warga  yang tidak tersekat-sekat oleh wilayahnya 


secara eksklusif atau borderless society. Pengaruh pada 


warga  ini berdampak pada dua hal yaitu dampak yang 


sifatnya konstruktif atau positif serta di bagian lain yaitu  


dampak yang sifatnya merugikan atau negatif.


Dampak-dampak yang ditimbulkan baik positif maupun 


negatif itu menunjukkan bahwa warga  dunia, termasuk 


warga  yang ada di Indonesia dihadapkan pada persoalan 


yang kurang lebih sama. Ini telah menjadi persoalan yang 


sifatnya lintas batas negara karena danya fenomena borderless 


world yang menyebabkan hilangnya sekat-sekat batas teritorial warga  (borderless society). Ini merupakan satu tantangan 


yaitu bagaimana kondisi global yang terkait erat dengan keadaan 


lokal itu mengubah pola perilaku hidup di banyak warga . 


Tantangan itu berupa nilai-nilai dasar berupa local wisdom yang 


bisa digunakan untuk membendung pengaruh negatif dari 


revolusi digital di era global, tanpa harus menutup diri dari 


perkembangan teknologi yang terus berkembang pesat 


Keberadaan media sosial menjadi fenomena penting 


yang memungkinkan penggunanya mengungkapkan 


pendapatnya secara terbuka. Kegiatan komunikasi dengan 


menggunakan sistem jaringan internet di sisi lain melahirkan 


generasi warga  yang mengalami ketergantungan terhadap 


akses internet dan teknologi informasi yang juga telah 


menghilangkan batasan sosial dalam kehidupan warga . 


Hal ini memungkinkan terjadinya kesenjangan sosial 


dalam memanfaatkan perkembangan teknologi di era digital. 


Oleh karena itu, warga  dalam menerima tren digitalisasi   sebagai budaya global harus lebih berhati-hati agar terhindar 


dari dampak negatif teknologi yang dibuat sendiri.


Kesimpulan dalam buku ini menekankan adanya pada 


paradoks dari dampak globalisasi di tingkat lokal yang 


disebabkan oleh kuatnya perkembangan teknologi digital yang 


pesat dan masif. Di satu sisi, perkembangan teknologi digital 


telah meningkatkan interaksi di tingkat global dan lokal, dan telah 


mendekatkan dunia yang dipisahkan oleh jarak dan waktu. 


Namun sekaligus menjadi paradoks, karena di sisi lain - di tingkat 


lokal - berpotensi mempengaruhi putusnya ikatan sosial dan 


hubungan individu yang ada di lingkungan lokal yang sama.