Rabu, 12 Februari 2025

Published Februari 12, 2025 by

Ekonomi mikro 3



 remix.Bayangkan berapa 

ruginya ! Menteri keuangan mengatakan ruginya sampai di 

atas Rp 50 triliun !

D : Itu kan  hanya betul kalau pemerintah membeli minyak 

mentahnya.Minyak mentah itu kan tadi tidak dibeli  Mad? 

Jadi tidak ada uang yang dikeluarkan. Bagaimana bisa 

disebut rugi?

M : Memang,tapi seandainya dijual di pasar dunia kan 

menghasilkan  uang sangat banyak? Sekarang kesempatan 

memperoleh uang sangat banyak itu hilang.Itulah yang 

dikatakan pemerintah rugi sebab  harus memberi subsidi.

D : Oh , jadi yang diartikan subsidi itu tidak ada uang yang 

dikeluarkan , tetapi hanya kerugian di atas kertas , atau di 

dalam pikiran sambil mengomel,” Sialan, kalau saja gue 

tidak perlu memenuhi kebutuhan bensin rakyatku sendiri, 

aku bisa untung besar,” Jadi begitulah kira – kira yang ada 

dalam pikiran sang menteri keuangan, semua anggota DPR 

, dan para ekonom itu?

M: Iyalah, dan itu sesuai dengan teori  mendalam yang mereka 

pelajari  di sekolahan .Elo masih tingkat tiga sih, maka 

tidak bisa memahami yang sudah doctor apalagi yang 

sudah professor.

D: Oh makanya menteri keuangan mengatakan “ sebab  harga 

minyak di pasaran dunia melonjak tinggi , subsidi kita 

membengkak sekitar Rp 53 triliun.: Terus dikatakan lagi.” 

Dan dampak akhirnya yaitu  penambahan deficit anggaran 

sebesar Rp 1,2 triliun saja.: Tadinya sih gue bingung, 

subsidi bertambah begitu  banyak , kok dampaknya pada 

defisit anggaran hanya begitu kecil ? Eh dinamakan subsidi 

itu tidak ada uang keluar, begitu Mad?

M : Ya Djang, itulah yang dinamakan berpikir secara abstrak. 

Semakin pandai orang, semakin abstrak cara berpikirnya.

D  :  Abstrak itu artinya apa Mad , semakin di awang – awang?

M : Lho ingat enggak bahwa dosen kita selalu mulai kuliah 

perdananya dengan guyonan yang mengatakan bahwa kita 

disini akan terus – menerus melakukan pekerjaan ilmiah. 

Dan  yang diartikan dengan ilmiah itu seringkali yaitu  

seni untuk membuat hal – hal sangat sederhana menjadi 

sangat ruwet. 

D :  Memang, tapi bukannya tetap saja hebat Mad, sebab  

dengan membuat hal-hal yang ruwet itu dia memang 

menunjukkan bahwa otaknya sangat pandai sebab  bisa 

merangkai begitu banyak faktor yang ruwet-ruwet itu.

M : Iya, sebab  di  awing-awang, lantas jauh sekali hubungannya 

dengan perut gue. Lapar dikatakan kenyang dan kenyang 

dikatakan lapar.

D : Lho, apa lagi yang elo artikan?

M : Dalam hal minyak, perut bangsa Indonesia tidak terlampau 

lapar, tetapi digambarkan sangat lapar. Dalam hal APBN, 

perut rakyat lapar dikatakan kenyang.

D : Sekarang elo ngarang. Elo yang sekarang mau sok mbulet 

susaha  gue puyeng dan menganggap elo pinter. Bukannya 

begitu Mad?

M :  Enggak dong. Coba lihat APBN kita tahun 2004. 

Definisinya, kan, dikatakan hanya Rp 24,92 triliun atau 1,2 

persen dari PDB.

D :  Terus, menurut elo bagaimana?

M : Menurut gue, semua uang yang dikeluarkan betulan 

tanpa peduli untuk apa, termasuk untuk membayar utang, 

dikurangkan yang masuk, tekornya kan Rp 89,9 triliun 

atau 4,49 persen dari PDB. Ini pengeluaran betulan, yang 

membuat perut kita sebagai rakyat kecil terasa lapar 

betulan, wong uang yang banyak itu harus dkeluarkan 

betulan. Lihat saja, membayar bunga dan utang saja sedah 

Rp 131,2 triliun dari seluruh anggaran Negara Rp 471,03 

triliun.

D :  Oh, jadi dalam subsidi BBM sebenarnya perut kita kenyang 

digambarkan sebagai lapar. Dalam hal APBN, perut kita 

lapar digambarkan sebagai kenyang?

M : Menurut gue, esensinya memang begitu. Kalau bahasa 

kerennya, yang dinamakan subsidi itu opportunity loss atau 

hilang kesempatan. Kalau saja pemerintah menjual semua 

BBM milik rakyat Indonesia itu di pasar internasional, 

pemerintah memperoleh uang buanyak sekali. Tetapi 

sebab  minyak diperut bumi itu milik rakyat, kebutuhan 

mereka hams kita penuhi. Itupun tidak gratis, tetapi 

harga minyak mentahnya masih di hargai cukup tinggi 

dibandingkan dengan ongkos produksinya tok.  Ongkos 

produksinya tok itu hanya sekitar Rp 500 per liter. Di 

jualnya, kan, dengan harga Rp 1.850 untuk premium dan 

Rp 2.150 untuk premix. Jadi pemerintah masih untung 

seandainya kita tidak membanding-bandingkannya dengan 

harga internasional.

D : Yang menentukan harga internasional itu siapa?

M : Pasar minyak di New York, yang volumenya hanya 30 

persen dari seluruh perdagangan minyak di dunia. Dan 

yang boleh menyiarkan perkembangan harga-harga itu 

hanya Reuters, seperti halnya dengan monopoli penyiaran 

harga berbagai valuta asing setiap menitnya.

D :  Ah, kok fantastis begitu. Jangan-jangan elo ngawur.

M: Memang Djang, siapalah kita? Hanya mahasiswa 

tingkat tiga. Itu pun tidak di UI, tetapi di USC. 

M: Elo pernah sekolah di University of Southern California?

D : Bukan, kita dua-duanya, kan sedang kuliah di Universitas 

Sebelah (Hotel)n Ciputra?

M : Tapi urusannya sebenarnya lebih ruwet daripadayang kita 

bicarakan, sebab  ada yang di ekspor, lantas ada yang di 

impor dengan kualitas rendah, lantas ada bagi hasil. Terus 

ada namanya prorate dan ada yang namanya in kind dan 

sebagainya. Juga ada PT Petral yang di pakai untuk nyolong 

segala.

D :  Memang, tapi inti permasalahannya gue kira-kira tidak 

salah. Man kita kuliah dulu, dan kita tanyakan lebih lanjut 

kepada dosen kita.

MENAIKKAN HARGA BENSIN PREMIUM

 Judul tulisan ini tidak seperti lazimnya yaitu,” Mencabut 

Subsidi BBM “.Mengapa?Pertama, istilah”bensin”lebih 

dimengerti oleh rakyat jelata ketimbangan BBM.Kedua, dengan 

harga bensin premium yang berlaku sekarang, yaitu Rp 1810 

per liter, pemerintah sama sekali tidak memberikan subsidi.

Sebaliknya, pemerintah memperoleh kelebihan uang tunai

 Minyak tanah yang ada di bawah permukaan bumi 

di sedot sampai ke atas permukaan bumi .Untuk itu adanya 

biayanya, yaitu Rp X per liter.Minyak mentah yang sudah ada di 

atas permukaan bumi diproses sampai menjadi bensin.Biayanya 

Rp Y per liter. Bensin itu harus diangkut ke pompa-pompa 

bensin.Biayanya Rp Z per liter.Jadi , Rp X + Rp Y + Rp Z = 

10 dollar AS per barrel.Satu barrel sama dengan 159 liter.Kalau 

nilai tukar rupiah satu dollar AS sama dengan Rp 8600 , maka 

seluruh biaya untuk satu liter yaitu  ( 10 x Rp 8600 ): 159 – Rp 


540,88 di bulatkan menjadi 540 per liter.

 Seperti kita ketahui , bensin premium dijual dengan 

harga Rp 1810 per liter. Jadi , untuk setiap penjualan satu 

liter bensin premium, pemerintah kelebihan uang sebanyak 

Rp 1810 per liternya di kurangi dengan pengeluaran uang 

sebanyak Rp 540 itu tadi.Ditinjau dari sudut keluar masuknya 

uang, pemerintah kelebihan uang tunai. Mengapa dikatakan 

pemerintah memberikan subsidi ? 

PENGERTIAN SUBSIDI

 Pemerintah merasa member subsidi kepada rakyat yang 

membeli bensin premium sebab  seandainya bensin premium itu 

dijual di luar negeri, saat ini harganya 50 dollar AS per barel. 

Dengan kurs yang sama, yaitu Rp 8.600 per dolar AS. Harga 

minyak mentah diluar negeri per barel sebesar 50  Rc 8.600 per 

Rp 430.000. Per liternya dibagi 159 atau sama dengan Rp 2.704,4, 

dibulatkan menjadi Rp 2.700. Ini harga minyak mentah di luar 

negeri. Kalau dijadikan bensin, ditambah dengan tiga biaya itu 

tadi, yakni biaya penyedotan pengilangan, dan transportasi yang 

keseluruhannyaberjumlah Rp 540 per liter, maka harga bensin 

diluar negeri Rp. 2.700 Rp 540 = Rp 3.240 per liter.

Selisih harga bensin diluar negeri yang Rp 3.240 per 

liter dengan harga bensin di Indonesia Yang Rp 1.810 per liter 

atau Rp 1.430 per liternya, disebut subsidi. Pemerintah merasa 

member subsidi sebab  tidak bisa menjual bensin dengan harga 

dunia gara-gara adanya kewajiban memenuhi kebutuhan rakyat 

atas bensin premium dengan harga yang rendah, yaitu hanya Rp 

1.810 per liternya.


Pemerintah jengkel, merasa sial benar tidak dapat 

menjual bensinnya diluar negeri dengan harga Rp 3.240 per 

liter. Seandainya tidak perlu menjual kepada rakyatnya sendiri 

dengan harga Rp 1.810, pemerintah akan memperoleh tambahan 

pendapatan yang disebut “subsidi” itu tadi sebesar Rp 3.240-Rp 

1.810 atau Rp 1.430 per liternya. Bayangkan, berapa kesempatan 

yang hilang. Ya, kesempatan itulah yang hilang, bukan uang 

tunai.

Jadi jelas kiranya dinamakan subsidi itu pengertian 

abstrak yang sama sekali tidak berimplikasi adanya uang 

keluar. Dalam kenyataan, pemerintah mendapatkan kelebihan 

uang. Hanya saja kelebihannya tidak sebesar seandainya rakyat 

Indonesia diharuskan membeli bensin produksi dalam negeri 

dengan harga dunia.

BERAPA KELEBIHAN UANG PEMERINTAH

Angka yang pasti tidak dapat saya peroleh, sebab  

saya tidak berhasil mendapatkan kuantitas minyak mentah 

yang menjadi hak bangsa Indonesia. Sekitar 92 persen minyak 

mentah kita disedot oleh kontraktor asing. Hasilnya dibagi antara 

kontraktor asing dan bangsa Indonesia, yang memiliki minyak 

mentah. Perhitungannya ruwet sekali.

Yang kita sering dengar yaitu  kontrak bagi hasil antara 

pemerintahan, yang diwakili oleh Pertamina dan kontraktor 

asing dengan perbandingan 85 persen Indonesia dan 15 persen 

untuk kontraktor asing. Walaupun demikian ada faktor-faktor 

lain yang mumbuat ruwet, seperti apa yang dinamakan cost 

recovery,prorata, dan in kind, sehingga kita sulit mendapatkan 


angkanya yang eksak. Maka kita katakan saja neto minyak 

mentah yang menjadi hak bangsa Indonesia sebesar Q liter 

per tahun. Kelebihan uang pertahunnya, ya Q liter dikalikan 

dengan Rp 1.270 itu tadi. Jumlah ini banyak sekali. Kalau kita 

andaikanproduksi minyak mentah bersih yang menjadi hak 

bangsa Indonesia yaitu  70 % dari 1,125 juta barel per hari, ini 

sama dengan 70 % X 1,125 Juta barel atau 787.500 barel per hari 

atau 125.212.500 liter per hari, yaitu 787.500 barel di jadikan 

liter dengan di kalikan 159 ( 1 barel = 159 liter ). Per tahunnya,ya 

dikalikan 365 menjadi 45.702.562.500 liter. Kelebihan uang per 

liternya Rp 1.270. jadi, kelebihan uang per tahunnya yaitu  

45.702.562.500 X Rp 1.270 atau Rp 58.042.254.375.000

HARUS IMPOR

Kebutuhan bensin kita per tahun 60 juta kiloliter atau 

60.000.000.000 liter. Produksinya, seperti kita lihat tadi, 

hanya 45.702.526.500 liter. Maka kita harus impor sebesar 

14.297.437.500 liter. Ini harus dibayar dengan dunia sebesar Rp 

3.240,- per liter, atau Rp 46.323.697.500.000. Jadi ada kelebihan 

uang sebesar Rp 58.042.254.375.000, tetapi ada kebutuhan impor 

dengan jumlah uang sebesar Rp 46.323.697.500.000. Alhasil 

masih ada kelebihan uang sebesar Rp 11.718.556.875.000. 

Jadi, walaupun sebagian kebutuhan bensin harus diimpor 

dengan harga dunia, masih ada kelebihan uang tunai sebesar 

Rp 11.718.556.875.000. Timbul pertanyaan, apakah harga 

bensin premium Rp 1.810,- per liter itu tidak terlampau murah? 

Rasanya kalau satu botol Coca Cola di restoran dijual Rp 10.000,- 

sampai Rp 15.000,-. Maka, kalau mau dinaikkan memang 

pantas, asalkan kenaikkannya tidak terlampau memberatkan. 

Dengan menaikkan harga bensin premium, pemerintah memang 

mendapat pemasukan lebih besar. Pemasukan ini dapat dipakai 

untuk tujuan - tujuan baik atau dikorupsi. Namun kalau dikatakan 

bahwa harga bensin premium dinaikkan pemerintah harus keluar 

uang sekitar Rp 10 triliun per bulan jelas tidak betul. Yang betul 

malah kelebihan uang sebesar Rp 11,73 triliun per tahun.

Seluruh gambaran tulisan ini sangat amat disederhanakan 

dari kenyataan. Demikian juga angka-angkanya. Tulisan ini 

yaitu  model untuk mendapat pengertian yang sebenarnya. 

Jadi, bukan angka-angka eksak yang dipentingkan. Maksudnya 

hanya untuk menjelaskan bahwa tanpa menaikkan harga bensin 

premium pemerintah sudah kelebihan uang tunai dari seluruh 

eksploitasi minyak mentah untuk dijadikan bensin premium.

Apakah harganya terlalu rendah sehingga perlu dinaikkan 

yaitu  urusan lain lagi. Tetapi, jangan menakut-nakuti rakyat 

dengan mengatakan kalau tidak dinaikkan sampai harga dunia 

pemerintah harus keluar uang Rp 10 triliun per bulannya, dan 

akibatnya keuangan Negara menjadi bangkrut. Lebih daripada 

itu, artikel ini hanya membahas bensin premium, belum 

membahas bensin pertamax dan pertamax plus serta gas yang 

semuanya surplus lebih mahal lagi.*

FUNDAMENTAL KEBIJAKAN BBM

Harga bbm sudah dinaikan ,harapannya sekarang susaha  

harga yang sudah naik ini sementara berlaku untuk waktu yang 

relatif lama , sehingga atas dasar harga yang baru ini dunia 

usaha sudah bisa melakukan kalkulasi dan membuat perencaan 

bisnisnya . syukur kalau ada jaminan pemerintah tidak akan 

menaikannya lagi sampai 2009. Mungkinkah itu?

Berkali-kali saya beserta banyak orang mempertanyakan 

apa relevansinya harga minyak dunia dengan harga yang 

dikenakan kepada konsumen rakyat indonesia yang memiliki 

sendiri minyaknya. Kalau pemerintah konsisten dengan tolak 

pikir bahwa harga BBM harus dibawa sampai sepenuhnya 

sama dengan yang terbentuk di pasar internasional, jelas tidak 

akan ada kepastian harga BBM tidak akan naik lagi kalau harga 

minyak dunia meningkat terus.

Ada baiknya kita mempertanyakan hal-hal mendasar 

sejak sekarang agar ada pegangan untuk kebijakan dimasa 

mendatang.

Minyak mentah dihargai nol. Pertama, perlu diluruskan 

adanya pandangan bahwa harga minyak mentah indonesia 

dihargai nol kalau tidak mengacu pada harga minyak dunia. 

Ini tidak benar. saat  harga bensin premium masih Rp 1.810 

per liter,harga minyak mentah di hargai Rp1.270 perliter , yaitu 

harga konsumen yang Rp 1.810 per liter dikurangi dengan biaya 

lifting,pengilangan dan transportasi sebesar Rp 540 per liter. 

Setelah dinaikan menjadi Rp 2.400 per liter, minyak mentah 

dihargai Rp 1.860 perliter. Tidak nol !

Mekanisme pasar yang mana? Dikatakan bahwa kalau 

sistem ekonomiyang kita anut bukan sistem ekonomi komunis, 

semua barang dihargai dengan harga yang terbentuk melalui 

mekanisme pasar. Jelasnya, harga yaitu  titik perpotongan 

antara kurva permintaan dan kurva penawaran. Seperti kita 

ketahui, membeli dan semua berminat menjual. Daari massa 

titik-titik para pembeli itu di tentukan garis tengahnya. Itulah 

kurva permintaan.

Demikian juga dengan pembentukan kurva penawaran. 

Pertanyaanya, di mana kurva permintaan dan kurva penawaran 

itu di koplilasi guna menentukan titik potongnya? Di new york. 

Adakah minyak mentah indonesia yang diperdagangkan disana? 

Praktis tidak ada, sebab  seluruh produksi minyak indonesia 

sudah kurang untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya sendiri. 

Beberapa jumlah produksi  minyak mentah seluruh dunia yang 

diperdagangkan di new york? Hanya 30 persen. Yang 70 persen 

dimonopoli oleh perusahaan-perusahaan raksasa minyak dari 

hulu sampai hilir.

Kita tahu ada banyak bentuk pasar, antara lain perfect 

competition, monopolistic competition, oligopoli, duopli, dan 

monopoli. Bentuk pasar di new york mirip dengan perfect 

competition. Bentuk pasar minyak di indonesia jelas monopoli, 

dan monopoli itu diberikan kepada pertamina dengan harga yang 

ditentukan oleh pemerintah.

Harga yang ditentukan oleh pemerintah bukan harga 

yang setinggi – tingginya sebagai mana layaknya monopolis 

partikelir. Justru sebalik nya, pemerintah menetapkan harga 

yang serendah-rendahnya susaha  terjangkau oleh rakyat banyak 

yang masih miskin dan sangat rendah daya belinya.

Jadi, kedudukan monopoli pemerintah tidak dipakai 

untuk memperoleh laba maksimal, tetapi dipakai untuk 

menjalankan fungsi sosialnya sesuai dengan jiwa dan amanat 

pasal 33 UUD kita. sebab  itu, kurva penawaran tidak dapat 

digambar seperti yang ada dalam buku teks, sebab  perilakunya 

bukan profit maximisation. 

Mengapa tim ekonomi di pemerintah lantas bersikap dan 

berprilaku seperti monopolis partikelir dan melupakan fungsi 

sosial nya dalam menetapkan harga minyak yang menjadi milik 

rakyat? Bukankah buat migas produck indonesia yang bekerja 

bukan inivisible hands nya mekanisme pasar, tapi inivisible 

hands nya kekuatan politik, kepentingan dan idiologi?

Saya paham, susaha  hasil penjualannya yang lebih 

besar dapat dipakai untuk tujuan-tujuan baik juga buat rakyat, 

namun siapa yang menentukan prioritas bahwa pemerintah 

sebaliknya menggencet rakyat dalam hal minyak susaha  dapat 

memanjakannya di bidang pendidikan dan kesehatan ? jadi, 

dengan kebijakan yang di protes rakyat banyak, pemerinah 

justru ingin memperbesar keadilan 

Keadilan dikatakan yang menikmati bensin terlampau 

murah hanya orang kaya. Ini tidak betul. Bagian terbesar 

kendaraan yang mengkonsumsi premiumyaitu  sepeda motor 

, bajaj, mikrolet, pick up dan truck pengakut barang, angkot, 

ojek dan masih banyak lagi orang miskin atau kelompok yang 

berpendapatan pas-pasan . orang kaya memakai bensin pertamax 

dan pertamax plus  

Kalau mau adil, jelas, konkret dan tepat sasaran, mobil 

sedan dan mpv dengan kapasitas diatas cc tertentu dipajaki 

setinggi-tingginya . mengapa lantas menjadi tambalsulam? 

Rakyat digencet, terus diobati dengan yang dinamakan 

kompensasi.

Yang digencet perutnya sampai menjadi lapar , obatnya 

pendidikan dan layanan kesehatan murah. Buat orang yang 

terlampou miskin dan lapar. Pendidikan menjadi abstrak, 

betapapun penting untuk jangka panjang. Dan orang yang 

terlampau miskin, dengan pendidikan yang membaik, jangka 

panjangnya akan mati ditengah jalan sebab  kelaparan.

Pelayanan kesehatan murah memang diberikan , tetapi 

mengapa dibuat sehat terlebih dahulu dengan disuruh kekurangan 

makan sebab  naiknya harga barang-barang kebutuhan pokok?

Ada kata subsidi. sebab  secara fundamental harus ikut 

dengan mekanisme pasar di new york, selisih harga antara pasar 

new york dan harga yang ditetapkan oleh pemerintah indonesia 

disebut subsidi. Ini membawa kebingungan lagi. Walaupun 

harga bensin ditetapkan sangat rendah , tetapi tidak berati harga 

minyak mentah dihargai nol.

Dengan harga yang sekarang berlaku untuk bensin 

premium sebesar Rp 2.400 per liter, harga minyak mentah 

dihargai Rp 1.860 per liter. Dengan sendirinya pemerintah 

memperoleh kelebihan uang tunai sebesar Rp 1.860 per liter 

untuk setiap liter bensin premium yang di gali dari bumi. 

Indonesian sendiri. Maka istilah subsidi tidak sama dengan 

uang keluar. Namun sebab  kata subsidi lazimnya berati ad uang 

keluar sadar atau tidak.

 Pemerintah menjadi percaya bahwa subsidi identik 

dengan pengeluran uang . ini menjadi ucapan yang sangat aneh 

dan membingungkan. Penyataan pemerintah terakhir berbunyi ; 

kalau harga bensin tidak dinaikan , pemerintah tekor sekitar Rp 

60 triliun. Tetapi, kalau harga bensin dinaikan , pemerintah bisa 

memberikan santunan kepada kaum miskin dengan jumlah Rp 

7,9 triliun 


Mari kita telah kalimat ini . Harga bensin premium 

sudah dinaikan dari Rp 1.810 menjadi Rp 2.400 per liter. Apakah 

dengan kenaikan ini pemerintah sudah kelebihan uang sebesar 

Rp 17,9 triliun atau lebih, yang digunakan untuk menyantuni 

kaum miskin?

Saya bertanya kepada banyak orang yang menganut 

faham, bahwa subsidi identik dengan uang keluar . mereka 

mengatakan , dengan harga bensin premium Rp 2.400 per liter 

, keuangan pemerintah masih tekor. Hanya tekornya tidak lagi 

Rp 60 triliun. Katakanlah tekornya yang tadinya Rp 60 triliun 

menjadi Rp 20 triliun. Kalau masih tekor Rp 20 triliun , kok bisa 

menyantuni kaum miskin sebesar Rp 17,9 triliun? Iniah yang 

membuat sebagian anggota dpr sangat berkeinginanmemakai  

hak angketnya susaha  memiliki  gambaran yang menyeluruh 

dan sebenarnya

Memang ruwet sekali, sebab  demikian banyak produck 

minyak mentah, belum lagi derivatifnya . sebab  itu penghargaan 

kita menjadi 2x lipat ganda buat para anggota dpr yang ingin 

mengetahui segala sesuatunya melalui hak  angket

Asas kas atau asas akrual?  Keanehan lain,pos BBM 

dalam APBN yaitu  kuantitas dikalikan dengan harga minyak 

di pasar internasional , yang tidak akan pernah diterima oleh 

pemerintah , mengapa? sebab  harga yang berlaku di indonesia 

ditetapkan oleh pemerintah dengan harga yang jauh lebih 

rendah. sebab  itu, untuk mengimbanginya, dicantumkan angka 

di sisi pengeluaran APBN dengan pos yang bernama “subsidi 

BBM” . dengan sendirinya pos ”Subsidi BBM” juga angka yang 

tidak pernah dikeluarkan. Cara penyusunan APBN seperti ini 


menyalahi prinsip cash basis. Dalam UU Nomor 17 tahun 2003 

tentang keuangan negara pasal 36 memang diindikasikan akan 

diberlakukan basis akrual, tetapi sebagai peraturan peralihan 

dengan tenggang waktu lima tahun. Saya kira sekarang masih 

belum diperlakukan dengan peraturan pelaksanaannya.

Pasal 36 merujuk pasal 1 nomor 13,14,15,dan 16, yang 

dinyatakan sebagaai sistem akrual. Bunyi pasal 1 nomor 13: 

“pendapatan negara yaitu  bak pemerintah pusat yang diakui 

sebagai penambah nilai kekayaan  bersih.” Harga yang berlaku 

dipasar dunia bukan hak pemerintah, sebab  pemerintah 

menetapkan sendiri yang menjadi haknya untuk bensin premium 

Rp 2.400 per liter. Bukan Rp 3.240 per liter kalau didasarkan atas 

harga minyak mentah di pasar NEW YORK sebesar 50 dolar AS 

per barel, dan satu dollar AS tanggap sama dengan  Rp 8.600.

UU nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara tidak 

mampu merumuskan dan menjabarkan asas kas dan asas akrual 

yang benar, sebab  pikiran para pembuat undang- undang dalam 

kaitannya dengan arti kata subsidi untuk migas 

Impor neto sering dijelaskan bahwa tekor sampai Rp 

60 triliun itu betul-betul pengeluaran uang, sebab  kita harus 

menginpor minyak mentah maupun bensin . jumlah produksi 

kurang dibandingkan dengan jumlah konsumsi. Memang , tetapi 

tidak 100 persen kebutuhan impor. Yang diimpor yaitu  selisih 

antara produksi yang merupakan hak indonesia dan konsumsi. 

namun jumlah yang harus dikeluarkan ini seimbang dengan 

jumlah kelebihan uang dari seluruh produksi yang menjadi hak 

indonesia . sekedar contoh , kita mengacu pada bensin premium. 

untuk setiap liternya pemerintah kelebihan uang sebesar Rp 

1.860 seperti sudah dijelaskan tadi ( Rp 2.400 – Rp540). Berapa 

persisnya kelebihan uang ini dan berapa persisnya uang yang 

dibutuhkan untuk impor tidak pernah di beberkan, betapapun 

ruwetnya sebab  produk-produk minyak mentah begitu 

banyaknya.


INFLASI DAN DEFLASI

Inflasi yaitu  momok ekonomi modern. Ini yaitu  salah 

satu ancaman utama yang terus-menerus akan merusak atau 

bahkan menghancurkan dekade pertumbuhan ekonomi jika 

dilepaskan dan tidak dikekang. Dikhawatirkan oleh gubernur 

bank sentral global dan memaksapelaksanaan kebijakan moneter 

yang secara inheren tidak populer. Ini membuat beberapa orang 

tidak adil antara orang kaya dan memiskinkan orang lain.

Secara historis inflasi telah menghancurkan seluruh 

ekonomi dan mengubah jalannya sejarah manusia. Inflasi yaitu  

salah satu kekuatan yang terurai, pada kekaisaran Romawi dua 

ribu tahun yang lalu dan kekaisaran Uni Soviet dua dekade lalu. 

Padakali ini sedang ditulis negara Venezuela pulih dari tingkat 

inflasi di atas 100% dan Mesir yang terjadi kerusuhan tentang 

bahan bakar yang lebih tinggi harganya.

Dampak inflasi yang parah seringkali jauh melebihi 

perekonomian. Dalam kisah yang paling jitu dalam sejarah 

modern, inflasi mengerikan dipicu oleh Republik di Jerman pada 

akhir Perang Dunia I yang menyebabkan harga naik untuktingkat 

luar biasa bahwa nilai tukar Mark Jerman ke Dollar melebihi 

3000000000000-1! Hal ini dihasilkan kehancuran ekonomi 

yang menciptakan lubang hitam politik yang akhirnya muncul 

Nasional Partai Sosialis dan Adolf Hitler, yang mengeksploitasi 

kehancuran menjadi Kanselir Jerman pada bulan Januari 1933.

Inflasi ini merupakan gambar cermin, deflasi, memiliki 

kurang dari warisan sejarah gelap, tapi tetap masalah ekonomi 


yang serius.

Deflasi didefinisikan perilaku harga selama Depresi 

Besar pada 1930-an dan telah muncul sebagai ekonomi di Jepang 

pada periode berjalan.

Bab ini mengeksplorasi fenomena ganda ekonomi 

inflasi dan deflasi pada tingkat awal. Kami akan mulai dengan 

mendefinisikan inflasi dan menjelaskan bagaimana hal itu diukur 

dalam ekonomi modern. Kemudian kita akan mengeksplorasi 

pembangunandua harga indeks utama, Indeks Harga Konsumen 

dan Indeks Harga Produsen, dan akan mengikuti bahwa dengan 

diskusi panjang tentang mengapa inflasi dan deflasi begitu 

berbahaya. Akhirnya, dengan memakai  model yang 

sudah dikembangkan dalam bab ini, kita akan mengeksplorasi 

pemicu  modern inflasi dan mempertimbangkan respon 

kebijakan dasar yang dirancang untuk mengekang inflasi atau 

merangsang ekonomi keluar dari deflasi.

Bab ini tidak menawarkan kata akhir tentang inflasi dan 

deflasi. Kisaran respon kebijakan yang tersedia untuk inflasi dan 

deflasi dibahas secara lebih rinci dalam bab-bab selanjutnya. 

Demikian juga, dampak rumit nilai tukargerakan pada tingkat 

inflasi internasional juga ditangguhkan untuk bab berikutnya 

pada tingkat perdagangan dan pertukaran internasional.

I. Definisi

Iinflasi yaitu  suatu istilah umum yang digunakan 

dalam banyak konteks, tidak ada definisi yang diterima secara 

umum tentang inflasi, juga tidak ada agrteement umum tentang 

apa yang merupakan tingkat yang dapat diterima inflasi, inflasi 

yang buruk, atau hiperinflasi.Secara umum dapat dikatakan 

bahwa inflasi yaitu  ukuran dari peningkatan umum tingkat 

harga dalam perekonomian, yang diwakili biasanya dengan 

indeks harga inklusif, sepertisebagai Indeks Harga Konsumen 

di Amerika Serikat.Istilah menunjukkan banyak harga individu 

meningkat bersama-sama daripada satu atau duaharga terisolasi, 

seperti harga bensin di lingkungan harga dinyatakan tenang.

Tingkat inflasi biasanya dinyatakan sebagai tingkat 

pertumbuhan tahunan pada harga (sekali lagi, yang diukur 

dengan indeks) bahkan jika diukur selama periode waktu yang 

lebih singkat.

Misalnya, jika laporan radio menyatakan bahwa “harga 

konsumen naik pada tingkat inflasiempat persen kuartal terakhir, 

“yang biasanya berarti Indeks Harga Konsumen untuk Semua 

Konsumen Perkotaan (indeks yang paling dikutip) naik selama 

tiga bulan terakhir pada tingkat tahunan sekitar empat persen, 

dan pers umumnya mengacu pada tingkat inflasi saat ini sebagai 

sekitar empat persen.

 Deflasi merujuk penurunan 

umum dalam harga atau tingkat 

harga yang diukur dengan 

indeks harga inklusif dan, 

sekali lagi, bukan mengacu 

pada penurunan harga terisolasi, 

seperti gas alam menurun 

dalam harga, di harga dinyatakan 

stabil lingkungan Hidup.

Selama masa ekonomi yang sehat saat  ekonomi 

mengalami tidak inflasi atau deflasi, istilah seperti stabilitas 

harga mungkin menggambarkan lingkungan harga ekonomi 

pada saat itu.

Jadi pada titik ekonomi dari status yang diinginkan 

stabilitas harga inflasi (yaitu ekonomi mengalami inflasi, yang 

hampir selalu dilihat sebagai masalah)? Meskipun semua 

ekonom mengakui bahwa semakin tinggi tingkat inflasi, 

semakin serius masalah ekonomi (dijelaskan kemudian), apa 

yang merupakanambang bergerak dari baik buruk dan dari 

buruk menjadi lebih buruk tergantung pada ekonom dan sampai 

batas tertentu pada konteks. Ditunjukkan pada Tabel 1 yaitu  

ambang batas yang agak sewenang-wenang yang digunakan 

oleh guru Anda di kuliah dan tulisan-tulisannya. Ekonom lain 

akan memiliki ambang sedikit lebih nyaring dari ini, namun 

orang lain yangsedikit longgar.

saat  Anda melihat Tabel 1 jelas bahwa jumlah nominal 

inflasi, biasanya kurang dari 3%, diterima dan bahkan mungkin 

baik untuk perekonomian. Tapi setiap tingkat berkelanjutan 

di atas 2,5% atau 3% akan dilihat sebagai masalah potensial, 

dan semakin tinggi tingkat, yang lebih serius dan masalah akan 

berbahaya. Bagian dari alasan untuk ini yaitu  sebab  setelah 

inflasi bergerak naik  tinggi ke kisaran satu digit dan kemudian 

kisaran dua digit, ia mulai diri senyawa ke tingkat yang lebih 

tinggi. Dengan kata lain, setelah mencapai tingkat tertentu, ia 

menetapkan dalam gerak serangkaian kekuatan yang cenderung 

bergerak secara otomatis ke tingkat yang lebih tinggi (dijelaskan 

kemudian). Lebih jelasnya, inflasi 12% secara otomatis akan 

menjadi inflasi 15% dan kemudian inflasi 20% jika tidak 

ditangani dengan memakai  kebijakan anti-inflasi yang parah 

dan tak kenal lelah. Setelah inflasi bergerak di atas kisaran 20%, 

pelajaran dari sejarah memberitahu kita bahwa kecenderungan 

untuk diri-senyawa begitu besar sehingga inflasi menjadi 

eksplosif dan berpotensi menghancurkan untuk ekonomi.

Inflasi berpotensi mengubah ekonomi ke dalam lubang 

hitam merokok.

Pada titik ini akan berguna untuk melihat grafik yang 

menunjukkan tingkat inflasi di Amerika Serikat melalui 

serangkaian dekade. Gambar 1 CPI Inflasi: 1960-2011 

menunjukkan bahwa tingkat inflasi tahunan, yang diukur dengan 

indeks inflasi paling dikutip di Amerika Serikat, Indeks Harga 

Konsumen untuk Konsumen Perkotaan, AS Kota Sedang, Semua 

Barang, yang dirilis bulanan (meskipun grafik memakai  

data tahunan). Garis hijau vertikal mewakili palung siklus 

bisnis, garis ungu ambang antara deflasi dan stabilitas harga 

(yang menunjukkan bahwa kita memiliki episode kecil deflasi, 

yang sangat tidak biasa, pada tahun 2009), dan garis kuning 

putus-putus mewakili perkiraan ambang batas, menurut Tabel 

1, bergerak dari daerah stabilitas harga menjadi wilayah inflasi 

yang moderat dan mungkin lebih tinggi. Tingkat inflasi tahunan 

rata-rata selama periode ini telah sekitar 4%.

Dengan inspeksi, meskipun, itu sangat jelas bahwa 

ekonomi AS telah menderita dua serangan berbahaya dari inflasi 

selama periode lima puluh tahun ini, bergerak pada tahun 1980 

ke kisaran diidentifikasi dalam Tabel 1 sebagai hiper-inflasi. 

Itu memang berbahayatahun (30 tahun suku bunga KPR tetap 

pinjaman rumah berada di atas 15% pada saat itu) dan itu hanya 

disembuhkan oleh respon kebijakan yang benar-benar Draconian 

(dijelaskan dalam kuliah) yang melemparkan ekonomi ke resesi 

yang sangat dalam dan serius.

Grafik ini  juga menunjukkan bahwa selama dekade 

terakhir inflasi belum menjadi masalah di Amerika Serikat.

II. Bagaimana Inflasi Terukur dan Tingkat Inflasi Dihitung

Gambar 1 menunjukkan tingkat  inflasi tahunan yang 

diukur dengan Indeks Harga Konsumen. Bagian ini akan 

menjelaskan bagaimana indeks yang ditentukan dan bagaimana 

tingkat inflasi dihitung dari indeks. Bagian ini juga akan 

membahas konstruksi indeks harga lainnya seperti Producer 

Price Index dan indeks harga khusus yang digunakan untuk 

mengempis perkiraan PDB nasional nominal untuk tingkat 

pertumbuhan (disesuaikan dengan inflasi) mereka yang 

sebenarnya.

II. 1. Indeks Harga Konsumen

Sesuai namanya, Indeks Harga Konsumen(IHK)

yaitu  indeks - satu nomor- tidak tingkat pertumbuhan. Untuk 

mengubahnya ke inflasi tingkat dua nilai indeks harus diubah 

menjadi tingkat pertumbuhan memakai  rumus dasar.Indeks 

itu sendiri berdasar survei berulang besar yang dilakukan 

oleh sebuah badan pemerintah, Biro Statistik Tenaga Kerja 

(BLS), sebuah divisi Departemen Tenaga Kerja dari AS.

Umumnya, survei mencoba untuk mengevaluasi dan 

mengevaluasi kembali harga berbagai barang yang dibelioleh 

konsumen. Statistik CPI dan terkait yang dirilis setiap bulan, 

pertama dalam bentuk siaran pers dan kemudian segera 

sesudahnya dalam database yang tersedia untuk siapa saja yang 

mengunjungi situs web CPI. sebab  CPI yaitu  indeks, itu 

yaitu  normal untuk dasar, dan dasar saat ini digunakan yaitu  

rata-rata indeks baku untuk 36 bulan tahun kalender1982-1984, 

yang kemudian ditugaskan nilai 100.

Setiap bulanpengumpul data BLS memakai  

kunjungan pribadi dan panggilan telepon ke toko-toko ritel, 

fasilitas medis dan bisnis lain yang melayani konsumen untuk 

mengumpulkan data harga pada lebih dari 80.000 item di lebih 

dari 200 kategori barang, mulai dari  telur ayam  untuk  liter  

minyak motor untuk biaya kuliah dan biaya perangko. Data 

harga ditinjau dan disesuaikan (sebab  kualitas, kemasan, dan 

segudang masalah lain dapat mempengaruhi definisi komoditi-

apa yaitu  ”besar” telur, untuk misalnya), maka setiap harga 

dikalikan dengan bobot kemudian dijumlahkan menjadi 

beberapa indeks tunggal: 

di mana α yaitu  berat badan yang sesuai (perubahan berkala, 

tapi tidak setiap bulan) dan P yaitu  salah satu dari ribuan hadiah. 

Dijumlahkan, nilai tertimbang dibagi dengan dasar, rata-rata 

dari CPI baku (pada dasarnya rumus kekiri tanda divisi) untuk 

36 bulan pada tahun 1982 sampai 1984. Hal ini akan ditafsirkan 

bahwa jika CPI menyamai110, maka harga telah meningkat 

sekitar 10% sejak periode dasar.

Penjumlahan alpha ini ditampilkan di atas disebut 

keranjang pasar dengan BLS dan dimaksudkan untuk kira-kira 

mewakili persentase pengeluaran bulanan konsumen sebagai 

kelompok dibelanjakan pada kategori keseluruhan dan masing-

masing komponen kecil dalam kategori, sehingga Alpha semua 

menambahkan hingga 100%. Misalnya, pada Januari 2013 berat 

untuk kategori Makanan menyamai 15,261%, dan sub kategori 

dalam Makanan untuk Buah dan Sayuran menyamai 1,287%. 

Dalam kategori ini , berat untuk Pisang setara 0,081%. Hal 

ini dapat ditafsirkan bahwa dengan perkiraan BLS, konsumen 

AS menghabiskan 15,261% dari pengeluaran bulanan mereka 

pada makanan, 1,287% pada buah dan sayuran, dan 0,081% 

pada pisang.

Bobot ini , yang mengubah lebih atau kurang setiap 

dua tahun, didasarkan pada survei konsumsi disediakan oleh 

ribuan rumah tangga. Pada waktu tertentu sekitar 7.000 keluarga 

diminta untuk menjaga buku harian pribadi benar-benar segala 

sesuatu yang mereka beli untuk jangka waktu dua minggu, yang 

kemudian dikumpulkan oleh BLS. Selama periode survei dua 

tahun BLS akan mengumpulkan sekitar 28.000 buku harian 

mingguan dan, untuk informasi tambahan, akan melakukan 

sekitar 60.000 wawancara per kuartal.

TABEL 2

Tabel 2 menunjukkan bobot dan komponen dari beberapa 

kategori CPI utama bersama dengan beberapa komponen yang 

lebih kecil (dipilih secara acak untuk kepentingan) untuk rilis 

Januari 2013. CPI dirilis dengan data yang musiman disesuaikan 

(SA) (di mana perilaku harga musiman statistik merapikan) dan 

tidak musiman disesuaikan (NSA). Bobot dibahas di atas dapat 

dilihat (mereka bulat) serta nomor indeks kategori agregat dan 

individu. Juga ditampilkan yaitu  tingkat inflasi tahunan selama 

dua belas bulan sebelumnya untuk masing-masing kategori 

(metode untuk menghitung yang dijelaskan di bawah ini).

Seperti dapat dilihat, indeks secara keseluruhan sekarang 

berdiri di 230,3, yang berarti bahwa harga pada umumnya 

memiliki lebih dari dua kali lipat sejak periode dasar. Melihat ke 

bawah kolom di indeks individu, dapat dilihat bahwa perawatan 

medis telah mengalami tingkat inflasi yang lebih tinggi dari 

indeks secara keseluruhan, sedangkan pakaian (pakaian) telah 

meningkat hanya 24,7% atas seluruh periode 30- tahun, dan 

biaya rekreasi bahkan kurang. Biaya peralatan komunikasi 

(komputer, telepon danseperti) telah benar-benar kempes - jatuh 

nilai nominal (yang berarti bahwa perangkat ini lebih murah 

daripada mereka dulu dalam dolar absolut).

Banyak mahasiswa khawatir bahkan mungkin jengkel 

melihat bahwa biaya kuliah dan biaya peringkat sebagai salah 

satu kategori yang paling meningkat di semua listing CPI, di 636 

mewakili peningkatan enam kali lipat harga sejak periode dasar. 

Kamuakan berpikir bahwa siswa akan mengeluh tentang hal ini.

Tabel 2 juga menunjukkan item memo, Pembelian 

Kekuatan Dollar, di $ 0,434. Nilai ini sama dengan 

yang merupakan ukuran berapa banyak dolar akan membeli 

sekarang dibandingkan dengan apa yang dibeli pada periode 

dasar. pada Januari 2013 dolar bernilai empat puluh tiga sen 

dibandingkan dengan 1982-1984 dolar.

II.2. Menghitung Tingkat Inflasi dari Indeks Harga

Sebuah indeks harga yaitu  nilai tunggal dikenal dengan 

basis, tetapi nilai ini  tidak memiliki makna yang melekat. 

Setiap indeks inflasi menjadi lebih berguna saat  berubah 

menjadi tingkat inflasi. Bagian ini menunjukkan bagaimana 

Indeks Harga Konsumen berubah menjadi tingkat inflasi.

Biasanya tingkat tahunan dihitung sebagai tingkat 

pertumbuhan diskrit. Rumus umum untuk transformasi diskrit 

ini dinyatakan sebagai titik desimal yaitu 

yang dapat diterjemahkan untuk mengatakan bahwa tingkat 

perubahan berakhir setiap saat t sama dengan nilai indeks pada 

waktu t dibagi dengan nilai indeks pada periode sebelumnya (t-

1) minus satu. Untuk mengungkapkannya sebagai persentase, 

nilai ini di atas yaitu  kali dikalikan 100.Oleh sebab  itu salah 

satu cara untuk menghitung tingkat tahunan perubahan harga 

konsumen yaitu  untuk mengambil CPI Desember untuk 

setiap tahun dan menghitung tingkat tahunan untuk tahun 

yang memakai  CPI Desember dari tahun sebelumnya. 

Misalnya, untuk menghitung tingkat inflasi tahunan Desember-

to-Desember untuk 2011, salah satu akan memakai  rumus 

berikut:

Sekali lagi, nilai ini dapat dikonversi ke keuntungan persentase 

dengan mengalikan kali 100.

Mengingat bahwa CPI untuk bulan Desember 2010 

yaitu  219,18 dan untuk Desember 2011 yaitu  225,67, maka 

tingkat inflasi Desember-to-Desember

sehingga analis dapat mengatakan bahwa tingkat inflasi untuk 

2011 yang diukur dengan IHK yaitu  sedikit di bawah tiga 

persen.

sebab  CPI dihitung satu bulan dapat menghitung 

tingkat inflasi tahunan tersirat dengan indeks bulanan dengan 

memakai  rumus berikut:

Misalnya, mengingat bahwa CPI untuk bulan Desember 

2010 yaitu  219,18 dan untuk November 2010 yaitu  218,80, 

maka tingkat inflasi tahunan untuk bulan Desember ini

Lebih dulu meskipun itu sebab  nilai-nilai bulanan bisa 

sangat volatile, mengingat bahwa tingkat tahunan dihitung 

dengan peracikan, setiap volatilitas dinomor bulanan akan 

menghasilkan volatilitas yang lebih besar dalam nilai-nilai 

tahunan yang diperparah dihitung dari angka-angka. Sebagai 

contoh, kita lihat di atas bahwa CPI untuk Desember 2011 

yaitu  225,67. Ternyata bahwa CPI untuk November 2011 

yaitu  jumlah yang lebih tinggi di 226,23! Ini akan berarti 

bahwa laju inflasi tahunan (sebenarnya, tingkat deflasi) pada 

bulan Desember 2011 yaitu 

Untuk mencegah volatilitas menyesatkan ini yang 

terbaik yaitu  memakai  perbandingan tahunan (seperti 

contoh Desember-to-Desember atas).

II. 3. Indeks Harga Produsen

Selain CPI, Biro Statistik Tenaga Kerja juga menerbitkan 

serangkaian indeks disebut Indeks Harga Produsen (PPI) untuk 

harga yang diterima oleh produsen domestik untuk barang dan 

jasa yang dihasilkan mereka dan secara umum dibagi menjadi 

dua kategori, harga komoditas seperti alami gas, berbagai produk 

pertanian, dan bahan kimia industri, dan barang jadi, mulai dari 

produk roti dan kopi panggang untuk makanan hewan, mobil 

penumpang, dan perhiasan imitasi. Lebih dari 10.000 produk 

yang diperinci dalam Indeks Harga Produsen, yang dulu disebut 

Indeks Harga Grosir, nama mungkin lebih deskriptif dari aplikasi 

saat ini.

II. 4 sampel data bulanan untuk survei PPI lebih dari 25.000 

usaha (partisipasi bersifat sukarela) menyediakan lebih dari 

100.000 kutipan harga.

Dua agregasi dari PPI yang digunakan sebagai statistik 

ekonomi utama yaitu  Indeks Harga Produsen untuk barang 

jadi dan Indeks Harga Produsen untuk semua komoditas, 

meskipun agregasi lain seperti bahan mentah, pertanianproduk, 

dan barang energi selesai akan mendapatkan perhatian media 

jika mereka menunjukkan pergerakan harga yang tidak biasa 

di sektor ekonomi utama. Hal ini sebagian sebab  harga di PPI 

sering terkemuka indikator mana harga cenderung untuk pergi 

beberapaminggu atau bulan kemudian di sektor konsumen, 

sebagaimana tercermin pada akhirnya di CPI. Sebagai contoh, 

jika harga minyak mentah atau harga grosir naik bensin di masing-

masing PPI, jika itu kenaikan harga ditopang kemungkinan 

untuk muncul dibagian dari CPI yang didedikasikan untuk biaya 

transportasi.

Indeks agregat, seperti Indeks Harga Produsen untuk 

semua komoditas, yaitu  jumlah tertimbang komoditas individu, 

dan memakai  teknik pembobotan yang sama dari itu 

dijelaskan di atas untuk CPI. Penentuan bobot, bagaimanapun, 

yaitu  lebih sewenang-wenang dan sering lambat untuk berubah. 

Mengingat bahwa harga dikumpulkan dalam survei dari produsen 

komersial, beberapa bobot didasarkan kurang lebih pada tugas 

produser dari berat berdasar pada kepentingan relatif dari 

komoditas atau baik dalam pertanyaan di aliran pendapatan 

produser umum. Pada dasarnya, jika penjualan dari satu 

komoditas penjualan dua kali lipat dari yang lain, yang pertama 

akan memiliki dua berat. Untuk komoditas, bobot juga dihitung 

dengan estimasi nilai bruto relatif pengiriman - jika nilai minyak 

mentah dikirim dua kali lipat nilai gas alam, minyak mentah 

akan memiliki dua kali lipat berat gas alam. Gambar 2 - Barang 

jadi dan Komoditi PPI dibandingkan CPI-U membandingkan 

Indeks Harga Produsen Barang jadi dan Indeks Harga Produsen 

Komoditas untuk untuk Indeks Harga Konsumen memakai  

tarif bulanan tahunan selama enam tahun antara 2007 dan 2013. 

Seperti yang diharapkan, PPI untuk komoditas jauh lebih stabil 

daripada dua lainnya dan menunjukkan bahwa selama lebih dari 

satu harga komoditas secara umum menurun, memprovokasi 

penurunan juga dalam barang jadi dan bahkan deflasi sedikit di 

barang-barang konsumsi (Gambar 1 tidak menunjukkan ini jelas 

sebab  Data tahunan sedang digunakan di sana).

Umumnya harga komoditas (minyak dan energi lainnya 

produk, biji-bijian dan produk pertanian lainnya, tembaga dan 

logam lain dan sebagainya) akan jauh lebih mudah menguap 

yang harga baik barang jadi atau barang-barang konsumsi 

dan jasasebab  mereka dibeli dan dijual di pasar global yang 

kompetitif dan tunduk pada variasi kadang-kadang ekstrim 

dalam pasokan dan permintaan, cuaca dalam kasus tanaman 

dan produk-produk energi (badai di masa lalu telah sangat 

berdampak harga minyak dan gas alam untuk jangka waktu 

yang singkat , dan bahkan siklus umum pertumbuhan di negara-

negara berkembang seperti China, India, dan Brasil.

sebab  volatilitas ekstrim bulan ke bulan nilai untuk 

setiap ukuran dari PPI tidak dapat diandalkan sebagai indikator 

meskipun mereka lebih berguna saat  data matematis merapikan 

selama beberapa bulan pada waktu. Meskipun demikian tren 

yang jelas dalamharga konsumen, apakah inflasi atau deflasi, 

sering diantisipasi oleh tren sebelumnya kenaikan komoditas 

atau barang jadi harga produsen yang baik. Alasannya cukup 

sederhana - banyak barang-barang konsumen yang dibuat dari 

komoditas ini,seperti bensin dari minyak dan sarapan sereal 

dari gandum. Tingkat hubungan bisa menjadi rumit. Pertama, 

tidak semua bisnis di pasar yang kompetitif dapat benar-benar 

menyampaikan kenaikan biaya melalui kenaikan harga yang 

sesuai. Industri penerbangan, misalnya, secara historis sulit 

untuk menyampaikan kenaikan harga BBM harga tiket sebab  

industri ini sangat kompetitif. Dalam kasus lain, seperti sereal 

sarapan, komoditas ini  membuat hanya kecilsebagian kecil 

dari harga jadi konsumen yang baik, sehingga peningkatan 30% 

dalam harga gandum dapat menyebabkan hanya peningkatan 5% 

dalam produk di rak. Di sisi lain, minyak mentah yaitu  suatu 

bagian penting dari bensin, saat  harga minyak mentahnaik 

atau turun, harga bensin berikut dan agak cepat.

III. Inti Tingkat Inflasi dan Deflasi

sebab  volatilitas ini dibahas di atas harga barang jadi 

bergantung pada komoditas, Biro Statistik Tenaga Kerja juga 

menghitung nilai untuk CPI yang tidak termasuk makanan dan 

energi dan menyebutnya Rate Core.

Lihat Gambar 3 CPI (semuanya) lebih sedikit makanan 

dan energi (Core Rate) yang membandingkan CPI untuk semua 

item untuk Core Rate, yang menghilangkan semua data pangan 

dan energi dari perhitungan. Jelas Tingkat Inti lebih stabil secara 

keseluruhanCPI sebab  strip keluar kategori yang paling volatile 

barang-barang konsumen, mereka bergantung pada harga 

komoditas volatile. Pada tahun pertama dari resesi mendalam 

yang dimulai pada kuartal keempat tahun 2007, harga komoditas 

secara umum, termasuk minyakdan bensin, anjlok sehingga 

sangat bahwa harga konsumen untuk makanan dan energi, 

walaupun memiliki berat gabungan hanya 15% (lihat Tabel 1), 

menyeret CPI secara keseluruhan dalam ke wilayah deflasi, 

seperti dapat dilihat pada grafik. Tapi saat  harga pangan dan 

energi yang dilucuti, deflasi diminimalisir sangat (meskipun 

masih ada deflasi ringan).

Hal ini sangat jelas dengan inspeksi bahwa Tingkat Inti 

umumnya lebih stabil daripada CPI umum untuk semuanya 

(dan volatilitas yang lebih besar ini meluas ke tahun sebelum 

tahun 2007). sebab  begitu banyak penekanan diletakkan pada 

pentingnya angka CPIdan rilis data bulanan (dan revisi dari data 

sebelumnya) yang diikuti oleh pasar keuangan dan lain-lain, 

media keuangan biasanya memberikan sebanyak pentingnya 

Rate Inti sebagai CPI secara keseluruhan sehingga volatilitas 

tidakdisalahartikan sebagai kecenderungan umum baik inflasi 

atau deflasi yang benar-benar tidak ada. Dasarnya merupakan 

usaha  mentah untuk menghapus beberapa kebisingan putih 

ditemukan di volatilitas CPI.

Ini tidak berarti, bahwa harga pangan dan energi yang 

penting. saat  harga bensin berjalan di atas $ 4.00 per galon 

seperti yang terjadi pada musim semi 2013 mungkin memiliki 

dampak negatif sedikit pada kategori lain dari belanja konsumen, 

yang dapat menurunkan tingkat pertumbuhan PDB riil yang 

diberikan pentingnya belanja konsumen di ekonomi AS .

III. 1. Pengaruh Inflasi dan Deflasi

Pengukuran tren harga akan sedikit lebih dari latihan 

akademis kalau bukan sebab  fakta bahwa tren ekstrim harga 

di kedua arah yang sangat berbahaya dalam ekonomi dan dapat 

mendatangkan malapetaka pada kekayaan dan pendapatan. 

Inflasi yaitu  suatu fenomena yang berbahaya bahwa bank 

sentral di seluruh dunia, seperti sendiri Sistem Federal Reserve 

dan Bank Sentral Eropa di zona euro, melihat pertempuran 

inflasi sebagai pekerjaan utama mereka (meskipun sejak tahun 

2007 sebagian besar kegiatan mereka telah berorientasi menjaga 

keuangan Krisis menjadi lebih buruk, tetapi sebagai data di 

bagian atas menunjukkan, setidaknya untuk Amerika Serikat, 

inflasi hampir tidak masalah selama krisis). Inflasi dan deflasi 

memiliki efek yang sama sekali berbeda pada ekonomi sehingga 

mereka akan dipertimbangkan secara terpisah, dimulai dengan 

inflasi.

III. 2. Pengaruh Inflasi Setelah Kekayaan dan Penghasilan

Meskipun inflasi umumnya berbahaya bagi ekonomi - 

hiperinflasi yang dapat menghancurkan ekonomi dan di masa 

lalu tidak benar bahwa inflasi merugikan setiap pemain dalam 

perekonomian. Meskipun inflasi dapat menghancurkan kekayaan 

dan pendapatan (menjelaskan bawah), inflasi juga memiliki 

efek merusak dari redistribusi kekayaan dan pendapatan, dan 

melakukannya secara tidak adil.

Umumnya, inflasi tak terduga (peran penting dari 

ekspektasi inflasi yang dibahas pada bagian selanjutnya) di 

kisaran mengatakan 6% sampai 15%, akan mendistribusikan 

kekayaan dan pendapatan dari kohort ekonomi seperti penyewa, 

hemat, pemberi pinjaman (terutama mereka yang meminjamkan 

pada tingkat bunga tetap untuk pinjaman seperti hipotek jangka 

panjang), orang pensiunan (terutama jika hidup pada pendapatan 

tetap atau terbatas), dan banyak dari penduduk yang bekerja 

pada umumnya.

Dalam kasus penduduk yang bekerja umum, penelitian 

telah menunjukkan bahwa umumnya upah dan bentuk lain dari 

pendapatan nominal tidak menjaga dengan tingkat inflasi umum 

setelah inflasi menjadi berlebihan, sebagian sebab  majikan 

tidak berkewajiban untuk menaikkan upah hanya sebab  ada 

inflasi tetapi juga sebab  banyak tenaga kerja ditetapkan oleh 

kontrak yang lambat untuk mengubah atau hanya tidak responsif 

terhadap inflasi muncul dengan cepat, fenomena dalam penelitian 

ekonomi yang disebut “lengket upah.”

Inflasi ini sama meskipun sering akan menguntungkan 

pemilik aset riil, seperti real estate dan terutama real estate 

dibiayai dengan hipotek jangka panjang dengan suku bunga tetap 

(seperti 30 tahun fixed-rate mortgage), tetapi juga komoditas 

lainnya, seperti berharga logam, koleksi berharga dan aset lain 

seperti itu. Inflasi manfaat setiap kelas peminjam yang mampu 

meminjam pada tingkat tetap, yang meliputi KPR seperti 

disebutkan di atas, tetapi juga segala bentuk utang pasar, seperti 

obligasi jangka panjang awalnya dijual dengan harga tetap (dan 

sebab  itu akan menguntungkan bisnis atau pemerintah saja 

yang telah membiayai dengan obligasi ini ).

Paragraf di atas menyiratkan bahwa siapa pun yang 

terampil dan cukup kaya untuk mengantisipasi inflasi, bahkan 

sebagai kemungkinan bukan kepastian, dapat membuat jenis 

investasi keuangan yang tidak hanya melindungi terhadap 

bahaya inflasi tetapibahkan keuntungan sebab  inflasi. Ini harus 

jelas dari contoh-contoh yang diberikan bahwa jika seseorang 

menganggap prospek inflasi sebagai suatu kemungkinan (sebab , 

misalnya, kebijakan pemerintah saat ini - lebih lanjut tentang itu 

di bawah) maka pembelian real estate, baik tempat tinggal utama 

atau rumah kedua atau sewa, dengan pembayaran minimal turun 

dibiayai dengan 30 tahun hipotek suku bunga tetap pada tingkat 

bunga yang relatif rendah (kombinasi dari pilihan yang telah 

pasti telah tersedia sejak 2010 sampai saat ini ditulis di Spring 

2013), mungkin investasi soundest investor swasta yang bisa 

membuat. Hal ini tidak relevan bahwa pasar real estate bangkrut 

pada tahun 2007. Itu terjadi sebab  kelebihan spekulatif,l engkap 

kurangnya regulasi yang efektif, dan kombinasi incompetency 

dan penipuan didorong oleh keserakahan dari beberapa bank 

terbesar di dunia.

pemerintahan yang dipilih secara demokratis ada 

kemungkinan untuk bertahan hidup masa inflasi yang parah, 

tapi seperti spekulan real estate pemerintah kadang-kadang 

memiliki insentif untuk membiarkan run inflasi untuk sementara 

setidaknya dua alasan. Pertama, sangat kebijakan yang memiliki 

potensi untuk menghasilkan inflasi, seperti menjalankan 

defisit anggaran yang besar yang sebagian uang oleh otoritas 

bank sentral bisa sangat populer dengan (naif?) Pemilih yang 

mendapatkan keuntungan dari kelebihan ini , setidaknya 

sampai inflasi muncul dan menjadi masalah (kantor kadang-

kadang lama setelah para politisi yang bertanggung jawab 

telah meninggalkan). Kedua, inflasi secara substansial dapat 

mengurangi nilai riil utang pemerintah, seperti halnya untuk 

utang hipotek swasta.

Oleh sebab  itu jika tidak semua dirugikan oleh inflasi, 

bahwa memang beberapa pihak mendapatkan keuntungan, maka 

tekanan politik untuk mengekang inflasi dapat dicampur dan 

rumit. Tidak semua pemain tentu akan di papan.

Akhirnya harus jelas bahwa realokasi kekayaan dan 

pendapatan selama episode inflasi terputus dari produktivitas 

ekonomi dan inheren tidak adil. Setelah semua, itu menghukum 

penabung dan imbalan debitur dan spekulan dan padaSetidaknya 

untuk sementara penghargaan ketidakmampuan dalam pelayanan 

pemerintah.

III. 3. Inflasi Cenderung Self-peracikan

Setelah inflasi dimulai, ia cenderung menjadi lebih buruk 

dengan berjalannya waktu jika tidak ditangani dengan kebijakan 

agresif yang dirancang untuk menghentikan inflasi. Dengan 

contoh, ini berarti bahwa inflasi 3% akan segera menjadi inflasi 

5%, dan di beberapa titik yang akanmenjadi dua digit (10% atau 

di atas) dan lebih buruk.

Alasannya beberapa dan rumit (dan dibahas secara rinci 

lebih lengkap di bagian bawah). Pertama, muncul inflasi yang 

moderat di beberapa pasar cenderung mempercepat permintaan 

untuk produk-produk dari pasar-pasar, yang dapat senyawa 

tekanan inflasi untuk produk di pasar ini . Hal ini tampaknya 

menjadi terutama berlaku untuk real estate, barang tahan lama 

tertentu seperti mobil, dan komoditas utama bagi produsen dan 

pengguna industri.

Pasar real estat memberikan contoh yang baik. Untuk 

pemilik rumah, sekali turun-pembayaran dan startup biaya 

dibayar, biaya riil memiliki rumah yaitu  pembayaran bulanan 

rumah, yang pada gilirannya ditentukan oleh harga pembelian 

rumah dan tingkat bunga pinjaman hipotek. Kedua variabel 

ini  biasanya akan meningkat selama episode inflasi.

Bahwa nilairumahakan naikharus jelas-satu-satunyakeadaandi 

mana iaakantidak akan menjadiinflasianeh disemua 

kategorikonsumenkecualiperumahan, yangakanmemanglangka.

Tapiuntuk alasandijelaskan nanti, suku bungajuga

meningkatselama periodeinflasi, begitu banyak 

sehinggaumumnyatingkat hipotek untukhipotekbaruyang 

dikeluarkanakanselalu menjadidua(atau lebih) persentaseatau 

di atastingkat inflasiyang mendasari. Ini berarti bahwajika 

tingkatinflasiyaitu 12%, maka30tahunhipotek suku bunga 

tetapakan14% atau lebih tinggi!

Apa perbedaan akan yang membuat dibebankan untuk 

pembayaran bulanan? Hal ini ditunjukkan oleh contoh terbaik. 

Lihat Tabel 3 - Pembayaran bulanan untuk Pilih Nilai Mortgage di 

Pilih Suku Bunga. Tabel ini dimaksudkan untuk menggambarkan 

apa yang mungkin terjadi pada pembayaran bulanan jika rumah 

calon pembeli menunggu untuk membeli rumah yang pada awal 

periode inflasi yang tersedia untuk pembiayaan dengan KPR 

dari $ 300.000 pada 5% bunga pada 30 tahun hipotek suku 

bunga tetap (ini mengasumsikan bahwa pembayaran beberapa 

turun akan dilakukan pada rumah ini, meninggalkan pokok 

setelah uang muka terbuat dari $ 300.000). Pembayaran bulanan 

rumah ini akan menjadi $ 1.610. Hanya untuk melihat efek dari 

tingkat bunga saja pada hipotek ini , jika rumah yang sama 

yang tersedia pada tingkat bunga 6% lebih dari 5%, pembayaran 

bulanan akan hampir $ 190 lebih per bulan (sekitar setengah 

pembayaran mobil). Suku bunga peduli. Ingat sebab  ini dibahas 

bahwa jika konsumen tidak membeli rumah dengan pinjaman 

untuk $ 300,000 pada 5%, baginya pembayaran yang benar-

benar tetap selama 30 tahun, atau sampai dia menjual rumah. 

Tidak masalah jika negara ini memiliki inflasi seperti Republik 

Weimer - untuknya biaya perumahan tetap pada $ 1.610 per 

bulan ditambah pajak properti dan asuransi.

Tapi konsumen yang sama ini juga memahami bahwa 

jika dia procrastinates dan gagal untuk membeli rumah dan 

naik nilai sampai $ 400.000 dan tingkat pergi ke 6%, sekarang 

rumah yang sama persis memiliki pembayaran bulanan dari $ 

2.398. Hal ini sangat jelas bahwa jikarumah pergi ke $ 450.000 

pada 9%, rumah sekarang secara efektif biaya juga lebih dari 

dua kali lipat (dan dicatat bahwa rumah itu sendiri naik di nilai 

hanya 50%) dan dia telah terjawab, sebab  sangat tidak mungkin 

bahwa gajinya dua kali lipat selama periode yang sama .

Konsumen dewasa memahami ini semua terlalu baik. 

Mereka dapat dengan mudah mengembangkan mentalitas 

bahwa mereka harus menyerang saat  mereka bisa, dan akan 

mempercepat keputusan untuk membeli rumah jika mereka mulai 

mengharapkan inflasi dalam waktu dekat. Kegiatan semacam 

inimemiliki potensi untuk menjadi mania nasional dan saat  itu 

terjadi, harapan inflasi menjadi ramalan yang terpenuhi apakah 

harapan asli punya jasa logis - lingkungan ekonomi yang sangat 

berbahaya.

Konsumen dapat berpikir dengan cara yang sama tentang 

autos seperti yang mereka lakukan tentang rumah, dan konsumen 

di negara-negara berkembang akan menimbun makanan jika 

mereka pikir itu akan menjadi tidak terjangkau (masalah berat 

dan umum di hiperinflasi dalam mengembangkan ataunegara 

miskin), dan bisnis akan mempercepat pembelian komoditas 

utama seperti minyak atau tembaga jika mereka mengantisipasi 

inflasi komoditas. Setiap salah satu dari contoh-contoh ini dan 

banyak lainnya yang dapat disediakan mempercepat permintaan 

untuk setidaknya produk atau komoditas yang bersangkutan, 

memperburuk inflasi yang sudah ada. Apa yang buruk menjadi 

lebih buruk.

Untuk menjadi sedikit lebih formal tentang hal ini, 

mengingat pada Tabel 2 bahwa daya beli dolarberdasar 

19.821.984 rata-rata telah menurun ke $ 0,434 dari tahun dasar. 

Ini berarti bahwa jika inflasi mendorong CPI untuk semua 

itemdari tingkat saat ini sekitar 230 untuk, katakanlah, 400, 

maka daya beli Dolar yang sama menolak untuk 25 sen. Yang 

pasti insentif untuk menghabiskan uang sebelum meluruh lanjut. 

Ini yaitu  percepatan ini menghabiskan rencana yang akan 

senyawa inflasi.

IV, Dampak Ekonomi dari Respon Kebijakan Inflasi

Anehnya, salah satu efek ekonomi berbahaya sebagian 

inflasi muncul dari antisipasi tentang apa yang pemerintah, dan 

terutama otoritas bank sentral, yang akan dilakukan tentang hal 

itu. Seperti disebutkan di atas, inflasi cenderung self-peracikan 

(secara otomatis akan lebih buruk) dan ekonom yang bekerja di 

Federal Reserve System dan bank sentral lain tahu, kebijakan 

moneter sehingga ini cenderung menjadi sangat agresif saat  

inflasi mengancam. Kebijakan anti-inflasi cenderung Draconian 

dan dapat memiliki dampak jangka pendek yang menghancurkan 

pada ekonomi.

Sebuah diskusi rinci dari respon kebijakan inflasi dibahas 

di bawah di kemudian kuliah tentang Federal Reserve System, 

namun gambaran ringkasan dari beberapa efek kebijakan yang 

lebih ekstrim dapat diperkenalkan di sini. Umumnya, Federal 

Reserve System, otoritas bank sentral bangsa kita, merespon 

inflasi dengan memperketat ketersediaan kredit dan menaikkan 

suku bunga, efektif membuat kredit lebih mahal dan lebih sulit 

untuk mendapatkan.

Konsumen dan bisnis minimal akan memperlambat 

penggunaan kredit dan akibatnya pengeluaran kredit yang 

dibiayai akan menurun, menghapus beberapa tekanan inflasi. 

Peningkatan ini umumnya suku bunga, yang bisa sangat parah 

jika ancaman inflasi serius, dapat memiliki dampak buruk 

pada industri kunci seperti real estate dan barang tahan lama 

konsumen dan bahkan dapat menyebar ke kategori pengeluaran 

tidak biasanya dipengaruhi oleh tingkat suku bunga yang tinggi. 

Penurunan yang dihasilkan dapat cukup besar untuk mendorong 

resesi.

Untuk mempermudah, para pembuat kebijakan dapat 

dan kadang-kadang akan sengaja mendorong resesi untuk 

menyembuhkan inflasi.Untuk membuat keadaan menjadi lebih 

buruk, jika inflasi sudah di tempat dan kuat (mengatakan dengan 

CPI meningkat pada tingkat yang lebih tinggi dari tingkat inflasi 

5% per tahun), maka suku bunga pasar sudah akan tinggi dan 

kenaikan untuk mencerminkan inflasi - pasar nominalsuku bunga 

hampir selalu lebih tinggi dari tingkat inflasi yang mendasari. 

Sebagai contoh, jika tingkat inflasi yang mendasari yaitu  6%, 

suku bunga KPR jangka panjang tidak akan menjadi 4%, itu 

akan menjadi sesuatu seperti 8% atau bahkan lebih tinggi.Oleh 

sebab  itu, saat  pembuat kebijakan sebagai Federal Reserve 

System memperketat kredit untuk melawan inflasi, suku bunga 

yang terkirim melonjak ke tingkat yang lebih tinggi. Meskipun 

inflasi yaitu  akar masalah, suku bunga yang tinggi dan 

meningkatnya juga masalah, danmengingat bahwa suku bunga 

harus dipaksa lebih tinggi, ini pada dasarnya berarti bahwa 

masalah harus sengaja dibuat lebih buruk sebelum menjadi lebih 

baik! Gambar 4 - The Volcker Koreksi 1979, slide kuliah lama 

yang telah digunakan sebagai contoh selama dua dekade, jelas 

menunjukkan efek yang dijelaskan di atas. Sebelumnya dalam 

bab ini pada Gambar 1 CPI Inflasi: 1960-2011 kita melihat 

bahwa perekonomian memiliki dua serangan yang sangat serius 

inflasi pada 1970-an. Kedua dari dua inflasi ini terjadi selama 

presiden Jimmy Carter (dan merupakan salah satu alasan 

mengapa Carter kalah dalam pemilihan presiden 1980 untuk 

Ronald Reagan). Seperti dapat dilihat pada Gambar 4, oleh 1979 

inflasi telah menjadi masalah sehingga suku bunga KPR jangka 

panjang telah melonjak ke tingkat di atas 10% dan bahkan bunga 

tahunan yang dibayar pada US Treasury Bill 3 bulan, biasanya 

kurang dari 4 %, juga melonjak ke wilayah dua digit. Ini tidak 

dapat diterima, sehingga Presiden Carter menunjuk seorang 

pejuang yang dikenal inflasi bernama Paul Volcker sebagai 

Ketua Dewan Gubernur Federal Reserve System pada bulan 

Agustus 1979. Butuh waktu beberapa bulan untuk Volcker untuk 

mengkonsolidasikan nya kekuasaan dan mempertimbangkan 

pilihan-Nya, tetapi akhirnya dalam pertemuan yang terkenal 

pada bulan Oktober 1979 Komite Federal Reserve Pasar Terbuka 

(badan pembuatan kebijakan dari Federal Reserve System) 

Volcker dan anggota komite lain memutuskan untuk memulai 

sebuah kebijakan anti-inflasi agresif, memaksakan kontraksi 

kredit yang parah dan kenaikan besar dalam suku bunga. 

Tanggal rapat yang tercermin sebagai garis merah vertikal pada 

Gambar 4.Seperti dapat dilihat dengan jelas, suku bunga KPR, 

sudah pada tingkat berbahaya, melambung lebih tinggi, akhirnya 

ke tingkat di atas 15%! Selain itu, tingkat tinggal di atas 1979 

tingkat selama lebih dari 5 tahun! Sama pentingnya, tarif tidak 

kembali ke sehattingkat selama hampir satu dekade. Gambar 1 

menjelaskan bahwa kebijakan ini pasti bekerja, tapi apa biaya! 

Itu jelas kasus membuat situasi lebih buruk sehingga akhirnya 

bisa mendapatkan yang lebih baik.Pelajaran kebijakan yang 

jelas kedua muncul dari contoh ini: jauh, jauh lebih baik untuk 

membayar harga untuk mencegah inflasi daripada membiarkan 

inflasi muncul dan kemudian memperbaikinya. Yang terakhir 

yaitu  proposisi yang sangat merusak memang.


IV. 1. Dampak Inflasi Terhadap Pasar Keuangan dan 

Lingkungan Bisnis

Dampak inflasi terhadap setiap bisnis yang diberikan 

tergantung pada seberapa baik dilengkapi bisnis yaitu  untuk 

merespon inflasi atau bahkan mendapatkan keuntungan dari 

inflasi. Bisnis dengan persediaan besar bahan baku dan barang 

olahan (seperti persediaan minyak atau stok tembaga) mungkin 

sebenarnya manfaat dari inflasi dalam jangka pendek. Demikian 

juga, bisnis yang cukup besar dan dalam lingkungan yang 

kompetitif yang menguntungkan mungkin berada dalam posisi 

untuk menyampaikan meningkatnya biaya sebagai kenaikan 

harga kepada konsumen, dan jika mereka berhasil di menunda 

kenaikan upah untuk tenaga kerja mereka, mereka mungkin 

benar-benar mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga 

secara umum. Tapi konstan re-pricing dan mencoba untuk tetap 

di depan kurva inflasi yaitu  stres, pertempuran tanpa henti 

dan ketidakpastian abadi di mana harga akan pergi berikutnya 

akhirnya mengambil tol. Bisnis cenderung menjadi konservatif 

dengan mereka keputusan investasi jangka panjang selama 

episode inflasi, yang dapat memiliki efek perlambatan pada 

pertumbuhan PDB di daerah penting seperti investasi tetap. 

Masalah ini menjadi sangat akut untuk proyek-proyek investasi 

skala besar tetapyang harus dibiayai oleh pinjaman. Biaya 

pinjaman akan selalu berada di atas tingkat inflasi, sehingga 

pinjaman jangka panjang menjadi tidak mungkin dan dana 

mengering. Misalnya, tingkat inflasi yang mendasari yaitu  

8%. Semua tingkat pinjaman akan berada di atas 8%, sebuah 

angka pada perusahaan 10 tahun mungkin 10% sampai 12%, 

dibandingkan dengan kemungkinan hanya 5% selama tahun 

normal. Apa bendahara perusahaan akan mengunci pinjaman 

untuk, katakanlah, $ 100 juta untuk satu dekade pada tingkat 

dua kali lipat tingkat historis? Tidak hanya akan kebutuhan 

uang tunai untuk melayani pembayaran tinggi, tetapi jika inflasi 

sembuh dan harga pasar kembali normal, korporasi dengan 

panjang-tanggal pinjaman terkunci ke dalam tingkat inflasi 

selama pinjaman.sebab  ini permintaan untuk pinjaman ini  

mengering secara efektif menghilangkan kategori-kategori 

penting dari keuangan dan membatasi jenis belanja tradisional 

yang dibiayai oleh mereka

Masalah ini terutama akut di real estat komersial dan 

perumahan. Suku bunga KPR melambung selama periode inflasi, 

menaikkan pembayaran ke tingkat yang tidak berkelanjutan, 

serius merusak penjualan. Lihat Gambar 5 - CPI Inflasi, 30 tahun 

Mortgage Rate dan US Treasury 10-tahun Catatan Rate. Seperti 

yang bisa dilihat jelas dari contoh bersejarah ini, saat  tingkat 

inflasi yang diukur dengan IHK melambung ke kisaran dua digit 

dua kali antara tahun 1978 dan 1985, tingkat rata-rata nasional 

pada 30 tahun dengan suku bunga tetap KPR tinggal di atas 10% 

dan pada satu titik menyentuh 18%! Seperti yang sudah kita 

lihat, pembayaran bulanan pada setiap rumah diberikan pada 

tingkat itu akan menjadi suatu tempat antara dua sampai tiga kali 

lipat pembayaran yang dilakukan. Jelas kedua konstruksi real 

estat komersial dan residensial akan anemia pada tingkat bunga 

yang tinggi. Orang mungkin berpikir bahwa setidaknya harga 

saham di pasar keuangan akan meningkat selama episode inflasi 

sebab  harga saham, setelah semua, yaitu  jenis harga dan tidak 

semua harga naik selama inflasi?

Ternyata harga saham benar-benar melakukan buruk 

selama episode inflasi. Lihat Gambar Indeks Dow Jones 

Industrial Average Selama Tahun Inflasi, grafik diambil dari 

kuliah dari kelas lain yang diajarkan oleh penulis.Grafik 

menunjukkan kinerja indeks pasar saham terhormat selama 

periode inflasi sama dibahas di atas, dari awal 1970-an sampai 

akhir tahun 1982. Sekali lagi, seperti yang dapat dilihat, dua kali 

selama periode ini tingkat inflasi melonjak di atas 10%. Pada 

tanggal 1 Januari 1971, Dow Jones Industrial Average berdiri 

di nilai 868,60. Pada tanggal 1 Juli 1982, lebih dari satu dekade 

kemudian dan selama episode inflasi terburuk di era modern, 

indeks yang sama berdiri di 808,60 pada harga saham bersih 

tidak meningkat sedikit selama seluruh periode ini.

Selanjutnya, jelas dengan pemeriksaan Gambar 6 

bahwa saat  inflasi memburuk, pasar anjlok, tetapi sebagai 

gambaran harga membaik, pasar pulih. Sangat mudah untuk 

melihat bahwa puncak pasar rapi bertepatan dengan palung 

dari harga di1972, maka menjerumuskan sebagai yang terakhir 

melonjak. Kemudian pola yang sama berulang. Setelah tahun 

1980 korelasi terbalik rusak untuk sementara, tapi setelah 1982 

(tidak ditampilkan) saat  itu jelas bahwa inflasi telah menjilat 

dan tidak kembali, yang

IV. 2. Pasar saham memulai terbesar dan terpanjang pasar 

bull dalam sejarah.

Sebagian alasan untuk kinerja hangat terkait dengan 

kondisi bisnis yang buruk dibahas di atas, terutama di daerah 

perdagangan di mana pembiayaan sangat penting. Tapi masalah 

lain yang lebih mendasar untuk saham dapat timbul. Suku bunga 

yang tinggi yang membatasi permintaan pinjaman juga mewakili 

hasil nominal yang tersedia untuk investor dan catatan, obligasi, 

dan aset keuangan berbunga lain. Hasil ini nominal yang tinggi 

dapat menyebabkan apa yang disebut pergeseran portofolio dari 

saham ke obligasi.

Fenomena ini diwakili dalam Gambar 7 Portofolio Efek 

Menampilkan Shift di Preferensi dari Saham Obligasi dalam 

Portofolio hipotetis Selama Periode inflasi.

Umumnya portofolio investasi yang besar - terutama 

yang dikelola oleh para profesional - akan mencakup beberapa 

komposisi campuran saham dan obligasi berbunga dan catatan, 

seperti split 70/30 diwakili dalam Gambar 7. Sebagai kondisi 

ekonomi perubahan, investor dan manajer portofolio akan 

menggeser komposisi relatif dari mereka portofolio jauh 

dari salah satu komponen dalam mendukung yang lain, suatu 

kegiatan yang disebut rebalancing. Gambar 7 menunjukkan 

rebalancing pergeseran komposisi portofolio dari 70% saham 

dan 30% obligasi sampai 60% obligasi dan hanya 40% saham. 

Satu-satunya cara ini dapat dilakukan yaitu  dengan menjual 

saham dan membeli obligasi, yang akan menekan harga saham 

jika dilakukan pada skala yang cukup besar.

Jadi mengapa investor menyeimbangkan, menyebabkan 

pergeseran portofolio mendukung obligasi dan jauh dari 

saham selama periode inflasi? Sebagaimana dinyatakan di 

atas, hasil nominal aset berbunga seperti catatan dan obligasi 

akan meningkat dengan inflasi, mudahke daerah di atas 10%. 

Meskipun nyata (disesuaikan dengan inflasi) imbal hasil aset ini 

masih rendah, mungkin hanya 2% atau 3%, keuntungan modal 

atas saham harus tetap bersaing dengan imbal hasil nominal 

obligasi ini  untuk tetap kompetitif, yang sangat sulit untuk 

dilakukan. Dengan kata lain, selama inflasi sebesar 10%, obligasi 

10-tahun mungkin memiliki yield nominal

12,5%, hasil nyata dari hanya 2,5%. Tapi untuk bersaing 

dengan ini, harga saham (atau harga ditambah dividen) harus 

tetap bangkit penuh 12,5%. Itu yaitu  metrik sulit untuk saham 

untuk memenuhi, sehingga taruhan yang lebih aman mulai 

memindahkan dana dari saham ke obligasi, dan turun pergi pasar 

saham, seperti yang terlihat pada Gambar 6.

V. Ekonomi Biaya Deflasi

Deflasi, penurunan umum dalam tingkat harga, yang akan 

diukur hari ini oleh beberapa bulan tingkat pertumbuhan negatif 

dari CPI atau indeks harga besar lainnya, tidak dianggap sebagai 

ancaman umum di Amerika Serikat. Meskipun CPI sebenarnya 

terdaftar tingkat pertumbuhan negatif dalam beberapa bulan 

selama resesi 2008-2009, penurunan harga yang dangkal dan 

berumur pendek.

Deflasi telah menjadi bagian penting dari sejarah AS di 

masa lalu, namun. Lihat Gambar 8 - Deflasi Selama Depresi 

Besar. Seperti dapat dilihat, deflasi muncul di Amerika Serikat 

setelah Perang Dunia I dan endemik selama Depresi besar. 

Bahkan kedalaman mengerikan dan durasi Depresi Besar 

sebagian besar dapat dijelaskan oleh pengaruh yang sangat 

buruk finansial dari deflasi.

Dalam banyak hal deflasi serius, dengan penurunan 

harga dalam berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan 

bertahun-tahun, bisa lebih merusak ekonomi daripada semua tapi 

inflasi terburuk. Deflasi yaitu  sangat merusak pasar keuangan 

dan keuangan lembaga.

Umumnya deflasi mengurangi kapasitas mereka yang 

berhutang untuk menghormati komitmen utang mereka, atau 

untuk menempatkan lebih sederhana, debitur tidak mampu 

membayar utang mereka. Pendapatan nominal, termasuk 

penerimaan bisnis dan upah, penurunan selama resesi, tapi utang 

- terutama utang hipotek - tetap secara nominal. Dengan kata 

lain, utang seharga $ 10.000 tidak menjadi utang untuk hanya $ 

8000 hanya sebab  inflasi telah diatur dalam atau sebab  upah 

telah jatuh. Tetapi jika upahsebenarnya telah jatuh maka utang 

sebagai persentase dari pendapatan (sarana untuk membayar 

utang) meningkat, akhirnya ke tingkat yang membuat utang 

tidak mungkin. Kebangkrutan keuangan tumbuh, yang sakit 

pemberi pinjaman sebanyak peminjam.

Deflasi Depresi Besar lebih mudah untuk memahami 

jika kita ingat bahwa Amerika Serikat masih merupakan 

ekonomi pertanian pada 1930-an. Deflasi yang tajam terlihat 

setelah 1920 yaitu  kebalikan dari inflasi yang luar biasa dari 

harga komoditas pertanian global, seperti gandum dan jagung, 

yang dialami selama perang yang mengerikan di Eropa. Begitu 

banyak peternakan areal Eropa terganggu oleh perang parit 

yang melanda seluruh Perancis dan Jerman yang selama hampir 

tiga tahun Amerika Serikat menjadi dunia “keranjang roti,” 

memakai  istilah umum untuk masa itu, dan harga pertanian 

melonjak di Amerika Serikat. Pada tahun-tahun segera setelah 

perang harga yang sama anjlok. Mereka tidak terjun kenilai 

rendah baru - mereka hanya kembali dari tingkat tinggi terlihat 

selama perjalanan ke tingkat pra-perang mereka.

saat  deflasi kembali setelah crash pasar saham di musim 

gugur pada tahun 1929, sekali lagi harga pertanian memimpin 

jalan, tapi kali ini itu sebab  runtuhnya umum dalam permintaan. 

Pertanian dan rumah kredit hipotek telah berkembang selama 

1920-an makmur, suatu periode saat  petani sedang menikmati 

kemakmuran mereka dan memakai  utang untuk membiayai 

pembelian beberapa gadget konsumen baru dari “Roaring 20s,” 

seperti era itu disebut. Baru Model T mobil, diproduksi oleh 

Ford MotorPerusahaan dan tersedia untuk sekitar $ 300 akan 

ditemukan di stabil setiap petani menghormati diri.Sebagai 

contoh, harga gandum grosir berdiri di sekitar $ 1,00 per bushel 

pada tahun 1914. Mereka melonjak di atas $ 2.00 per bushel 

setelah 1917 dan mencapai tinggi $ 2,45 per bushel pada awal 

tahun 1920, sekitar 18 bulan setelah November 1918 Gencatan 

Senjata. Mereka dengan cepat jatuh setelah tahun 1920, menjadi 

stabil melalui tahun 1920-an (tapi tidak pernah pergi di atas $ 

1,75 per bushel), kemudian terjun ke terendah bencana di bawah 

$ 0,50 per bushel pada tahun 1932, memusnahkan banyak petani 

berhutang.

saat  harga komoditas pertanian mulai merosot, 

utang - terutama layanan utang hipotek  menjadi masalah 

yang berkembang. Bank dan bisnis menderita sebagai hasilnya 

peracikan depresi, menyebar dari pertanian kemanufaktur dan 

belanja konsumen, memicu spiral deflasi. Nasabah bank panik 

menuntut deposito mereka, memicu bank runs yang terkenal 

pada zaman ini . Kegagalan bank menjadi begitu endemik 

bahwa Presiden baru terpilih Franklin Delano Roosevelt harus 

mendeklarasikan “Holiday Banking” sebagai tindakan pertama 

jabatannya pada 9 Maret 1933. Semua bank komersial ditutup 

untuk audit dan saat  mereka diizinkan untuk melanjutkan 

bisnis sepuluh hari kemudian, hampir sepertiga dari semua 

bank tetap ditutup untuk baik, dan sepertiga lainnya telah paksa 

bergabung ke dalam ketiga sehat. Harga distabilkan oleh 1934 

tetapi pelajaran yang telah dipelajari - deflasi yang merusak dan 

harus dihindari, terutama di negara-negara dengan tingkat utang     

yang tinggi.

Meskipun Amerika Serikat tidak teriancam dengan 

tingkat serius deflasi, negara-negara pengeksporkecil masih. 

Pada tahun 2012 Jepang, sebuah negara industri maju yang 

tetap rentan terhadap inflasi dan deflasi sebab  perdagangan 

ekspor besar mereka,mulai mengalami tingkat deflasi sangat 

serius sehingga, setelah perubahan dalam pemerintahan, mereka 

memulai kebijakan moneter ekspansif sangat agresif yang 

dirancang untuk memicu inflasi sederhana disengaja.

VI. pemicu  Inflasi dari Modeling Point of View

Penjelasan populer dari pemicu  inflasi seringkali 

terlalu sederhana untuk memberikan penjelasan yang layak dari 

fenomena ekonomi ini rumit. Kadang-kadang dikatakan bahwa 

“inflasi disebabkan oleh terlalu banyak uang mengejar terlalu 

sedikit barang.”Meskipun ini yaitu  penjelasan menarik itu tidak 

benar-benar didukung oleh fakta-fakta, sebab  bagaimanapun 

uang dapat didefinisikan, telah ada serangan yang signifikan dari 

inflasi yang belum disertai dengan ekspansi moneter substansial 

dan ekspansi moneter yang tidak memicu inflasi.

Apasebab  itu berikutakan menjadi usaha  untuk 

menjelaskan pemicu  inflasi, dan beberapa pilihan untuk 

langkah-langkah perbaikan, dengan memakai  dua model, 

Agregat Pasokan/ Permintaan Agregat (AS / AD) Model yang 

diperkenalkan dalam Bab2 dari seri ini, dan Dana Pinjaman 

Model, yang diperkenalkan dalam Pembangunan model ini tidak 

dijelaskan di sini dan pembaca harus benar-benar akrab dengan 

model sebelum memulai bagian ini. Jika tidak akrab dengan 

model, dua bab harus dibaca.

VI. 1. KonvensionalDemand-Pull InflasiDijelaskanolehAS/ 

modelAD

Angka 9 dan 10 Pengaruh Surge dalam Permintaan 

Agregat Setelah Tingkat Inflasi, Case(a) dan Case(b) 

menawarkan penjelasan sederhana untuk bentuk paling umum 

dariinflasi, PermintaanPullInflasi. Umumnya, inflasi Demand-

Pull disebabkan oleh beberapa jenis stimulus ekonomi yang 

kuat, biasanya tetapi tidak harus selalu dipicu oleh beberapa 

jenis merangsang kebijakan pemerintah, yang menyebabkan 

permintaan melonjak, seperti diwakili di kedua Gambar 9 

dan Gambar 10. Perbandingan antara dua kasus dimaksudkan 

untuk menggambarkan bahwa efek inflasi pada sebuah stimulus 

ekspansif tergantung sepenuhnya pada konteks di mana stimulus 

berlangsung.

Pada Gambar 9 stimulus dipicu saat  ekonomi yang 

keluar dari resesi, pengangguran tinggi, dan bisnis berjalan pada 

berkurang kapasitas (di mana Pemanfaatan Tingkat Kapasitas, 

misalnya, mungkin di bawah 75%). Mengingat bahwa sumber 

daya tidak dimanfaatkan secara maksimal dan ekonomi memiliki 

ruang untuk memperluas tanpa mengalami tekanan inflasi, 

stimulus menghasilkan pertumbuhan yang kuat dalam PDB riil 

(mungkin tujuan stimulus) dengan sangat sedikit inflasi.Gambar 

10 menunjukkan bahwa meskipun jika stimulus yang sama 

diterapkan saat  ekonomi sudah berjalan pada kapasitas penuh 

dekat, dengan rendahnya tingkat pengangguran dan, muncul 

kekurangan sumber daya di daerah komoditas utama, seperti 

minyakdan logam, atau kekurangan tenaga kerja dibidang 

keterampilan kunci, seperti teknologi, atau pada saat yang

Kapasitas Pemanfaatan Rate yaitu  di atas 85%, maka 

stimulus menghasilkan sedikit di jalan pertumbuhan yang 

nyata dan bukan menghasilkan inflasi. Semakin kuat stimulus, 

semakin besar inflasi. Dalam beberapa kata, efek dari stimulus 

yang kuat pada pertumbuhan PDB riil dan inflasi tergantung    

sepenuhnya pada konteks di mana stimulus berlangsung. Tentu 

saja pertanyaan segera muncul tentang jenis permintaan stimulus 

dapat menyebabkan pergeseran yang cukup besar seperti di 

kurva permintaan diwakili dalam Gambar 9 dan Gambar 10.

Hal ini tentu mungkin bagi stimulus yang akan datang 

dari sektor swasta, terutama dalam ekonomi yang lebih kecil 

di mana lonjakan mungkin dijelaskan oleh permintaan luar 

negeri sebab  pindah tukar yang menguntungkan. Begitu juga 

jika sektor swasta memperluas kredit cepat tanpa akomodasi 

kebijakan pemerintah, yang tentu saja mungkin, atau konsumen 

dan bisnis untuk alasan apa pun angin tabungan mereka untuk 

menghabiskan (suatu proses yang disebut deleveraging) maka 

permintaan agregat dapat memperluas untuk alasan mereka juga. 

Tapi dalam ekonomi yang matang dan besar seperti Amerika 

Serikat yang tidak bergantung begitu banyak pada perdagangan 

luar negeri, stimulus yang kuat atau kontraksi permintaan 

agregat dalam waktu singkat mungkin terjadi sebab  kebijakan 

pemerintah dari beberapa jenis ataulain. Jika kebijakan yaitu  

konsekuensi dari belanja pemerintah dan / atau keputusan berat, 

maka pergeseran kurva permintaan agregat yaitu  konsekuensi 

dari kebijakan fiskal, apakah disengaja atau tidak disengaja 

(beberapa kebijakan fiskal yang tidak direncanakan,atau tidak 

direncanakan dengan baik). Jika pergeseran permintaan agregat 

direkayasa oleh otoritas bank sentral bangsa, Federal Reserve 

System dalam kasus Amerika Serikat (yang hampir selalu 

direncanakan untuk tingkat teliti) makapergeseran pada kurva 

permintaan yaitu  hasil dari kebijakan moneter. Dan tentu saja 

kadang-kadang dampak pada permintaan agregat yaitu  hasil 

dari kedua dalam kombinasi.

VI. 2. Dampak pemicu  Kebijakan Fiskal pada Permintaan 

Agregat sebagai Kemungkinan 

Permintaan-Tarik Inflasi

Meskipun setiap diskusi lanjutan dari kebijakan fiskal 

harus mencakup dampak dari belanja pemerintah di tingkat 

negara bagian dan lokal di samping tingkat federal, di Amerika 

Serikat individu negara, daerah, dan pemerintah kota tidak 

melaksanakan kebijakan fiskal dengan tujuan mempengaruhi 

ekonomi.  Mereka pajak untuk mendanai layanan dan memberikan 

layanan yang konstituen mereka menyetujui melalui voting. 

Dampak ekonomi tentu ada, tapi umumnya tidak akan menjadi 

pemicu  inflasi atau jumlah yang obat untuk inflasi di Amerika 

Serikat. Dalam konteks membahas pemicu  inflasi.satu-satunya 

pengaruh yang cukup besar akan ditemukan di tingkat federal. 

Sisa diskusi ini sebab  itu akan membatasi diri pada kebijakan 

fiskal dari Pemerintah AS.Secara umum, jika pemerintah 

federal menjalankan anggaran berimbang, setiap kenaikan 

atau penurunan pengeluaran kemungkinan akan memiliki 

efek netral pada permintaan agregat. Sedangkan pengeluaran 

pemerintah federal meningkat, dengan anggaran yang seimbang 

penerimaan pajak juga harus bangkit sesuai, yang menurunkan 

pendapatan setelah pajak pakai, sumber utama konsumen dan 

pengeluaran bisnis, jadi belanja pribadi akan turun sekitar 

sebanyak kenaikan pengeluaran pemerintah, yang memiliki 

menetralkan efek agregatpermintaan. Tidak akan ada stimulus 

inflasi dari anggaran yang seimbang bahkan jika pengeluaran 

pemerintah federal meningkat. Namun, saat  pemerintah 

federal menjalankan defisit anggaran, yang terjadi setiap kali 

belanja pemerintah lebih besar dari pendapatan dari pajak dan 

sumber-sumber lain (perbedaan antara keduanya yaitu  definisi 

defisit) maka pertumbuhan defisit akan sering dikaitkan dengan 

lonjakan permintaan agregat. Jika pertumbuhan defisit terjadi 

sebab  pemerintah telah memotong pajak tanpa memotong 

pengeluaran, fenomena umum di Amerika Serikat sebab  

secara politis populer, maka lonjakan permintaan akan datang 

dari swasta sektor sebagai konsumen dan bisnis menghabiskan 

mereka pemotongan pajak windfall. Jika pertumbuhan defisit 

anggaran yaitu  sebab  lonjakan pengeluaran pemerintah yang 

tidak diimbangi dengan kenaikan pajak, salah satu pemicu  

paling umum dari pergeseran permintaan yang besar dalam 

pemerintahan global (dan salah satu pemicu  paling umum dari 

inflasi sebagai hasilnya) dampak pada permintaan agregat jelas - 

itu akan bergeser keluar dan defisit besar dan berkembang akan 

menyebabkan bergeser keluar kuat. Jika saat ini terjadi ekonomi 

sudah berjalan dengan kapasitas penuh dekat sebagai contoh 

hipotetis di Gambar 10, maka pemicu  inflasi mapan - pemicu  

inflasi yaitu  sebab  pemerintah hidup di luar itu berarti. Tetapi 

bahkan penjelasan sederhana ini memerlukan penjelasan lebih 

lanjut, sebab  penjelasan harus mempertimbangkan bagaimana 

defisitdibiayai sebelum penjelasan selesai.

VI. 3. Mengapa Kebijakan Fiskal Ekspansif yang Biasanya 

Didampingi oleh Kebijakan Moneter 

Mengakomodasi, Meskipun tampaknya jelas bahwa 

ekspansi fiskal defisit yang dibiayai kuat akan menyebabkan 

inflasi tarikan permintaan seperti yang dijelaskan di atas dalam 

Gambar 10, ada sedikit lebih banyak cerita. Sebelum kita  

menyimpulkan bahwa defisit anggaran selalu ekspansif, kita 

perlu mengevaluasi dampak dari defisit anggaran pada tingkat 

suku bunga dan dampak dari tarif mereka pada permintaan 

agregat.

saat  melihat Dana Pinjaman Modeld alam  Bab 3 

dari seri ini, kita harus ingat bahwa sebab  defisit yang dibiayai 

dengan menjual bunga-bearing aset keuangan di pasar yang 

kompetitif, dan pinjaman yang bersaing dengan pinjaman 

pribadi, pendanaan defisit besar akan memiliki kecenderungan 

untuk mendorong suku bunga ke atas. Hal ini ditunjukkan pada 

Gambar 11- Pengaruh Defisit Anggaran Setelah Suku Bunga, 

yang diambil langsung dari Bab 3. Seperti yang telah dijelaskan 

dalam bab itu, efek ini pada tingkat suku bunga dapat berkontribusi 

untuk sebuah fenomena ekonomi disebut crowding out. sebab  

suku bunga yang lebih tinggi, belanja konsumen dan bisnis 

yang didanai oleh pinjaman akan menurun sampai batas tertentu 

sebab  biaya yang lebih tinggi untuk mengamankan pinjaman 

pribadi – Pemerintah

belanja akan mendesak keluar belanja swasta. 

Perhatikan, misalnya, hipotik. Jika pembiayaan defisit anggaran 

federal mendorong suku bunga KPR bersaing oleh, katakanlah, 

dua persen, yang pasti akan memicu  penurunan dalam 

aplikasi hipotek, yang pada gilirannya akan memiliki efek 

kontraktif pada pembangunan perumahan.Meskipun tingkat 

crowding out tidak mungkin mutlak (di mana setiap senyang 

diperoleh dalam pengeluaran  pemerintah  federal hilang dalam 

pengeluaran pribadi), pengeluaran defisit yang dibiayai pasti 

akan dipermudah oleh dampak upon-utang dibiayai swasta 

pengeluaran. Dengan kata lain, Kurva Permintaan Agregat tidak 

akan bergeser sangat banyak, apakah di wilayah inflasi atau 

tidak.

Namun, Dana Pinjaman Model juga menunjukkan 

kepada kita bahwa jika ekspansi fiskal disertai dengan kebijakan 

monetera komodatif, yang diwakili dalam Gambar 12, maka 

suku bunga akan tidak naik- bahkan mereka bisa jatuh-dan 

dampak pada Permintaan Agregat Kurva dari dua kebijakan 

gabungan mungkin akan sangat kuat. Jika Permintaan Agregat 

sudah di wilayah inflasi dari Kurva Penawaran Agregat, yang 

diwakili sebelumnya oleh Gambar 10, maka inflasi akan menjadi 

hasil final. Gambar 12 juga harus membuatnya jelas bahwa jika 

kebijakan moneter agresif ekspansif terjadi bahkan tanpa adanya 

suatu kebijakan fiskal defisit berbahan bakar ekspansif, kebijakan 

ini  dapat oleh dirinya sendiri menyebabkan inflasi. Tapi 

secara historis kedua kebijakan ini  ekspansif cenderung 

untuk pergi bersama-sama, terutama saat  seseorang mencari 

pemicu  episode inflasi tarikan permintaan.

VII. Peran inflasi harapan dalam Peracikan Inflasi 

Jika ada stimulus agregat-demand dari jenis dibahas di 

bagian atas, inflasi yang dihasilkan hampir tidak akhir cerita. 

Sebaliknya, pada dasarnya awal cerita baru.

Mengapa? sebab  sekali inflasi mulai, maka secara 

otomatis akan lebih buruk. Penjelasan sebelumnya ini ditawarkan 

di atas pada bagian III.2.

Alasannya bisa lagi dijelaskan oleh aplikasi lain 

dari Permintaan Model Agregat / Agregat. Dalam bab-bab 

sebelumnya kita belajar tentang pembentukan ekspektasi 

ekonomi, dan dalam konteks diskusi ini, ekspektasi inflasi. Hal 

ini mengacu pada pembentukan setiap harapan umum pada 

bagian dari warga  mengkonsumsi atau komunitas bisnis 

bahwa inflasi sudah dekat.

Ekspektasi inflasi biasanya diklasifikasikan sebagai 

ekspektasi inflasi rasional atau ekspektasi inflasi adaptif.

Kategori mantan umumnya mengacu pada pembentukan 

cepat dari ekspektasi inflasi oleh para profesional, terutama

di daerah seperti keuangan, ekonomi, atau kebijakan, yang 

mengantisipasi inflasi sebab  mereka percaya rantai peristiwa 

yang mereka kesaksian secara logis akan menyebabkan inflasi, 

atau setidaknya memiliki probabilitas tinggi menyebabkan 

inflasi. Mereka mengerti cukup tentang ekonomi dan cara 

kerjanya untuk mengetahui rantai sebab dan akibat yang 

mengarah dari kebijakan-kebijakan terutama yang buruk-inflasi.

Adaptive ekspektasi inflasi, di sisi lain, lebih sering 

dikaitkan dengan warga  umum, timbul sebagai akibat inflasi 

yang dialami. Seiring waktu, setelah inflasi berpengalaman, 

lebih diharapkan.

Mengapa perbedaan? Umumnya ekspektasi rasional yang 

lebih cepat untuk membentuk sebab  mereka akan membentuk 

sebelum fenomena yang sebenarnya diamati, persyaratan yang 

mendefinisikan harapan adaptif. Oleh sebab  itu, semakin tinggi 

tingkat rasional harapan, semakin cepat pembentukan ekspektasi 

inflasi.

Tak satu pun dari ini akan menjadi penting jika 

pembentukan ekspektasi inflasi tidak berdampak pada 

permintaan agregat. Tapi, sayangnya, itu tidak. Pembentukan 

ekspektasi inflasi adaptif mempercepat permintaan agregat laten, 

menyebabkan pergeseran luar di Curve Permintaan Agregat, 

seperti yang ditunjukkan pada Gambar 13– The Efek sekunder 

dari Adaptive Harapan inflasi Setelah Tingkat Inflasi. Menurut 

logika model, tidak peduli apa pemicu  pergeseran dalam Kurva 

Permintaan Agregat dari AD1 ke Ad2 (mengatakan itu fiskal/ 

moneter ekspansi dibahas sebelumnya), pengalaman hanya 

pergeseran akan menyebabkan pergeseran inflasi ditingkatkan 

sekunder dalam Kurva Permintaan Agregat dari Ad2 terlalu 

AD3.

Dengan inspeksi, dapat dilihat bahwa oleh sebab  itu 

jika pembentukan ekspektasi inflasi adaptif menyebabkan 

Kurva Permintaan Agregat bergeser lebih jauh ke luar seperti 

yang ditunjukkan, maka ini menjelaskan mengapa setelah inflasi 

sedang berlangsung, maka secara otomatis cenderung lebih 

buruk.

Pembentukan ekspektasi inflasi rasional berbeda sebab  

tidak memerlukan pergeseran asli dari AD1 ke AD2. Ekspektasi 

inflasi rasional mungkin membentuk hanya sebab  jumlah yang 

cukup pelaku ekonomi mungkin logis menyimpulkan bahwa 

fiskal / ekspansi moneter yang ditetapkan dalam gerak memiliki 

inflasi sebagai final, hasil logis. Dalam hal ini, jumlah yang 

sederhana inflasi yang mungkin terjadi hanya sebab  diprediksi!

VIII. Stagflasi - Inflasi dengan resesi

Inflasi tarikan permintaan yaitu  jauh bentuk paling 

umum dari inflasi, tetapi penggunaan model / Agregat 

Permintaan Agregat Supple untuk menjelaskannya di atas 

menjelaskan bahwa bila inflasi tarikan permintaan berjalan kuat, 

perekonomian setidaknya berjalan pada dekat kapasitas penuh 

dan GDP kemungkinan pada tingkat pertumbuhan yang sangat 

tinggi.

Tetapi beberapa inflasi historis telah ditandai dengan 

tingkat inflasi yang tinggi disertai dengan resesi - sebuah 

fenomena yang disebut stagflasi (stagnasi dengan inflasi). Lihat 

Gambar 14 - stagflasi di Ekonomi AS, yang mengacu pada 

periode antara 1970 dan 1985 saat  Amerika Serikat menderita 

dua episode yang terpisah dari stagflasi. Seperti yang bisa dilihat 

pada akhir 1974 AS, perekonomian menderita tingkat inflasi 

digit hampir dua kali lipat tapi ekonomi dalam resesi. Dan 

meskipun itu berumur pendek, inflasi kembali lagi pada tahun 

1981 dan perekonomian dicelupkan ke dalam resesi yang lebih 

serius pada tahun 1982 saat  pertumbuhan PDB berubah di 

bawah minus dua persen.

Fenomena ini tidak dapat dijelaskan sebagai inflasi 

tarikan permintaan. Tapi itu dapat dijelaskan dengan Permintaan 

Model Agregat/ Agregat. Lihat Gambar 15- stagflasi, dan Biaya-

Push Inflation. Dalam skenario ini, inflasi

berasal dari sisi biaya-push dan diwakili oleh pergeseranmundur 

dalam Agregat Curve Supply. 18 Dalam kasus jangka waktu 

yang diwakili oleh Gambar 14, kontribusi yang paling signifikan 

tunggal untuk biaya-mendorong tekanan di Amerika Serikat 

sebab  peningkatan besar dalam harga minyak impor, terutama 

disebabkan oleh dua embargo minyak OPEC, yang pertama pada 

tahun 1973 dan yang kedua pada tahun 1979. Minyak dan minyak 

sulingan memainkan peran besar seperti dalam perekonomian 

pada tahun-tahun bahwa peningkatan impor minyak mentah 

memiliki efek tersebar di seluruh perekonomian.

Gambar 16-The Rise Relatif  Bensinvs Food Harga 

selama OPEC Minyak Embargo membandingkan kenaikan 

relatif harga pangan, yang mewakili biaya konsumen utama 

selain dari bahan bakar, dibandingkan dengan harga bensin, 

mewakili harga energi turunan minyak utama, antara tahun 1967 

dan 1981. (Sebuah inset menunjukkan inflasi harga) bensin saja, 

tidak berubah dan merapikan). 

Data diambil dari CPI untuk periode ini . Kedua 

harga ini  dinormalisasi dengan nilai-nilai dari 100 di awal 

sehingga perbandingan langsung dapat dibuat. Seperti dapat 

dilihat baik harga pangan dan bensin naik kuat selama periode 

ini . Tapi di internet, harga bensin naik lebih dari empat kali 

lipat selama periode yang bersangkutan, sedangkan makanan 

naik kelipatan dari hanya dua-dan-a-setengah.

Gangguan signifikan untuk komoditas masukan penting 

bisa menjadi pemicu  stagflations masa depan, termasuk 

minyak dan produk terkait energi, produk makanan, logam, atau 

bahkan air di daerah di mana air yaitu  komoditas yang langka. 

Lebih kecilnegara-negara yang lebih rentan untuk mengimpor 

harga barang penting, seperti Jepang, Korea Selatan, dan banyak 

negara Amerika Selatan dan Afrika, semua berpotensi rentan 

untuk memasok-shock inflasi.

Di Amerika Serikat, ancaman pasokan-shock terbesar 

masa depan mungkin tenaga kerja terampil di industri kunci 

seperti perawatan kesehatan. Perawatan kesehatan saat ini 

memiliki berat 7,2% di CPI dan kita telah melihat bahwa biaya 

perawatan kesehatan meningkat lebih cepat daripadabiaya lain di 

Amerika Serikat, dan mengancam untuk tampilannya di atas 10% 

akan maju, memperkenalkan krisis modern inflasi biaya sektor, 

yang merupakan dua digit atau tingkat yang sangat tinggi dari 

inflasi biaya-dorongan sebagian besar terbatas pada satu sektor. 

Meningkatnya biaya perawatan kesehatan tidak terbatas pada 

kekurangan tenaga kerja terampil dalam perawatan kesehatan 

saja, tetapi kurangnya profesional terlatih kemungkinan akan 

memberikan kontribusi inflasi sektor perawatan kesehatan 

bergerak maju.

Kategori lain inflasi tekanan biaya dapat diklasifikasikan 

sebagai inflasi biaya impor yang dapat menjadi konsekuensi 

dari mata uang lokal mendevaluasi. Sebagai contoh, jika Dolar 

AS mengurangi nilai relatif terhadap mata uang asing seperti 

Euro, maka biaya impor yang berasal dari Eropa akan naik. 

Sebagai contoh, jika biaya Dollar dari Euro tunggal naik dari $ 

1,35 ke $ 1,50, maka impor senilai 10 Euro, mengatakan sebotol 

anggur, akan naik harga dari $ 13,50 ke $ 15.00. Penjelasan 

bentuk rumit ini inflasi, bagaimanapun, harus menunggu sampai 

diskusi tentang penentuan nilai tukar dan efeknya.