Tampilkan postingan dengan label bisnis internasional 2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label bisnis internasional 2. Tampilkan semua postingan

Jumat, 29 Desember 2023

bisnis internasional 2




WTO harus mengikuti prinsip-prinsip dasar perdagangan, yaitu:
a) Sebuah sistem perdagangan harus bebas dari diskriminasi dalam arti bahwa satu 
negara tidak bisa hak istimewa mitra dagang tertentu atas orang lain dalam 
sistem, juga tidak dapat membedakan terhadap produk dan jasa asing. 
b) Sebuah sistem perdagangan harus cenderung ke arah lebih banyak kebebasan, 
yaitu menuju hambatan perdagangan yang lebih sedikit (Tarif dan hambatan non-
tarif). 
c) Sebuah sistem perdagangan harus diprediksi, dengan perusahaan asing dan 
pemerintah meyakinkan bahwa hambatan perdagangan tidak akan dibangkitkan 
secara sewenang-wenang dan bahwa pasar akan tetap terbuka. 
d) Sebuah sistem perdagangan harus cenderung ke arah kompetisi yang lebih besar. 
e) Sebuah sistem perdagangan harus lebih akomodatif untuk negara-negara 
berkembang, memberi mereka lebih banyak waktu untuk menyesuaikan, 
fleksibilitas yang lebih besar, dan lebih istimewa. 
World Trade Organization memberikan perhatian khusus pada bidang-bidang 
sebagai berikut : 
a) Pertanian 
b) Layanan 
c) Non-pertanian 
d) Hak Kekayaan Intelektual 
e) Fasilitas penanaman modal, persaingan, kebijakan, pengadaan pemerintah dan 
perdagangan Perdagangan 
f) Aturan Perdagangan 
g) Sengketa Pemukiman
h) Perdagangan dan lingkungan 
i) Perdagangan, keuangan dan utang
 j) Perdagangan dan transfer teknologi 
k) Electronic commerce 
Peranan WTO dalam perdagangan di era globalisasi in diantaranya yaitu sebagai 
berikut :
a) mendukung pelaksanaan, pengaturan, dan penyelenggaraan persetujuan yang 
telah dicapai untuk mewujudkan sasaran perjanjian tersebut, 
b) sebagai forum perundingan bagi negara-negara anggota mengenai perjanjian-
perjanjian yang telah dicapai beserta lampiran-lampirannya, termasuk 
keputusan-keputusan yang ditentukan kemudian dalam Perundingan Tingkat 
Menteri, 
c) mengatur pelaksanaan ketentuan mengenai penyelesaian sengketa perdagangan; 
d) mengatur mekanisme peninjauan kebijakan di bidang perdagangan.
e) menciptakan kerangka penentuan kebijakan ekonomi global berkerja sama 
dengan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank), serta 
badan-badan yang berafiliasi.
INTEGRASI REGIONAL
Integrasi ekonomi regional yaitu perjanjian antar negara dalam suatu wilayah 
geografis untuk mengurangi sampai menghilangkan hambatan tarif dan non tarif atas 
barang dan jasa serta faktor produksi. Tumbuhnya integrasi ekonomi suatu kawasan 
didorong oleh :
a) Potensi ekonomi dimaksimalkan sehingga memiliki  daya saing lebih baik.
b) Potensi politik terutama bagi negara kecil tetapi kaya.
c) Resolusi konflik.
Untuk melakukan sebuah integrasi ekonomi regional harus ada kondisi yang 
dinamakan dengan prakondisi integrasi yaitu :
a) Asimilasi sosial
b) Kesamaan 
c) Keuntungan bersama
d) Biaya relatif rendah
e) Kedekatan hubungan dengan masa lampau
f) Pegaruh eksternal
Dalam sebuah integrasi ekonomi ada yang dinamakan dengan tingkat integrasi 
ekonomi yaitu: 
a) Free Trade Area d) Economic Union
b) Custom Union e) Political Union
c) Common Marke
UNI EROPA
Menurut Hill (2014) Uni Eropa yaitu bentuk dari dua faktor politik, yaitu kehancuran 
eropa barat dan keinginan bangsa Eropa untuk mempertahankan panggung politik 
dan ekonomi mereka sendiri di dunia. Selain itu banyak orang eropa menyadari 
potensi keuntungan ekonomi dari integrasi ekonomi yang lebih erat dari neraga-
negara uni eropa. 
Percobaan untuk menyatukan negara Eropa telah dimulai sebelum terbentuknya 
negara-negara modern; mereka telah terjadi beberapa kali dalam sejarah Eropa. Tiga 
ribu tahun lalu, Eropa didominasi oleh bangsa Celt, dan kemudian ditaklukan dan 
diperintah Kekaisaran Roma yang berpusat di Mediterania. Awal penyatuan ini 
diciptakan dengan cara paksa. Kekaisaran Franks dari Charlemagne dan Kekaisaran 
Suci Roma menyatukan wilayah yang luas di bawah administrasi yang longgar selama 
beberapa ratus tahun. Belakangan pada 1800-an customs union di bawah Napoleon 
Bonaparte, dan penaklukan pada 1940-an oleh Nazi Jerman hanya terjadi sementara 
saja.
Dikarenakan koleksi bahasa Eropa dan budayanya, percobaan penyatuan ini biasanya 
melibatkan  dari negara yang tidak bersedia, menciptakan ketidakstabilan. Salah satu 
percobaan penyatuan secara damai melalui kerjasama dan persamaan anggota 
dibuat oleh pasifis Victor Hugo pada 1851. sesudah Perang Dunia  dan Perang Dunia II, 
keinginan untuk mendirikan Uni Eropa semakin meningkat, didorong oleh keinginan 
untuk membangun kembali Eropa dan menghilangkan kemungkinan perang lainnya. 
Oleh karena itu dibentuklah European Coal and Steel Community oleh Jerman, 
Perancis, Italia, dan negara-negara Benelux. ini terjadi oleh Perjanjian Paris 
(1951), ditandatangani pada April 1951 dan dimulai pada Juli 1952.
sesudah itu terbentuk juga European Economic Community didirikan oleh Perjanjian 
Roma pada 1957 dan diimplementasikan pada 1 Januari 1958. Kemudian komunitas 
ini berubah menjadi Masyarakat Eropa yang yaitu 'pilar pertama' dari 
Uni Eropa. Uni Eropa telah ber-evolusi dari sebuah badan perdagangan menjadi 
sebuah kerja sama ekonomi dan politik.
Dari pergantian namanya dari "Masyarakat Ekonomi Eropa" ke "Masyarakat Eropa" 
hingga ke "Uni Eropa" menandakan bahwa organisasi ini telah berubah dari sebuah 
kesatuan ekonomi menjadi sebuah kesatuan politik. Kecenderungan ini ditandai 
dengan meningkatnya jumlah kebijakan dalam UE.
Gambaran peningkatan pemusatan ini diimbangi oleh dua faktor, yaitu:
Pertama, beberapa negara anggota memiliki beberapa tradisi domestik 
pemerintahan regional yang kuat. ini memicu peningkatan fokus tentang 
kebijakan regional dan wilayah Eropa. Sebuah Committee of the Regions didirikan 
sebagai bagian dari Perjanjian Maastricht.
Kedua, kebijakan UE mencakup beberapa kerja sama yang berbeda:
a) Pengambilan keputusan yang otonom: negara-negara anggota telah memberikan 
kepada Komisi Eropa kekuasaan untuk mengeluarkan keputusan-keputusan di 
wilayah-wilayah tertentu seperti contoh: undang-undang kompetisi, kontrol 
Bantuan Negara dan liberalisasi.
b) Harmonisasi: hukum negara-negara anggota diharmonisasikan melalui proses 
legislatif UE, yang melibatkan Komisi Eropa, Parlemen Eropa dan Dewan Uni 
Eropa. Akibat dari ini hukum Uni Eropa semakin terasa hadir dalam sistem-
sistem negara anggota.
c) Ko-operasi: negara-negara anggota, yang bertemu sebagai Dewan Uni Eropa 
sepakat untuk bekerja sama dan mengkoordinasikan kebijakan-kebijakan dalam 
negeri mereka.
Ketegangan antara UE dan kompetensi nasional (atau sub-nasional) bertahan lama 
dalam perkembangan Uni Eropa. Semua negara calon anggota harus memberlakukan 
undang-undang agar selaras dengan kerangka hukum Eropa bersama, yang dikenal 
sebagai Acquis Communautaire. 
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara atau Association of Southeast Asian 
Nations (ASEAN) yaitu sebuah organisasi negara-negara di kawasan Asia 
Tenggara yang didirikan di Bangkok, Thailand, pada 8 Agustus 1967 berdasarkan 
Deklarasi Bangkok oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. 
Selama lebih dari empat dekade ASEAN telah mengalami banyak perubahan dan 
perkembangan yang positif dan signifikan menuju tahapan baru yang lebih integratif 
dan berwawasan ke depan dengan dibentuknya Komunitas ASEAN (ASEAN 
Community) pada tahun 2015. ini diperkuat dengan disahkannya Piagam ASEAN 
(ASEAN Charter) yang secara khusus akan menjadi landasan hukum dan landasan jati 
diri ASEAN ke depannya.
Pembentukan Komunitas ASEAN diawali dengan komitmen para pemimpin ASEAN 
dengan ditandatanganinya ASEAN Vision 2020 di Kuala Lumpur pada tahun 1997 yang 
mencita-citakan ASEAN sebagai suatu komunitas yang berpandangan maju, hidup 
dalam lingkungan yang damai, stabil dan makmur, serta dipersatukan oleh hubungan 
kemitraan.
Tekad untuk membentuk Komunitas ASEAN kemudian dipertegas lagi pada KTT ke-9 
ASEAN di Bali pada tahun 2003 dengan ditandatanganinya ASEAN Concord II. ASEAN 
Concord II yang menegaskan bahwa ASEAN akan menjadi sebuah komunitas yang 
aman, damai, stabil, dan sejahtera pada tahun 2020.
Bahkan, pada KTT ke-12 ASEAN di Cebu, Filipina, pada Januari 2007, komitmen untuk 
mewujudkan Komunitas ASEAN dipercepat dari tahun 2020 menjadi tahun 2015 
dengan ditandatanganinya “Cebu Declaration on the Acceleration of the 
Establishment of an ASEAN Community by 2015”. Tujuan dari pembentukan 
Komunitas ASEAN yaitu untuk lebih mempererat integrasi ASEAN dalam 
menghadapi perkembangan konstelasi politik internasional. ASEAN menyadari 
sepenuhnya bahwa ASEAN perlu menyesuaikan cara pandangnya agar dapat lebih 
terbuka dalam menghadapi permasalahan-permasalahan internal dan eksternal.
Negara-negara ASEAN memproklamirkan pembentukan komunitas ASEAN (ASEAN 
Community) yang terdiri atas tiga pilar yaitu: 
a) Komunitas Keamanan ASEAN (ASEAN Security Community/ASC), 
b) Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC), dan 
c) Komunitas Sosial-Budaya ASEAN (ASEAN Socio-Cultural Community/ASCC). 
Tiga pilar pendukung ini akan menjadi paradigma baru yang akan 
menggerakkan kerjasama ASEAN ke arah sebuah komunitas dan identitas baru yang 
lebih mengikat. 
ASEAN Economic Community 2015 akan diarahkan kepada pembentukan sebuah 
integrasi ekonomi kawasan dengan mengurangi biaya transaksi perdagangan, 
memperbaiki fasilitas perdagangan dan bisnis, serta meningkatkan daya saing sektor 
UMKM. Pemberlakuan AEC 2015 bertujuan untuk menciptakan pasar tunggal dan 
basis produksi yang stabil, makmur, berdaya saing tinggi, dan secara ekonomi 
terintegrasi dengan regulasi efektif untuk perdagangan dan investasi, yang di 
dalamnya ada  arus bebas lalu lintas barang, jasa, investasi, dan modal serta 
difasilitasinya kebebasan pergerakan pelaku usaha dan tenaga kerja. Implementasi 
AEC 2015 akan berfokus pada 12 sektor prioritas, yang terdiri atas tujuh sektor barang 
(industri pertanian, peralatan elektonik, otomotif, perikanan, industri berbasis karet, 
industri berbasis kayu, dan tekstil) dan lima sektor jasa (transportasi udara, pelayanan 
kesehatan, pariwisata, logistik, dan industri teknologi informasi atau e-ASEAN). 
RANGKUMAN
Bisnis internasional tidak akan pernah lepas dari kegiatan kerjasama internasional 
antar negara. ini terjadi karena kegiatan bisnis internasional tanpa adanya 
kerjasama antar negera akan memiliki banyak hambatan. Kerjasama antar negara ini 
dapat memperlancar segala macam aktivitas bisnis internasional. kegiatan bisnis 
internasional bukan saja kegiatan business to business akan tetapi juga harus 
melibatkan government to government apalagi yang berkaitan dengan kebijakan 
yang harus diambil oleh pemerintah menyangkut investasi dan lainnya.
Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yaitu sebuah organisasi internasional yang 
menetapkan aturan untuk perdagangan internasional melalui konsensus di antara
negara-negara anggotanya. ini juga menyelesaikan sengketa antara anggota, yang 
semuanya penandatangan set perjanjian perdagangan. WTO menyatakan bahwa 
tujuannya yaitu untuk meningkatkan perdagangan internasional dengan mem-
promosikan hambatan perdagangan yang lebih rendah dan menyediakan platform 
untuk negosiasi perdagangan dan bisnis mereka.  
Integrasi ekonomi regional yaitu perjanjian antar negara dalam suatu wilayah 
geografis untuk mengurangi sampai menghilangkan hambatan tarif dan non tarif atas 
barang dan jasa serta faktor produksi. Tumbuhnya integrasi ekonomi suatu kawasan 
didorong oleh :
1. Potensi ekonomi dimaksimalkan sehingga memiliki  daya saing lebih baik.
2. Potensi politik terutama bagi negara kecil tetapi kaya.
3. Resolusi konflik.
Menurut Hill (2014) Uni Eropa yaitu bentuk dari dua faktor politik, yaitu kehancuran 
eropa barat dan keinginan bangsa Eropa untuk mempertahankan panggung politik 
dan ekonomi mereke sendiri di dunia. Selain itu banyak orang eropa menyadari 
potensi keuntungan ekonomi dari integrasi ekonomi yang lebih erat dari negara-
negara uni eropa. 

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Suryo 
Bambang Sulisto menilai penerapan area perdagangan bebas ASEAN (ASEAN Free 
Trade Area/AFTA) bisa menimbulkan dampak negatif bagi perekonomian Indonesia. 
ini karena industri strategis Indonesia masih kalah dibanding asing.
"Penerapan AFTA itu justru tidak menimbulkan dampak positif. Hal itu banyak 
mengancam industri strategis kita," kata Suryo dalam konferensi pers Proyeksi 
Ekonomi Kadin 2013 di Hotel Grand Sahid Jakarta, Selasa (11/12/2012).
Suryo mencontohkan, bisnis waralaba asing saat ini sudah tumbuh signifikan. ini 
justru berdampak ke usaha tradisional. Beruntung Kementerian Perdagangan telah 
menerapkan aturan baru tentang waralaba yang justru mendukung pengusaha lokal 
untuk bisa bersaing. "Atas aturan ini, kami dukung. Sehingga pengusaha nasional 
turut menikmati industri waralaba," tambahnya.
Catatan Kadin, kinerja perdagangan produk industri tahun 2007-2011 justru defisit, 
kecuali India. Pertumbuhan impor 2-3 kali lebih tinggi dari pertumbuhan ekspor. 
Dengan Jepang, pertumbuhan impor Indonesia mencapai 31,2 persen. Namun 
pertumbuhan ekspor Indonesia hanya 7,07 persen. Dengan China, pertumbuhan 
impor lebih dari 300 persen, sehingga defisit perdagangan semakin besar.
"Dalam kasus perdagangan bebas ini, Indonesia berada pada pihak yang dirugikan 
dengan korban pengusaha sektor industri. Memang kondisi perdagangan antara 
negara dan wilayah berbeda-beda, tapi belajar dari kasus ini pemerintah
BISNIS INTERNASIONAL
52
mutlak harus hati-hati," tambahnya.
Suryo menilai diplomasi dan perdagangan Indonesia saat ini lemah dan sering kalah. 
Negoisasi dengan pihak mitra asing tidak dilakukan secara cermat dan sering 
diabaikan dengan menyerahkan pada pelaku negoisasi eselon bawah.
"Sehingga Indonesia selalu kalah dalam diplomasi dagang seperti ini. Beban kerugian 
yang besar juga ditanggung oleh dunia usaha," tambahnya.

Aliansi strategis dibentuk dalam rangka meningkatkan keunggulan bersaing 
perusahaan yang terlibat dalam kegiatan atau aktivitas bisnis internasional. Adanya 
perjanjian kerjasama secara global untuk mengadakan daerah pasar bebas (AFTA) 
mendorong banyak pihak eksternal atau yang dalam ini yaitu Multi-National 
Corporations (MNCs) untuk berinvestasi ke negara-negara berkembang yang 
memiliki kelebihan dalam aspek Sumber Daya Manusia dan bahan baku yang mudah 
di dapatkan pada kawasan Asia Tenggara, khususnya Indonesia. 
PERUSAHAAN MULTINASIONAL
Perusahaan multinasional yaitu suatu perusahaan yang berbasis di satu negara 
(negara induk) akan tetapi perusahaan itu memiliki kegiatan produksi ataupun 
pemasaran cabang di negara – negara lain (negara cabang).
Di beberapa dekade akhir abad ke-20, transformasi pesat dunia industri mengambil 
bentuknya yang baru. Kemajuan mencolok ilmu dan teknologi, sebagai mesin 
penggerak suatu masyarakat, dunia mendapatkan pengaruhnya dari berbagai sudut. 
Perekonomian yaitu salah satu bidang yang mengalami berbagai perubahan 
mencolok di masa-masa tersebut. Yang pasti, munculnya berbagai perusahaan 
multinasional, hingga batas tertentu, membuka peluang bagi globalisasi ekonomi.
Pengalaman pertumbuhan ekonomi pada abad kesembilan belas di Negara-negara 
maju banyak bersumber dari dari pergerakan modal internasional yang cukup deras 
pada waktu itu. Mobilitas faktor-faktor produksi yang terjadi antar Negara mencapai 
titik puncaknya dengan hadirnya perusahaan-perusahaan multinasional. Mungkin 
perkembangan yang terpenting dalam hubungan-hubungan ekonomi internasional 
selama dua dasawarsa terakhir ini yaitu lonjakan mengagumkan kekuatan dan

(International Strategic Alliance)
pengaruh perusahaan-perusahaan raksasa multinasional. Merekalah penyalur 
utama aneka faktor produksi, mulai dari modal, tenaga kerja dan teknologi produksi, 
semuanya dalam skala besar-besaran, dari satu Negara ke Negara lainnya. 
Dalam operasinya ke berbagai Negara-negara dunia ketiga, mereka menjalankan 
berbagai macam operasi bisnis yang inovatif dan kompleks sehingga tidak bias lagi 
kita pahami hanya dengan perangkat teori-teori perdagangan yang sederhana, 
apalagi mengenai distribusi keuntungannya. Perusahaan-perusahaan raksasa, 
seperti IBM, Ford, Exon, Philips, Hitachi, British Petroleum, Renault, Volkswagen, dan 
Coca-Cola, telah sedemikan rupa mendunia dalam operasinya sehingga kalkulasi atas 
distribusi keuntungan-keuntungan yang dihasilkan oleh produksi internasional itu 
kepada penduduk setempat dan pihak asing menjadi semakin sulit dilakukan.
Arus sumber-sumber keuangan internasional dapat terwujud dalam dua bentuk. 
Yang pertama yaitu penanaman modal asing yang dilakukan oleh pihak swasta 
(private foreign investment) dan investasi portofolio, terutama berupa penanaman 
modal asing “langsung” (PMI). Penanaman modal seperti ini juga dapat disebut 
Foreign Direct Investment (FDI). FDI atau investasi langsung luar negeri yaitu salah 
satu ciri penting dari sistem ekonomi yang kian mengglobal. Ia bermula saat sebuah 
perusahaan dari satu negara menanamkan modalnya dalam jangka panjang ke 
sebuah perusahaan di negara lain. Dengan cara ini perusahaan yang ada di negara 
asal (biasa disebut 'home country') bisa mengendalikan perusahaan yang ada di 
negara tujuan investasi (biasa disebut 'host country') baik sebagian atau seluruhnya. 
Caranya dengan si penanam modal membeli perusahaan di luar negeri yang sudah 
ada atau menyediakan modal untuk membangun perusahaan baru di sana atau 
membeli sahamnya sekurangnya 10%.
KONSEP ALIANSI STRATEGIS
Aliansi strategis yaitu hubungan formal antara dua atau lebih kelompok untuk 
mencapai satu tujuan yang disepakati bersama ataupun memenuhi bisnis kritis 
tertentu yang dibutuhkan masing-masing organisasi secara independen. Aliansi 
strategis pada umumnya terjadi pada rentang waktu tertentu, selain itu pihak yang 
melakukan aliansi bukanlah pesaing langsung, namun memiliki kesamaan produk 
atau layanan yang ditujukan untuk target yang sama. Dengan melakukan aliansi, 
maka pihak-pihak yang terkait haruslah menghasilkan sesuatu yang lebih baik melalui 
sebuah transaksi. Rekanan dalam aliansi dapat memberikan peran dalam aliansi 
strategis dengan sumberdaya seperti produk, saluran distribusi, kapabilitas 
manufaktur, pendanaan proyek, pengetahuan, keahlian ataupun kekayaan 
intelektual. Dengan aliansi maka terjadi kooperasi atau kolaborasi dengan tujuan 
muncul sinergi.
Aliansi strategis yaitu hubungan formal antara dua atau lebih kelompok untuk 
mencapai suatu tujuan yang disepakati bersama atau memenuhi kebutuhan bisnis 
kritis tertentu yang dibutuhkan masing-masing organisasi secara independen. 
Strategi aliansi ini dilakukan diantara perusahaan yang berbeda dalam berbagai 
bidang keahlian sebagai aliansi yang saling menguntungkan dan pengembangan 
peluang bisnis. Dalam bisnis internasional tidak selamanya mengalami kemudahan 
dalam mengembangkan perusahaan. ini mengartikan bahwa berbisnis 
memerlukan strategi untuk meningkatkan perdagangan internasional dengan 
memakai  teknologi serta pengembangan yang ada di era globalisasi saat ini.
RUANG LINGKUP ALIANSI STRATEGIS
Sebelum korporasi melakukan aliansi strategi dengan rakanan, secara internal 
korporasi harus melakukan beberapa persiapan. ini dilakukan agar aliansi yang 
dijalankan berhasil sukses. Pemikiran yang mendalam tentang struktur dan rincian 
bagaimana aliansi akan dikelola perlu mempertimbangkan hal berikut dalam 
perencanaan proses aliansi. Korporasi terlebih dahulu mendefinisikan outcome yang 
diharapkan melalui hubungan aliansi strategis, selain juga menentukan elemen-
elemen apa saja yang dapat disediakan oleh masing-masing pihak dan keuntungan 
yang akan diperoleh. Korporasi juga perlu terlebih dahulu melakukan proteksi atas 
berbagai hak kekayaan intelektual melalui beberapa kesepakatan dan perjanjian legal 
agar tidak terjadi proses transfer pengetahuan yang merugikan. Korporasi juga harus 
sejak awal menentukan pada layanan atau produk apa yang akan dijalankan. Untuk 
keberhasilan pengoperasian layanan ataupun produk, korporasi perlu mengkaji 
sejauh mana ada  kompatibilitas budaya perusahaan agar tercipta tingkat 
kepercayaan yang baik. sesudah beberapa kajian ini dilakukan, sesungguhnya 
proses pembentukan aliansi strategis yaitu melalui tahapan berikut:
a. Pengembangan Strategi. Pada tahap ini akan dilakukan kajian tentang kelayakan 
aliansi, sasaran dan rasionalisasi, pemilihan fokus isu yang utama dan menantang, 
pengembangan sumberdaya strategi untuk mendukung produksi, teknologi, dan 
sumber daya manusia. Pada tahapan ini dilakukan penyesuaian sasaran dengan 
strategi keseluruhan perusahaan/ korporasi. 
b. Penilaian Rekanan. Pada tahap ini dilakukan analisis potensi rekan yang akan 
dilibatkan, baik kekuatan maupun kelemahan, penciptaan strategi untuk meng-
akomodasi semua gaya manajemen rekanan, menyiapkan kriteria pemilihan 
rekanan, memahami motivasi rekanan dalam membangun aliansi dan memper-
jelas gap kapabilitas sumber daya yang mungkin akan dikeluarkan oleh rekanan. 
c. Negosiasi Kontrak. Tahap ini mencakup penentuan apakah semua pihak memiliki 
sasaran yang realistik, pembentukan team negosiasi, pendefinisian kontribusi 
masing-masing pihak dan pengakuan atas proteksi informasi penting, pasal-pasal 
terkait pemutusan hubungan, hukuman/penalti untuk kinerja yang buruk, dan 
prosedur yang jelas dan dapat dipahami dalam interaksi. 
d. Operasionalisasi Aliansi. Operasionalisasi aliansi mencakup penegasan komitmen 
manajemen senior masing-masing pihak, penentuan sumber daya yang 
digunakan untuk aliansi, menghubungkan dan menyesuaian anggaran dan 
sumberdaya dengan prioritas strategis, penegasan kinerja dan hasil dari aktivitas 
aliansi. 
e. Pemutusan Aliansi. Aliansi dapat dihentikan dengan syarat-syarat tertentu yang 
disepakati. Pada umumnya ketika sasaran tidak tercapai, atau ketika partner 
melakukan perubahan prioritas strategis, atau melakukan realokasi sumberdaya 
ke tempat yang berbeda.
JENIS  ALIANSI STRATEGIS
Ada empat tipe aliansi strategi, yaitu joint venture, equity strategic alliance, non-
equity strategic alliance, dan global strategic alliances.  
a. Joint Venture yaitu aliansi strategis dimana dua atau lebih perusahaan 
menciptakan perusahaan yang independen dan legal untuk saling berbagi sumber 
daya dan kapabilitas untuk mengembangkan keunggulan bersaing. 
b. Equity Strategic Alliance yaitu aliansi strategis dimana dua atau lebih 
perusahaan memiliki persentase kepemilikan yang dapat berbeda dalam 
perusahaan yang dibentuk bersama namun mengkombinasikan semua sumber 
daya dan kapabilitas untuk mengembangkan keunggulan bersaing. 
c. Nonequity Strategic Alliance yaitu aliansi strategis dimana dua atau lebih 
perusahaan memiliki hubungan kontraktual untuk memakai  sebagian 
sumber daya dan kapabilitas unik untuk mengembangkan keunggulan bersaing. 
d. Global Strategic Alliances yaitu kerjasama secara partnerships antara dua atau 
lebih perusahaan lintas negara dan lintas industri. Terkadang aliansi ini dibentuk 
antara korporasi (atau beberapa korporasi) dengan pemerintah asing.
HAMBATAN ALIANSI STRATEGIS INTERNASIONAL
Aliansi strategik yaitu sarana bagi perusahaan untuk menginternalisasi 
kompetensi atau transfer knowledge dari perusahaan partner. Transfer knowledge 
tergantung pada bagaimana mudahnya knowledge dapat dipindahkan, diinter-
pretasikan dan diserap (Hamel et al., 1989). 
Dalam proses ini Hedlund dan Zander (dalam Simonin, 1999) menekankan perlunya 
mempertimbangkan dampak yang lebih tajam terhadap knowledge, khususnya 
ambiguitas, yaitu perlawanan terhadap komunikasi yang jelas, keberadaan di dalam 
konteks, dan yang bersifat khusus. Reed dan De Fillippi (1990) menjelaskan bahwa 
ada rintangan/kendala yang kuat untuk memulai peniruan (imitation) dari 
ketidakmampuan pesaing untuk memahami kompetensi yang yaitu sumber 
keunggulan bersaing.
Lippman dan Rumelt  memandang ambiguitas kausal (dalam 
ini ambiguitas dasar mengenai sifat pada keterkaitan kausal antara tindakan dan 
hasil): " Ambiguitas sebagai faktor yang bertanggung jawab terhadap tindakan kinerja 
yang unggul (atau kinerja yang rendah) yaitu penghalang yang kuat pada 
mobilitas faktor dan peniruan (imitation) ". Hal yang penting dalam ambiguitas causal 
yaitu kurangnya pemahaman pada keterkaitan secara logis antara tindakan dan 
hasil, input dan output, sebab dan akibat yang berhubungan dengan teknologi atau 
know-how proses (Simonin, 1999).
Jika ambiguitas kausal dalam penempatan sumberdaya dan keahlian (skill) yang 
yaitu sumber keunggulan bersaing menciptakan rintangan terhadap peniruan 
(Reed dan DeFillippi, 1990), dengan perluasan terhadap konteks aliansi strategik, juga 
akan mengurangi kecenderungan terhadap pembelajaran (learning) dari partner. 
Sehingga pada saat tingkat ambiguitas yang berhubungan dengan kompetensi 
partner tinggi, memungkinkan penyerapan dan pengembalian knowledge secara 
efektif terhadap kompetensi menjadi lebih terbatas 
Selanjutnya juga dijelaskan bahwa ada beberapa faktor multipel yang menentukan 
tingkat ambiguitas transfer knowledge pada aliansi strategik. Faktor-faktor ini 
yaitu: tacitness, aset yang bersifat khusus (specificity), kompleksitas, pengalaman, 
protectiveness, perbedaan budaya organisasional diantara partner........

Di beberapa dekade akhir abad ke-20, transformasi pesat dunia industri mengambil 
bentuknya yang baru. Kemajuan mencolok ilmu dan teknologi, sebagai mesin 
penggerak suatu masyarakat, dunia mendapatkan pengaruhnya dari berbagai sudut. 
Perekonomian yaitu salah satu bidang yang mengalami berbagai perubahan 
mencolok di masa-masa tersebut. Yang pasti, munculnya berbagai perusahaan 
multinasional, hingga batas tertentu, membuka peluang bagi globalisasi ekonomi.
Aliansi strategis yaitu hubungan formal antara dua atau lebih kelompok untuk 
mencapai satu tujuan yang disepakati bersama ataupun memenuhi bisnis kritis 
tertentu yang dibutuhkan masing-masing organisasi secara independen. Aliansi 
strategis pada umumnya terjadi pada rentang waktu tertentu, selain itu pihak yang 
melakukan aliansi bukanlah pesaing langsung, namun memiliki kesamaan produk 
atau layanan yang ditujukan untuk target yang sama. Dengan melakukan aliansi, 
maka pihak-pihak yang terkait haruslah menghasilkan sesuatu yang lebih baik melalui 
sebuah transaksi. Rekanan dalam aliansi dapat memberikan peran dalam aliansi 
strategis dengan sumberdaya seperti produk, saluran distribusi, kapabilitas 
manufaktur, pendanaan proyek, pengetahuan, keahlian ataupun kekayaan 
intelektual. Dengan aliansi maka terjadi kooperasi atau kolaborasi dengan tujuan 
muncul sinergi.
Sebelum korporasi melakukan aliansi strategi dengan rakanan, secara internal 
korporasi harus melakukan beberapa persiapan. ini dilakukan agar aliansi yang 
dijalankan berhasil sukses. Pemikiran yang mendalam tentang struktur dan rincian 
bagaimana aliansi akan dikelola perlu mempertimbangkan hal berikut dalam 
perencanaan proses aliansi.

NESTLE
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan, hingga kini 
belum ada produk Nestle di Indonesia yang diketahui tercemar daging kuda. "Badan 
POM sedang meneliti sekarang, apakah ada (kandungan daging kuda)," kata Nafsiah 
di kompleks Istana Negara, Jakarta, Selasa, 19 Februari 2013.
Menurut Nafsiah, penemuan jejak DNA kuda dalam produk Nestle yaitu hal 
baru. Karena itu, Badan POM melakukan penelitian untuk mengetahui ada atau 
tidaknya kandungan daging kuda dalam produk Nestle. "Kalau memang ada, tentu 
akan ditarik (produknya)," ujar dia. "Tapi sampai sekarang belum ada."
Nestle, perusahaan makanan terbesar dunia, menarik produk makanannya yang 
tercemar daging kuda di Italia dan Spanyol. 
Langkah ini dilakukan sesudah tes menunjukkan jejak DNA kuda dalam produk itu. 
Perusahaan berbasis di Swiss ini menghentikan pengiriman produk yang 
mengandung daging dari pemasok di Jerman. Nestle yaitu perusahaan terbaru 
dalam barisan produsen pangan utama yang menemukan jejak daging kuda dalam 
makanan berlabel daging sapi. Skandal daging kuda, yang semula hanya ditemukan di 
Inggris, kini menyebar ke banyak negara Eropa. Juru bicara perusahaan itu 
mengatakan, tingkat DNA kuda yang ditemukan sangat rendah, tapi di atas 1 persen
Pertanyaan: Berikan alternatif solusi bagi nestle dalam menghadapi permasalahan di 
atas?

Pengelolaan bisnis internasional menjadi sesuatu yang sangat penting jika  
perusahaan ingin unggul dalam kompetisi global, dengan pengelolaan yang baik akan 
memicu keunggulan perusahaan meningkat. 
Pengelolaan ini dimulai dari analisis pasar luar negeri lalu dilanjutkan dengan 
menetapkan strategi untuk memasuki pasar lua negeri. sesudah itu dilakukan barulah 
perusahaan menentukan aktivitas yang akan dilakukan untuk masuk ke pasar global.
Analisis Pasar Luar Negeri
Analisis pasar luar negeri yaitu salah satu kegiatan yang sangat penting 
dilakukan oleh perusahaan yang ingin berkecimpung dalam kegiatan bisnis 
internasional. Analisis pasar ini terdiri dari beberapa kegiatan, diantaranya yaitu :
a) Penyaringan Pasar, dimana metode analisis dan penilaian pasar yang 
memungkinkan manajemen untuk mengidentifikasikan beberapa kecil pasar yang 
diinginkan dengan mengeliminasi pasar-pasar yang dianggap kurang menarik.
b) Riset Pasar, kegiatan yang dilakukan untuk menentukan potensi kebutuhan pasar.
c) Pemindaian Lingkungan, perusahaan memindai dunia untuk mengamati 
perubahan kekuatan-kekutan lingkungan yang akan mempengaruhi eksistensi 
perusahaan tersebut.
Kegiatan di atas akan membantu manajemen menyediakan informasi mengenai 
berbagai ancaman dan peluang di dunia.
Penyaringan pasar dapat membantu dua pihak perusahaan yaitu perusahaan yang 
sepenuhnya menjual di pasar domestik tetapi yakin dapat meningkatkan
 
BISNIS INTERNASIONAL
(International Business Management)
penjualannya dengan melakukan ekspansi ke pasar-pasar luar negeri dan perusahaan 
multinasional tetapi ingin memastikan bahwa kondisi yang berubah tidak akan 
menciptakan pasar-pasar yang disadari oleh manajemen perusahaan. Dalam 
penyaringan pasar dilakukan jenis yaitu :
a) Penyaringan Negara, yaitu penggunaan negara sebagai dasar untuk seleksi pasar
b) Penyaringan Segmen, yaitu penggunaan segmen pasar sebagai dasar untuk 
seleksi pasar.
Dalam kegatan penyaringan pasar dilakukan beberapa proses sebagai berikut :
a) Proses Penyaringan Pertama
Dalam proses penyaringan pertama ini di nilai potensi kebutuhan dasar dimana 
jika tidak ada kebutuhan maka tidak ada satupun pengorbanan usaha dan uang 
yang secara wajar akan memungkinkan perusahaan itu untuk memasarkan 
barang dan jasanya, selain itu perdagangan dan investasi luar negeri berdasar 
pada penerbitan beragam data perdagangan industri, dimana banyak diantaranya 
dipublikasikan dalam situs internet perusahaan tersebut. Dari penyaringan 
pertama ini kita dapat ketahui bahwa impor tidak sepenuhnya mengukur potensi 
pasar. ini disebabkan karena kurangnya valuta asing, terjadinya pajak dan 
markup harga proyek dan tekanan politik.
b) Proses Penyaringan Kedua
1. Bidang Keuangan, seperti tingkat inflasi, nilai tukar, suku bunga, ketersediaan 
pinjaman, kebiasaan membayar konsumen dan tingkat pengembalian dari 
investasi serupa
2. Indikator Pasar, dimana data-data ekonomi berfungsi sebagai tolok ukur untuk 
mengukur kekuatan relatif dari pasar di berbagai wilayah geografis.
3. Faktor Pasar yang cenderung memiliki korelasi yang tinggi untuk suatu produk 
tertentu.
4. Analisis Tren teknis statistik atau rata-rata aritmatik dimana observasi 
berikutnya dari suatu variabel dengan interval waktu yang teratur dianalisis 
untuk memperoleh pola teratur yang digunakan untuk memprediksikan masa 
depan.
5. Analisis Kelompok dan Teknik-teknik Lainnya dimana para pemasar meng-
gunakan analisis kelompok untuk mengidentifikasi sekelompok pasar dimana 
satu pendekatan promosi dapat digunakan.
6. Pemtakhiran Berkala. Jika estimasi ini berubah cukup besar dalam 
pemutakhiran berkala yang dilakukan terhadap seluruh prediksi jangka 
panjang, maka manajemen dapat mengubah sejauhmana perusahaan akan 
terlibat sejalan dengan estimasi baru.
c) Proses Penyaringan Ketiga
Proses penyaringan ketiga ini memakai  kekuatan politik dan hukum seperti 
danya pembatasan kuota impor yang akan bernilai positif jika  manajemen 
sedang mempertimbangkan untuk mendirikan pabrik di luar negeri dan bernilai 
negatif jika  manajemen ingin melakukan ekspor. Pertimbangan manajemen 
dalam berinvestasi ke luar negeri nyaitu hambatan pengiriman laba dan stabilitas 
kebijakan.
d) Proses Penyaringan Keempat
Pada proses penyaringan keempat dilakukan terhadap para kandidat yang tersisa 
berdasarkan faktor sosiokultural, ini menjadi sangat sulit karena sosiokultural 
sangat subjektif dan data sulit untuk dikumpulkan dari jarak jauh. Yang 
sesungguhnya ingin diketahui pihak manajemen yaitu manakah dari negara 
ini yang akan menjadi prospek terbaik bagi produk perusahaan.
e) Proses Penyaringan Kelima
Proses penyaringan kelima inii mencakup :
a. Jumlah, ukuran dan kekuatan keuangan para pesaing
b. Pangsa pasar
c. Strategi pemasaran 
d. Efektivitas yang terlihat dari program-program promosi
e. Tingkat kualitas dari lini-lini produk
f. Sumber dari produk-produk mereka diimpor atau diproduksi secara lokal
g. Kebijakan penetapan harga
h. Tingkat layanan purna jual
i. Saluran distribusi
j. Lingkup pasar
STRATEGI MEMASUKI PASAR LUAR NEGERI
Ekspor – Impor
Ekspor yaitu sebuah kegiatan menjual produk-produk yang dibuat di negara sendiri 
untuk digunakan atau dijual kembali ke negara-negara yang lain. Sedangkan impor 
yaitu membeli produk-produk yang dibuat di negara-negara lain untuk digunakan 
atau dijual kembali di negara sendiri.
Dalam ekspor impor ada dua jenis produk yang diperdagangkan yaitu barang dan 
jasa. Perbedaan antara barang dan jasa itu sendiri sudah pasti terletak pada tangible 
dan intangible sebuah produk. 
Investasi Internasional
Investasi internasional yaitu modal yang dipasok oleh penduduk suatu negara ke 
penduduk negara lainnya. Ada dua macam kategori dari investasi internasional ini, 
yaitu:
a) Foreign Direct Investment/Penanaman Modal Asing Langsung. Investasi yang 
dilakukan untuk tujuan secara aktif mengendalikan kekayaan, aset, atau 
perusahaan-perusahaan yang ada  di negara-negara tujuan. Negara dimana 
ada  kantor pusat induk disebut negara asal (home country) dan setiap negara 
lainnya di mana perusahaan ini beroperasi disebut negara tujuan (host 
country).
b)  Portofolio Investment/Investasi Portofolio. Investasi Portofolio yaitu pembelian 
aset-aset keuangan asing (saham, obligasi, sertifikat deposito) untuk tujuan
di luar pengendalian. Yang menjadi tujuan dari portofolio investment ini hanyalah 
keuntungan finansial belaka, bukan untuk memegang penuh kendali atas sebuah 
perusahaan atau bisnis di negara tujuan.
Bentuk Lain Perdagangan Internasional yaitu: 
Lisensi, yaitu kesepakatan kontrak dimana suatu perusahaan di suatu negara 
memberikan lisensi penggunaan hal kekayaan intelektualnya (paten, merek 
dagang, nama merek, hak cipta, atau rahasia dagang) kepada suatu perusahaan di 
negara kedua dengan mendapatkan pembayaran royalti. Contoh : Coca Cola, 
Aqua, Gitar Fender.
Franchise (Waralaba), yaitu suatu bentuk khusus lisensi , terjadi jika  suatu 
perusahaan di suatu negara (pemberi waralaba) memberikan wewenang kepada 
suatu perusahaan di negara kedua (pemegang waralaba) untuk memakai  
sistem  pengoperasiannya dan juga nama merek, merek dagang, dan logo dengan 
mendapatkan pembayaran royalti. Contoh: Mc Donald, Pizza Hut, Burger King.
Kontrak Manajemen, Kontrak manajemen yaitu kesepakatan dimana suatu 
perusahaan di suatu negara setuju untuk mengoperasikan fasilitas atau 
memeberikan jasa manajemen lainnya kepada perusahaan di negara lain dengan 
mendapatkan imbalan yang telah disepakati.
Turnkey project, Perjanjian kontrak dimana suatu perusahaan menyetujui untuk 
mengerjakan desain keseluruhan, mengerjakan  konstruksi, dan membangun 
fasilitas yang kemudian diserahkan kepada pembeli jika sudah siap untuk 
dioperasikan.
Patungan (joint ventures), Perjanjian antara dua atau lebih perusahaan untuk 
bekerjasama dan membangun kepemilikan bersama yang terpisah dari 
perusahaan induknya.
Lisensi Internasional
Lisensi yaitu pemberian beberapa hak (intangible rights) kepada perusahaan asing, 
yang meliputi pemberian hak untuk memproses, hak paten, program, merek, hak 
cipta, atau keahlian.
Ada beberapa keuntungan ketika perusahaan melakukan lisensi :
a) Pemberi lisensi menerima tambahan keuntungan dibanding hanya terpaku pada 
suatu proses atau metode di dalam negeri
b) Dapat memperluas siklus hidup produk perusahaan
c) Pemberi lisensi mengalami peningkatan penjualan atas pergantian suku cadang di 
luar negeri
d) Penerima lisensi akan mendapatkan hak memproses dan teknologi sehingga 
mengurangi biaya riset dan pengembangan.
Sedangkan beberapa kerugian yang mungkin terjadi akibat penerapan lisensi yaitu :
a) Penerima lisensi dapat menjadi pesaing dagang
b) Penjuaa barang atas merek tidak terkontrol dengan baik
c) Banyak ada  barang palsu
d) Mutu produk yang dihasilkan penerima lisensi buruk.
Dengan perjanjian pemberian lisensi sebuah perusahaan pemegang lisensi akan 
memberikan kepada perusahaan lain hak untuk memakai  suatu jenis keahlian 
dan penerima lisensi membayarkan suatu royalti selama masa kontrak.
Waralaba Internasional
Waralaba internasional yaitu cara yang strategis untuk mengurangi ketergantungan 
pada permintaan domestik dan tumbuh baru, pusat pendapatan dan laba masa 
depan di seluruh dunia. Memperluas merek global melalui waralaba melibatkan 
risiko rendah, membutuhkan investasi minimal dan menawarkan potensi upside yang 
sangat besar pada peningkatan kemampuan. Di sini saya melihat apa yang waralaba 
internasional, manfaatnya, contoh perusahaan yang telah berhasil waralaba 
internasional, bagaimana untuk memulai waralaba dan di mana untuk mencari 
bantuan tambahan.
Waralaba yaitu penyatuan sumber daya dan kemampuan untuk mencapai 
pemasaran strategis, distribusi dan penjualan tujuan untuk sebuah perusahaan. Ini 
biasanya melibatkan franchisor yang memberikan kepada individu atau perusahaan 
(franchisee), hak untuk menjalankan bisnis menjual produk atau layanan di bawah 
model bisnis waralaba sukses dan diidentifikasi oleh merek dagang franchisor atau 
merek. 
Franchisor meminta biaya di muka awal untuk franchisee, terhutang pada saat 
penandatanganan perjanjian waralaba. Biaya lain seperti pemasaran, iklan atau 
royalti, dapat diterapkan dan sebagian besar didasarkan pada bagaimana kontrak 
dinegosiasikan dan setup. Iklan, pelatihan dan dukungan lainnya jasa yang disediakan 
oleh pemilik waralaba. Selain memasuki pasar luar negeri baru dengan pelanggan 
tambahan, waralaba internasional juga dapat menawarkan apa yang disebut pemilik 
master franchisee asing. Orang-orang ini biasanya berasal dari negara dan 
memahami masalah-masalah politik dan birokrasi di negaranya jauh lebih baik 
daripada orang luar. 
Master asing pemilik waralaba membayar biaya di muka yang besar dan kuat untuk 
memperoleh wilayah geografis yang ditunjuk atau, dalam beberapa kasus, seluruh 
negara di mana mereka beroperasi sebagai mini atau sub-waralaba perusahaan, 
menjual waralaba, mengumpulkan royalti, pelatihan pemilik dan mengawasi semua 
hal-hal terkait lainnya. Mereka bahkan bisa membuka unit sendiri. Secara umum,
jumlah tertentu waralaba harus diuraikan untuk hak eksklusif untuk memakai  
model bisnis di seluruh negeri. Domino Pizza International Inc mulai melayani 
konsumen di luar Amerika Serikat pada tahun 1983 ketika toko pertama dibuka di 
Winnipeg, Kanada. Sejak saat itu, Domino Pizza International telah memperluas 
jangkauan global untuk menyertakan lebih dari 55 pasar internasional dilayani oleh 
lebih dari 3.230 toko. Keberhasilan  Domino Pizza di luar AS yaitu karena hubungan 
kolaboratif antara franchisee yang luar biasa dan tim perusahaan yang mendukung 
mereka. Bersama-sama, kami terus berusaha untuk mendukung kebijakan 'Satu 
Merek-satu Sistem' untuk menjadi yang terbaik perusahaan pengiriman pizza di 
dunia. 

VIVAnews - Guna mengantisipasi kasus hukum yang melibatkan bisnis waralaba 
seperti kasus McDonald's versus Bambang Rachmadi, Bapepam-LK dinilai perlu turut      
melakukan pengawasan. Saya usulkan Bapepam-LK ikut mengawasi waralaba untuk 
antisipasi agar kasus seperti McDonald's tidak terulang lagi, karena ini terkait 
kepemilikan saham," kata Komite Tetap Waralaba dan Lisensi Kadin Indonesia Amir 
Karamoy di Jakarta, Kamis, 5 November 2009. Kadin telah mengusulkan ini kepada 
pemerintah dan sedang dalam proses sounding pada Menteri Perdagangan sebagai 
otoritas pengatur waralaba. Menurut Amir, kasus perseteruan McDonald's dengan
Bambang Rachmadi karena tidak adanya mekanisme clean break dalam perjanjian 
franchise. "Artinya, waktu break (pemutusan perjanjian) harus clean (bersih) atau 
tidak ada tuntutan hukum," katanya. Padahal dalam PP No. 42 tahun 2007, telah 
mengatur mekanisme clean break tersebut. Jika ada pemutusan perjanjian waralaba, 
maka kedua belah pihak diminta untuk sepakat. "Sehingga jika ada dispute seperti itu, 
tidak perlu lewat pengadilan. Seperti waralaba di Amerika Serikat, tidak pernah lewat 
pengadilan, tapi dengan arbitrase atau mediasi melalui asosiasi," kata dia. 
Menurutnya, sistem mediasi seperti demikian di Indonesia belum sepenuhnya 
berjalan optimal.
Sumber: http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/103122-antisipasi_kasus_mcd_ 
waralaba_harus_diawasi
Pertanyaan: Berikan alternatif solusi bagi permasalahan di atas? 

Pertumbuhan perekonomian dunia yang mengarah kepada era globalisasi dewasa ini 
berdampak kepada semakin tingginya tingkat persaingan bisnis antar organisasi baik 
yang beroperasi pada tingkat domestik, regional, maupun internasional. Pasar 
internasional menjadi tanpa batas negara (unboundaries). Berbagai strategi bisnis 
internasional dirumuskan oleh setiap organisasi agar organisasi bisnis (perusahaan) 
mampu tetap eksis dan menguasai pasar internasional. 
Bab ini akan membahas mengenai pengertian dan peranan penting manajemen 
strategik internasional, berbagai faktor yang mempengaruhi manajemen strategik 
internasional, berbagai sumber keunggulan kompetitif yang dimiliki organisasi, 
berbagai alternatif pilihan keputusan strategis yang dapat diambil oleh organisasi, 
berbagai komponen di dalam strategi internasional, langkah-langkah dalam mekan 
strategi internasional, dan berbagai tingkatan atau level yang ada dalam strategi 
internasional.  
PENGERTIAN DAN ARTI PENTING
PERANAN MANAJEMEN STRATEGIK INTERNASIONAL 
Manajemen strategik internasional menurut Griffin and Pustay (2010:29) yaitu 
transaksi bisnis antara berbagai pihak yang berasal lebih dari satu negara. Transaksi 
bisnis ini meliputi pembelian berbagai barang di suatu negara dan mengirimkannya 
ke negara lain untuk diproses atau dirakit, dikirimkan kembali dalam bentuk produk 
jadi ke negara lain untuk dijual secara ritel, membangun pabrik di luar negeri guna 
memperoleh biaya buruh yang lebih rendah, atau peminjaman uang dari suatu bank 
di suatu negara untuk membiayai operasional di negara lain. Pihak-pihak yang terlibat 
dalam transaksi ini dapat berupa individu, perusahaan, kelompok perusahaan, 
dan atau agen pemerintah.

(International Strategic Management)
Ball et al (2012:8) menyatakan bahwa bisnis internasional yaitu aktivitas bisnis 
yang operasinya melewati batas-batas negara. Aktivitas ini meliputi perdagangan 
internasional, operasi manufaktur diluar negeri, industri jasa diluar negeri seperti 
transportasi, pariwisata, periklanan, konstruksi, penjualan ritel, perdagangan besar, 
dan komunikasi massa. 
Hill (2009:32) menyatakan bahwa bisnis internasional yaitu aktivitas bisnis 
yang dilakukan oleh banyak perusahaan yang mengikatkan diri pada perdagangan 
maupun investasi internasional.
Berbagai aktivitas yang dilakukan dalam bisnis internasional yaitu:
a) Ekspor (exports), yaitu aktivitas penjualan produk yang dihasilkan oleh suatu 
negara untuk dikonsumsi maupun dijual kembali di negara lain.
b) Impor (imports), yaitu aktivitas pembelian produk yang dihasilkan oleh negara lain 
untuk dikonsumsi maupun dijual kembali di negara sendiri.
c) Investasi luar negeri (foreign investments), yaitu penanaman modal oleh suatu 
negara di negara lain. Bentuk investasi luar negeri dapat berupa investasi langsung 
diluar negeri (foreign direct investment) maupun investasi portofolio diluar negeri 
(foreign portfolio investments). Investasi langsung diluar negeri seperti properti, 
aset, pabrik, kantor perwakilan perusahaan, dan lain sebagainya. Sedangkan 
investasi portofolio diluar negeri seperti pembelian aset keuangan diluar negeri 
seperti saham, obligasi, sertifikat deposito, dan lain sebagainya.
d) Lisensi luar negeri (international licensing), yaitu perjanjian kontrak dimana 
perusahaan suatu di suatu negara membeli lisensi penggunaan hak kekayaan 
intelektual seperti penggunaan paten, merek dagang, nama merek, hak cipta, dan 
lain sebagainya.
e) Waralaba internasional (international franchising), yaitu bentuk khusus dari 
lisensi luar negeri dimana perusahaan di suatu negara bertindak sebagai pemberi 
otorisasi (franchisor) bagi perusahaan lain diluar negeri (franchisee) untuk 
memakai  sistem operasi  franchisor termasuk nama merek, merek dagang, 
dan logo perusahaan franchisor dengan membayar royalti kepada perusahaan 
franchisor.
f) Kontrak manajemen internasional (international management contracts), yaitu 
perjanjian kontrak dimana perusahaan di suatu negara menyetujui untuk 
mengoperasikan berbagai fasilitas atau menyediakan jasa manajerial kepada 
perusahaan di negara lain dengan menerima pembayaran yang telah disepakati 
dalam perjanjian kontrak manajemen.
g) Kontrak manufaktur (international manufacturing contracts), yaitu perjanjian 
kontrak dimana perusahaan manufaktur di suatu negara mengalihkan proses 
manufakturnya baik sebagian maupun keseluruhan kepada perusahaan lain diluar 
negeri.
h) Turnkey project, yaitu  perjanjian kontrak dimana suatu perusahaan menyetujui 
untuk mengerjakan desain keseluruhan, mengerjakan konstruksi, dan
membangun fasilitas yang kemudian diserahkan kepada pembeli jika sudah siap 
untuk dioperasikan.
i) Patungan (joint ventures), yaitu perjanjian antara dua atau lebih perusahaan 
untuk bekerjasama dan membangun kepemilikan bersama yang terpisah dari 
perusahaan induknya.
Bentuk organisasi bisnis internasional yaitu perusahaan multinasional (multi-
national corporation) yaitu perusahaan yang melibatkan diri pada dalam berbagai 
bisnis internasional dalam bentuk investasi langsung diluar negeri dan memiliki 
kendali atas berbagai aktivitas pemberian nilai tambah di lebih dari satu negara. 
Dalam bisnis internasional, perusahaan akan melakukan proses perencanaan 
manajerial yang komperehesif untuk merumuskan dan mengimplementasikan 
strategi internasionalnya agar perusahaan mampu bersaing dalam bisnis 
internasional secara efektif. Hasil dari perumusan manajemen strategik internasional 
berupa pengembangan berbagai rencana strategis internasional dalam ruang lingkup 
bisnis internasional yang komprehensif dalam mencapai visi dan misi perusahaan 
internasional. 
Secara konseptual ada  banyak kesamaan antara pengembangan strategi 
bersaing di dalam suatu negara (domestik) dengan multi negara (internasional). 
Keduanya sama-sama merumuskan strategi bisnis pada berbagai tingkatan atau level 
strategi bisnis dengan mengedepankan keunggulan bersaing yang dimilikinya. 
Perbedaannya yaitu pada ruang lingkup bisnis yang dihadapinya. Pada perusahaan 
domestik, pengembangan strategi bersaing difokuskan pada bagaimana perusahaan 
dapat tetap eksis dan mengusai pasar domestik. Namun pada perusahaan 
internasional, pengembangan strategi bersaing lebih difokuskan pada bagaimana 
perusahaan internasional mengembangkan pasar domestiknya maupun pasar luar 
negerinya dan menguasai pasar internasional.
Griffin and Pustay (2010:29) menyatakan bahwa bisnis internasional berbeda dengan 
bisnis domestik dalam beberapa hal yaitu:
a) Bisnis internasional melibatkan banyak negara, sehingga akan melibatkan 
banyak mata uang yang berbeda. Oleh karena itu, perlu dilakukannya penetapan 
nilai tukar suatu mata uang terhadap mata uang lainnya.
b) Sistem hukum yang berbeda pada berbagai negara, sehingga perlu dilakukan 
adaptasi praktek-praktek bisnis terhadap sistem hukum yang berlaku di masing-
masing negara.
c) Budaya setiap negara berbeda, sehingga perlu dilakukan adapatasi terhadap 
budaya yang berlaku di masing-masing negara.
d) Ketersediaan sumber daya (sumber daya alam, sumber daya manusia, 
teknologi) berbeda di setiap negara, sehingga produk yang akan dihasilkan pun 
berbeda di masing-masing negara.
Perencanaan strategis internasional yaitu suatu proses dalam mengembang-
kan suatu strategi bisnis internasional tertentu guna melakukan penetrasi pasar 
(masuk ke pasar) internasional dan bersaing dalam pasar internasional. Perencanaan 
strategis internasional menjadi tanggung jawab dari para eksektif manajemen 
puncak (top management) pada kantor pusat perusahaan internasional dan para 
manajer senior pada kantor domestik dan kantor cabang perusahaan di berbagai 
negara. Hampir seluruh perusahaan besar memiliki staf perencana bisnis 
internasional dalam memberikan bantuan teknis bagi manajemen puncak ketika 
mereka merencanakan strategi bisnis internasional. 
Berbagai pertanyaan mendasar yang digunakan oleh suatu perusahaan internasional 
dalam menentukan apakah akan bersaing dalam pasar internasional, yaitu :
a) Produk apa yang akan dijual oleh perusahaan internasional? Perusahaan 
internasional harus memfokuskan pada keunggulan komparatif dan atau 
keunggulan kompetitifnya atas produknya di pasar internasional. Keunggulan 
pembeda (distinctive competence) dari produknya akan menjadikan produk 
perusahaan mampu bersaing atau tidak di pasar internasional. 
b) Dimana dan bagaimana produk ini akan dibuat? Perusahaan internasional 
harus mempertimbangkan skala keekonomian atas produksinya agar memiliki 
harga jual yang kompetitif di pasar internasional. Perusahaan cenderung akan 
memilih negara-negara dengan biaya investasi, biaya logistik, maupun biaya 
produksi yang lebih murah agar perusahaan dapat beroperasi dengan lebih 
efisien. 
c) Dimana dan bagaimana produk ini akan dijual? Perusahaan internasional 
harus mempertimbangkan strategi pasar yang meliputi strategi segmentasi pasar 
(segmenting), strategi penetapan konsumen sasaran (targeting), maupun 
penentuan posisi pasar sasarannya (positioning). Perusahaan internasional akan 
cenderung untuk memilih negara-negara yang masyarakatnya konsumtif 
terhadap produk luar negeri, memiliki daya beli finansial yang tinggi, dan memiliki 
regulasi standar produk yang rendah sebagai pasar sasaran dalam menjual 
produknya. 
d) Dimana dan bagaimana produk ini dapat memenuhi kebutuhan sumber 
dayanya guna memproduksi produk tersebut? Perusahaan internasional harus 
mempertimbangkan berbagai sumber daya (resources) yang tersedia dalam 
membuat produknya di negara-negara dimana perusahaan ini akan 
beroperasi. Perusahaan internasional cenderung akan memilih negara-negara 
yang kaya sumber daya alam untuk bahan mentah maupun bahan baku 
produknya, kaya sumber daya energi untuk melakukan proses produksi, dan kaya 
akan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dalam menghasilkan produknya. 
e) Bagaimana produk ini dapat melebihi kinerja pesaingnya? Perusahaan 
internasional perlu untuk melakukan analisis kinerja produk pesaing yang telah 
lebih dahulu berada di negara yang menjadi pasar sasarannya. jika  
perusahaan internasional mampu mengungguli kinerja produk pesaingnya baik
dari keunggulan atas diferensiasi produk, dan atau keunggulan atas biaya, dan 
atau keunggulan kualitas produk, maka perusahaan internasional ini 
mampu menjadi pemimpin pasar di negara tersebut. 
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPUTUSAN STRATEGIK INTERNASIONAL 
Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi manajemen strategik internasional 
meliputi faktor-faktor domestik dan faktor-faktor internasional. Yang dimaksud 
dengan faktor-faktor domestik yaitu faktor-faktor yang berasal dari internal suatu 
negara yang dapat mempengaruhi keputusan strategi internasional organisasi bisnis 
yang akan memasuki pasar negara tujuan bisnis tersebut. Sedangkan yang dimaksud 
dengan faktor-faktor internasional yaitu faktor-faktor yang berasal dari lingkungan 
internasional yang dapat mempengaruhi keputusan strategi internasional organisasi 
bisnis yang akan menguasai pasar internasional.
Faktor-faktor domestik yang mempengaruhi manajemen strategik internasional 
meliputi: pemerintah dimana perusahaan ini beroperasi (government 
regulations), mata uang negara ini (currency), sistem akuntansi yang berlaku 
(standard accounting system), sistem hukum dan politik yang berlaku (political will 
and legal), bahasa dan budaya (nation's culture and language) yang cenderung 
homogen secara komparatif.  
Sedangkan faktor-faktor internasional yang mempengaruhi manajemen strategik 
internasional meliputi: keterlibatan banyak pemerintah dari berbagai negara (many 
governments), melibatkan banyak mata uang (many currencies), melibatkan banyak 
sistem akuntansi (many accounting systems), melibatkan banyak sistem hukum dan 
politik (many political and legal systems), serta keberagaman budaya dan bahasa dari 
berbagai negara (many cultures and languages). 
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan strategik internasional secara umum 
dapat disebutkan sebagai berikut: 
a) Bahasa. Faktor bahasa berpengaruh terhadap keputusan strategik 
untuk memasuki pasar suatu negara. Akan lebih mudah memasuki pasar suatu 
negara yang bahasa nasional negara ini termasuk dalam bahasa 
internasional seperti bahasa Inggris dan bahasa Perancis mengingat kedua negara 
ini memiliki luas daerah jajahan terbesar di dunia sehingga negara-negara 
jajahannya memakai  kedua bahasa tersebut.
b) Budaya. Faktor budaya akan berpengaruh terhadap keputusan strategik 
perusahaan internasional yang akan beroperasi di suatu negara. Contoh budaya 
masyarakat Indonesia dalam menghadapi bulan puasa dengan berbuka bersama 
keluarga yang memicu  pengurangan jam kerja selama bulan puasa.
c) Politik. Faktor kestabilan politik akan berpengaruh khususnya terkait 
keputusan investasi langsung perusahaan internasional di luar negeri. jika 
di negara yang menjadi tujuan investasi tidak memiliki kestabilan politik 
(contohnya perang saudara atau perang antar suku atau kudeta militer, dan lain 
sebagainya) maka perusahaan internasional cenderung enggan berinvestasi di 
negara tersebut.
d) Ekonomi. Faktor ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi nasional akan 
mempengaruhi keputusan strategik perusahaan internasional untuk memasuki 
pasar suatu negara. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi menunjukkan daya beli 
masyarakat suatu negara semakin baik, sehingga dapat dijadikan sebagai pasar 
potensial bagi perusahaan internasional yang akan menjual produknya. 
e) Campur tangan pemerintah. Faktor campur tangan pemerintah juga akan 
berpengaruh terhadap keputusan strategik perusahaan internasional seperti 
campur tangan pemerintah yang terlalu dominan yang tidak memberikan 
fleksibilitas bagi perusahaan internasional untuk beroperasi akan berdampak 
pada keterbatasan investasi luar negeri. Contohya yaitu campur tangan 
pemerintah dalam membatasi perusahaan waralaba asing yang beroperasi di 
suatu negara, pembatasan kuota terhadap barang-barang impor tertentu, 
pemberlakuan birokrasi yang rumit dan penetapan pajak yang tinggi bagi investasi 
asing, dan lain sebagainya
f) Buruh. Faktor buruh juga menentukan keputusan strategik bagi perusahaan 
internasional untuk berinvestasi dan beroperasi di suatu negara dalam bentuk 
pembayaran upah buruh yang murah, stabilitas keamanan dan lingkungan kerja 
yang kondusif. Perusahaan internasional cenderung akan mengalihkan investasi 
dan operasinya pada negara-negara dengan upah buruh yang lebih murah, 
jaminan keamanan, dan lingkungan kerja yang lebih baik.
g) Hubungan industrial/perburuhan. Faktor hubungan industrial atau hubungan 
perburuhan yang diatur dalam undang-undang ketenagakerjaan atau undang-
undang perburuhan juga akan berpengaruh terhadap keputusan staregik 
perusahaan internasional seperti pemberlakukan serikat pekerja (labor union), 
ketentuan pemutusan hubungan kerja atau PHK, dan lain sebagainya.
h) Pembiayaan keuangan. Faktor pembiayaan keuangan juga mempengaruhi 
keputusan strategik perusahaan internasional seperti kemudahan dalam 
memperoleh pinjaman guna pendanaan operasional perusahaan internasional, 
tingkat suku bunga pinjaman yang rendah, fasilitas sistem transaksi pembayaran 
yang memadai, dan lain sebagainya.
SUMBER-SUMBER KEUNGGULAN BERSAING
Sumber-sumber keunggulan bersaing yang dapat dimiliki oleh suatu perusahaan 
untuk bersaing di pasar internasional meliputi:
a)  Efisiensi secara global (global efficiencies). Yang dimaksud dengan efisiensi secara 
global yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menentukan lokasi yang 
efisien (baik kantor cabangnya maupun pabriknya) di berbagai negara, 
menentukan skala keekonomian produksi, dan jangkauan keekonomian
74
BISNIS INTERNASIONAL
dalam meraih pasar internasional. Perusahaan harus mampu menentukan lokasi 
kantor cabang maupun lokasi pabriknya di negara yang dituju secara efisien 
sehingga meminimalkan biaya produksi dengan mendasarkan pada kedekatan 
kepada pasar maupun sumber daya produksi (seperti bahan mentah, bahan baku, 
ketersediaan tenaga kerja, dalan lain sebagainya) di negara yang dituju sebagai 
pasar internasionalnya. Disamping itu, perusahaan harus mampu menentukan 
jumlah minimal unit yang diproduksi secara massal agar dapat memenuhi skala 
keekonomian produksinya secara efisien, dan harus mampu menentukan 
jangkauan keekonomian pasar yang akan dimasukinya secara efisien dengan 
memperhatikan daya beli konsumen di negara tersebut, kondisi bea masuk dan 
pajak di negara tersebut, biaya transportasi, dan lain sebagainya agar dapat 
diaraih keuntungan yang maksimal.
b) Fleksibilitas multinasional (multinational flexibility). Yang dimaksud dengan 
fleksibilitas multinasional yaitu kemampuan perusahaan untuk memasuki pasar 
di berbagai negara dengan memperhatikan perbedaan-perbedaan politik, 
ekonomi, hukum, dan lingkungan budaya beserta perubahan-perubahan 
terbarunya. Fleksibilitas mutlak diperlukan agar perusahaan dapat beroperasi di 
negara yang dituju. Fleksibilitas dibangun melalui berbagai penyesuaian/adaptasi 
dengan berbagar faktor yang mempengaruhi manajemen strategik internasional 
seperti bahasa, budaya, hukum dan politik, campur tangan pemerintah, hukum 
perburuhan, dan lain sebagainya yang berlaku di negara yang dituju sebagai pasar 
internasional tersebut.
c) Pembelajaran secara mendunia (worldwide learning). Yang dimaksud dengan 
pembelajaran secara mendunia yaitu pembelajaran yang bersifat mendunia 
(berlaku hampir di seluruh dunia) yang dapat diperoleh oleh perusahaan yang 
bergerak dalam pasar bisnis internasional. Pembelajaran bahwa ada  
perbedaan hukum secara mendunia dimana tidak semua produk perusahaan 
dapat dijual bebas di berbagai negara, seperti perusahaan rokok harus mematuhi 
bea dan cukai rokok, kadar tar dan nikotin, dan lain sebagainya yang berlaku di 
masing-masing negara. Pembelajaran lainnya yaitu bahwa ada  perbedaan 
lingkungan operasi di masing-masing negara, seperti tidak semua negara memiliki 
sumber daya baja sebagai bahan baku produksi mobil.
ALTERNATIF-ALTERNATIF  PILIHAN KEPUTUSAN STRATEGIS
Berbagai alternatif pilihan keputusan strategis meliputi: 
a) Strategi Replikasi Domestik (Home Replication Strategy). Strategi ini dibangun 
dengan memanfaatkan kompetensi inti atau keuntungan tertentu yang 
dikembangkan di dalam negeri (pasar domestik) sebagai senjata kompetitif yang 
utama di pasar luar negeri yang dimasuki dengan mendasarkan atas keunggulan 
apa yang dimiliki yang memang sangat baik di pasar domestik dan mencoba 
menduplikasinya di pasar luar negeri. 
75
BISNIS INTERNASIONAL
b) Strategi Multidomestik (Multidomestic Strategy). Pengumpulan anak 
perusahaan operasional yang mandiri dengan memfokuskan pada pasar domestik 
tertentu. Masing-masing anak perusahaan dibebaskan untuk menyesuaikan 
produk-produknya, melakukan kampanye pemasaran, dan mengimplementasi-
kan berbagai teknik operasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan lokal.  
Pendekatan yang multidomestik akan efektif jika  ada  perbedaan yang 
jelas antara pasar nasional ketika skala produksi, distribusi dan pemasaran 
ekonomi dalam kondisi rendah; dan ketika biaya koordinasi antara induk 
perusahaan dan berbagai anak perusahaan asing dalam kondisi tinggi. 
c) Strategi Global (Global Strategy). Melihat dunia sebagai pasar tunggal dan 
memiliki tujuan utama yaitu membentuk standar produk yang akan memenuhi 
kebutuhan pelanggan di seluruh dunia. Strategi global yaitu hampir kebalikan 
dari strategi multidomestik. 
d) Strategi Transnasional (Transnational Strategy). Menggabungkan manfaat 
efisiensi skala global dari perusahaan global, dengan keuntungan dan kelebihan 
lokal sebagai respon dari perusahaan multidomestik. 
Perusahaan harus memberikan perhatian khusus terhadap kondisi negara setempat 
ketika : 
a) selera konsumen atau preferensi bervariasi di berbagai negara, 
b) ada  perbedaan besar dalam undang-undang setempat, kondisi ekonomi dan 
infrastruktur 
c) pemerintah negara tuan rumah memainkan peran utama dalam industri tertentu.
Tekanan untuk integrasi global muncul ketika: 
a) perusahaan menjual komoditas standar dengan sedikit kemampuan untuk 
membedakan produk-produknya melalui fitur atau kualitas, 
b) jika hambatan perdagangan dan biaya transportasi yang rendah, perusahaan 
harus menghasilkan barang-barang mereka pada biaya serendah mungkin.
Sedangkan tekanan integrasi global akan berkurang jika: 
a) fitur produk di kalangan konsumen yang diinginkan bervariasi di setiap negara, 
b) perusahaan mampu membedakan produk mereka melalui nama merek, 
dukungan jasa purna jual, dan perbedaan kualitas.
Tekanan untuk integrasi global ini dapat digambarkan sebagai berikut:
76
BISNIS INTERNASIONAL
KOMPONEN-KOMPONEN STRATEGI  INTERNASIONAL
Empat komponen dasar dari pengembangan strategi yaitu: 
a) Keunggulan yang membedakan (distinctive competence)
Yang dimaksud dengan keunggulan yang membedakan yaitu keunggulan yang 
dimiliki berupa teknologi mutakhir, jaringan distribusi yang efisien, praktek-
praktek organisasi yang unggul, atau nama-nama merek yang dihormati. Tanpa 
kompetensi yang unik, sebuah perusahaan asing akan mengalami kesulitan 
bersaing dengan perusahaan-perusahaan lokal yang dianggap lebih tahu pasar 
lokal. Kompetensi khusus mewakili sumber daya penting perusahaan. Strategi 
internasional mencerminkan interaksi antara kompetensi khusus dan peluang 
bisnis yang tersedia di negara yang berbeda. Memanfaatkan keuntungan ini 
dengan memperluas operasinya ke banyak pasar sebagai sumber daya 
memungkinkan.
b) Jangkauan kegiatan operasi (scope of operations)
Jangkauan kegiatan operasi dapat berupa: (1) Wilayah geografis. Lingkup dapat 
didefinisikan dalam wilayah geografis, negara, wilayah-wilayah negara, dan/atau 
kelompok negara, (2) Ceruk pasar atau produk dalam wilayah. Berfokus pada 
ceruk pasar atau produk dalam satu atau beberapa wilayah, seperti kualitas 
premium pasar ceruk, ceruk pasar murah atau ceruk pasar khusus lain. Karena 
semua perusahaan memiliki sumber daya yang terbatas dan karena pasar 
berbeda dalam daya tarik untuk berbagai produk, manajer harus memutuskan 
mana pasar paling menarik untuk perusahaan mereka, (3) Ceruk pasar khusus.
77
BISNIS INTERNASIONAL
Gambar 8.1.Matriks Alternatif Strategi
Sumber: Griffin & Pustay (2010:337)
Lingkup terikat kepada kompetensi khusus perusahaan: jika perusahaan memiliki 
kompetensi yang unik hanya di wilayah tertentu atau di lini produk tertentu, maka 
lingkup operasi akan fokus pada bidang-bidang di mana perusahaan memiliki 
kompetensi khusus.
c) Pengalokasian sumber daya (resource deployment)
Perusahaan melakukan alokasi sumber daya sumber daya spesifik melalui lini 
produk, lini geografis, dan lini produk dan geografis. ini yaitu bagian dari 
perencanaan strategis yang menentukan prioritas relatif perusahaan atas sumber 
daya yang terbatas.
d) Sinergitas (synergy)
Bagaimana unsur-unsur yang berbeda dari perusahaan bisnis dapat meng-
untungkan satu sama lain? Tujuan dari sinergi yaitu untuk menciptakan situasi di 
mana seluruh lebih besar daripada jumlah bagian-bagiannya.
PENGEMBANGAN STRATEGI INTERNASIONAL
Manajemen strategis internasional dalam dua tahap:
(1) Perumusan strategi: 
a) memutuskan apa yang harus dilakukan, 
b) menetapkan tujuan dan rencana strategis yang akan mengarah kepada 
pencapaian tujuan-tujuan tersebut, 
c) mengembangkan, menyempurnakan, dan persetujuan pada pasar yang 
dimasuki (atau keluar) dan cara terbaik untuk bersaing di masing-masing pasar 
tersebut. 
(2) Implementasi strategi: 
a) benar-benar melakukannya, 
b) mengembangkan taktik untuk mencapai strategi internasional yang telah 
dirumuskan, 
c) biasanya dicapai melalui: perancangan organisasi, pekerjaan karyawan, sistem 
proses dan pengendalian.
Langkah-langkah dalam merumuskan strategi:
a) Mengembangkan suatu pernyataan misi. Pernyataan misi: (a) menjelaskan 
tujuan organisasi, nilai-nilai, arah, (b) mengkomunikasikan arah strategis 
perusahaan (internal dan eksternal kepada konstituen dan stakeholder), (c): 
menentukan target pelanggan dan pasar, pemilik produk atau layanan, domain 
geografis, teknologi inti, kekhawatiran untuk bertahan hidup, rencana untuk 
pertumbuhan dan profitabilitas, filosofi dasar, dan citra publik yang diinginkan. 
Perusahaan multinasional mungkin memiliki beberapa pernyataan misi (satu misi 
bagi keseluruhan perusahaan dan satu misi untuk setiap anak perusahaan asing.
78
BISNIS INTERNASIONAL
b) Melakukan analisis SWOT. SWOT: 'kekuatan (Strength/S), kelemahan 
(Weakness/W), peluang (Opportunity/O), dan ancaman (Threath/T).' Memulai 
analisis SWOT dengan melakukan pemindaian lingkungan. Pemindaian 
lingkungan yaitu pengumpulan data tentang semua elemen perusahaan 
eksternal (peluang dan ancaman) dan lingkungan internal (kekuatan dan 
kelemahan) seperti: pasar, masalah regulasi, tindakan pesaing, biaya produksi dan 
produktivitas tenaga kerja. Kekuatan meliputi keterampilan, sumber daya dan 
keuntungan lain perusahaan memiliki relatif terhadap para pesaingnya, potensi 
kekuatan yang membentuk dasar bagi kompetensi khusus perusahaan, 
ketersediaan bakat manajerial yang melimpah, teknologi mutakhir, nama-nama 
merek terkenal, surplus kas, citra publik yang baik dan pasar saham yang kuat di 
negara-negara kunci. Kelemahan organisasional meliputi kekurangan dalam 
keterampilan, sumber daya, atau faktor-faktor lain yang menghambat daya saing 
perusahaan, jaringan distribusi yang miskin di luar pasar domestik, hubungan 
kerja yang miskin, kurangnya manajer internasional yang terampil, atau usaha 
pengembangan produk yang tertinggal di belakang pesaing. Peluang meliputi data 
tentang ekonomi, keuangan, politik, hukum, sosial, dan perubahan kompetitif di 
berbagai pasar yang mungkin ingin dilayani. Ancaman meliputi penyusutan pasar, 
kompetisi yang meningkat, potensi munculnya peraturan pemerintah yang baru, 
ketidakstabilan politik dalam pasar kunci, perkembangan teknologi baru yang bisa 
membuat perusahaan manufaktur fasilitas atau lini produk usang.
c) Menetapkan tujuan-tujuan strategis. Tujuan strategis yaitu tujuan utama 
perusahaan yang ingin dicapai melalui tindakan tertentu. Tujuan strategis harus 
diukur, layak, dan terbatas waktu (menjawab pertanyaan-pertanyaan 'berapa 
banyak, bagaimana, oleh siapa, dan kapan?'). Sasaran-sasaran strategis (dengan 
pernyataan misi dan analisis SWOT) tercantum dalam kerangka perencanaan 
strategis.
d) Mengembangkan tujuan-tujuan dan rencana-rencana taktis. Fokus pada rincian 
pelaksanaan tujuan strategis perusahaan terkait dengan isu-isu manajemen 
menengah dan rincian pelaksanaan seperti rekrutmen pegawai, kompensasi, jalur 
karir, distribusi dan logistik.
e) Mengembangkan suatu kerangka pengendalian. Kerangka pengendalian yaitu 
serangkaian proses manajerial dan organisasi yang terus bergerak ke arah tujuan 
strategis perusahaan. Setiap rangkaian tanggapan berasal dari kerangka 
pengendalian yang dibangun untuk menjaga perusahaan di lapangan. Kerangka 
pengendalian dapat meminta revisi dalam salah satu dari langkah-langkah 
sebelumnya dalam proses perumusan strategi.
TINGKATAN-TINGKATAN STRATEGI INTERNASIONAL
Kompleksitas manajemen strategis internasional memerlukan pengembangan 
strategi untuk tiga tingkat yang berbeda dalam organisasi. Tingkatan strategi 
internasional dapat dikategorikan sebagai berikut:
79
BISNIS INTERNASIONAL
a) Strategi korporasi (corporate strategy) yang meliputi: strategi bisnis tunggal 
(single-business strategy), strategi diversifikasi yang terkait dengan bisnis inti 
perusahaan (related diversification), and strategi diversifikasi yang tidak terkait 
dengan bisnis inti perusahaan (unrelated diversification). Yang dimaksud dengan 
strategi bisnis tunggal yaitu perusahaan yang bergantung pada satu bisnis, 
produk, atau layanan untuk semua pendapatan dimana keuntungan signifikan dari 
strategi ini yaitu bahwa perusahaan ini dapat mengkonsentrasikan semua 
sumber daya dan keahlian pada satu produk atau layanan. Strategi ini juga 
meningkatkan risiko/kerapuhan perusahaan terhadap para pesaingnya dan 
perubahan lingkungan eksternal. Yang dimaksud dengan strategi diversifikasi yang 
terkait dengan bisnis inti perusahaan yaitu perusahaan beroperasi di beberapa 
yang berbeda tetapi pada dasarnya terkait bisnis, industri, atau pasar pada waktu 
yang sama dimana strategi ini memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan 
kompetensi yang unik di satu pasar untuk memperkuat daya saingnya. Sedangkan 
yang dimaksud dengan strategi diversifikasi yang tidak terkait dengan bisnis inti 
perusahaan yaitu perusahaan beroperasi di beberapa industri dan pasar yang 
saling tidak terkait.
b) Strategi bisnis (business strategy) meliputi:  strategi diferensiasi (differentiation), 
strategi kepemimpinan biaya (cost leadership), dan strategi fokus (focus). Yang 
dimaksud dengan strategi diferensiasi yaitu membangun dan mempertahankan 
citra baik nyata atau dirasakan bahwa produk atau jasa yang pada dasarnya unik 
dari produk atau jasa lain di segmen pasar yang sama. Yang dimaksud dengan 
strategi kepemimpinan biaya yaitu fokus pada pencapaian prosedur peng-
operasian yang sangat efisien sehingga biayanya lebih rendah dibandingkan 
pesaingnya yang memungkinkan untuk menjual barang atau jasa dengan harga 
yang lebih rendah dimana strategi kepemimpinan biaya yang berhasil dapat 
memicu  tingkat profitabilitas unit karena harga yang lebih rendah tetapi 
lebih tinggi total keuntungan karena peningkatan volume penjualan yang lebih 
rendah. Sedangkan yang dimaksud dengan strategi fokus yaitu target setiap jenis 
produk yang spesifik untuk kelompok pelanggan atau wilayah tertentu yang 
memungkinkan perusahaan untuk mencocokkan fitur dari produk-produk 
tertentu untuk kebutuhan kelompok konsumen tertentu dimana kelompok-
kelompok ini dicirikan oleh wilayah geografis, etnis, daya beli, selera/mode atau 
faktor lain yang mempengaruhi pola pembelian mereka.
c) Strategi fungsional (functional strategy) meliputi: strategi keuangan (finance), 
pemasaran (marketing), operasi (operation), manajemen sumber daya manusia 
(HR management), dan riset dan pengembangan (R&D). Strategi keuangan 
mengembangkan strategi finansial bagi perusahaan secara keseluruhan juga 
untuk setiap SBU yang berurusan dengan struktur permodalan, kebijakan 
investasi, kepemilikan valuta asing, teknik-teknik pengurangan risiko, kebijakan 
hutang, dan manajemen modal kerja. Strategi pemasaran memfokuskan pada 
distribusi dan penjualan produk atau jasa perusahaan seperti bauran produk, 
iklan, promosi, harga, dan distribusi. Strategi operasi berkaitan dengan
80
BISNIS INTERNASIONAL
pembentukan perusahaan produk atau jasa seperti panduan keputusan tentang 
isu-isu seperti sumber, lokasi pabrik, pabrik tata letak dan desain, teknologi dan 
manajemen persediaan. Strategi sumber daya manusia memfokuskan pada 
orang-orang yang bekerja untuk sebuah organisasi seperti panduan keputusan 
mengenai bagaimana perusahaan akan merekrut, melatih, dan mengevaluasi 
karyawan dan apa itu akan membayar mereka, serta bagaimana itu akan 
berurusan dengan hubungan kerja. Strategi R&D berkaitan dengan besarnya dan 
arah investasi perusahaan dalam menciptakan produk baru dan mengembangkan 
tekonologi baru.
RANGKUMAN
Manajemen strategi internasional yaitu proses perencanaan manajemen yang 
komperehesif untuk merumuskan dan mengimplementasikan strategi agar 
perusahaan dapat bersaing internasional secara efektif. Hasil dari perumusan 
manajemen strategik internasional yaitu berupa pengembangan berbagai rencana 
strategis, pengembangan berbagai rencana strategi internasional, dan kerangka/ 
ruang lingkup bisnis yang komprehensif dalam mencapai berbagai tujuan 
perusahaan.
Faktor-faktor yang yang mempengaruhi manajemen strategik internasional meliputi 
faktor-faktor domestik dan faktor-faktor internasional. Faktor-faktor domestik 
meliputi: pemerintah dimana perusahaan ini beroperasi, mata uang negara 
tersebut, sistem akuntansi yang berlaku, sistem hukum dan politik yang berlaku, 
bahasa dan budaya yang cenderung homogen secara komparatif. Sedangkan faktor-
faktor internasional meliputi: keterlibatan banyak pemerintah dari berbagai negara, 
melibatkan banyak mata uang, melibatkan banyak sistem akuntansi, melibatkan 
banyak sistem hukum dan politik, serta keberagaman budaya dan bahasa dari 
berbagai negara.
Sumber-sumber keunggulan bersaing yang dapat dimiliki oleh suatu perusahaan 
untuk bersaing di pasar internasional meliputi: efisiensi secara global, fleksbilitas 
multinasional, dan pembelajaran yang mendunia.
Empat komponen dasar dari pengembangan strategi yaitu: keunggulan yang 
membedakan (distinctive competence), jangkauan kegiatan operasi (scope of 
operations), pengalokasian sumber daya (resource deployment), dan sinegitas 
(synergy).
Berbagai alternatif keputusan strategis meliputi: strategi replikasi domestik (home 
replication strategy), strategi multidomestik (multidomestic strategy), strategi global 
(global strategy), dan strategi transnasional (transnational strategy).
81
BISNIS INTERNASIONAL
Manajemen strategis internasional dalam dua tahap yaitu formulasi strategi dan 
implementasi strategi. Langkah-langkah dalam memformulasikan strategi: 
mengembangkan suatu pernyataan misi, melakukan analisis SWOT, menetapkan 
tujuan-tujuan strategis, mengembangkan tujuan-tujuan dan rencana-rencana taktis, 
dan mengembangkan suatu kerangka pengendalian. 
Tingkatan strategi internasional dapat dikategorikan sebagai berikut: strategi 
korporasi (corporate strategy) yang meliputi strategi bisnis tunggal (single-business 
strategy), strategi diversifikasi yang terkait dengan bisnis inti perusahaan (related 
diversification), and strategi diversifikasi yang tidak terkait dengan bisnis inti 
perusahaan (unrelated diversification); strategi bisnis (business strategy) meliputi  
strategi diferensiasi (differentiation), strategi kepemimpinan biaya (cost leadership), 
dan strategi fokus (focus); dan strategi fungsional (functional strategy) meliputi 
strategi keuangan (finance), pemasaran (marketing), operasi (operation), 
manajemen sumber daya manusia (HR management), dan riset dan pengembangan 
(R&D).
JURNAL
INTERNATIONAL FRANCHISE EXPANSION: DOES MARKET PROPINQUITY MATTER?
Richard C. Hoffman,
Salisbury University 
Joel F. Kincaid,
Winston Salem State University 
John F. Preble,
University of Delaware
Consistent with traditional internationalization theory, we argue that, when a firm 
chooses franchising to achieve market penetration, market propinquity or similarity 
matters. Using a modified gravity model, we examine six country characteristics 
believed to enhance the flow of franchise activity among 39 nations. Our findings 
support the notion that market propinquity facilitates the flow of franchises between 
nations. Franchise expansion is greatest when the home and host nations are similar 
in terms of geography, culture, media availability, and political risk. The management 
implications of these findings are discussed in detail.
Source: Richard C. Hoffman Joel F. Kincaid John F. Preble, (2008), "International 
Franchise Expansion: Does Market Propinquity Matter?", Multinational 
Business Review, Vol. 16 Iss 4 pp. 25 – 52
82
BISNIS INTERNASIONAL
THE INTERNATIONAL COMPETITIVENESS OF ASIAN FIRMS
Alan M. Rugman,
Indiana University, USA
Chang Hoon Oh,
Brock University, Canada
Design/methodology/approach - The authors gathered the regional sales and assets 
data for large Asian firms listed in latest Fortune Global 500 from their annual reports. 
They then applied the data to the firm specific advantage/country specific advantage 
matrix and the regional matrix frameworks developed by Rugman. Findings - It is 
found that most Asian firms do not operate globally, but focus on their home region. 
Thus, Asian firms exploit and develop their FSAs regionally. Only a few large Japanese 
and Korean firms have significant sales outside of Asia. Large Asian firms vie with their 
regional competitors in their home region market. Originality/value - International 
competitiveness does not necessarily mean globalization or global competition. 
International strategic management should consider the reality of regional 
competition.
Keywords: Competitive strategy, International business, International organizations, 
South East Asia
Paper type: Research paper
Source: Alan M. Rugman Chang Hoon Oh, (2008), "The international competitiveness 
of Asian firms",  Journal of Strategy and Management, Vol. 1 Iss 1 pp. 57 - 71
CORPORATE STRATEGIC RESPONSES TO FOREIGN ENTRY:
INSIGHTS FROM PROSPECT THEORY
Thomas Hutzschenreuter,
WHU - Otto Beisheim School of Management, Germany
Ingo Kleindienst,
Aarhus University, Denmark
Florian Groene,
WHU - Otto Beisheim School of Management, Germany
Alain Verbeke,
University of Calgary, Canada
Purpose - The purpose of this paper is to address how firms adapt their product and 
geographic diversification as a response to foreign rivals penetrating their domestic 
market by adopting a behavioral perspective to understand firm-level strategic 
responses to foreign entry. Design/methodology/approach - The study proposes that 
strategic responses to foreign entry selected by domestic incumbents have both a 
framing component and a related, strategic choice component, with the latter 
83
BISNIS INTERNASIONAL
including changes in product and geographic market diversification (though other 
more business strategy-related responses are also possible, e.g. in product pricing 
and marketing). This study tests a set of hypotheses building on panel data of large US 
firms. Findings - The study finds, in accordance with our predictions, that domestic 
incumbents reduce their product and geographic diversification when facing an 
increase in import penetration. However, when increased market penetration by 
foreign firms takes the form of FDI rather than imports, the corporate response 
appears to be an increase in product and geographic diversification, again in line with 
our predictions. Originality/value - The study develops a new conceptual framework 
that is grounded in prospect theory, but builds on recent insights from mainstream 
international strategic management studies (Bowen and Wiersema, 2005; Wiersema 
and Bowen, 2008).
Keywords - Prospect theory, International diversification, Product diversification, 
Foreign competition, Strategic response
Source: Thomas Hutzschenreuter, Ingo Kleindienst, Florian Groene, Alain Verbeke , 
(2014), "Corporate Strategic Responses to Foreign Entry: Insights from Prospect 
Theory", The Multinational Business Review, Vol. 22 Iss 3 pp. 294 – 323
ISTILAH - ISTILAH KUNCI
Manajemen strategik internasional -   international strategic management
Efisiensi secara global -  global efficiencies
Fleksibilitas multinasional -  multinational flexibility
Pembelajaran yang mendunia -  worldwide learning
Strategi replikasi domestik -  Home Replication Strategy
Strategi multidomestik -  Multidomestic Strategy
Strategi global -  Global Strategy
Strategi transnasional -  Transnational Strategy
Keunggulan yang membedakan -  distinctive competence
Jangkauan operasi -  scope of operations
Alokasi sumber daya -  resource deployment
Sinergitas -  synergy
SWOT -  strength,eeakness, opportunity, threats
Strategi korporasi -  corporate strategy
Strategi bisnis -  business strategy
Strategi fungsional -  functional strategy
PERTANYAAN LATIHAN
1. Apakah yang dimaksud dengan manajemen strategik internasional?
2. Apa yang menjadi pertimbangan mendasar untuk memasuki pasar internasional?
84
BISNIS INTERNASIONAL
3. Sebutkan faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi manajemen 
strategik internasional?
4. Jelaskan sumber-sumber keunggulan bersaing untuk memasuki pasar 
internasional?
5. Jelaskan empat komponen dasar pengembangan strategi bisnis internasional? 
6. Jelaskan berbagai alternatif keputusan strategis bisnis internasional?
7. Jelaskan tahap-tahap formulasi strategi bisnis internasional?
8. Jelaskan yang dimaksud dengan analisis SWOT?
9. Jelaskan perbedaaan antara perencanaan strategis dengan perencanaan taktis?
10.Jelaskan tingkatan-tingkatan strategi internasional?
DISKUSI KELOMPOK
Kasus  1:
Strategi Toyota Bertahan di Pasar Indonesia
Dari tahun ke tahun, pertumbuhan Toyota termasuk stabil. Pangsa pasarnya di 
Indonesia tetap berada di kisaran 34-35%. Meski pada tahun ini kompetitor semakin 
ramai, Toyota Astra Motor justru menanggapi ini dengan positif. Bagi Toyota, 
ramainya kompetitor, banyaknya varian baru, dan kapasitas produksi yang semakin 
besar yaitu  hal bagus untuk perkembangan industri otomotif di Indonesia. 
Toyota pun tidak memusingkan penjualan MPV yang menurun di pasaran karena 
menyadari semakin banyaknya varian mobil yang beredar. Kini, konsumen lebih 
banyak memakai  hatchback, seperti Yaris dan Agya. Namun, ini bukan 
semata-mata karena perubahan selera, melainkan tuntutan kebutuhan konsumen.
Tiga strategi utama Toyota, yaitu produk, pelayanan, dan jaringan. Toyota menerima 
Silver Champion of Indonesia Wow Brand 2014. Produk Toyota selalu disesuaikan 
dengan kebutuhan masyarakat, baik kebutuhan jangka pendek, maupun jangka 
panjang. Soal pelayanan, Toyota menyediakan layanan kumplit dari penjualan mobil 
baru maupun bekas, purnajual, servis, hingga asuransi. Seluruh layanan ini digunakan 
untuk menjaga rasa percaya konsumen pada produk-produk Toyota.
Selain itu, jaringan yang tersebar di seluruh Indonesia dimaksudkan untuk membuat 
Toyota dekat dengan konsumennya. Ada 265 cabang yang tersebar di seluruh 
Indonesia. Keberhasilan ini dikarenakan oleh Toyota yang memegang prinsip 
mendekati konsumen. Toyota pun optimistis dapat bertahan di pasar Indonesia, 
karena konsumen telah mengenal dan mempercayai produk-produknya.
Sumber: Meiga Tutiarta, Majalah Marketeers, 15 November 2014
Pertanyaan: Strategi internasional dan strategi domestik apakah yang dilakukan oleh 
Toyota dalam menguasai pasar mobil nasional di Indonesia?
85
BISNIS INTERNASIONAL
Kasus 2:
Budaya Organisasi The Coca Cola Company
Bagaimana mungkin The Coca Cola Company mengembangkan kegiatannya di 189 
negara? Yang menjadi dasar untuk mengembangkan usaha di 189 negara dengan 
letak demografi yang tersebar yaitu membangun budaya korporat yang dijaga 
sendiri oleh para karyawan. Perusahaan yaitu milik semua karyawan sehingga 
keterlibatan membentuk budaya yang baik dan kuat akan dapat menciptakan kinerja 
yang baik dalam perusahaan. Budaya perusahaan diyakinkan kepada karyawan yang 
yaitu seperangkat nilai, norma serta kepercayaan yang disepakati dan diyakini 
segenap karyawan suatu perusahaan, yang dapat direfleksikan di dalam perilaku 
serta kebijakan-kebijakan perusahaan. Budaya perusahaan ini ditegaskan akan dapat 
membentuk karakter dan identitas perusahaan, serta menjadi sarana untuk 
membedakannya dengan perusahaan lain.
Perusahaan harus mampu meningkatkan dan mengikat kepercayaan masyarakat di 
negara berbagai negara dengan bermacam tipikal budaya mengenai keberadaan 
perusahaan, sehingga perusahaan mampu melakukan pendekatan budaya serta 
karyawannya pun harus aktif dalam lingkungan sekitar untuk menempatkan 
kepercayaan masyarakat pada perusahaan Coca Cola. Semuanya ini dikarenakan 
identitas perusahaan yang dimiliki Cola Cola sudah terbina dengan kuat, berkat 
budaya perusahaan Coca Cola yang tidak dapat lagi digoyahkan (budaya dengan 
intensitas tinggi dan kuat). Suatu gambaran lain dari perlunya diciptakan budaya 
perusahaan tidak lagi hanya berpegang pada kendali keluarga semata-mata atau 
dengan istilah lain yang disebut dengan run by the family, namun tiba saatnya 
diperlukan tenaga yang profesional untuk mengendalikan roda perusahaan. ini 
dikarenakan bisnis semakin besar, dan ini memerlukan pemikiran lain demi 
kelanjutan perusahaan, dan disadari betapa perlunya profesionalisme, contoh: 
dalam hal penempatan seseorang pada jabatan yang tepat sesuai dengan kualifikasi 
dan tepat waktu.
Perusahaan harus mampu melakukan penyesuaian produk agar dapat diterima di 
kalangan masyarakat di berbagai negara contoh: jika mayoritas negara seperti 
Indonesia yang mayoritas muslim sehingga menolak produk yang bersifat alkolol 
maka produk coca-cola tidak akan memproduksi minuman yang mengandung alkohol 
tadi, sebab jika melanggar maka dipastikan akan mengalami masalah perijinan. 
Mungkin akan lain jika di negara yang lain yang memungkinkan produk yang 
diinginkan beralkohol maka di negara ini akan diproduksi minuman yang 
diinginkan tersebut. Upaya-upaya ini harus selalu diakomodir oleh perusahaan 
sehingga harus dilakukan pendekatan dengan budaya dimana negara ini 
menjadi lahan beroperasinya perusahaan dan budaya ini harus menjadi budaya 
korporat untuk lebih adaptif dengan lingkungan sekitar.
Sumber: Wied, cireks.blogspot.com
86
BISNIS INTERNASIONAL
sesudah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu :
a) Mengidentifikasi sifat perancangan organisasi internasional 
b) Melakukan perancangan organisasi global 
c) Mengidentifikasikan fungsi pengendalian dalam bisnis internasional.
Keberadaan suatu organisasi sebagai sistem yang terbuka (open system) tidak lepas 
dari tantangan faktor lingkungan internasional yang mempengaruhinya baik secara 
langsung maupun tidak langsung. Faktor lingkungan mempengaruhi desain 
organisasi, baik yang berupa faktor lingkungan internal maupun faktor lingkungan 
eksternal organisasi. Faktor lingkungan internal yaitu faktor-faktor dari dalam 
organisasi yang mempengaruhi desain organisasi dan yaitu faktor yang dapat 
dikendalikan (controllable factors), sedangkan faktor lingkungan eksternal 
yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar organisasi yang mempengaruhi 
desain organisasi dan yaitu faktor yang tidak dapat dikendalikan 
(uncontrollable factors).
PENGERTIAN DESAIN ORGANISASI
Desain organisasi (struktur organisasi) yaitu pola keseluruhan komponen struktural 
dan konfigurasi yang digunakan untuk mengelola organisasi secara keseluruhan. 
Desain yang tepat untuk setiap organisasi yang diberikan tergantung pada ukuran 
perusahaan, strategi, teknologi, dan lingkungan, serta budaya negara yang di mana 
perusahaan beroperasi.
Perusahaan tidak dapat berfungsi dengan baik kecuali jika  berbagai komponen 
struktural dirancang dengan tepat. Melalui desain organisasi, perusahaan melakukan 
empat hal. Pertama, ia mengalokasikan sumber daya organisasi. Kedua, menetapkan 
tugas untuk karyawannya. Ketiga, itu memberitahu para karyawan tentang aturan 
dan prosedur yang berlaku di perusahaan dan harapan perusahaan terhadap kinerja 
karyawan. Keempat, mengumpulkan dan mengirimkan informasi yang diperlukan 
untuk pemecahan masalah, membuat keputusan dan pengendalian organisasi yang 
efektif. Tugas terakhir ini teramat penting bagi perusahaan multinasional besar, yang 
harus mengelola beberapa besar informasi antara kantor pusat perusahaan dan 
berbagai anak perusahaan dan staf yang menyebar di seluruh dunia. 
Bab IX
DESAIN ORGANISASI INTERNASIONAL
TUJUAN BAB: 
87
BISNIS INTERNASIONAL
(International Organization Design)
Desain global yang diadopsi oleh setiap perusahaan harus berurusan dengan 
kebutuhan untuk mengintegrasikan tiga jenis pengetahuan guna bersaing secara 
efektif dalam lingkungan bisnis internasional, yaitu:
a) Area pengetahuan. Manajer harus memahami kondisi budaya, komersial, sosial, 
dan ekonomi negara tuan rumah pada setiap pasar di mana perusahaan 
melakukan bisnis. 
b) Pengetahuan produk. Manajer harus memahami faktor-faktor seperti tren 
teknologi, tuntutan kebutuhan pelanggan, dan persaingan yang mempengaruhi 
perusahaan dalam memproduksi dan menjual produknya.
c) Pengetahuan fungsional. Manajer harus memiliki akses ke rekan kerja dengan 
keahlian dalam fungsi dasar bisnis seperti produksi, pemasaran, keuangan, 
akuntansi, manajemen sumber daya manusia, dan teknologi informasi.
BENTUK-BENTUK DESAIN ORGANISASI GLOBAL
Lima bentuk yang paling umum dari desain organisasi global yaitu produk, area, 
fungsional, pelanggan, dan matriks. Setiap bentuk memungkinkan perusahaan untuk 
menekankan satu jenis pengetahuan, namun mungkin juga membuatnya lebih sulit 
untuk memasukkan jenis-jenis pengetahuan ke dalam proses pengambilan 
keputusan perusahaan. Dengan demikian, desain perusahaan multinasional yang 
dipilih akan mencerminkan kepentingan dari tiga jenis pengetahuan secara relatif 
dalam operasi
Share:
TRANSLATE
English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Translate

viewer

SEARCH

widget translate
English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Archive