bila orang non-Sunda mengatakan, ”Pisang
gorengna hareudang” (”Pisang gorengnya gerah”) Terjemahan
kata ”rumah” yaitu house atau home dalam bahasa Inggris,
bergantung pada konteksnya House hanya sekedar benda,
misalnya untuk dijual, seperti dalam kalimat the house is for
sale, sedangkan home menunjukkan rumah dan keluarga yang
mengisinya (yang saling berhubungan dan menyayangi) seperti
dalam kalimat I am going home
Ruang dan waktu mengubah makna kata Menurut Hubert
Alexander, makna harus dianggap sebagai proses ketimbang
sesuatu yang statis Kata-kata baru muncul, sementara kata-kata
lama pelan-pelan menghilang, satu demi satu Gaya bahasa yang
dulu populer kini menjadi klise
Prinsip bahwa kata-kata bersifat kontekstual sebenarnya
mengisyaratkan bahwa aturan-aturan baku dalam berbahasa
tidaklah mutlak Misalnya, kata-kata sifat dalam bahasa
negara kita umumnya dapat dibubuhi awalan ke dan akhiran an,
seperti: adil menjadi keadilan; cantik menjadi kecantikan; jujur
mejadi kejujuran; marah menjadi kemarahan; pandai menjadi
kepandaian Namun prinsip itu tidak berlaku untuk kata sifat
malu; malu menjadi rasa malu, bukan kemaluan
Seorang wanita Swedia mengajak seorang wanita Yogya untuk
berenang, tetapi ”Malu” jawab wanita Yogya itu Wanita Swedia
yang tengah belajar bahasa negara kita di UGM itu lalu menjawab,
”Datang saja Nanti kalau sudah beberapa kali kemaluannya
akan hilang ” Tentu saja kemaluannya tidak akan pernah hilang
Percakapan pun menjadi kocak Wanita Swedia itu baru mendapat
pelajaran tentang penggunaan kata benda dengan memakai
awalan ”ke” dan akhiran ”an”
c Kata-Kata Mengandung Bias Budaya
Bahasa terikat oleh konteks budaya Dengan ungkapan lain,
bahasa dapat dipandang sebagai perluasan budaya Menurut
Hipotesis Sapir Whorf, sering juga disebut Teori Relativitas
136 BAB VI Komunikasi Verbal
Linguistik, sebenarnya setiap bahasa menunjukkan suatu
dunia simbolik yang khas, yang melukiskan reslitas pikiran,
pengalaman batin dan kebutuhan pemakainya Jadi bahasa
yang berbeda sebenarnya mempengaruhi pemakainya untuk
berpikir, melihat lingkungan dan alam semesta di sekitarnya
dengan cara yang berbeda dan karenanya berperilaku secara
berbeda pula Hipotesis yang dikemukakan Benjamin Lee
Whorf dan mempopulerkan serta menegaskan pandangan
gurunya Edward Sapir ini menyatakan bahwa (1) Tanpa bahasa
kita tidak dapat berpikir; (2) Bahasa mempengaruhi persepsi;
dan (3) Bahasa mempengaruhi pola berpikir Hipotesis Sapir-
Whorf ini tampaknya sulit diuji Sebabnya, pertama, kita sulit
mendefinisikan berpikir, kedua, kita lebih sulit lagi menemukan
orang yang tidak berbahasa, sebagai pembandingnya Dengan
kata lain, kita tidak punya cara menafsirkan realitas tanpa
memakai bahasa
Hingga derajat tertentu, hipotesis Whorf-Sapir ini ada benarnya
Mereka mengasumsikan bahwa beberapa bahasa tidak
mengandung kata-kata untuk objek-objek dalam bahasa-bahasa
lain Dalam bahasa Arab klasik, konon ada lebih dari 6 000
kata untuk melukiskan unta-warnanya, struktur tubuh, jenis
kelamin, usia, gerak, kondisi dan perlengkapannya Penduduk
asli Sahara mempunyai 200 kata untuk melukiskan kurma,
bahan pokok mereka dalam kehidupan dan 20 cara berbeda
untuk melukiskan bukit pasir Hal ini juga mengisyaratkan arti
penting objek-objek ini dalam budaya mereka Kata rice
dalam bahasa Inggris dapat diterjemahkan menjadi tiga kata
yang maknanya berbeda dalam bahasa negara kita , yakni gabah,
beras dan nasi Ini menunjukkan bahwa kita orang negara kita
lebih peduli pada benda ini dibandingkan orang Inggris
Tingkatan-tingkatan bahasa dalam bahasa Jawa (kromo versus
Ngoko misalnya) dan dalam bahasa Sunda menunujukkan alam
pikiran (baca: status sosial) yang berbeda pula bagi pihak-pihak
yang memakai bahasa ini Sebagai contoh, dalam
bahasa Sunda ada beberapa kata untuk orang pertama,
yaitu: abdi, kuring, uing, urang, kula, dewek dan aing, sedangkan
untuk orang kedua yaitu : andika, anjeun, maneh, silaing dan
sia Kata makan dapat diterjemahkan menjadi beberapa kata
dalam bahasa Sunda, seperti:
• Neda, untuk diri sendiri
• Tuang, untuk orang yang kita hormati
• Dahar, untuk teman sebaya yang sudah akrab atau
bawahan/pembantu
• Nyatu, untuk hewan
• Emam, untuk anak kecil
d Percampuradukan Fakta, Penafsiran dan Penilaian
Dalam berbahasa kita sering mencampuadukkan fakta (uraian),
penafsiran (dugaan), dan penilaian Masalah ini berkaitan dengan
kekeliruan persepsi, misalnya apa yang tergambar dalam benak
kita ketika pada hari kerja kita menemukan seorang pegawai
di suatu perusahaan swasta sedang menutup wajahnya dengan
selembar koran, dengan posisi duduk menyandar ke belakang
Kemungkinan besar kita akan langsung memberi penafsiran,
misalnya ”Orang itu pemalas ” Padahal kalau kita tegur dia
dengan tiba-tiba atau kita marahi dia, bukan tidak mungkin dia
menjawab, ”Saya sedang memikirkan suatu gagasan yang hebat
bagaimana memajukan perusahaan kita Saking kerasnya saya
berpikir, saya sampai memejamkan mata dan menutup wajah
saya dengan koran ”
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mencampuradukkan
fakta dan dugaan Banyak peristiwa yang kita anggap fakta
sebenarnya yaitu dugaan yang berdasar kemungkinan,
misalnya, ”Ani bingung (atau sedih, ngambek, bahagia) ”
Kebanyakan orang menganggap ”Ani bingung” sebagai
pernyataan fakta Kalau kita tanya pembicara, ”Bagaimana kamu
tahu?” ia mungkin akan menjawabnya, ”Saya kan melihatnya!”
Jawaban yang lebih akurat yaitu : ”Wajahnya bersemu merah
ketika saya katakan padanya bahwa Joko memperoleh nilai
lebih tinggi dibandingkan dia ” Jawaban itu lebih faktual karena
menguraikan perilaku yang mendasari dugaan Anda mengenai
kemarahan Ani Komunikasi kita akan lebih efektif kalau kita
memisahkan pernyataan fakta dengan dugaan
D Kerumitan Makna Kata
Sering kita bertanya, ”Apa arti kata itu?” Kita menganggap bahwa
arti atau makna dikandung setiap kata yang kita ucapkan Sebenarnya
kita keliru bila kita menganggap bahwa kata-kata itu mempunyai makna
Kitalah yang memberi makna pada kata, dan makna yang kita berikan
kepada kata yang sama bisa berbeda-beda bergantung pada konteks ruang
138 BAB VI Komunikasi Verbal
dan waktu Bahkan, sebelum kita menanyakan makna suatu kata, kita
terlebih dulu harus menjawab pertanyaan, ”Apakah makna dari makna?”
Pertanyaan ini yaitu salah satu masalah besar dalam filsafat Makna
yaitu bagian yang tidak terpisahkan dari semantik dan selalu melekat
dari apa saja yang kita tuturkan Pengertian dari makna sendiri sangatlah
beragam Mansoer Pateda (2001:79) mengemukakan bahwa istilah makna
yaitu kata-kata dan istilah yang membingungkan Makna ini
selalu menyatu pada tuturan kata maupun kalimat ada banyak
komponen dalam makna yang dibangkitkan suatu kata atau kalimat
Dengan kata-kata Brown, ”Seseorang mungkin menghabiskan tahun-
tahunnya yang produktif untuk menguraikan makna suatu kalimat tunggal
dan akhirnya tidak menyelesaikan tugas itu Konsep makna itu sendiri
memiliki berbagai makna tanpa ada satu makna pun lebih ”benar”
dari makna yang lainnya Seperti kata-kata lainnya, makna mempunyai
beberapa definisi Salah satu alasan ada nya bebagai makna dari
makna yaitu masalah lokasi: ”Dimana lokasi makna?”
Makna muncul dari hubungan khusus antara kata (sebagai simbol
verbal) dan manusia Makna tidak melekat pada kata-kata, namun
kata-kata membangkitkan makna dalam pikiran orang Jadi, tidak ada
hubungan langsung antara suatu objek dan simbol yang dipakai untuk
merepresentasikannya Ketika kita mengatakan ”Saya sakit perut,”
misalnya, pengalaman itu nyata, tetapi tidak seorang pun dapat merasakan
rasa sakit itu, bahkan dokter yang berusaha mengobati rasa sakit kita
Jadi hubungan itu diciptakan dalam pikiran si pembicara
Semantik yaitu ilmu mengenai makna kata-kata, suatu definisi yang
menurut S I Hayakawa tidaklah buruk bila orang-orang tidak menganggap
bahwa pencarian makna kata mulai dan berakhir dengan melihatnya
dalam kamus Makna dalam kamus tentu saja lebih bersifat kebahasaan
(linguistik), yang punya banyak dimensi: simbol merujuk pada objek di
dunia nyata; pemahaman yaitu perasaan subjektif kita mengenai simbol
itu; dan referen yaitu objek yang sebenarnya eksis di dunia nyata
Padahal di samping itu, ada pula makna kata yang bersifat filosofis,
psikologis, dan logis
Makna dapat pula digolongkan ke dalam: makna denotatif dan makna
konotatif Makna denotatif yaitu makna yang sebenarnya (faktual),
seperti yang kita temukan dalam kamus Karena itu, makna denotatif
lebih bersifat publik beberapa kata bermakna denotatif, namun banyak
kata juga bermakna konotatif, lebih bersifat pribadi yakni makna di luar
rujukan objektifnya Dengan kata lain, makna konotatif lebih bersifat
subjektif dan emosional dibandingkan makna denotatif
Kita merasa pramuniaga itu lebih bergengsi dibandingkan pelayan toko,
sebagaimana kita merasa tunawisma lebih baik dibandingkan gelandangan
Makna denotatif dan makna konotatif itu menjadi lebih rumit lagi bila kita
mempertimbangkan budaya yang berbeda Chair dalam bahasa Inggris
berarti kursi yang pada dasarnya denotatif bagi orang berbahasa Inggris
Namun bagi orang negara kita yang gila jabatan, kata kursi berkonotasi lebih
kuat dibandingkan kata chair bagi orang Amerika yang punya kecenderungan
yang sama
Simbol atau lambang yaitu sesuatu yang mewakili sesuatu lainnya,
berdasar kesepakatan sekelompok orang Karena itu makna ada di
kepala bukan pada lambang tetapi kita sering merespons suatu kata
seakan-akan kata yaitu objek yang diwakili kata ini Misalnya,
tiba-tiba kita merasa takut ketika mendengar kata kalajengking, ular,
atau harimau Dalam komunikasi, harus realistik dan memeperhatikan
bagaimana simbol mempengaruhi perilaku alih-alih membuang waktu
bagaimana menjinakkan kekuatan kata-kata Betapapun, jika kata-kata
tidak membawa makna kepada kita dan jika kita tidak bereaksi terhadap
kata-kata, kata-kata itu tidak berguna, simbol mempunyai impak emotif
karena simbol dipasangkan dengan referen
Kata-kata tidak bermakna dengan sendirinya, melainkan bila kita
memaknai kata ini Kata-kata bukanlah objek yang diwakilinya,
jadi ketika kita berbicara dengan orang lain, kita hanya menyampaikan
kata-kata bukan makna Kata-kata merangsang makna yang dianut
orang lain terhadap kata-kata itu Pembicaraan akan berjalan lancar bila
makna yang kita berikan terhadap kata-kata mirip dengan makna yang
diberikan orang lain terhadap kata-kata yang sama Pada kenyataannya
tidak selalu demikian, boleh jadi suatu kata yang sama merujuk pada
objek yang berbeda, atau kata-kata yang berbeda merujuk pada objek
yang sama di dua daerah yang berbeda Kata taksi yang di Jakarta atau
Bandung biasanya berarti sedan sewaan, yaitu sebutan untuk angkot
(angkutan kota) di beberapa daerah lain di negara kita seperti di Kuningan,
Tasikmalaya, Palembang, Pontianak, Bengkulu, dan Papua Sedangkan di
Mataram, Lombok, Denpasar, dan di Kupang (NTT) kata bemo dipakai
untuk merujuk pada angkot beroda empat ini Di Jakarta, Bekasi dan
Kendari angkot ini disebut mikrolet sedangkan di Banda Aceh disebut
labi-labi
Banyak teoritikus bahasa mengemukakan bahwa kebanyakan kata
mempunyai makna majemuk Setiap kata dari kata-kata seperti: merah,
kuning, hitam dan putih mempunyai makna (konotatif) yang berlainan
Sebagai ilustrasi, 500 kata dalam bahasa Inggris yang paling sering
dipakai memiliki setidaknya 14 000 definisi yang berbeda Dalam
Roget’s Thesaurus, ada kira-kira 12 sinonim untuk kata hitam,
dan setidaknya 60% dari jumlah itu bersifat ofensif, termasuk ”noda”,
”jelaga”, ”iblis”, dan ”curang”; juga ada kira-kira 134 sinonim
untuk kata putih, dan semua artinya positif seperti ”murni”, ”bersih”, dan
”suci” Jadi, kata hitam umumnya berkonotasi negatif, sedangkan kata
putih berkonotasi positif
Kata-kata boleh jadi terus berevolusi, dengan makna yang terus juga
berubah Sebagian kata menghilang, beberapa kata baru muncul Situasi-
situasi baru menciptakan makna-makna baru
1 Bahasa Daerah Vs Bahasa Daerah
Oleh karena di dunia ini ada berbagai kelompok manusia
dengan budaya dan subbudaya yang berbeda, tidak mengherankan
bila ada kata-kata yang (kebetulan) sama atau hampir sama
tetapi dimaknai secara berbeda, atau kata-kata yang berbeda namun
dimaknai secara sama Konsekuensinya, dua orang yang berasal
dari budaya yang berbeda boleh jadi mengalami kesalahpahaman
ketika mereka memakai kata yang sama Misalnya kata awak
untuk orang Minang berarti ”saya” atau ”kita”, sedangkan dalam
bahasa Melayu (di Palembang, Malaysia dan Singapura misalnya)
berarti ”kamu” Dapat kita bayangkan apa yang terjadi bila orang
Minang dan orang Malaysia sama-sama memakai kata awak
ada beberapa kata yang sama dalam bahasa Sunda dan bahasa
Jawa, namun mempunyai arti yang berbeda Kata sare (tidur) dan
dahar (makan) yang yaitu kata halus untuk orang tua dalam
bahasa Jawa, ternyata hanya boleh dipakai untuk teman sebaya
yang sudah akrab atau bawahan di daerah Sunda Kata cokot dalam
bahasa Sunda berarti ”ambil”, namun dalam bahasa Jawa berarti
”gigit” Kata amis dlam bahasa Sunda (yang artinya ”manis”)
ternyata berarti anyir dalam bahasa Jawa
2 Bahasa Daerah Vs Bahasa negara kita
beberapa kata dari bahasa daerah juga dipakai dalam bahasa
negara kita (atau bahasa negara kita dalam dialek Betawi), atau
sebaliknya, kata-kata negara kita terdengar seperti diselipkan dalam
bahasa daerah, namun artinya sangat jauh berbeda Mislanya, kata
sok dalam bahasa Sunda sering disalahtafsirkan oleh orang non-
Sunda Dalam bahasa Betawi atau bahasa negara kita sok itu berarti
sombong, seperti dalam kalimat ”Orangnya paling sok” Berbeda
dengan arti sok dalam bahasa Sunda yang berarti ”Silakan” Kata
bola dalam bahasa Sunda berarti ”benang”, kata mangga dalam
bahasa negara kita yaitu buah dalam bahasa Sunda Orang-orang
dari suatu suku yang datang ke daerah lain, untuk tinggal sementara
atau selamanya pada awalnya mungkin akan menemukan kesulitan
dalam adaptasi mereka Seperti tergambar dalam ilustrasi berikut:
Seorang lelaki Jakarta berkunjung ke Makassar Suatu hari ia
memasuki sebuah restoran Maka terjadilah dialog seperti ini
Pelayan restoran : Makan apa, Pak?
Lelaki Jakarta : ”Bolu”
Pelayan restoran : Lainnya?
Lelaki Jakarta : ”Bolu doang”
Pelayan restoran : Minumnya?
Lelaki Jakarta : ”Teh aja”
Pelayan restoran : Mm, jadi teh atau kopi?
Lelaki Jakarta : ”Teh dong”
Maka jangan marah jika pelayan menghidangkan masakan yang
terdiri dari bandeng,udang dan daging kerbau Karena dalam
bahasa Makassar, bolu berarti ” bandeng”, tedong berarti ”kerbau”,
doang berarti ”udang” dan teaja berarti ”tidak mau”
Orang-orang Jawa yang dibesarkan diluar daerah kelahiran mereka
termasuk pujakesuma (putera Jawa kelahiran Sumatera) yang
tidak bisa berbahasa Jawa, ketika merayakan Idul Fitri di Jawa
pasti terheran-heran ketika setiap orang yang menyalami mereka
mengucapkan Sugeng Riyadi Kok namanya sama semua Ternyata
artinya Selamat Hari Raya
3 Bahasa negara kita Vs Bahasa Malaysia
Suatu bangsa atau suku biasanya menganggap bahasanya sendiri
sebagai yang terbaik dan menganggap bahasa lain tidak alamiah
baik cara bicara ataupun kata yang diucapkan Mengapa mereka
tidak memakai kata-kata yang benar untuk menyebut segala
sesuatu? Maka jangan heran jika ada orang Malaysia berkata
”sepasang kelamin tinggal dirumah itu”, Sepasang kelamin berari
”sepasang suami istri” ”mari kita tengok wayang” (wayang = film)
Ketika kita berkomunikasi dengan orang Malaysia, terutama untuk
pertama kalinya kesalahpahaman mungkin tak dapat terhindarkan
seperti ilustrasi berikut:
Seorang peserta negara kita yang pernah mengikuti suatu konferensi
di Malaysia menuturkan pengalaman lucunya Ketika rombongan
baru tiba dihotel, ia mendapat pesan telepon yang berbunyi “seluruh
peserta konferensi dari negara kita dijemput ketempat panitia pukul
20 00” berita ini langsung disampaikan kepada teman-teman
lainnya Tepat pukul 20 00 mereka siap menunggu di lobi hotel,
tetapi sampai pukul21 00 jemputan juga belum datang Lalu salah
seorang dari mereka menelepon panitia Seusia menelepon, orang
itu terus tertawa, membuat orang lain bingung Ia menjelaskan
bahwa mereka semua yang salah, bukan panitia Dalam bahasa
Malaysia, ternyata dijemput berarti “ diundang”
Berikut beberapa kata Malaysia bersama sinonimnya dalam bahasa
negara kita , yang dapat menimbulkan kesalahpahaman
Tabel 7 1 Sinonim Bahasa negara kita dengan Malaysia
Bahasa Malaysia Bahasa negara kita
Kementerian Tuduh Menuduh Kementerian Hukum Dan Ham
Kementerian Agama Kementerian Tak Berdosa
Angkatan Darat Laskar Hentak – Hentak Bumi
Angkatan Laut Angkatan Basah Kuyup
Angkatan Udara Laskar Angin - Angin
Merayap Bersetubuh Dengan Bumi
Purnawirawan Militer Pasukan Tak Berguna
Menteri Kehutanan Menteri Semak Belukar
Belok Kiri Pusing Kiri
Belok Kanan Pusing Kanan
Penghapus Pemadam
Tidak Bisa Tidak Boleh
Percuma Gratis
Anak Kecil Budak Cilik
Pusing-Pusing Berkeliling,Berputar
Satpam Penunggu Maling
Seronok Bagus,Menyenangkan,Meriah
Aduk Kacau
Pejabat Negara ` Kaki Tangan Negara
Tewas Kalah
Tidak Boleh Tidur Tidak Dapat Tidur
Kulkas Peti Sejuk
Banyak kata Malaysia diadopsi dari bahasa Inggris seperti :
universiti, fesyen (fashion), komen (comment)
4 Bahasa Daerah/Bahasa negara kita Vs Bahasa Asing Lainnya
Terkadang kita menemukan kata-kata dalam bahasa daerah atau
bahasa negara kita yang sama atau mirip dengan kata-kata asing,
tetapi dengan makna yang berbeda Mungkin kita akan geli
membaca atau mendengar kata-kata ini
Dalam bahasa Filipina, kata bawal berarti ”dilarang”, bagong
berarti ” baru”, balita berarti ”berita” Jadi, magandang balita
berarti berita baik
Tahukah apa makna kata cincin dalam bahasa Jepang? Berikut
ceritanya Sepupu saya baru pulang dari Jepang Ia bercerita
bahwa seorang teman pria Jepang bertanya macam-macam tentang
negara kita , lalu menunjuk cincin yang dipakainya Apa bahasa
negara kita nya ini? Cincin jawabnya Temannya yang orang Jepang
agak tersipu Kemudian sepupu saya bertanya lagi, kenapa? Tidak
apa-apa,jawabnya Lalu teman pria itu bertanya, apa kamu suka
cincin? Tentu saja memangnya kamu mau membelikan saya cincin?
Sahut sepupu saya Temannya tertawa terbahak-bahak Kalau kamu
mau, sekarang juga akan saya kasih Sepupu saya mulai merasa
heran Maka ia pun bertanya Sebenarnya dalam bahasa Jepang
cincin artinya apa? Lalu temannya menjelaskan cincin dalam
bahasa Jepang berarti alat kelamin laki-laki Setelah itu mereka
tertawa terbahak-bahak
E Nama sebagai Simbol
Fungsi pertama bahasa yaitu penamaan Nama diri sendiri yaitu
simbol pertama dan utama bagi seseorang Nama dapat melambangkan
status, cita rasa budaya, untuk memperoleh citra tertentu atau sebagi
nama hoki Nama pribadi yaitu unsur penting identitas seseorang dalam
warga , karena interaksi dimulai dengan nama dan baru diikuti
dengan atribut lainnya Nama yang kita terima sejak lahir tidak hanya
mempengaruhi kehidupan kita, tetapi juga mempengaruhi orang lain
untuk memperlakukan kita dan terpenting mempengaruhi kita dalam
mempersepsi diri sendiri
Nama yaitu bagian dari konsep diri yang sangat penting Bahkan nama
menunjukkan kesadaran seseorang Perubahan nama orang yang tadinya
non-Muslim menjadi Muslim yaitu salah satu pertanda perubahan jati
dirinya dan hubungannya dengan alam semesta
Nama jelas bersifat simbolik Nama yang dianggap bagus atau keren
menimbulkan kesan yang positif pada pendengar atau pembaca nama
itu Suatu penelitian menemukan bahwa orang bernama Jhon dipersepsi
sebagai orang yang ramah dan dapat dipercaya, James, Michael, Wendy
sebagai orang yang aktif
ada bukti bahwa nama yang lazim memberi kesan lebih baik
dibandingkan nama yang kurang lazim Suatu penelitian menemukan bahwa
guru-guru cenderung terpengaruh oleh nama
Pemilihan nama ditentukan oleh faktor agama Selain itu karena nama
ini unik atau nama tokoh favorit dan peristiwa penting saat kelahiran
seperti nama berbau milenium yaitu Millenio Tetapi nama tokoh politik
seperti Megawati, Amin Rais,dan lain-lain jarang dipilih Berbagai cara
dipakai oleh suatu budaya untuk memberi nama seorang anak yang
lahir Di Bali, urutan seorang anak dalam diketahui berdasar namanya:
Wayan, Made, Nyoman, Ketut Masing-masing anak pertama, kedua,
ketiga, keempat
Nama hewan pun dapat berfungsi sebagai simbol Burung merak
melambangkan keindahan dan keanggunan Bunglon melambangkan
orang yang plinplan Bebek melambangkan orang yang selalu patuh
dan mengekor pendapat orang lain Belut melambangkan orang yang
licik dalam berdagang dan berpolitik Ayam melambangkan orang yang
penakut dan lembek
Penamaan seseorang ternyata tidak sederhana Nama dapat juga
menyusahkan penyandangnya Orang yang bernama Muhammad,
Khadijah mungkin akan terbebani jika mereka melakukan sifat yang
buruk Sementara julukan yang tidak tepat akan timbul ”nubuat yang
dipenuhi diri sendiri”
145
A --
Bahasa yaitu suatu identitas sebuah bangsa, bahasa yaitu
sistem lambang bunyi ujaran yang dipakai untuk berkomunkasi oleh
warga Bahasa yang baik berkembang berdasar suatu sistem,
yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya Bahasa sendiri
berfungsi sebagai sarana komunikasi serta sebagai sarna intregrasi dan
adaptasi
Bahasa yaitu alat komunikasi antara anggota warga berupa
simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia Dengan adanya
bahasa sebagai alat komunikasi, maka semua yang ada di sekitar manusia
mendapat tanggapan dalam pikiran manusia, disusun dan diungkapkan
kembali kepada orang lain sebagai bahan komunikasi Komunikasi ini
memungkinkan setiap orang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
fisik dan lingkungan sosial
B Pengertian Bahasa Menurut Para Ahli
Pengertian Bahasa yaitu sebuah sarana untuk makhluk hidup guna
berinteraksi sosial dengan sesama makhluk hidup yang lainnya baik itu
sejenis maupun bukan sejenis Bahasa yaitu sebuah kunci pokok
untuk kehidupan manusia, hal ini karena dengan adanya bahasa seseorang
dapat berinteraksi dengan sesamanya serta bahasa ialah sumber daya
untuk kehidupan berwarga Adapun sebuah bahasa dapat untuk
dipakai jika dapat saling memahami atau mengerti erat hubungannya
dengan penggunaan dari sumber daya bahasa yang dimiliki
Pengertian Bahasa menurut Bill Adams, Bahasa yaitu sistem
pengembangan psikologi setiap individu dalam konteks yang intersubjektif
Pengertian Bahasa menurut Wittgenstein, Bahasa ialah sebuah bentuk
pemikiran yang dapat untuk dipahami serta mempunyai suatu hubungan
BAB 7
Bahasa Gaul
dengan kenyataan, memiliki struktur, serta bentuk yang logis
Sedangkan bahasa menurut Ferdinand De Saussure Bahasa yaitu
salah satu ciri yang menjadi pembeda, hal ini karena dengan memakai
bahasa maka setiap kelompok yang ada pada warga dapat menjadi
dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dengan kelompok lain
C Karakteristik Bahasa
Telah disebutkan di atas bahwa bahasa yaitu sebuah sistem berupa
bunyi, bersifat abitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi Dari
pengertian ini , dapat disimpulkan bahwa di antara karakteristik
bahasa yaitu abitrer, produktif, dinamis, beragam, dan manusiawi
1 Bahasa Bersifat Abritrer
Bahasa bersifat abritrer artinya hubungan antara lambang dengan
yang dilambangkan tidak bersifat wajib, bisa berubah dan tidak
dapat dijelaskan mengapa lambang ini mengonsepi makna
tertentu Secara kongkret, alasan “kuda” melambangkan ‘sejenis
binatang berkaki empat yang bisa dikendarai’ yaitu tidak bisa
dijelaskan
Meskipun bersifat abritrer, tetapi juga konvensional Artinya setiap
penutur suatu bahasa akan mematuhi hubungan antara lambang
dengan yang dilambangkannya Dia akan mematuhi, misalnya,
lambang ‘buku’ hanya dipakai untuk menyatakan ‘tumpukan
kertas bercetak yang dijilid’, dan tidak untuk melambangkan konsep
yang lain, sebab jika dilakukannya berarti dia telah melanggar
konvensi itu
2 Bahasa Bersifat Produktif
Bahasa bersifat produktif artinya, dengan beberapa besar unsur
yang terbatas, namun dapat dibuat satuan-satuan ujaran yang
hampir tidak terbatas Misalnya, menurut Kamus Umum Bahasa
negara kita susunan WJS Purwadarminta bahasa negara kita hanya
mempunyai kurang lebih 23 000 kosa kata, tetapi dengan 23 000
buah kata ini dapat dibuat jutaan kalimat yang tidak terbatas
3 Bahasa Bersifat Dinamis
Bahasa bersifat dinamis berarti bahwa bahasa itu tidak lepas dari
berbagai kemungkinan perubahan sewaktu-waktu dapat terjadi
Perubahan itu dapat terjadi pada tataran apa saja: fonologis,
morfologis, sintaksis, semantic dan leksikon Pada setiap waktu
mungkin saja ada kosakata baru yang muncul, tetapi juga ada
kosakata lama yang tenggelam, tidak dipakai lagi
4 Bahasa Bersifat Beragam
Meskipun bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama,
namun karena bahasa itu dipakai oleh penutur yang heterogen
yang mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan yang berbeda,
maka bahasa itu menjadi beragam, baik dalam tataran fonologis,
morfologis, sintaksis maupun pada tataran leksikon Bahasa Jawa
yang dipakai di Surabaya berbeda dengan yang dipakai di
Yogyakarta Begitu juga bahasa Arab yang dipakai di Mesir
berbeda dengan yang dipakai di Arab Saudi
5 Bahasa Bersifat Manusiawi
Bahasa sebagai alat komunikasi verbal, hanya dimiliki manusia
Hewan tidak mempunyai bahasa Yang dimiliki hewan sebagai alat
komunikasi, yang berupa bunyi atau gerak isyarat, tidak bersifat
produktif dan dinamis Manusia dalam menguasai bahasa bukanlah
secara instingtif atau naluriah, tetapi dengan cara belajar Hewan
tidak mampu untuk mempelajari bahasa manusia, oleh karena itu
dikatakan bahwa bahasa itu bersifat manusiawi
D Fungsi Bahasa
Fungsi bahasa menurut Abidin, dkk (2010 : 3) menjelaskan bahwa
fungsi utama bahasa yaitu sebagai media komunikasi, tetapi selain
sebagai media komunikasi bahasa juga memiliki fungsi lain yaitu :
1 Fungsi Ekspresif
Bahasa dapat dipakai untuk mengekspresikan ide, gagasan, dan
pengelaman Contohnya dalam puisi Pengarang mengeksperikan
ide, gagasan dan pengalamanya dengan bahasa yang ditulis per bait
yang disebut puisi
2 Fungsi Estetis
Bahasa sebagai media yang indah untuk menyampaikan pesan
Fungsi estetis ini biasa diwujudkan dalam bentuk karya sastra
3 Fungsi Informatif
Artinya bahasa dapat dipakai untuk menginformasikan sesuatu
kepada orang lain
4 Alat Fungsional
Artinya bahasa dapat dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan
tertentu
E Bahasa Gaul
1 Asal Usul dari Bahasa Gaul
Di dalam warga , pastinya masing-masing individu mempunyai
latar belakang sosial budaya yang berbeda, lazimnya berbicara
dengan cara yang berbeda Biasanya perbedaan ini boleh jadi
menyangkut dialek, intonasi, kecepatan, volume (keras atau
lemahnya), dan yang pasti yaitu kosakatanya
Perhatikanlah cara berbicara tokoh-tokoh warga atau tokoh-
tokoh penting di negara kita berdasar dialeknya, kita dapat
menebak darimana ia berasal, misalnya bupati, tentara, akuntan, ahli
hukum, antropolog, dokter, ahli komputer, montir mobil, ahli masak,
dan petani memakai kosakata berbeda dalam lingkungan kerja
mereka Bahasa yang dipakai dalam suatu lingkungan sering
tidak berfungsi bila dipakai dalam lingkungan lain
beberapa kata atau istilah mempunyai arti khusus, unik, menyimpang
atau bahkan bertentangan dengan arti yang lazim ketika dipakai
oleh orang-orang dari subkultur tertentu, bahasa Subkultur ini
disebut bahasa khusus (special language), bahasa gaul atau argot
Bahasa gaul pada umumnya dipakai sebagai sarana komunikasi
di antara remaja sekelompoknya selama kurun tertentu Hal
ini dikarenakan, remaja memiliki bahasa tersendiri dalam
mengungkapkan ekspresi diri Sarana komunikasi diperlukan oleh
kalangan remaja untuk menyampaikan hal-hal yang dianggap
tertutup bagi kelompok usia lain atau agar pihak lain tidak dapat
mengetahui apa yang sedang dibicarakannya
Masa remaja memiliki karakteristik antara lain petualangan,
pengelompokan, dan kenakalan Ciri ini tercermin juga dalam
bahasa mereka Keinginan untuk membuat kelompok eksklusif
memicu mereka menciptakan bahasa rahasia
Bahasa gaul sebenarnya sudah ada sejak 1970-an Awalnya istilah-
istilah dalam bahasa gaul itu untuk merahasiakan isi obrolan dalam
komunitas tertentu Tapi karena sering juga dipakai di luar
komunitasnya, lama-lama istilah-istilah ini jadi bahasa sehari-
hari
Akar dari bahasa gaul yaitu bahasa prokem Kata prokem sendiri
yaitu ”bahasa gaul dari preman ” Bahasa ini awalnya
dipakai oleh kalangan preman untuk berkomunikasi satu sama
lain secara rahasia Agar kalimat mereka tidak diketahui oleh
kebanyakan orang, mereka merancang kata-kata baru dengan cara
antara lain mengganti kata ke lawan kata, mencari kata sepadan,
menentukan angka-angka, penggantian fonem, distribusi fonem,
penambahan awalan, sisipan, atau akhiran
Masing-masing komunitas (daerah) memiliki rumusan sendiri-
149BAB VIIBahasa Gaul
sendiri Pada dasarnya bahasa ini untuk memberkan kode kepada
lawan bicara (kalangan militer dan kepolisian juga memakai )
Karena begitu seringnya mereka memakai bahasa sandi
mereka itu di berbagai tempat, lama-lama orang awam pun mengerti
yang mereka maksud Akhirnya mereka yang bukan preman pun
ikut-ikutan memakai bahasa ini dalam obrolan sehari-hari
sehingga bahasa okem tidak lagi menjadi bahasa rahasia Kalau
tidak percaya, coba deh tanya bokap atau nyokap kita, tabu tidak
mereka dengan istilah mokal, mokat, atau bokin Kalau mereka
tidak mengerti artinya, berarti di masa mudanya dulu mereka bukan
anak gaul
Dengan motif yang lebih kurang sama dengan para preman, kaum
waria juga menciptakan sendiri bahasa rahasia mereka Sampai
sekarang kita masih sering kan mendengar istilah “bencong”
untuk menyebut seorang banci? Nah, kata bencong itu sudah ada
sejak awal 1970-an juga, ya hampir bersamaan deh dengan bahasa
prokem Pada perkembangannya, konon para waria atau banci inilah
yang paling rajin berkreasi menciptakan istilah-istilah baru yang
kemudian memperkaya bahasa gaul
Kosakata bahasa gaul yang berkembang belakangan ini sering tidak
beraturan alias tidak ada rumusnya Sehingga kita perlu menghafal
setiap kali muncul istilah baru Misalnya untuk sebuah lawakan
yang tidak lucu, kita biasa menyebutnya garing atau jayus Ada juga
yang menyebutnya jasjus Untuk sesuatu yang tidak oke, biasa kita
sebut cupu Jayus dan cupu bisa dibilang kosakata baru
2 Pengertian dari Bahasa Gaul
Bahasa gaul atau argot atau bahasa prokem yaitu penggunaan
kata-kata dalam bahasa yang tidak resmi dan ekspresi yang bukan
yaitu standar penuturan dialek atau bahasa Kata dalam
bahasa gaul biasanya kaya dalam domain tertentu, seperti kekerasan,
kejahatan dan narkoba dan seks
Bahasa gaul negara kita yaitu bahasa gaul atau bahasa prokem
yang khas negara kita dan jarang dijumpai di negara-negara lain
kecuali di komunitas-komunitas negara kita
Bahasa prokem ini mengalami pergeseran fungsi dari bahasa rahasia
menjadi bahasa gaul Dalam konteks kekinian, bahasa gaul yaitu
dialek bahasa negara kita non-formal yang terutama dipakai di
suatu daerah atau komunitas tertentu (contohnya, kalangan homo
seksual atau waria) Penggunaan bahasa gaul menjadi lebih dikenal
khalayak ramai setelah Debby Sahertian mengumpulkan kosa-kata
yang dipakai dalam komunitas ini dan menerbitkan kamus
yang bernama ”Kamus Bahasa Gaul” pada tahun 1999
Bahasa gaul yaitu salah satu cabang dari bahasa negara kita
sebagai bahasa untuk pergaulan Istilah ini mulai muncul pada akhir
tahun 1980-an Pada saat itu bahasa gaul dikenal sebagai ‘bahasanya
para bajingan atau anak jalanan’ disebabkan arti kata prokem dalam
pergaulan sebagai preman
Meskipun bahasa gaul sebenarnya merujuk kepada bahasa khas
yang dipakai setiap komunitas atau subkultur apa saja, bahasa
gaul lebih sering merujuk pada bahasa rahasia yang dipakai
kelompok menyimpang, seperti kelompok preman, kelompok penjual
narkotik, kaum homoseksual/lesbian, pelacur, dan sebagainya
Saat ini bahasa gaul telah banyak terasimilasi dan menjadi umum
dipakai sebagai bentuk percakapan sehari-hari dalam pergaulan
di lingkungan sosial bahkan dalam media-media populer serperti
TV, radio, dunia perfilman nasional, dan seringkali pula dipakai
dalam bentuk publikasi-publikasi yang ditujukan untuk kalangan
remaja oleh majalah-majalah remaja populer
Karena jamaknya, terkadang dapat disimpulkan bahasa gaul yaitu
”bahasa utama yang dipakai untuk komunikasi verbal oleh
setiap orang dalam kehidupan sehari-hari, kecuali untuk kebutuhan
formal ” Karenanya akan menjadi terasa ‘aneh’ untuk berkomunikasi
secara verbal dengan orang lain memakai bahasa negara kita
formal
Bahasa gaul yaitu bahasa yang senantiasa berkembang, banyak
sekali kata-kata yang menjadi kuno atau pun usang disebabkan
trend dan perkembangan jaman Tidak ada klasifikasi formal dari
bahasa gaul, kecuali barangkali bahasa ini terbasuk sebagai
bagian ataupun cabang dari bahasa negara kita
Bahasa gaul umumnya dipakai di lingkungan perkotaan ada
cukup banyak variasi dan perbedaan dari bahasa gaul bergantung
pada kota tempat seseorang tinggal, utamanya dipengaruhi oleh
bahasa daerah yang berbeda dari etnis-etnis yang menjadi penduduk
mayoritas dalam kota ini Sebagai contoh, di Bandung,
Jawa Barat, perbendaharaan kata dalam bahasa gaulnya banyak
mengandung kosakata-kosakata yang berasal dari bahasa sunda
Bahasa gaul bukanlah bahasa negara kita resmi, meskipun bahasa ini
dipakai secara luas dalam percakapan verbal dalam kehidupan
sehari-hari Cara pengucapan bahasa gaul dilafalkan secara
sama seperti halnya bahasa negara kita Kosakata-kosakata yang
meminjam dari bahasa lain seperti bahasa inggris ataupun belanda
ditransliterasikan pengucapannya, contohnya, ‘Please’ ditulis
sebagai Plis, dan ‘Married’ sebagai Merit
Struktur dan tata bahasa dari bahasa gaul tidak terlalu jauh berbeda
dari bahasa formalnya (bahasa negara kita ), dalam banyak kasus
kosakata yang dimilikinya hanya yaitu singkatan dari bahasa
formalnya Perbedaan utama antara bahasa formal dengan bahasa
gaul utamanya yaitu dalam perbedaharaan kata
Banyak orang asing yang belajar Bahasa negara kita merasa bingung
saat mereka berbicara langsung dengan orang negara kita asli, karena
bahasa yang mereka pakai yaitu formal, sedangkan kebanyakan
orang negara kita berbicara dengan bahasa informal dan gaul
3 Struktur dalam Pemakaian Bahasa Gaul
Struktur dan tatabahasa dari bahasa prokem tidak terlalu jauh
berbeda dari bahasa formalnya (bahasa negara kita ) Pada dasarnya
ragam bahasa gaul remaja memiliki ciri khusus, singkat, lincah, dan
kreatif Dalam banyak kasus kosakata yang dipakai cenderung
pendek, sementara kata yang agak panjang diperpendek melalui
proses morfologi atau menggantinya dengan kata yang lebih pendek
Hal itu dapat dilihat dari :
a Penggunaan awalan e Kata emang itu bentukan dari kata memang
yang disisipkan bunyi e Disini jelas terlihat terjadi pemendekan
kata berupa mengilangkan huruf depan (m) Sehingga terjadi
perbedaan saat melafalkan kata ini dan merancu dari kata
aslinya
b Kombinasi k, a, g Kata kagak bentukan dari kata tidak yang
bunyinya tid diganti kag Huruf konsonan pada kata pertama
diganti dengan k huruf vocal i diganti a Huruf konsonan kedua
diganti g sehingga kata tidak menjadi kagak
c Sisipan e Kata temen yaitu bentukan dari kata teman
yang huruf vocal a menjadi e Hal ini memicu terjadinya
perbedaan pelafalan
4 Contoh dari Bahasa Gaul
Bahasa negara kita Bahasa Gaul (Informal)
Ayah Bokap
Ibu Nyokap
Benarkah Beneran
Begitu Begindang
Berisik Gandeng
Cocok Cucok
Di masa depan Kapan-kapan
Apakah benar Emangnya bener?
Pergi Cabut
Hati – hati di jalan Titi DJ
Tidak peduli Emang gue pikirin
Deh, dong, ah, kan, kok, loh, yah dll, yaitu sebagian dari
partikel-partikel bahasa gaul yang membuatnya terasa lebih “hidup”
dan membumi, menghubungkan satu anak muda dengan anak muda
lain dan membuat mereka merasa berbeda dengan orang-orang tua
yang berbahasa baku dan prokem Partikel-partikel ini walaupun
pendek-pendek namun memiliki arti yang jauh melebihi jumlah
huruf yang menyusunnya
Kebanyakan partikel mampu memberikan informasi tambahan
kepada orang lain yang tidak dapat dilakukan oleh bahasa negara kita
baku seperti tingkat keakraban antara pembicara dan pendengar,
suasana hati/ekspresi pembicara, dan situasi pada kalimat ini
diucapkan
• Deh (Bagaimana kalau )
Coba dulu deh (tidak memakai intonasi pertanyaan) -
Bagaimana kalau dicoba dulu?
• Dong (Tentu saja )
Sudah pasti dong - Sudah pasti / Tentu saja
Mau yang itu dong - Tentu saja saya mau yang itu
• Eh (Pengganti subjek, sebutan untuk orang kedua )
Eh, namamu siapa? - Bung, namamu siapa?
Eh, ke sini sebentar - Pak/Bu, ke sini sebentar
Ke sini sebentar, eh - Ke sini sebentar, Bung
• Kan (Kependekan dari ‘bukan’, dipakai untuk meminta pendapat/
penyetujuan orang lain (pertanyaan) )
Bagus kan? - Bagus bukan?
Kan kamu yang bilang? - Bukankah kamu yang bilang demikian?
Dia kan sebenarnya baik - Dia sebenarnya orang baik, bukan?
• Kok (Kata tanya pengganti ‘Kenapa (kamu)’ )
Kok kamu terlambat? - Kenapa kamu terlambat?
Kok diam saja? - Kenapa kamu diam saja?
Kok dia mukanya masam? - Kenapa dia mukanya masam?
• Lho/Loh (Kata seru yang menyatakan keterkejutan Bisa digabung
dengan kata tanya Tergantung intonasi yang digunakan, partikel
153BAB VIIBahasa Gaul
ini dapat mencerminkan bermacam-macam ekspresi )
Lho, kok kamu terlambat? - Kenapa kamu terlambat? (dengan
ekspresi heran)
Loh, apa-apaan ini! - Apa yang terjadi di sini? (pertanyaan retorik
dengan ekspresi terkejut/marah)
Lho, aku kan belum tahu? - Aku sebenarnya belum tahu (dengan
ekspresi tidak bersalah)
Loh, kenapa dia di sini? - Kenapa dia ada di sini? (dengan ekspresi
terkejut)
• Nih (Kependekan dari ‘ini’…)
Nih balon yang kamu minta - Ini (sambil menyerahkan barang)
Balon yang kamu minta
Nih, saya sudah selesaikan tugasmu - Ini tugasmu sudah saya
selesaikan
• Sih (Karena )
Dia serakah sih - Karena dia serakah (dengan ekspresi mencemooh)
Kamu sih datangnya terlambat - Karena kamu datang terlambat
(dengan ekspresi menyesal)
• Tuh (Kependekan dari ‘itu’, menunjuk kepada suatu objek )
Lihat tuh hasil dari perbuatanmu - Lihat itu, itulah hasil dari
perbuatanmu
Tuh orang yang tadi menolongku - Itu lihatlah, itu orang yang
menolongku
• Yah (Selalu menyatakan kekecewaan dan selalu dipakai di
awal kalimat atau berdiri sendiri )
Yah, kamu sih - Ini karena kamu
Yah, negara kita kalah lagi - negara kita kalah lagi (dengan ekspresi
kecewa)
Yah, sudah selesai - Belum-belum sudah selesai
F Bahasa Kaum Selebritis
Perhatikanlah kata-kata yang sering dipakai oleh kalangan selebritis
dalam bahasa gaul yaitu :
• Tercyduk : Tertangkap pihak berwenang
• Rekber : Rekening bersama
• Dope : Bagus dan Keren
• Bae : Pacar atau Kesayangan
Dalam kata-kata itu sering ada sisipan –in Ada sejenis rumus yang
dipakai pada kata-kata ini Namun rumus itu sudah kadaluarsa,
sudah terlalu umum, maka mereka menciptakan bahasa baru lagi
Contohnya seperti Indi Barends pun berkata, ”Akika mawar makasar
nih ” yang artinya yaitu ”ia sedang cari makan, bukan gadis dari
Makasar ” atau ucapan Indi Barends yang lain ketika berbelanja, ”Duh,
maharani deh ya Adinda yang mursida, tinta?” yang artinya, Maharani
berarti ”mahal”, dan mursida berarti ”murah ” sedang Adinda berarti
”ada”, dan tinta berarti ”tidak ”
Bahasa gaul ini bukan hanya alat komunikasi, namun juga alat identifikasi
Ada kebutuhan di antara para pemakainya untuk berkomunikasi dengan
bahasa yang tidak diketahui banyak orang, terutama bila menyangkut hal-
hal yang sangat pribadi
G Bahasa Gay dan Bahasa Waria
Di negara kita bahasa gaul kaum selebritis ternyata mirip dengan
bahasa gaul kaum gay (homoseksual) dan juga bahasa gaul kaum waria
atau banci Sekelompok mahasiswa saya dari Fikom Unpad, berdasar
penelitian mereka atas kaum gay di Bandung, menemukam beberapa kata
yang mereka pergunakan, misalnya yaitu :
bawang : (bau)
bossini : (bosan)
capcai : (cepat)
cumi-cumi : (ber-ciuman)
duta : (duit)
gundala : (gundul)
hitler : (hitam)
jali - jali : (jalan - jalan)
kayangan : (kaya)
laksana : (laki - laki)
H Bahasa Kaum Waria
Bahasa yaitu sebagian dari bahasa gaul yang dianut sebuah komunitas
banci (waria), seperti yang diperoleh sekelompok mahasiswa berdasar
wawancaranya dengan seorang waria, seperti :
• Begidang : begitu
• Endang : enak
• Ember : emang
• Gilingian : gila
• Hamidah : hamil
• Inang : iya
• Kesindang : kesini
• Kencana : kencing
• Metong : mati
• Maluku : malu
155BAB VIIBahasa Gaul
• Motorola : motor
• Pere : perempuan
• Sakit : sekong
• Mana : menong
I Ragam Bahasa Inggris
1 Makna Bahasa Inggris
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual,
sosial, dan emosional peserta didik dan yaitu penunjang
keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi Pembelajaran
bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya,
budayanya, dan budaya orang lain Selain itu, pembelajaran bahasa
juga membantu peserta didik mampu mengemukakan gagasan dan
perasaan, berpartisipasi dalam warga , dan bahkan menemukan
serta memakai kemampuan analitis dan imaginatif yang ada
dalam dirinya
Bahasa Inggris yaitu alat untuk berkomunikasi secara lisan
dan tulis Berkomunikasi yaitu memahami dan mengungkapkan
informasi, pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan budaya Kemampuan berkomunikasi
dalam pengertian yang utuh yaitu kemampuan berwacana, yakni
kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau
tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa,
yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis Keempat
keterampilan inilah yang dipakai untuk menanggapi atau
menciptakan wacana dalam kehidupan berwarga
Bahasa Inggris yaitu salah satu bahasa internasional yang
tidak hanya dipakai oleh penutur di negara aslinya yaitu Inggris,
namun juga oleh penutur yang berbahasa lain termasuk yang tinggal
di negara bukan berbahasa Inggris seperti India dan Singapura
Dengan penggunaan bahasa Inggris semacam ini, muncullah ragam
bahasa Inggris global yang memiliki ragam yang berbeda satu
sama lainnya termasuk pada pengucapan dan ejaan Adanya ragam
bahasa Inggris global semacam ini memberikan beberapa implikasi
dalam pengajarannya
Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk
mengembangkan keterampilan-keterampilan ini agar lulusan
mampu berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris pada
tingkat literasi tertentu
2 Tingkat Literasi
a Pada Tingkat Performative
Orang mampu membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara
dengan simbol-simbol yang dipakai
b Pada Tingkat Functional
Orang mampu memakai bahasa untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari seperti membaca surat kabar, manual atau
petunjuk
c Pada Tingkat Informational
Orang mampu mengakses pengetahuan dengan kemampuan
berbahasa
d Pada Tingkat Epistemic
Orang mampu mengungkapkan pengetahuan ke dalam bahasa
sasaran
Bahasa Inggris yaitu salah satu bahasa internasional yang
tidak hanya dipakai oleh penutur di negara aslinya yaitu
Inggris, namun juga oleh penutur yang berbahasa lain termasuk
yang tinggal di negara bukan berbahasa Inggris seperti India dan
Singapura Dengan penggunaan bahasa Inggris semacam ini,
muncullah ragam bahasa Inggris global yang memiliki ragam
yang berbeda satu sama lainnya termasuk pada pengucapan
dan ejaan Adanya ragam bahasa Inggris global semacam ini
memberikan beberapa implikasi dalam pengajarannya
J Ruang Lingkup Bahasa Inggris
1 Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Inggris, meliputi:
a Keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis
b Kompetensi yang meliputi kompetensi tindak bahasa, linguistik
(kebahasaan), sosiokultural, strategi, dan kompetensi wacana
c Pengembangan sikap yang positif terhadap bahasa Inggris
sebagai alat komunikasi
2 Berkomunikasi dalam Bahasa Inggris Lisan Maupun Tulis
secara Lancar dan Akurat Sesuai dengan Konteks Sosialnya
a Mendengarkan
Memahami berbagai makna (interpersonal, ideasional, tekstual)
dalam berbagai teks lisan yang memiliki tujuan komunikatif,
struktur teks, dan linguistik tertentu
b Berbicara
Mengungkapkan berbagai makna (interpersonal, ideasional,
tekstual) dalam berbagai teks lisan yang memiliki tujuan
komunikatif, struktur teks, dan linguistik tertentu
c Membaca
Memahami berbagai makna (interpersonal, ideasional, tekstual)
dalam berbagai teks tulis yang memiliki tujuan komunikatif,
struktur teks dan linguistik tertentu
d Menulis
Mengungkapkan berbagai makna (interpersonal, ideasional,
tekstual) dalam berbagai teks tulis yang memiliki tujuan
komunikatif, struktur teks, dan linguistik tertentu
K Ragam Bahasa Inggris
Bahasa Inggris yang lebih universal pun ternyata tidak konsisten
dalam ejaannya, pengucapannya, pilihan kata dan juga maknanya Bahasa
Inggris telah berkembang menjadi beberapa ragam, antara lain seperti:
1 Inggris-Inggris (British-English)
2 Inggris-Amerika
3 Inggris-Australia
4 Inggris-Filipina
5 Inggris-Singapura
Berikut ini yaitu ejaan beberapa kata dalam bahasa Inggris-Amerika
dan bahasa Inggris-Inggris yaitu :
Inggris-Amerika Inggris-Inggris
a Center Centre
b Theater Theatre
c Color Colour
d Favor Favour
e Organization Organisation
f Sosialization Sosialisation
L Contoh Berkomunikasi dalam Bahasa Inggris
Di kalangan pengajar bahasa Inggris muncul pertanyaan tentang
pengucapan bahasa Inggris yang mana yang harus diajarkan kepada
muridnya Apakah guru bahasa Inggris di negara kita cukup mengajarkan
pengucapan atau aksen bahasa Inggris sebagaimana orang negara kita
umumnya mengucapkannya? Ataukah mereka harus mengajarkan persis
seperti yang diucapkan oleh penutur asli bahasa Inggris yang tinggal di
Inggris? Begitu juga dalam pengajaran ejaannya
Jawaban pertanyaan ini tentu akan beraneka ragam dari satu orang ke
orang lain Mereka dapat memiliki argumentasi sendiri-sendiri Mungkin
ada yang berpendapat bahwa bahasa Inggris yang diajarkan kepada
siswa haruslah bahasa Inggris yang asli seperti yang digunakankan oleh
penutur aslinya yang masih tinggal di negeri aslinya pula yaitu English
(British English) Kaidah ini sering dipakai oleh ahli bahasa dalam
pengambilan data penelitiannya Barangkali ada pendapat yang tidak
mendasarkan argumentasi pada puritas bahasa Inggris itu sendiri, namun
pada jenis bahasa Inggris yang pengucapan dan aksennya saling bisa
dimengerti atau difahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan terutama
yang bukan penutur asli bahasa Inggris yang tidak tinggal di negeri asli
bahasa Inggris
Orang Inggris memakai kata ”knock up” yang berarti
“mengunjungi”, tetapi di Amerika kata ini berarti menghamili
Mahasiswa Amerika yang mendengar kalimat “I will knock you up tomorrow
morning”, yang diucapkan seorang pria Inggris yang baru dikenalnya di
asrama mahasiswa internasional tentu saja akan kaget bukan kepalang
Jika kita perhatikan dengan seksama, banyak perbedaan antara
ragam Inggris-Inggris dan Inggris-Amerika dalam aspek-aspek lainnya,
bukan hanya pilihan kata, struktur bahasa, tetapi juga intonasi dan gaya
berbicara umumnya Misalnya ketika orang Inggria tidak setuju dengan
seseorang, mereka lazim berkata, “I may be wrong, but …” (Mungkin
saya keliru, tetapi … ”) atau “There is just one thing in all about you have
been saying that worries me a little …” (“Ada satu hal saja dalam semua
yang Anda katakana yang sedikit mengkhawatirkan saya …”)
Orang Inggris biasanya berbicara berbunga-bunga, banyak eufemisme
dan sok gentlemen ” Orang Amerika jika bebrbicara langsung dan lugas,
dengan mulut yang terbuka lebar, sedangkan orang Australia berbicara
dengan bulaan mulut yang lebih sempit Adakah kaitannya antara
bukaan mulut orang Amerika yang lebar (bebas) ketika berbicara dengan
kebebasan yang mereka peroleh dari Inggris beberapa abad lalu, dan
adakah kaitannya antara bukaan mulut Australia sebagai orang-orang
yang tidak bebas (lebih sempit) ketika berbicara, dengan fakta bahwa
nenek moyang mereka dulu datang ke Australia sebagai orang-orang yang
tidak bebas (tahanan)
Ragam Inggris orang Filipina juga sangat khas, karena pengaruh
bahasa Spanyol Sebagaimana kita tahu bahwa bangsa Spanyol pernah
menjajah mereka Salah satu kekhasan bahasa Inggris mereka yaitu
seperti, pengucapan kata yang diakhiri “tion” seperti ”organization”, yang
159BAB VIIBahasa Gaul
diucapkan “orgenaisasion”, bukan “orgenaisesyen”, juga pengucapan
kata yang diakhiri tiga huruf ack sebagai ak ketimbang ek, seperti ”come
back” yang diucapkan “kam bak” ketimbang “kam bek”
M Pengalihan Bahasa
Komunikasi dalam bahasa yang sama, dapat menimbulkan salah
pengertian, apalagi bila kita tidak menguasai bahasa lawan bicara kita
Untuk melakukan komunikasi yang efektif, kita harus menguasai bahasa
mitra komunikasi kita Dalam konteks inilah kita setidaknya perlu
menguasai bahasa Inggris (sebagai bahasa International) untuk menjadi
seorang komunikator yang efektif
Seperti dikatakan Tubbs dan Moss, bahwa penguasaan bahasa
Asing yang minim, pada tingkat pribadi, dapat menimbulkan kesulitan-
kesulitan yang akan terjadi pada diri orang ini Seorang mahasiswi
yang belajar di sebuah lembaga pendidikan tinggi perhotelan di Bandung
pernah mengatakan “No, I haven’t”, dengan tersipu-sipu dan wajahnya
merah padam ketika ditanya gurunya, “Have you ever been a hostess
in a restaurant?” di sebuah tempat kursus bahasa Inggris Padahal kata
“hostess” yang dimaksud disana yaitu “penjamu”, arti yang sebenarnya
dari kata itu Bukan “wanita penghibur” atau “pelacur” yang sering
dipersepsikan orang negara kita
Contoh Berkomunikasi
Berikut ini yaitu contoh-contoh lain yang melukiskan kesalahan dan
kelucuan yang mungkin muncul ketika orang-orang negara kita kurang
mampu berbahasa Inggris saat mereka berkomunikasi dengan penutur
bahasa Inggris yaitu :
“Seorang anak SMA bernama Chiko mengikuti program pertukaran
pelajar ke Amerika Bahasa Inggrisnya memang belum fasih benar Dan salah
seorang temannya menganjurkan agar Chiko sering-sering mengucapkan
“Hi, baby, let’s make a friend” secara gramatik seharusnya, “Hi, baby,
let’s make friends”) Dan ketika ia bertemu dengan orang-orang baru untuk
memperoleh banyak teman di sana Setibanya di negeri Paman Sam, begitu
melihat seorang bule cantik, tanpa basa basi Chiko berkata, “Hi, friend,
let’s make a baby ” Secara spontan saja wanita bule itu menampar Chiko
dan pergi meninggalkannya ”
“Teman saya, Rio, pernah tinggal di Los Angeles dalam rangka studi
Pada masa adaptasi, tiba-tiba Terry, temannya yang berkulit hitam, datang
dan menegur Rio, “Whats up, Man” Ditegur demikian, Rio melihat