alam
bidang teknologi transportasi dan informasi. Pada akhirnya,
proses ini meningkatkan saling keterkaitan dan
interdependensi antar individu dan negara serta berdampak pula
terhadap lingkungan, ekonomi, budaya, sistem politik, dan pola
hidup warga dunia.
Interaksi warga Terbuka
Era Revolusi digital mengantarkan warga ke pola
interaksi sosial baru, yang semakin terglobalisasi dan terbuka;
yaitu interaksi yang dijalankan warga tidak ada batasan
ruang dan waktu sebagaimana pola interaksi komunikasi yang
memerlukan dan kontak fisik secara verbal. Karena di era
revolusi digital, kontak fisik secara langsung telah berubah ke
ranah virtual dengan menggunakan media elektronik dalam
mendukung Interaksi sosial ini .
Pertumbuhan teknologi yang semakin pesat
memunculkan era dimana warga mengalami perubahan
transisi dalam melakukan cara berkomunikasi, sehingga
mengubah pola hubungan dan infrastruktur social dalam
warga seperti dimensi ruang, waktu, kedalaman, serta
tinggi rendahnya struktur social.
Dalam pola interaksi baru ini berbagai kepentingan,
pendapat, nilai-nilai semuanya tersampaikan dengan memanfaatkan layanan internet. Hubungan antara manusia
bukanlah sesuatu yang dinilai sulit untuk dilakukan, teknologi
komunikasi dan transportasi membuat segala sesuatu semakin
mudah bagi warga untuk saling terkoneksi satu sama
lainnya.
Perkembangan teknologi ini tidak terlepas dari
perkembangan pola penerimaan budaya global oleh warga
akibat pengaruh globalisasi. Budaya global yaitu fenomena
yang terjadi karena kemajuan teknologi yang mengakibatkan
hubungan antara manusia yang semakin mudah dan luas.
Budaya global juga berarti penyebaran nilai, norma, dan
mempromosikan banyak budaya dari wilayah yang berbedabeda; sebagai contoh yaitu tersebarnya seperti Barat, yang
berbeda denagn dengan nilai kepercayaan warga
diwilayah lain. Adanya budaya global mensyaratkan warga
untuk lebih cerdas dalam dalam menerima budaya lain sehingga
budaya lama dan rasa nasionalisme tidak tergeser oleh paradigma pemikiran modern yang menyingkirkan budaya
sebelumnya.
Pemikiran warga yang terbuka terhadap revolusi
teknologi dan informasi akan menghasilkan sebuah interaksi
asosiatif dalam pola struktur warga . warga akan
menanggapi transformasi teknologi ini secara positif,
bukan menjadi sesuatu hal yang ditakuti yang akan
menghancurkan atau mendiskriminasi kehidupan manusia.
Pengaruh transformasi budaya global ini dapat
dianggap menjadi sebuah tren yang homogen dan mengarah
pada pembentukan warga dunia tunggal. Ini ditandai
adanya kesamaan tren di seluruh dunia; tidak hanya dari segi
fisik seperti fashion, elektronik, namun juga dalam hal kebiasaan
baru yang menjadi konsumsi warga luas seperti teknologi
komunikasi.
Kehidupan sehari-hari warga , seperti penggunaan
smartphone misalnya, telah menjadi keharusan bagi warga
dan individu dalam menjalankan bisnisnya. Pola warga
dalam memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi
ini akan menjadi sebuah tren yang akan diikuti oleh
warga lainnya dan akan membentuk budaya global yang
cenderung homogen.
Penggunaan teknologi sebagai sebuah budaya global
oleh warga menunjukkan bahwa teknologi komunikasi ini
tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan warga luas, yaitu
sebagai sarana yang mendukung aktivitas kehidupannya.
Sebagai contoh, warga banyak bergantung pada perangkat
selulernya untuk menjalankan kehidupan sehari-hari; seperti
mencari data, bahan penelitian, sampai mengingat tanggal atau
momen penting memerlukan bantuan teknologinya.
Teknologi dijadikan alat untuk melihat dan berinteraksi
dengan dunia; sedang budaya menjadi hal utama bagaimana
memahami, dipahami, dan dilihat oleh dunia. Keduanya
dielaborasikan untuk mendukung kehidupan warga secara
luas. Budaya telah menjadi sebuah komoditas baru yang
dimodifikasi untuk mendukung kehidupan warga dengan
memanfaatkan teknologi yang ada.
Sebuah warga tertentu semakin mungkin untuk
memanfaatkan budaya lokalnya agar dikenal dunia. Ini dapat
memperkuat rasa nasionalisme akan budaya yang dimilikinya,
karena terbuka peluang mempromosikannya secara luas
dengan bantuan teknologi.
Di bagian lain, kemajuan teknologi sebagai sebuah
budaya global juga memiliki sisi interaksi disosiatif. Hal ini bisa
menyebabkan distorsi dalam kehidupan sosial. warga
cenderung melakukan komunikasi interpersonal yang lebih
mengedepankan interaksi melalui media dan menimbulkan sifat
individualistis berlebihan. Kemajuan teknologi membuat
warga luas semakin kurang mengenal lingkungan sekitar
dan jarang berinteraksi secara langsung sehingga mengikis rasa
empati sosial yang dimilikinya.
warga cenderung lebih banyak berinteraksi dengan
alat teknologi yang dimilikinya daripada orang yang disekitarnya.
Mereka lebih suka dan sering berkomunikasi melalui jejaring
sosial seperti facebook, twitter, dan aplikasi chatting lainnya
untuk berinteraksi. Akibatnya, pemikiran warga digital
terbentuk dari konsepsi pemikiran mereka sendiri; yang
dipengaruhi perkembangan media sosial elektronik dan bukan
terbentuk dari lingkungan sosial yang dimilikinya sendiri.
Keberadaan teknologi memanjakan kehidupan sosial
manusia. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak
warga lebih bergantung pada perangkat digital yang
dimilikinya daripada orang yang berada disekitarnya. Tingkat
kepedulian yang dimiliki serta rasa sensitivitas menjadi kurang
peka. Hal ini karena adanya penempatan posisi manusia yang
digantikan oleh keberadaan teknologi; dimana kepedulian pada
perangkat teknologi lebih dominan dibandingkan keberadaan
orang-orang terdekatnya.
Teknologi telah menjadi kebutuhan utama untuk
berinteraksi sosial, yang tanpa disadari telah menjadi gaya hidup
dalam berwarga . Perkembangan teknologi menjadi dua
mata pisau yang menampilkan sisi positif dan negative, yang
apabila tidak bisa memanfaatkannya secara bijak maka akan
berbalik arah merugikan kehidupan sosial manusia.
Akses Nilai Sosial dan Budaya
Revolusi komunikasi juga terjadi akibat pengaruh
kebutuhan dari sebuah akses nilai sosial dan budaya. Nilai sosial
di warga berkaitan dengan adat istiadat yang telah menjadi
budaya warga tertentu dan menjadi sebuah aturan dan
norma dalam melakukan pola interaksi sosial. Akan namun , nilai
sosial juga berpotensi membatasi kreativitas warga
sehingga warga sukar berkembang dan menjalankan
kehidupannya hanya sesuai dengan nilai-nilai sosial yang ada.
Ini tidak lepas dari sedikitnya arus informasi dan
pengetahuan yang diterima warga ini ; yang pada
akhirnya sulit membuka diri untuk mengembangkan potensi yang
ada. Untuk itu perlu sebuah alat untuk memicu keluarnya potensi
dengan mengembangkan budaya yang ada sebelumnya, serta
memunculkan kreativitas baru asalkan tidak merusak nilai sosial
dasar yang telah menjadi pedoman dalam berwarga .
Kehadiran teknologi dan informasi akan membantu
warga dalam proses pengembangan hal ini melalui
kreativitas yang dimiliki. Masuknya pengetahuan baru dari
berbagai belahan dunia melalui percepatan arus informasi yang
diterima akan mengubah perspektif lama dari warga .
Cepat atau lambatnya perkembangan warga
seringkali bergantung pada kepercayaan yang telah menjadi
sebuah nilai sosial dan budaya dalam mengatur kehidupannya.
Tanpa disadari bahwa batasan nilai sosial ini bisa
menyebabkan progresivitas pemikiran warga berlangsung
lama dan lambat.
Cara berpikir warga dengan melakukan pola
interaksi secara lebih luas dapat mengikis pemikiran lama yang
menghambat perkembangan sehingga dapat mengarah pada
terciptanya perubahan kearah yang lebih baik dan maju.
Bagaimana caranya? Hal ini dapat diatasi dengan
kemudahan melakukan pola komunikasi secara luas dan serba
cepat yang tak terbatas jarak dan dimensi waktu. Maka sebuah
teknologi perlu diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia
ini .
Teknologi informasi mempunyai konsekuensi terhadap
luasnya interaksi sosial dalam warga global. Ini
menyebabkan terjadinya rekonstruksi pada pemikiran lama
yang membatasi pengembangan diri warga . warga
dapat mulai untuk membenahi diri dan pribadi masing-masing
sebagai upaya transformasi sosial untuk perkembangan
kehidupan yang jauh lebih baik. Sebagai contoh yaitu teknologi
informasi dan komunikasi yang dapat membawa perubahan
dalam perekonomian warga baik domestik maupun
internasional.
warga dapat mengatur system perdagangan secara
lintas negara melalui pemanfaatan teknologi komunikasi digital
dalam memasarkan produknya. Sistem jejaring internet
memberi kemudahan dalam bertransaksi dan mengurangi biaya
produksi ekonomi; termasuk yaitu melalui media sosial yang
memfasilitasi proses penjualan secara online; baik melalui
Facebook, Twitter ataupun instagram. Ini bagi pengusaha
memberi kemudahan dan biaya yang relatif murah.
Perkembangan teknologi pun membawa pengaruh besar pada
pengembangan potensi dari generasi muda bangsa. Teknologi
bisa dimanfaatkan untuk menghadirkan pengetahuan baru bagi
pengembangan kreativitas di banyak bidang usaha.
Namun di bagian lain, banyaknya akses nilai sosial dan
budaya yang luas dapat membawa dampak yang perlu
diwaspadai. Hal ini karena nilai sosial dan norma dalam
warga seringkali berbeda satu sama lain, sehingga
masuknya gambaran ide-ide baru tanpa disadari akan
mengubah standarisasi ekspresi budaya dan social sebelumnya
apabila tidak ada filterisasi budaya. Sebagai contoh, akses yang
mudah melalui media elektronik seperti televisi, Youtube dan
sebagainya.
Bentuk gaya hidup di negara-negara lain demikian mudah
diakses yang memungkinkan terjadinya konstruksi pemikiran
dan budaya baru bagi remaja dan warga yang
mengkonsumsinya. Ketika budaya ini menjadi menjadi
tren dan diikuti padahal tidak sesuai dengan nilai dan norma
budaya warga ini , maka bisa berdampak buruk
seperti misalnya gaya hidup bebas dan hedonis seperti yang
berkembang di negara-negara Barat dsn sebagainya.
Dampak Perubahan Sosial Global
Perkembangan teknologi telah membawa warga
menjadi ke dalam era generasi yang terkoneksi dengan dunia
digital. Kebutuhan akan akses internet semakin meningkat dari
waktu-ke waktu. Termasuk disini yaitu makin banyaknya
aplikasi web baru sebagai hasil dari perkembangan teknologi
digital. Ini bisa menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan
sosial dalam warga baik secara lokal, domestik maupun
global.
Tingginya perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi menyebabkan dunia semakin menyempit dan
kehilangan batas-batas negara. Pola komunikasi warga
berubah menjadi pola komunikasi yang selalu terhubung dengan
jaringan atau “Network Society”. Saat ini hampir semua
kebutuhan warga dapat dipenuhi oleh peralatan canggih
yang dihasilkan dari teknologi, terutama dalam hal komunikasi
dan pertukaran arus informasi yang semakin mudah dan cepat.
Perubahan sosial karena adanya revolusi digital mampu
meningkatkan tingkat kehidupan manusia menjadi lebih baik.
Peluang-peluang usaha baru bagi warga dapat diciptakan
dan memberi dukungan pada pertumbuhan ekonomi
warga . Hal ini karena warga bisa menciptakan
lapangan pekerjaan sendiri, saling berbagi pekerjaan, barang,
jasa, transportasi bahkan menikmati keuntungan secara
bersama dengan adanya media sosial dan juga jasa elektronik
melalui teknologi nformasi.
Dampak positif dari revolusi digital bagi sosial dan
warga ditandai dengan kreativitas warga yang
semakin meningkat. Ini akan lebih bernilai secara soial ketika
mengikutsertakan kearifan local dalam transformasi digital
ini . Melalui media sosial online dan elektronik warga
dapat saling terhubung satu sama lain, termasuk dalam rangka
memperkenalkan budaya lokal dan mengekspornya dengan
lebih mudah. Ini juga memungkinkan untuk mendapatkan nilai
komersil dari kegiatan ini ; yang menambah keuntungan
ekonomi bagi warga .
Pemanfaatan layanan jasa pun semakin mudah dengan
memanfaatkan teknologi yang super canggih seperti banyaknya
banyaknya industry start up yang terdaftar seperti Go-Jek, Uber,
Grab, Traveloka dan bidang jasa lainnya; yang turut membuka
lapangan pekerjaan bagi warga .
Kemajuan teknologi dan informasi memungkinkan setiap
orang menjadi multitasking karena dapat mengerjakan pekerjaan
dengan tidak bergantung pada posisi, tempat dan waktu. Bahkan
untuk mengadakan suatu pekerjaan administrative antarnegara
yang membutuhkan jarak cukup jauh dengan perbedaan waktu
pun dapat diselesaikan dengan melakukan media
teleconference melalui internet.
Teknologi digital dan komunikasi menghapuskan
kesulitan jarak bagi aktivitas individu, kelompok maupun juga
organisasi dan kegiatan mereka pun menjadi dapat
dilaksanakan lebih efektif. Sejumlah pola kegiatan sosial dalam
berbagai aspek seperti relasi sosial, ekonomi, politik, budaya
dan kewarga an mengalami berbagai pergeseran konsepsi
budaya lama kearah modernisasi.
Komunikasi yang semakin mengglobal dalam era digitali
membawa perubahan signifikan dari segi aktor, metode dan efek
yang ditimbulkan. Keberadaan teknologi telah menembus
berbagai hambatan geografis, ras, budaya, adat, dan lain
sebagainya. Aktivitas warga negara jauh lebih penting karena
setiap orang dapat selalu terhubung melalui jaringan informasi
global, namun kondisi ini juga dianggap menurunkan peran
negara dalam pengambilan keputusan penting.
Keberadaan internet dengan perkembangan media baru
dan konvergensi media telah mengakibatkan globalisasi
informasi yang merubah tatanan ssstem sosial dan aktor yang
berperan di dalamnya; yang juga secara otomatis mengubah
jaringan sosial dan pola desain komunikasi.
Perubahan sosial yang terjadi tidak hanya mengarah
kearah struktur sosial positif, namun juga dapat mengarah kearah
negative seperti menciptakan warga yang sangat konsumtif
akibat pesatnya perkembangan media sosial. Media sosial
dirasakan sebagai alat memenuhi hasrat dan kebutuhan
warga dengan cara yang relative efisien, mereka dapat
mengaktualisasikan dirinya, menciptakan citra diri, atau personal
branding dengan memanfaatkan media sosial melalui jaringan internet, dan memuaskan kebutuhan nya dengan cara
bertransaksi online.
Aktivitas sosial yang dilakukan melalui media sosial akan
memicu sebuah tren yang menyebabkan pola konsumerisme
yang berdampak bagi warga luas. Semakin mudah mereka
dapat mengakses, semakin tinggi pula nilai konsumtif
warga dalam memanfaatkan perkembangan teknologi
ini . Pada tahap selanjutnya ini akan menyebabkan social
media addiction atau pola perilaku yang sangat tergantung
terhadap kebutuhan media social. Hal ini juga akan
mengurangi fokus warga terhadap hal lain yang sifatnya
urgen karena selalu berfokus pada ketergantungan media social.
Komunikasi konvensional menjadi hal yang sangat jarang
dilakukan karena aktivitas sosial lebih banyak dilakukan melalui
media social secara online. Hal ini membentuk sikap
individualistik yang menjadikan berkurangnya saling mengenal
dari warga satu sama lain bahkan sampai terjadi
kesenjangan sosial. Dampak yang paling nyata yaitu individu menjadi semakin teralienasi dan menjauhkan dari struktur
kekerabatan dan kekeluargaan.
warga semakin mengarah ke konsep warga
virtual bukan kearah sosial warga yang riel. Kemunculan
cyber society jika tidak diwaspadai dan dikontrol secara nyata
dapat mengakibatkan dmpak yang tidak menguntungkan.
Sebagai contoh misalnya, komunikasi dengan basis jaringan
computer akan menjadi diri kedua yang menggantikan hubungan
antar manusia, dimana kehadiran fisik tidak lagi penting dan
komunikasi berubah menggunakan bahasa mesin secara
simbolik. Penyesuaian-penyesuaian diperlukan agar teknologi
media tidak berbalik arah mendisrupsi kehidupan manusia.
Dunia dan warga Tanpa Batas (Borderless World)
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang
tinggi menyebabkan dunia menyusut dan negara kehilangan
batas negara. Seperti yang dikatakan Ohmae (2005) bahwa
batas negara jauh lebih tidak ketat daripada sebelumnya. Dunia menjadi tempat yang semakin tanpa batas (borderless place).
17
Semua negara selalu dapat terhubung satu sama lain dan
mengetahui perkembangan di negara lain secara transparan.
Internet sebagai ujung tombak globalisasi baru yang mengikis
otoritas dan relevansi pemerintah nasional. 18
Teknologi elektronik merupakan pangkal munculnya
komunikasi elektronik yang serba digital, yang menghantarkan
manusia menggunakan Bahasa mesin dan kehadiran fisik tidak
lagi penting dalam sebuah komunitas virtual. Komunitas virtual
ini menyatukan manusia dari segala penjuru yang berbeda ruang
dan jarak dalam satu tempat untuk melakukan aktivitas social
dengan cara bertukar informasi secara online.
Dengan kata lain informasi menjadi inti dari bagaimana
warga menjalani kehidupan di era globalisasi. Globalisasi tidak bermaksud merevolusi sebuah budaya namun hanya
bermaksud menjadikan dunia saling terkoneksi satu sama lain
dengan tetap mempertahankan budaya local masing-masing.
Ruang lingkup warga semakin tidak terbatas akibat
perkembangan teknologi yang serba digital, area pertukaran
informasi semakin luas yang membantu segala aktivitas manusia
tanpa dibatasi ruang dan waktu dengan system jejaring internet.
Era ini lebih dikenal sebagai era dunia ketiga, atau dunia siber,
dunia yang segala aktivitas warga nya didukung system
jejaring internet, dan dengan mudah menerima perkembangan
teknologi dan informasi sebagai budaya global. Dengan
penerimaan budaya global ini menjadikan pesatnya
perkembangan teknologi dan warga aktif dalam
menggunakan internet.
Internet mengantarkan warga secara global mampu
melihat isi dunia dan sebaliknya internet juga memberikan ruang
kepada warga untuk eksistensi dirinya dan ekspor budaya
local yang dimiliki. Kemajuan dunia siber ditandai secara nyata oleh perkembangan pesat dunia internet, yang dapat dilihat dari
data bahwa tahun 2000-2009 jumlah pengguna internet telah
melesat dari 350 juta menjadi 2 miliar lebih.
Teknologi gabungan internet-komputer (world wide web)
telah membentuk generasi baru yang lebih dahsyat jika
dibandingkan dengan revolusi yang dipicu oleh penemuan
percetakan, radio, mobil, dan televisi. Penemuan internet ini
menghasilkan society network (warga jaringan) yang tanpa
batas dan melakukan desain pola digital intimacy dalam
berkomunikasi.
Keberadaan Undang-Undang No 11 tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) nyatanya belum
cukup untuk mengatasi berbagai masalah yang ada di dunia
siber. Mengingat arti dari sibernetika yang meiliki fungsi
pengawasan, akan menjadi sedikit aneh jika pada kenyataannya
dunia siber sulit untuk diawasi. UU ITE tidak bisa hanya dibuat
begitu saja, namun harus didukung perangkat teknologi yang
bisa membantu menguatkannya. Terkait pengamanan data, Kominfo memilih dengan cara pendekatan regulasi, pendekatan
institusional, dan sosialiasi.
Pendekatan regulasi dapat menjadi landasan dasar bagi
hukum siber di Indonesia. UU ITE harus dilengkapi aturan
khusus yang mengatur perlindungan data. Selain mengatur
bagaimana data ini tidak di bajak, UU ITE juga mengatur
data apa saja yang harus dirahasiakan. sedang pendekatan
institusional, Kominfo sudah membentuk beberapa perangkat
untuk mengecek serangan-serangan pencurian data. Tugas itu
dibebankan pada Direktorat Keamanan Informasi yang dibentuk
2010. Kendati demikian, untuk pengamanan data tetap
diperlukan kerjasama antara pemerintah dan warga .
warga menurutnya harus menyadari keamanan datanya
sendiri.
Dunia siber tanpa batas ini juga melahirkan sebuah
kelompok generasi yang membedakan dengan golongan
warga yang belum mengenal keberadaan internet yang
biasa disebut sebagai iGeneration (Internet Generation). Dalam berkomunikasi warga kelompok IGeneration memiliki
keunikan tersendiri karena menciptakan ungkapan-ungkapan
dengan kata-kata atau kalimat tertentu yang tidak disaring
sebagai kata-kata tertulis yang baku.
Era Globalisasi yang diiringi dengan inovasi teknologi
informasi dan komunikasi membawa dampak terhadap
perubahan dunia, dunia menjadi tanpa batas dengan
warga yang aktif berinteraksi di dalam dunia maya dan
keberadaan media social menjadi sebuah fenomena penting
yang memungkinkan para penggunanya menyatakan pendapat
secara terbuka dan berkomunikasi dengan menggunakan
system jejaring internet namun perkembangan teknologi ini
juga melahirkan generasi warga yang sangat
ketergantungan terhadap akses internet dan tidak bisa dipungkiri
adanya teknologi informasi juga telah menghilangkan batasbatas social di dalam kehidupan warga .
Pada era dasawarsa -90 an saat periode Orde Baru
berlangsung kita mulai banyak diperkenalkan dengan berbagai
istilah tentang Globalisasi. Adanya persetujuan untuk arus
perdagangan bebas membuat kita dituntut mendukung
kemunculan fenomena globalisasi di banyak aspek. Globalisasi
yaitu sesuatu hal yang sangat dipromosikan negara-bangsa
karena dirasa akan mendorong pertumbuhan ekonomi berbagai
negara.
Negara-negara mengubah strategi ekonominya yang
berorientasi kearah globalisasi dengan membuka peluang
investasi asing, ikut arus pasar bebas, mengganti kebijakan kearah ekonomi global; yang semuanya cukup membingungkan
bagi warga yang tidak ahli di bidang ekonomi dan
globalisasi. Kecenderungan globalisasi ini semakin didukung
dengan masuknya era transformasi digital yang menandakan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
canggih.
Perubahan berproses cukup cepat dan menuntut
warga global untuk cepat beradaptasi. Akan namun sangat
disayangkan bahwa tidak semua warga negara bisa
dengan cepat beradaptasi dengan era globalisasi yang ada,
sehingga membuat sebagian warga hanya menjadi
konsumen dan pengamat dari dinamika globalisasi ini .
Teknologi yang diciptakan hanya dapat dimanfaatkan sebagai
pemenuhan kebutuhan hidup tapi tidak dapat dimanfaatkan
secara produktif untuk meningkatkan kehidupan sosial
warga . Banyak terjadi kesenjangan kelompok dengan
kehadiran era globalisasi ini. Negara dan warga yang mudah beradaptasi dengan
era ini bisa dikatakan sebagai negara maju yang berhasil
menciptakan nilai modern lebih tinggi dari negara lainnya, serta
menciptakan pola interdependency dari negara sekitarnya.
Mereka dianggap menjadi pioneer dalam segala bidang
sehingga memunculkan bentuk kapitalisme baru karena
memanfaatkan hegemoni dari modernitas yang diciptakan.
Negara lainnya yang jauh tertinggal dan tidak dapat beradaptasi
dengan baik di era globalisasi hanya bisa menjadi konsumen
yang mudah terdisrupsi dengan kemajuan teknologi dan terkucil
dalam nilai social skala global.
Globalisasi lahir dari adanya keinginan menciptakan
dunia tanpa batas sehingga terwujud persamaan dalam meraih
peluang untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi. Dalam istilah
lain yaitu strategi pembangunan berkelanjutan untuk menjamin
berlangsungnya kesejahteraan hidup maka munculah berbagai
teknologi dan informasi yang akan membantu warga
secara global. Globalisasi sangat bermanfaat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi karena menciptakan sisi kreatif bagi
manusia yang multi aspek.
Globalisasi menawarkan konektivitas dunia yang luas
yang mengatasi keterbatasan jarak dalam melakukan pola
hubungan; globalisasi telah menyempitkan dunia. Dalam
budaya global tidak dapat dihindari terjadi penyebaran nilai,
norma, dan unsur kapitalisme yang berbeda dari nilai sosial dan
budaya masing-masing negara. Ini bisa berdampak pada
hilangnya rasa nasionalisme dan tergerusnya budaya dan nilai
social yang diyakini sebelumnya.
Bisa dilihat bahwa munculnya globalisasi juga dapat
menjadi sebuah bumerang bagi warga domestik dan lokal.
Namun hal ini dapat dihindari dengan mensyaratkan
warga yang lebih pintar dan siap dalam menerima budaya
global, dengan cara memasukkan nilai-nilai lokalitas dalam
proses merespon globalisasi ini . Nilai lokalitas bisa menjadi sebuah filter dalam
penyerapan arus globalisasi dan dapat dimanfaatkan sebagai
modifikasi nilai komoditas yang juga dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan setiap negara.
Globalisasi dan lokalitas seringkali diposisikan berdiri di dua
kutub berbeda. Meskipun demikian, keduanya bisa disinergikan
dalam mendorong keberlanjutan kesejahteraan hidup
warga global dan dosmetik. Nilai lokalitas dapat mengambil
peran sebagai “filter” dan Globalisasi dapat berperan penentu
masa depan yang bersifat dinamis.
Lokalitas Dalam Dunia yang Mengglobal
Lokalitas sering dihubungkan dengan lingkungan social
yang hanya terbatas pada domain sosial dan budaya. Lokalitas
juga sering diilustrasikan sebagai sebuah konsep warga
yang cara berpikirnya masih jauh tertinggal karena tidak
menerima perubahan dan tetap berpendirian memahami konsep
hidup sesuai keyakinannya sendiri. Namun pemahaman konsep
lokalitas mulai berubah seiring kemajuan di era global. Nilai-nilai
lokalitas dapat bersinergi dengan sebuah nilai global dengan
kearifan lokal yang dimiliki. Lokalitas juga berperan dalam
mendorong kesejahteraan kehidupan manusia.
Lokalitas bukanlah lawan dari perkembangan arus
globalisasi. Lokalitas justru bisa disergikan dengan
perkembangan globalisasi seperti adanya budaya lokal yang
dapat dapat dikenalkan pada warga global dengan bantuan
teknologi komunikasi.
Globalisasi selalu dihubungkan dengan perspektif
ekonomi, yang diidentifikasikan dengan mulai berlangsungnya
arus pasar bebas, terbukanya ekonomi nasional, de-regulasi
pengurangan kontrol negara atas sumber daya ekonomi
nasional dan masuknya aliran modal internasional. Hal ini
menjadi sarana utama untuk mencapai pembangunan dan
modernisasi, dan menjadi sumber kecemasan bagi warga
lokal karena tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial yang dimiliki
sebelumnya. warga selalu diminta ikut aturan main dalam
pelaksanaan arus globalisasi dan meninggalkan cara lama
mereka dalam menjalani kehidupan, dibuka nya aliran investasi
asing akan membuka banyak korporasi yang bergerak di bidang
industrialisasi yang menuntut tenaga kerja yang memiliki skill
mengoperasikan teknologi yang canggih. sedang
warga lokal terbiasa dengan cara lama mereka dalam
menjalankan mata pencaharian sesuai dengan situasi kondisi
hanya dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada
tanpa kehadiran teknologi.
Akibatnya timbul penolakan untuk mengikuti arus
globalisasi, dan menyebabkan jauh tertinggal dengan negara
lainnya yang jauh lebih mampu beradaptasi. Pemikiran local
ini yang sering terbingkai pada warga primitive dan
tidak berkembang, padahal globalisasi tidak hanya menuntut
perubahan melalui teknologi dan alienasi cara lama dan cara
baru namun globalisasi juga membuka penawaran bagi
perkembangan pemikiran lokalitas seperti bagaimana konten lokal diglobalisasi, atau menemukan lokalitas di arus globalisasi
ini .
Globalisasi bukan hanya terkait dengan pola westernisasi,
amerikanisasi, dan peningkatan standar secara kompetitif, namun
inti dari globalisasi yaitu bagaimana meningkatkan
kesejahteraan hidup warga lokal ke ranah global. Cara
peningkatan ini bisa dengan mengelaborasikan dan
memanfaatkan nilai kearifan local yang sudah tersedia
sebelumnya. Menggali potensi yang ada dari nilai kearifan local
yang dimiliki akan menghubungkan sebuah nilai ekonomi dan
budaya yang jauh lebih memungkinkan menimbulkan dampak
timbal balik di seluruh dunia.
Sering muncul jargon seperti “Think Locally Act Globally”,
sebenarnya jargon ini ingin memberikan kesadaran bahwa
globalisasi tidak hanya tentang penetapan standar cara kemodernitasan namun juga memanfaatkan sumber daya yang telah
ada untuk menumbuhkan peran ekonomi regional agar bisa
masuk ke ranah internasional. Maka dari itu perlu dipahami bahwa pengaruh globalisasi tidak terbatas hanya pada modal
aliran keuangan dunia namun bisa dengan beragam cara seperti
memfasilitasi pengembangan ekonomi mikro yang telah dimilki
masing-masing negara sebelumnya yang diorientasikan ke
ranah global.
Ada dua model pemanfaatan nilai lokal yang
diorientasikan ke arah proses global; yaitu pertama wilayah yang
berkaitan dengan kota-kota yang memiliki keunikan dan corak
budaya serta diakui dalam skala global. Tidak hanya dilihat
secara ekonomi namun berkaitan dengan nilai agama, budaya,
serta warisan sejarah yang dimiliki sehingga membuat kota-kota
ini dikenal secara global dan mudah mengikuti arus
globalisasi yang mendukung pertumbuhan ekonominya, model
ini sering disebut sebagai lokalitas global.
Kedua yaitu model yang pusat pengembangan
ekonominya di pusatkan di ibukota sebagai pendorong
pertumbuhan ekonomi negara dan memiliki fungsi sebagai pintu
gerbang masuknya budaya luar dan ekonomi global ke lokalnya,
namun disini lokalitas dan skala regional berperan menjadi titik temu dengan meng-elaborasikan strategi ekonomi dan budaya
dari luar dengan nilai kearifan local sehingga berfungsi sebagai
pusat bisnis dan pusat budaya. Model ini disebut sebagai
globalitas lokal.
Munculnya globalisasi dapat diiringi dengan pemanfaatan
nilai-nilai lokalitas yang ada, tidak seperti pemikiran local
primitive sebelumnya bahwa kedua poin ini selalu bertolak
belakang. Secara khusus, ilustrasi ini menjelaskan bahwa
setiap negara atau kota memiliki berbagai cara untuk
berintegrasi secara global dan melakukan implikasi pada nilai
lokalitasnya.
Pertukaran lokal-global
Ada 3 parameter yang dapat dipahami yang mencerminkan
pemanfaatan lokalitas dalam orientasi globalisasi, dan berhasil
atau tidaknya suatu negara dalam mengembangkan nilai
lokalitas yang dimilikinya, yang terangkum di bawah ini:
1. Sinkronisasi penyebaran budaya dan
berfungsinya teknologi informasi dan komunikasi
dalam memfasilitasi pengembangan nilai kearifan
lokal.
Munculnya sektor Teknologi dan Informasi
Komunikasi (TIK) merupakan salah satu bentuk
integrasi ekonomi yang berhadapan dengan proses
global. Pasar TIK, mulai membuka keinginan suatu
negara untuk lebih meanggarkan biaya untuk
membuat asosiasi Research & Development, dan
bisnis afiliasi berlaku secara global. Jadi sektor TIK
menghubungkan ekonomi dan budaya yang jauh, dan
memungkinkan berbagai macam dampak timbal balik
di seluruh dunia. Selain itu juga konsentrasinya
2. Mulai beragamnya kelas profesi kreatif
Parameter kedua melibatkan distribusi spasial dari
profesi "kreatif" dari hasil penciptaan berbagai macam
lapangan pekerjaan baik skala ekonomi mikro maupun
makro yang tidak hanya tergantung pada sector
industrialisasi pusat dan jenis pendidikan. Banyak
penciptaan lapangan pekerjaan baru dari proses
bisnis inovatif seperti kedai kopi yang menciptakan
bartender, pariwisata yang menciptakan tour guide,
bisnis kuliner yang mendorong berbagai start up gojek,
grab, dibangunnya klub astetik bidang kecantikan,
kebugaran, serta distrik seni dan desain grafis yang
semuanya masih mengelaborasikan antara nilai
lokalitas dan teknologi.
3. Kunjungan Wistawan dan Aliran Modal Investasi
Asing
Parameter ketiga yaitu sejauh mana suatu kota
menjadi tempat yang menarik bagi wisatawan dan
investor asing. Pariwisata yaitu salah satu
komponen dari sistem internasional yang membentuk
globalisasi. Karenanya, kota-kota “dikomersialisasikan”
di jaringan pariwisata global sebagai pusat hiburan,
atraksi budaya, situs warisan dan ziarah, dan atraksi
lanskap. Sektor pariwisata ini juga berpotensi
menciptakan lapangan pekerjaan baru yang berarti
menurunkan angka pengangguran dan masuknya
aliran modal asing. Secara khusus, pariwisata
menggabungkan strategi ekonomi di bidang lokalitas
budaya dan terkait dengan globalisasi cara hidup
westernisasi karena mengakomodasi komoditas yang
bukan dari sektor komoditas atau adanya komodifikasi
disini.
Ketiga parameter ini menjadi gambaran bahwa
perkembangan globalisasi selalu memuat unsur lokalitas, yang
bisa dikatakan bahwa nilai kearifan local seperti budaya local,
adat istiadat, agama dan kesukuan juga punya nilai komersial
yang dapat di komodifikasikan sebagai komoditas pendorong
pertumbuhan ekonomi.
Karena nilai lokalitas ini terkadang belum dikenal
secara luas, sehingga belum mempunya nilai lebih untuk
digunakan, maka dari itu kehadiran teknologi sebagai produk
globalisasi dan keikutsertaan negara dalam mendorong
globalisasi sangat dibutuhkan untuk menyebarluaskan dan memperlihatkan nilai-nilai lokalitas yang dimiliki setiap negara
dan akan dimengerti publik yang lebih luas dengan bahasa yang
lebih universal.
Kesimpulannya bahwa globalisasi mampu menciptakan
dunia tanpa batas lewat perkembangan teknologi dan informasi
komunikasi sehingga menyempitkan dunia atau sebagai
instrumennya, lokalitas hakikatnya yaitu sebuah cara yang
digunakan sebagai upaya meluaskan dunia ini .
Tantangan dan Harapan
Era globalisasi seperti sekarang relah menimbulkan
banyak tantangan dalam kehidupan. Hal ini tidak lepas dari
adanya efek dari globalisasi, termasuk dampak menguntungkan
dan tidak menguntungkan dari globalisasi ini .Tantangan itu
sendiri menjadi perhatian bagi manusia untuk mengantisipasi
dan mampu beradaptasi dengan segala perubahan yang cepat;
terutama akibat adanya perkembangan teknologi digital dan
informasi. Efek dari globalisasi di berbagai bidang dapat dirasakan baik
secara lokal maupun global. Seperti diketahui bahwa globalisasi
merupakan upaya menjadikan komunitas global dunia sebagai
global village; karena ekonomi dunia semakin terintegrasi
dengan didukung oleh telepon seluler dan internet yang
membuat orang-orang semakin dekat dan mudah interaksinya
tanpa dihambat jarak dan waktu.
Globalisasi juga proses berkelanjutan di mana ekonomi,
warga dan budaya regional telah diintegrasikan melalui
jaringan komunikasi dan perdagangan yang menjangkau dunia.
Sejumlah efek muncul dari adanya globalisasi dalam berbagai
aspek. Ini dapat diamati di dalam interaksi pada setiap lapisan
warga ; baik ditinjau di pada individu-individu di tingkat
mikro hingga warga di tingkat makro:
• Pada level individu: adanya pengaruh internasional
terhadap orang-orang dalam suatu negara atau wilayah. • Pada level komunitas: terdapatnya pengaruh terhadap
organisasi lokal atau regional, bisnis dan ekonomi
terhadap kehidupan warga .
• Pada level kelembagaan: terdapatnya pengaruh
terhadap perusahaan multinasional, pemerintah nasional,
dan lembaga pendidikan tinggi disana terdapat siswa dari
banyak negara. Pada level ini keputusan yang dibuat
mempunyai pengaruh pada tingkat yang lebih rendah.
Efek dari globalisasi dapat diamati dengan jelas, namun untuk
meninjau efefk dalam konteks positif maupun negatife telah
menimbulkan sejumlah pandangan yang tidak sama. Hasil-hasil
dari globalisasi sering dianggap positif oleh para pendukung dan
negatif oleh para kritikusnya.
Dalam konteks negara berkembang globalisasi telah
membawa manfaat dan keuntungan sekaligus menyebabkan
pula dampak negatifnya. Dampak positif yaitu manfaat dan
keuntungan dari globalisasi antara lain sebagai berikut :19
1. Dalam hal pengentasan kemiskinan (poverty
alleviation).
Globalisasi mempunyai peran penting dalam upaya
pengentasan kemisikinan di negara-negara berkembang.
2. Membuka peluang pekerjaan (employment situation)
Melalui globalisasi, warga dari berbagai negara
yang berbeda dapat berpeluang mendapatkan pekerjaan
bukan hanya di negara mereka masing-masing, namun
lebih luas lagi peluang itu ada dalam skala global.
3. Kemajuan Teknologi (technology)
Ini yaitu kekuatan besar yang mendorong dunia menuju
penyatuan yang sama (converging commonality). Televisi
dan media memainkan peran penting dalam
mempengaruhi persepsi dunia; yaitu dari entitas dan realitas local maupun nasional yang relatif kecil, menuju
kepada kepedulian internasional dan juga pasar global.
4. Peningkatan pendidikan (education)
Globalisasi telah membuka akses perguruan tinggi secara
lebih luas dan terbuka sehingga mengurangi kesenjangan
pengetahuan antara negara berkembang dengan negara
maju. Selain itu semakin terbuka juga partisipasi
partisipasi yang lebih besar dari perempuan dalam
pendidikan tinggi, adanya permintaan sektor swasta yang
meningkat untuk lulusan, dan sebagainya.
5. Dalam perdagangan luar negeri (foreign trade) dan
investasi asing (foreign investment)
Globalisasi berpengaruh pada perdagangan dari negara
berkembang, terutama perdagangan luar negerinya.
Globalisasi telah menyebabkan penurunan biaya
perdagangan di dunia, termasuk menyebabkan
pengurangan pajak impor barang. Dalam hal investasi
asing, globalisasi menyediakan sumber daya, modal, dan teknologi bagi negara yang akan mendukung
pembangunan ekonomi dari negara tuan rumah (host
country). Negara berkembang secara langsung dan tidak
langsung dapat membentuk partisipasi mereka dalam
kegiatan ekonomi di dunia.
sedang dampak negatif dari globalisasi yang berpotensi
merugikan negara-negara berkembang antara lain sebagai
berikut:20
1. Persoalan hilangnya pekerjaan (unemployment)
Dalam satu bagian globalisasi dapat membuka peluang
kerja, namun di bagian lain telah menyebabkan situasi
pengangguran di banyak wilayah negara berkembang.
Hal ini jika pekerja domestik tidak mampu bersaing dan
perannya digantikan oleh pekerja asing yang lebih
mempunyai kapabilitas.
2. Menyebarnya jaringan makanan cepat saji (spread of
fast foods chain):
Pertumbuhan makanan cepat saji di negara berkembang,
seperti Kentucky Fried Chicken (KFC) misalnya, telah
mengubah cara makan secara nyata. Banyak orang
membeli fast food karena murah dan cepat. Hal ini banyak
menggantikan makanan yang dimasak dirumah dan
dinikmati bersama dengan saudara maupun teman.
Makanan tradisional yang relatif aman banyak digantikan
dengan soda, burger, makanan berlemak, dominan
mengandung gula, garam dan sebagainya; yang
mengakibatkan epidemi diabetes global diabetes,
obesitas, dan penyakit kronis lainnya.
3. Menyebarnya Budaya Barat (Western culture)
Globalisasi telah menyebabkan penyebaran budaya dan
pengaruh Barat dengan mengorbankan budaya lokal di
negara berkembang seperti di Asia, Amerika latin, Afrika, dan sebagainya. Banyak orang lebih bangga dengan
mempraktekkan budaya Barat namun dengan
mengabaikan budayanya sendiri. Misalnya dalam cara
berpakaian, berbahasa, pola piker dan sebagainya.
4. Menyebarnya penggunaan computer, fax, dan telepon
seluler (computers, faxes and mobile phones)
Globalisasi telah mengenalkan penggunaan internet, ecommerce dan alat transportasi yang lebih cepat dan
murah. Ini dalam satu bagian menawarkan kesempatan
kepada negara berkembang, namun dalam bagian lain
memperdalam kesenjangan antara perusahaan global
dan industri tradisional domestic (local).
sedang dalam konteks adanya revolusi Digital dan
Teknologi Informasi juga telah membawa dampak positif yaitu
manfaat dan keuntungan; sekaligus dapat pula menyebabkan
sebaliknya yaitu dampak negatif. Dampak positif dari teknologi
digital dan informasi antara lain sebagai berikut :
1. Adanya hubungan diantara orang-orang dan juga
kelompok warga yang semakin cepat di dalam
konteks global, domestik dan juga lokal. Ini akan
memperludah menjalankan banyak kegiatan yang
memerlukan kecepatan waktu di dalam penyampaian
informasi-informasi. Selain itu juga dapat mempererat
dan memperkuat sinergi diantara banyak orang
meskipun terpisah jarak yang relatif jauh. Banyak
kegiatan yang bisa diselesaikan secara lebih efektif
dan menghemat waktu dan biaya.
2. Adanya media sosial yang memungkinkan banyak
orang dan kelompok orang bisa berinteraksi secara
intensif dan mudah diakses secara luas, mudah dan
murah. Media sosial ini seperti Facebook, Twitter,
telegram, WhatsApp dan sebagainya. Media sosial ini
juga meningkatkan partisipasi dari banyak orang
mengenai kegiatan tertentu ataupun respon tertentu
atas sebuah peristiwa dan sebagainya. Ini juga menunjukkan bahwa media sosial meningkatkan
peran dan partisipasi dari warga dalam berbagai
bidang; baik itu sosial, politik, ekonomi, budaya,
pendidikan, lingkungan dan sebagainya.
3. Adanya kemudahan di dalam penyampaian data
seperti file, dokumen, foto, video, hasil kegiatan, dan
juga berbagi link-link internet yang perlu diakses oleh
banyak orang. Di era revolusi digital ini data lebih
mudah didapatkan dengan bantuan internet dan bisa
tersimpan atau terdokumentasikan dengan lebih
mudah tanpa khawatir data ini hilang. Hal ini
karena data-data ini dapat di download dan
disimpan oleh banyak orang yang memerlukannya.
4. Dalam konteks pendidikan, adanya akses data dan
informasi yang mudah dan murah melalui teknologi
digital dan internet dapat memajukan dunia pendidikan
secara lebih maju dibanding sebelumnya. Banyak
pengetahuan dan wawasan yang bisa diakses dengan
lebih mudah oleh para pendidik, akademisi dan juga
pelajar di hampir semua jenjang pendidikan; baik
pendidikan dasar, menengah maupun pendidikan
tinggi. Ini menyebabkan perkembangan ilmu
pengetahuan menjadi semakin maju.
Akan namun di bagian lain perkembangan teknologi digital
termasuk internet itu juga mempunyai dampak negatif yang
sifatnya merugikan. Dapat disebutkan antara lain sebagai
berikut:
1. Adanya eksklusivitas dari para pengguna media sosial. Ini
menyebabkan antara orang satu dengan lainnya, atau
antara kelompok satu dengan yang lainnya, menjadi
saling asing satu sma lain. Hal ini bisa terjadi jika media
sosial itu menjadi sebuah wadah yang sifatnya eksklusif
dan terttutup.Kondisi ini bisa muncul dari pengguna media
sosial yang membatasi diri berkomunikasi hanya dengan
pihak tertentu; ataupun juga bentuk ketergantungan pada
media sosial yang menyebabkan seseorang itu menjadi jauh dari lingkungan sekitarnya, serta cenderung
menikmati dunianya sendiri secara eksklusif.
2. Adanya penyebaran berita yang sukar bisa dikendalikan
dan disaring mana yang benar dan mana yang hoax.
Penyebaran berita hoax seperti ini menyebabkan orang
ataupun juga warga menjadi pihak yang rentan
untuk terpengaruh. Menjadi sangat berbahaya manakala
penyebaran berita itu dijadikan sarana untuk
mengacaukan sendi-sendi tata kehidupan warga
dengan motivasi tertentu seperti aksi teror, merusak
kestabilan dan sebagainya.
3. Adanya ketergantungan yang tinggi pada teknologi digital
yang menyebabkan orang-orang menjadi kecanduan
(addicted) dan sukar dapat terlepas darinya. Ini terjadi
dengan banyaknya game-game yang dibuat dengan
banyak platform, terlebih lagi yang sifatnya online. Resiko
ini lebih besar lagi manakala game-game ini bermuatan kekerasan dan juga muatan lain yang bisa
merusak moral maupun mental penggunanya.
4. Adanya penyalahgunaan teknologi untuk kegiatan yang
destruktif. Ini antara lain dengan maraknya penipuan
online dan tindak kriminal lainnya seperti adanya agitasi,
provokasi hingga penyebaran aksi-aksi teror yang
meresahkan warga . Kejadian seperti ini bisa
bersumber dari pelaku yang sifatnya transnasional
bahkan global.
Dampak-dampak yang ditimbulkan baik positif maupun
negatif itu menunjukkan bahwa warga dunia, termasuk
warga yang ada di indonesia dihadapkan pada persoalan
yang kurang lebih sama. Ini telah menjadi persoalan yang
sifatnya lintas batas negara karena danya fenomena borderless
world yang menyebabkan hilangnya sekat-sekat batas teritorial
warga (borderless society).
yaitu menjadi sebuah tantangan yaitu bagaimana kondisi
global yang terkait erat dengan keadaan lokal itu mengubah pola perilaku hidup di banyak warga . Tantangan itu berupa nilainilai dasar berupa local wisdom yang bisa digunakan untuk
membendung pengaruh negatif dari revolusi digital di era global,
tanpa harus menutup diri dari perkembangan teknologi yang
terus berkembang pesat
Era globalisasi yang disertai inovasi teknologi informasi
dan komunikasi berdampak pada perubahan global di dunia.
Dunia menjadi tanpa batas dengan interaksi orang-orang di
dunia maya secara aktif. Pengaruh dari globalisasi terjadi dalam
warga secara umum yang menunjukkan adanya kaitan erat
antara global dan lokal yang kemudian dikenal sebagai globallokal atau glokal (glocality).
Ini juga menggambarkan bahwa kondisi sekarang ini
ditandai hiklangnya batas-batas kontak antara dunia
internasional dengan warga lokal yang dikenal sebagai
bentuk dari dunia tanpa batas atau borderless world; termasuk
menghasilkan kondisi warga yang tidak tersekat-sekat oleh wilayahnya secara eksklusif atau borderless society. Pengaruh
pada warga ini berdampak pada dua hal yaitu dampak yang
sifatnya konstruktif atau positif serta di bagian lain yaitu
dampak yang sifatnya merugikan atau negatif.
Globalisasi merupakan fenomena penting di era modern.
Istilah globalisasi awalnya banyak digunakan dalam tulisantulisan populer dan akademis yang menggambarkan suatu
proses, kondisi, sistem atau juga suatu kekuatan dan dinamika
zaman. Globalisasi, sebagai sebuah konsep, mengacu pada
peningkatan kesadaran dunia secara keseluruhan.
Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan
perubahan dalam warga dunia dan dipengaruhi oleh
komunikasi, pertukaran budaya dan perdagangan lintas batas.
Globalisasi yaitu dunia yang saling berhubungan dan ditandai
dengan adanya budaya massa global. Istilah umum globalisasi
menunjukkan suatu kondisi dunia dimana terdapat keterkaitan
yang erat antara sosial, politik, ekonomi, budaya, lingkungan,
komunikasi dan sebagainya. Hal ini menyebabkan batas- batas suatu wilayah formal menjadi tidak relevan, atau dengan
kata lain tidak menghalangi proses perkembangan selanjutnya
dari proses globalisasi ini.
Tulisan ini didasarkan pada pendekatan yang sifatnya
internasional-domestik atau intermestik (intermestic) yang
merupakan konsep yang menjelaskan bahwa peristiwa dan juga
fenomena-fenomena secara internasional mempunyai pengaruh
terhadap keadaan yang ada di tingkat domestik dan juga lokal.
Tinjauan ini didasarkan pada pengaruh dari revulusi
digital yang terjadi di dunia global yang mempunyai pengaruh
sampai ke tingkat lokal. Untuk mengetahuikondisi yang ada di
tingkat dunia global yang merujuk pada dunia internasional maka
di ditunjukkan bahwa ada kondisi di tingkat global yang terjadi di
saat ini yang tidak bisa dihindari oleh warga lokal yaitu
gobalisasi.
Salah satu aspek pentig bahwa globalisasi ini mempunyai
pengaruh pada kondisi domestik dan lokal yaitu
perkembangan komunikasi berbasis teknologi digital dan
penggunaannya yang banyak digunakan oleh masyarakadi
seluruh dunia
Hubungan antara dimensi global dan lokal dikenal
sebagai glokalisasi. Konsep ini menurut Roland Robertson
(2014) mengacu pada fenomena yang menyebar, mengalir dan
juga tersebar dari satu tempat ke tempat lain dan disesuaikan
dengan tingkat lokal. Hal ini juga berlaku untuk komunikasi yang
terjadi di tingkat komunitas lokal melalui alat bantu seperti
telepon seluler dan juga melalui media sosial, yang tidak hanya
lisan secara langsung namun juga melalui media pesan atau teks
singkat, berbagi gambar dan simbol yang diartikan sebagai
bentuk emoji dalam melakukan percakapan.
Dapat dikatakan bahwa perubahan komunikasi pada
dimensi lokal sangat dipengaruhi oleh perkembangan jaringan
internet. Orang-orang dapat melakukan banyak interaksi sosial
secara lebih virtual melalui media daripada secara langsung.
Dalam konteks ini pengaruh dari globalisasi terjadi dalam warga secara umum yang menunjukkan adanya kaitan erat
antara global dan lokal yang kemudian dikenal sebagai globallokal atau glokal (glocality).
Ini juga menggambarkan bahwa kondisi sekarang ini
ditandai hilangnya batas-batas kontak antara dunia internasional
dengan warga lokal yang dikenal sebagai bentuk dari dunia
tanpa batas atau borederless world termasuk menghasilkan
kondisi warga yang tidak tersekat-sekat oleh wilayahnya
secara eksklusif atau borderless society. Pengaruh pada
warga ini berdampak pada dua hal yaitu dampak yang
sifatnya konstruktif atau positif serta di bagian lain yaitu
dampak yang sifatnya merugikan atau negatif.
Dampak-dampak yang ditimbulkan baik positif maupun
negatif itu menunjukkan bahwa warga dunia, termasuk
warga yang ada di Indonesia dihadapkan pada persoalan
yang kurang lebih sama. Ini telah menjadi persoalan yang
sifatnya lintas batas negara karena danya fenomena borderless
world yang menyebabkan hilangnya sekat-sekat batas teritorial warga (borderless society). Ini merupakan satu tantangan
yaitu bagaimana kondisi global yang terkait erat dengan keadaan
lokal itu mengubah pola perilaku hidup di banyak warga .
Tantangan itu berupa nilai-nilai dasar berupa local wisdom yang
bisa digunakan untuk membendung pengaruh negatif dari
revolusi digital di era global, tanpa harus menutup diri dari
perkembangan teknologi yang terus berkembang pesat
Keberadaan media sosial menjadi fenomena penting
yang memungkinkan penggunanya mengungkapkan
pendapatnya secara terbuka. Kegiatan komunikasi dengan
menggunakan sistem jaringan internet di sisi lain melahirkan
generasi warga yang mengalami ketergantungan terhadap
akses internet dan teknologi informasi yang juga telah
menghilangkan batasan sosial dalam kehidupan warga .
Hal ini memungkinkan terjadinya kesenjangan sosial
dalam memanfaatkan perkembangan teknologi di era digital.
Oleh karena itu, warga dalam menerima tren digitalisasi sebagai budaya global harus lebih berhati-hati agar terhindar
dari dampak negatif teknologi yang dibuat sendiri.
Kesimpulan dalam buku ini menekankan adanya pada
paradoks dari dampak globalisasi di tingkat lokal yang
disebabkan oleh kuatnya perkembangan teknologi digital yang
pesat dan masif. Di satu sisi, perkembangan teknologi digital
telah meningkatkan interaksi di tingkat global dan lokal, dan telah
mendekatkan dunia yang dipisahkan oleh jarak dan waktu.
Namun sekaligus menjadi paradoks, karena di sisi lain - di tingkat
lokal - berpotensi mempengaruhi putusnya ikatan sosial dan
hubungan individu yang ada di lingkungan lokal yang sama.