Rabu, 12 Februari 2025

Published Februari 12, 2025 by

komunikasi pergaulan 1

 


dengan  peran  kita 

sebagai orang dalam orang  luar dalam dua budaya yang berbeda  

Akhirnya, menurut Adler, pada tahap independensi, kita menghargai 

kemiripan  dan  perbedaan  budaya,  bahkan  menikmatinya   Kita 

menjadi ekspresif, humoris, kreatif dan mampu mengaktualisasikan 

diri  kita   Terpenting,  kita  mampu  menjalani  lebih  jauh  dalam 

kehidupan melewati  dimensi  dimensi  baru  dan menemukan  cara 

cara baru menjelajahi keragaman manusia 

Pada  tahap  inilah  kita  dapat  menjadi  manusia  yang  disebut 

“manusia antarbudaya” yang memahami berbagai budaya, mampu 

bergaul  dengan  orang  orang  dari  berbagai  budaya  lain,  tanpa 

mengorbanakan budaya sendiri  Manusia antarbudaya yaitu  orang 

yang telah mencapai tingkat tinggi dalam proses antarbudaya yang 

atribut atribut internalnya tidak didefinisikan secara kaku, namun 

terus berkembang melewati parameter - parameter psikologis suatu 

budaya   Manusia  antarbudaya  dilengkapai  dengan  kemampuan 

berfungsi secara efektif dalam lebih dari satu budaya dan memiliki 

kepekaan  budaya  yang  berkaitan  erat  dengan  kemampuan 

menunjukkan  empati  budaya  gegar  budaya  ini  dalam  bentuknya 

yaitu   fenomena  yang  alamiah  saja   Intensitasnya  dipengaruhi 

oleh berbagai faktor, yang pada dasarnya terbagi dua: yakni faktor 

internal (ciri-ciri kepribadian orang yang bersangkutan) dan faktor 

eksternal (kerumitan budaya atau lingkungan baru yang dimasuki)  

Tidak ada kepastian kapan gegar budaya ini akan timbul dihitung 

sejak kita memasuki budaya lain  Itu bergantung pada sejauh mana 

perbedaan budaya yang ada  Dan apakah kita memiliki ciri  - ciri 

kepribadian kondusif untuk mengatasi gegar budaya ini   Bila 

perbedaan budaya tidak terlalu besar, dan kita punya kepribadian 

yang  positif,  seperti  tegar  dan  toleran,  kita  mungkin  tidak  akan 

mengalami gegar budaya yang berarti  Berbagai penelitian empiris 

menunjukkan  bahwa  gegar  budaya  sebenarnya  yaitu   titik 

pangkal untuk mengembangkan kepribadian dan wawasan budaya 

kita,  sehingga  kita  dapat  menjadi  orang-orang  yang  luwes  dan 

terampil dalam bergaul dengan orang-orang dari berbagai budaya, 

tanpa harus mengorbankan nilai-nilai budaya kita sendiri       

I Contoh Budaya dan Maknanya

1 Pernikahan Adat Jawa

Budaya Jawa yaitu  salah satu kebudayaan yang dimiliki bangsa 

negara kita   yang  di  dalam  tradisinya memiliki  nilai-nilai  keluhuran  dan 

kearifan budaya yang menjadi ciri khas warga  Jawa  Setiap tradisi 

dalam warga  Jawa memiliki arti dan makna filosofis yang mendalam 

dan  luhur  Begitu  pula  pada  prosesi &  tata  cara  pernikahan  adat  Jawa 

yang sarat makna serta folosofi yang jika  dipelajari dan didalami akan 

memberi kesan unik, sakral dan khidmat saat dijalankan, berikut sekilas 

Kronologi, Tata cara dan maknanya:

a  Kronologis

Kronologis  ketemu  jodoh  pada  orang  Jawa  dahulu,  biasanya 

melalui cara yang disebut:

• Babat alas artinya membuka hutan untuk merintis membuat 

lahan  Dalam hal babat alas ini orang tua pemuda merintis 

seorang  congkok untuk mengetahui  apakah  si  gadis  sudah 

mempunyai  calon  atau  belum   Istilah  umumnya  disebut 

nakokake artinya menanyakan 

• Kalau sang pemuda belum kenal dengan sang gadis, maka 

ada upacara Nontoni  Yaitu sang pemuda diajak keluarganya 

datang ke rumah sang gadis, pada saat pemuda-pemuda itu 

diajak/diberi kesempatan untuk nontoni sang gadis pilihan 

orang tuanya 

 

Gambar 5 5  Upacara Nontoni

• Bila cocok artinya saling setuju, kemudian disusul dengan 

upacara  nglamar  atau meminang  Dalam  upacara  nglamar, 

keluarga  pihak  sang  pemuda menyerahkan  barang  kepada 

pihak sang gadis sebagai peningset yang terdiri dari pakaian 

lengkap, dalam bahasa Jawanya sandangan sapangadek 

• Menjelang  hari  perkawinan  diadakan  upacara  srah-

srahan  atau  asok  tukon  yaitu  pihak  calon  pengantin  putra 

menyerahkan beberapa  hadiah perkawinan kepada keluarga 

pihak  calon  pengantin  putri  berupa  hasil  bumi,  alat-alat 

rumah tangga, ternak dan kadang-kadang ditambah beberapa  

uang 

 

Gambar 5 6  Srah-Srahan

• Kira-kira  7  hari  (dulu  40  hari)  sebelum  hari  pernikahan 

calon  pengantin  putri  dipingit  artinya  tidak  boleh  keluar 

dari rumah dan tidak boleh bertemu dengan calon suaminya  

Selama masa pingitan calon pengantin putri membersihkan 

diri dengan mandi kramas dan badannya diberi lulur 

• Sehari atau dua hari sebelum upacara akad nikah di rumah 

orang tua calon pengantin putri membuat tratag dan menghias 

rumah  Kesibukan ini  biasanya juga dinamakan upacara 

pasang tarub 

• Upacara  siraman  yaitu memandikan  calon  pengantin  putri 

dengan  kembang  telon  yaitu  bunga  mawar,  melati  dan 

kenanga  dan  selanjutnya  disusul  dengan  upacara  ngerik  

Upacara ngerik yaitu membersihkan bulu-bulu rambut yang 

ada  di dahi, kuduk, tengkuk dan di pipi 

• Setelah  upacara  ngerik,  maka  pada  malam  hari  diadakan 

upacara malam Midodareni  Calon  pengantin  putra  datang 

ke rumah pengantin putri dan selanjutnya calon pengantin 

putra menjalani upacara nyantri 

• Pada pagi harinya atau sore harinya dilangsungkan upacara 

ijab  kabul  yaitu meresmikan  kedua  insan  antara  pria  dan 

wanita yang memadu kasih telah sah menjadi suami istri 

• Sehabis upacara ijab kabul dilangsungkan upacara panggih 

atau  temon  yaitu  pengantin  putra  dan  pengantin  putri 

ditemukan yang berakhir duduk bersanding di pelaminan 

• Lima hari setelah akad nikah dan upacara panggih diadakan 

upacara  sepasaran pengantin  atau ngunduh mantu  jika  

disertai dengan pesta 

b  Rangkaian Upacara Adat Pengantin Jawa

Rangkaian  upacara  adat  pengantin  Jawa  secara  kronologis 

diuraikan dari awal sampai akhir sebagai berikut :

1)  Upacara siraman pengantin putra-putri

2)  Upacara malam midodareni

3)  Upacara akad nikah / ijab Kabul

4)  Upacara panggih / temu

5)  Upacara resepsi

6)  Upacara sesudah pernikahan

Makna  rangkaian  upacara  ini   secara  perinci  dapat 

dijelaskan sebagai berikut:

1)  Upacara Siraman Pengantin Putra-putri

Upacara  siraman  ini  dilangsungkan  sehari  sebelum  akad 

nikah (ijab kabul)  Akad nikah dilangsungkan secara/menurut 

agama  masing-masing  dan  hal  ini  tidak  mempengaruhi 

jalannya  upacara  adat   Langkah-langkah  yang  perlu 

diperhatikan pada upacara siraman yaitu  :

• Siraman Pengantin Putri

Gambar 5 7  Siraman Pengantin Putri

• Pengantin putri pada upacara siraman sebaiknya mengenakan 

kain  dengan  motif  Grompol  yang  dirangkapi  dengan  kain 

mori putih bersih sepanjang dua meter dan pengantin putri 

rambutnya terurai 

• Yang bertugas menyiram pengantin putri yaitu  :

Bapak  dan  Ibu  pengantin  putri,  disusul  Bapak  dan  Ibu 

pengantin  putra,  diteruskan  oleh  orang-orang  tua  serta 

keluarga yang dianggap telah pantas sebagai teladan  Siraman 

ini dilanjutkan dan diakhiri juru rias dan paling akhir yaitu  

dilakukan oleh pengantin sendiri, sebaiknya pergunakan air 

hangat agar pengantin yang disirami tidak masuk angin 

• Siraman Pengantin Putra

Gambar 5 8  Siraman Pengantin Putra

Urut-urutan upacara  siraman pengantin putra  yaitu   sama 

seperti  siraman  pengantin  putri  hanya  yang  menyiram 

pertama yaitu  Bapak pengantin putra 

Setelah upacara siraman pengantin selesai, maka pengantin 

putra  ke  tempat  pemondokan  yang  tidak  jauh  dari  tempat 

kediaman  pengantin  putri   Dalam  hal  ini  pengantin  putra 

belum  diizinkan  tinggal  serumah  dengan  pengantin  putri  

Sedangkan pengantin putri setelah siraman berganti busana 

dengan  busana  kerik,  yaitu  pengantin  putri  akan  dipotong 

rambut bagian depan pada dahi secara merata 

2)  Upacara Midodareni

 Gambar 5 9  Midodareni

Dalam  upacara  midodareni  pengantin  putri  mengenakan 

busana  polos  artinya  dilarang mengenakan  perhiasan  apa-

pun kecuali cincin kawin  Dalam malam midodareni  itulah 

baru  dapat  dikatakan  pengantin  dan  sebelumnya  disebut 

calon pengantin  Pada malam itu pengantin putra datang ke 

rumah pengantin putri  Untuk model Yogyakarta pengantin 

putra  mengenakan  busana  kasatrian  yaitu  baju  surjan, 

blangkon model Yogyakarta, kalung korset, mengenakan keris, 

sedangkan  model  Surakarta,  pengantin  putra  mengenakan 

busana  Pangeran  yaitu  mengenakan  jas  beskap,  kalung 

korset  dan  mengenakan  keris  pula   Untuk  mempermudah 

maka pengantin putra pada waktu malam midodareni boleh 

juga mengenakan jas lengkap dengan mengenakan dasi asal 

jangan  dasi  kupu-kupu   Kira-kira  pukul  19:00,  pengantin 

putra  datang  ke  rumah  pengantin  putri  untuk  berkenalan 

dengan keluarga dan rekan-rekan pengantin putri  Setibanya 

pengantin putra, maka terus diserahkan kepada Bapak dan 

Ibu pengantin putri  Setelah penyerahan diterima pengantin 

putra  diantarkan  ke  pondok  yang  telah  disediakan  yang 

jaraknya  tidak  begitu  berjauhan  dengan  rumah  pengantin 

putri   Pondokan  telah  disediakan  makanan  dan  minuman 

sekedarnya dan setelah makan dan minum ala kadarnya maka 

pengantin  putra  menuju  ke  tempat  pengantin  putri  untuk 

menemui para tamu secukupnya kemudian pengantin putra 

kembali ke pondokan untuk beristirahat  Jadi jangan sampai 

jauh malam, karena menjaga kondisi  fisik  seterusnya   Jadi 

kira-kira  pukul  22:00  harus  sudah  kembali  ke  pondokan  

Hal  ini  perlu  mendapatkan  perhatian  sepenuhnya  agar 

jangan sampai pengantin menjadi sangat lelah karena kurang 

tidur  Setelah upacara malam midodareni ini masih disusul 

dengan upacara-upacara lainnya yang kesemuanya itu cukup 

melelahkan kedua pengantin 

Pada malam midodareni pengantin putri tetap di dalam kamar 

pengantin dan setelah pukul 24:00 baru diperbolehkan tidur  

Pada malam midodareni ini para tamu biasanya berpasangan 

suami  istri   Keadaan  malam  midodareni  harus  cukup 

tenang  dan  suasana  khidmat,  tidak  terdengar  percakapan-

percakapan yang terlalu keras 

Para tamu bercakap-cakap dengan tamu lain yang berdekatan 

saja  Pada pukul 22:00 – 24:00 para tamu diberikan hidangan 

makan  dan  sedapat  mungkin  nasi  dengan  lauk-pauk  opor 

ayam  dan  telur  ayam  kampung,  ditambah  dengan  lalapan 

daun kemangi 

3)  Upacara Akad Nikah

Upacara  akad  nikah  dilaksanakan  menurut  agamanya 

masing-masing  Dalam hal ini tidak mempengaruhi jalannya 

upacara selanjutnya  Bagi pemeluk agama Islam akad nikah 

dapat dilangsungkan di masjid atau mendatangkan Penghulu  

Setelah  akad  nikah  diberikan  petunjuk  sebagai  berikut  : 

Setelah  upacara  akad  nikah  selesai,pengantin  putra  tetap 

menunggu  di  luar  untuk  upacara  selanjutnya   Yang  perlu 

mendapatkan  perhatian  ialah  selama  upacara  akad  nikah 

pengantin putra boleh mengenakan keris (keris harus dicabut 

terlebih dahulu) dan kain yang dopakai oleh kedua pengantin 

tidak boleh bermotif hewan begitu pula blangkon yang dipakai 

pengantin putra  Bagi pemeluk agama Katholik atau Kristen 

akad nikah dilangsungkan di gereja  Untuk pemeluk agama 

Katholik dinamakan menerima Sakramen  Ijab, baik agama 

Islam maupun Katholik atau Kristen pelaksanaan akad nikah 

harus  didahulukan  dan  setelah  selesai  Ijab Kabul  barulah 

upacara adat dapat dilangsungkan 

 

Gambar 5 10  Upacara Akad Nikah

4)  Upacara Panggih

Perlengkapan yang diperlukan untuk upacara panggih :

• Empat sindur untuk dipakai oleh kedua belah orang tua

• Empat meter kain mori putih  yang dibagi menjadi dua 

bagian masing-masing dua meter

• Dua lembar tikar yang akan dipergunakan untuk duduk 

pengantin putri pada waktu di rias

• Dua buah kendhi untuk siraman pengantin putra-putri

• Dua butir kelapa gading yang masih utuh dan masih pada 

tangkainya

• Sebutir telur ayam kampung yang masih mentah dan baru

• Sebungkus bunga setaman

• Satu  buah  baskom  /  pengaron  yang  telah  ada  air  serta 

gayungnya  untuk  upacara  membasuh  kaki  pengantin 

putra

• Dua  helai  kain  sindur  dengan  bentuk  segi  empat 

dipakai pada upacara tanpa kaya atau kantongan yang 

terbuat dari kain apa saja 

• Daham  klimah  yaitu  upacara  makan  bersama-sama 

(dulangan) atau suap-suapan pengantin putri menyuapi 

pengantin putra dan sebaliknya

• Dahar klimah, pada upacara dahar klimah makanan yang 

perlu  disiapkan  yaitu   :  nasi  kuning  ditaburi  bawang 

merah yang telah digoreng dan opor ayam  Pada upacara 

tanpa kaya yang perlu disediakan ialah : kantongan yang 

berisi  uang  logam,  beras,  kacang  tanah,  kacang  hijau, 

kedelai, jagung dan lain-lain 

Bagian I

Upacara balangan sedah / lempar sirih yaitu pengantin putra 

dan pengantin putri saling melempar sirih, setelah itu disusul 

dengan berjabat tangan tanda saling mengenal 

 

Gambar 5 11  Upacara Panggih

Bagian II Upacara Wiji Dadi

Sebelum  pengantin  putra  menginjak  telur,  pengantin  putri 

membasuh terlebih dahulu kedua kaki pengantin putra 

 

Gambar 5 12  Upacara Wiji Dadi


Bagian III

Upacara  sindur  binayang  yaitu  pasangan  pengantin  berjalan 

dibelakang ayah pengantin putri, sedangkan ibu pengantin putri 

dibelakangnya pengantin ini   Hal ini mempunyai makna 

Bapak selalu membimbing putra-putrinya menuju kebahagiaan, 

sedangkan Ibu memberikan dorongan “tut wuri handayani”

 

Gambar 5 13  Upacara Sindur Binayang

Bagian IV Timbang (Pangkon) dan disusul upacara tanem

Upacara tanem yaitu Bapak pengantin putri mempersilahkan 

duduk kedua pengantin di pelaminan yang bermakna bahwa 

Bapak  telah  merestui  dan  mengesahkan  kedua  pengantin 

menjadi suami istri 

 

Gambar 5 14  Upacara Tanem

Bagian V

Upacara tukar kalpika yang disebut juga tukar cincin yaitu 

memindahkan dari  jari manis kiri ke  jari manis kanan dan 

dilaksanakan  saling  memindahkan   Hal  ini  mempunyai 

makna bahwa suami istri telah memadu kasih sayang untuk 

mencapai hidup bahagia sepanjang hidup 


 

Gambar 5 15  Upacara Tukar Kalpika

Bagian VI Kacar-kucur (tanpa kaya)

Upacara kacar-kucur atau disebut guna kaya yang bermakna 

bahwa hasil  jerih payah sang suami diperuntukkan kepada 

sang istri untuk kebutuhan keluarga 

 

Gambar 5 16  Upacara Kacar-kucur

Bagian VII Kembul Dhahar “ Sekul Walimah “

Upacara kembul dhahar yaitu kedua pengantin saling suap-

suapan  secara  lahap   Hal  ini  bermakna  bahwa  hasil  jerih 

payah  dan  rejeki  yang  diterimanya  yaitu   berkat  Rahmat 

Tuhan dan untuk mencukupi keluarganya  Segala suka dan 

duka harus dipikul bersama-sama 

 

Gambar 5 17  Upacara Kembul Dhahar

Bagian VIII

Pengantin  putra  dengan  sabar  menunggu  pengantin  putri 

menghabiskan Dhaharan  Biasanya Ibu  lebih sayang untuk 


membuang makanan   Hal  ini  bermakna  agar  Tuhan  selalu 

memberikan  rezeki  dan  selalu  mensyukuri  rezeki  yang 

diterimanya 

Bagian IX Upacara Mertuwi

Bapak dan Ibu pengantin putra datang dijemput oleh Bapak 

dan  Ibu  pengantin  putri  untuk  menjenguk  pengesahan 

perkawinan  putrinya   Setelah  dipersilahkan  duduk  oleh 

Bapak dan Ibu pengantin putri lalu dilangsungkan upacara 

sungkeman   jika   Ayah  atau  Bapak  pengantin  putra 

telah meninggal dunia, maka sebagai gantinya yaitu kakak 

pengantin putra atau pamannya 

Bagian X Upacara Sungkeman

Upacara  sungkeman  /  Ngebekten  yaitu  kedua  pengantin 

berlutut untuk menyembah kepada Bapak dan Ibu dari kedua 

pengantin  Dalam hal ini bermakna bahwa kedua pengantin 

tetap berbakti kepada Bapak  /  Ibu pengantin,  serta mohon 

doa restu agar Tuhan selalu memberikan rahmatnya 

 

Gambar 5 18  Upacara Sungkeman

c  Arti Istilah dan Maknanya

1)  TARUB

Kata benda yang menunjukan pengertian dari satu “ bangunan 

darurat” yang khusus didirikan pada dan di  sekitar  rumah 

orang  yang  mempunyai  hajat  menyelenggarakan  peralatan 

perkawinan  /  Ngunduh  Temanten,  dengan  tujuan  rasional 

dan irrasional 

Rasional : Membuat tambahan ruang untuk tempat duduk 

tamu dan lain-lainnya

Irrasional : Karena pembuatan  tarub menurut adat harus 

disertai dengan macam-macam persyaratan khas yang disebut 

srana-srana  /  sesaji,  maka  yang  demikian  itu  mempunyai 

tujuan  “keselamatan  lahir  batin”  dalam  memangku-kerja-

perkawinan itu dalam arti luas

Adapun  Srana  Tarub  yang  pokok  disebut  tuwuhan  dengan 

maksud  supaya  berkembang  di  segala  bidang  bagi  kedua 

mempelai terdiri dari :

(a) Sepasang  pohon  pisang-raja  yang  berbuah,  maknanya 

secara singkat yaitu  :

•  Agar  mempelai  kelak  menjadi  pimpinan  yang  baik 

bagi keluarganya/ lingkungannya/bangsanya

•  Seperti  pohon  pisang  dapat  tumbuh  dan  hidup  di 

mana saja maka diharapkan bahwa mempelai berdua 

pun dapat hidup dan menyesuaikan diri di lingkungan 

mana pun juga dan berhasil (berubah)

(b) Sepasang Tebu Wulung

Tebu   : antipening kalbu = tekad yang bulat

Wulung   : mulus = matang

Maknanya,  dari  mempelai  diharapkan  agar  segala  sesuatu 

yang  sudah  dipikir  matang-matang  dikerjakan/

dilaksanakan dengan tekad yang bulat, pantang mundur 

(“mulat sarira hangrasawani”)

(c) Dua janjang kelapa gading yang masih muda

Kelapa gading  : Kelapa yang kulitnya kuning

Kelapa muda   : cengkir

Maknanya, kencengin pikir = kemauan yang keras

Dari  mempelai  diharapkan  agar  memiliki  “kemauan  yang 

keras” untuk dapat mencapai tujuan

(d) Daun : beringin

Daun : Maja

Daun : Koro

Daun : Andong

Daun : Alang-alang

Daun : Apa-apa (daun dadap srep)

Maknanya,  diharapkan dari mempelai  kelak dapat  tumbuh 

seperti pohon beringin, menjadi pengayom lingkungannya 

dan agar semuanya dapat berjalan dengan selamat sentosa 

lahir batin (aja ana-sekoro-koro kalis alangan sawiji apa)

2)  SRANA/SESAJI TARUB

Menunjukkan pengertian baik kata benda maupun kata kerja, 

yang  berarti  membuat/mempersiapkan  semua  persyaratan 

barang-barang  baik  yang  berujud  (materiil)  maupun  yang 

tidak  berujud  (spirituil)  yang  diperlukan  untuk  pelengkap 

syarat pembuatan tarub sesuai dan menurut kepercayaan dan 

pengertian tradisi/adat 

3)  NGUNDUH ATAU NGUNDUH TEMANTEN

Kata-kata Ngunduh = memetik yang dilakukan khusus oleh 

orang tua dari mempelai lelaki, yang berarti mendatangkan 

mempelai  berdua  di  rumah  orang  tua  mempelai  lelaki, 

biasanya setelah 5 hari anaknya lelaki itu berada di rumah 

mertuanya  sejak  hari  dilangsungkan  perkawinannya, 

untuk  secara  bergantian  dirayakan  di  rumah  orang  tuanya 

sendiri  (orang  tua mempelai  lelaki)  dengan maksud  untuk 

memperkenalkan mempelai kepada keluarganya dan handai 

taulan 

4)  SRANA NGUNDUH

Sama seperti SRANA 

5)  PETANEN ATAU KROBONGAN

Kata  benda  petanen  atau  krobongan  yakni  kamar  tengah 

dari dalem = bangunan rumah yang dibelakang  Bangunan 

rumah yang didepan namanya Pendapa 

Kamar  tengah  yang  disebut  petanen  ini  biasanya  selalu 

dihiasi atau bahasa Jawa di robyong  Tempat yang dirobyong 

itu  lalu  disebut  Krobongan     Petanen  atau  juga  disebut 

krobongan  ini  yaitu  kamar  yang disediakan untuk DEWI 

SRI yaitu dewinya pertanian (Jawa = petanen)

Dalam upacara perkawinan, maka setelah temu atau panggih, 

kedua mempelai lalu duduk di muka petanen ini  Disitulah 

dilakukan ucapan-ucapan kelanjutannya, misalnya: nimbang, 

kacar-kucur atau sungkem dan lain-lainnya  Sesuai dengan 

perkembangannya  sekarang  krobongan  disebut  pelaminan 

yang bentuknya disesuaikan dengan situasi dan kondisi 

6)  KEMBAR MAYANG

Terdiri dari 2 kata,

Kembar : dua benda yang sama bentuknya dan ukurannya

Mayang : bunga pohon pinang

Jadi  artinya,  sepasang  benda  yang  dirangkai  dalam 

bentuk  tertentu  dengan  bunga  pinang  guna  keperluan 

mempelai  Akan tetapi arti sebenarnya dimaksudkan disini 

melambangkan suatu “pohon hayat” dalam bentuk sekaligus 

berfungsi sebagai dekorasi 

116 BAB V Persepsi: Inti Komunikasi

7)  TEMANTEN ATAU PENGANTIN

Artinya Mempelai

8)  PRABOT TEMANTEN

Segala sesuatu yang perlu bagi seorang temanten, terutama 

sekali mengenai pakaian tradisional temanten menurut adat

9)  “PINISEPUH“ PUTRI

Dalam arti sempit :

Ahli waris wanita yang dekat hubungannya dengan keluarga 

dan yang kedudukannya dalam lingkungan keluarga itu lebih 

tua dari sang mempelai, misalnya :

• Dari garis lurus ke atas (adscendenten) Ibu, nenek putri, 

eyang buyut dan seterusnya

•  Dari  garis  samping  Kakak  perempuan,  bibi  (tante, 

oudtante) dan seterusnya 

Dalam arti luas :

Yang disebut di atas + wanita-wanita lain yang tua usianya 

dan  sangat  akrab  hubungannya  dengan  keluarga  yang 

bersangkutan (bahasa Jawa disebut Kewula-keraga)

10) “PINISEPUH“ KAKUNG

Sama dengan “PINISEPUH“ PUTRI 

11) NGANTHI

Kata kerja Nganthi berarti membimbing fisik = mendampingi 

dan memegangi tangan dari sang mempelai 

12) SINDUR

Semacam selendang yang warnanya merah bertepikan putih, 

melambangkan persatuan dari unsur bapak dan unsur  ibu  

Sindur ini dalam upacara perkawinan :

a  Dipakai sebagai ikat pinggang oleh orang tua (bapak dan 

ibu) yang menyelenggarakan peralatan mantu 

b   Dipakai sebagai salah satu sarana dalam upacara 

perkawinan yaitu setelah mempelai bergandengan tangan 

(Jawa  :  kanthen)  berjalan  menuju  ke  tempat  duduk 

pengantin, maka salah seorang pinisepuh putri (biasanya 

ibunda mempelai) mengikuti  berjalan dekat  di  belakang 

mempelai  berdua  sambil  menyelimutkan  sehelai  sindur 

sebagai lambang persatu paduan jiwa raga suami istri yang 

abadi 

Sindur diartikan kependekan dari sin = isin/malu, Ndur = 

mundur (malu untuk mundur)

117BAB VPersepsi: Inti Komunikasi

Bahwa  tujuan  perkawinan  antara  lain  yaitu   untuk 

meneruskan  kehidupan  generasi  melalui  pembangunan 

keluarga sejahtera 

Segala rintangan/hambatan tidak akan melemahkan keyakinan 

dirinya terhadap apa yang harus diperjuangkan dalam usaha 

membangun suatu keluarga sejahtera, terlebih-lebih dengan 

disertai do’a restu orang tua kedua pengantin, maka apapun 

yang  akan  dihadapinya  akan  terus  diperjuangkan  sampai 

terwujudnya harapan serta cita-citanya ini  

13) NGABAKTEN / SUNGKEM

Suatu kewajiban moral tradisional bagi sang mempelai untuk 

secara fisik menunjukkan/menyatakan bakti dan hormatnya 

lahir batin kepada orang tua dan para pinisepuhnya dengan 

gerakan  tertentu,  seraya  mohon  do’a  restu  dan  mendapat 

ridho  dari  Tuhan  agar  selalu mendapatkan  bimbingan  dan 

petunjuk di  dalam membangun keluarga dan berguna bagi 

Nusa dan Bangsa 

Pada saat akan sungkem kedua pengantin melepas selop dan 

keris yang dikenakan pengantin pria  Hal ini dimaksudkan 

bahwa kedua mempelai dengan sepenuh hati telah siap akan 

bersujud kepada orang tua pengantin dan pinisepuh 

14) GANTI BUSANA

Upacara  mempelai  untuk  sementara  waktu  meninggalkan 

tempat  duduknya  berjalan  menuju  kamar  rias  untuk  ganti 

pakaian  dengan  diiringi  oleh  beberapa  orang  pinisepuh, 

saudara-saudaranya (laki-laki dan perempuan) dan lain-lain 

anggota keluarga terdekat yang ditunjuk 

15) BESAN

Sebutan  yang  dipakai  untuk  menunjukkan  hubungan 

kekeluargaan  antara  orang  tua  dari  mempelai  lelaki  dan 

orang tua dari mempelai wanita 

16) MERTUA

Sebutan  yang  dipakai  untuk  menunjukkan  hubungan 

kekeluargaan bagi mempelai lelaki terhadap orang tua dari 

mempelai wanita dan bagi mempelai wanita terhadap orang 

tua dari mempelai lelaki (parent in laws)

17) AMONG TAMU

Tugas khusus untuk menerima dan mengantar para tamu ke 

tempat duduknya, menurut ketentuan protokol 

18) GAMELAN

Seperangkat  (unit  dari  salah  satu  macam  alat-musik 

negara kita ) disiapkan untuk lebih menyemarakkan suasana 

19) KERIS

Suatu benda semacam senjata-tajam yang mempunyai bentuk 

khusus dan dianggap keramat berfungsi antara lain sebagai 

salah satu perabot dari pada pakaian kebesaran secara adat 

Jawa 

20) PAKAIAN SIKEPAN CEKAK / ALIT

Salah  satu  model  pakaian  pengantin  yang  dipakai  setelah 

kembali  dari  ganti  menuju  ketempat  duduknya  Model  ini 

yang  biasa  dipakai  oleh  para  pangeran  saat  upacara2 

kebesaran 

21) DIJEJERKAN

Diatur agar mempelai berdua berdiri berjajar 

22) PAMITAN

Para  tamu  mohon  diri  kepada  orang  tua  kedua  mempelai 

untuk pulang kembali ke tempat masing2 

23) NANDUR

Gerakan dari orang tua laki-laki untuk mendudukan kedua 

pengantin  di  pelaminan  dengan  menekankan  tangan  di 

pundak pengantin pria dan wanita yang dapat diartikan bahwa 

setiap orang  tua dengan kasih sayangnya  tetap akan selalu 

memberikan petunjuk2 dan pengarahan yang benar dengan 

harapan hendaknya segala sesuatu yang dilaksanakan selalu 

didasari budi yang baik dan luhur 

Nandur = menanam

Dimaksukdkan  bahwa  akan  tumbuh  hidup  subur  dan  dari 

kesuburan ini  dihasilkan buah yang bagus dan berguna 

24) IMBAL WICARA

Dialog/percakapan yang dilaksanakan pada saat serah terima 

kedua pengantin dari orang tua pengantin putri kepada orang 

tua pengantin putra 

25) BOMBYOK KERIS / KOLONG KERIS

Suatu  kelengkapan  busana  kebesaran  bagi  pengantin  yang 

terdiri  dari  untaian/rangkaian  bunga  dan  mawar  dengan 

warna putih dan merah yang artinya sama dengan arti sindur 

119BAB VPersepsi: Inti Komunikasi

26) OMBYONG

Sebutan bagi rombongan pengiring pengantin yang biasanya 

terdiri  dari  para  keluarga  terdekat  pengantin  pria/wanita 

yang telah ditentukan 

27) NGARAK TEMANTEN

Kata  kerja  “ngarak”  berarti  membimbing  secara  bersama-

sama dalam bentuk rombongan 

28) MENGAPIT

Dapat diartikan mendampingi di sebelah kanan dan kiri yang 

dapat dilakukan dalam posisi duduk, berdiri atau berjalan 

29) BUCALAN = BUANGAN

Kata  benda  dari  sesaji  yang  akan  ditempatkan  /  dibuang 

di  tempat-tempat  tertentu  (route  perjalanan  dan  kompleks 

penyajiannya telah diuraikan di depan / skenario) Kata kerja 

dari  pelaksanaan  penyajian  sesaji  bucalan  gecok  mentah 

dengan  maksud  mengharapkan  partisipasi  dari  para  bahu 

rekso (makhluk yang tidak kelihatan) maupun yang kelihatan, 

untuk menjaga jalan-jalan yang akan dilalui pengantin dan 

juga  ditempat-tempat  yang  akan  dipakai  tempat  upacara/

perhelatan dan diminta supaya tidak mengganggu pengantin 

sekalian,  beserta  orang  tuanya,  keluarganya,  pengiringnya, 

tamu-tamunya, para panitia dan pembantunya dan lain-lain  

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan hajat Ngunduh 

Temanten  ini   selamat  hingga  upacara  selesai  dengan 

paripurna  khususnya  kepada  pengantin  sekalian  diberikan 

rakhmat, sejahtera dan bahagia lahir batin 

30) SIRAMAN

Menunjukkan pengertian kata benda dari kata “siram” yang 

berarti suatu perbuatan tradisional mandi bagi setiap orang 

calon mempelai wanita maupun pria menjelang akad nikah 

Untuk  keperluan  ini  diperlukan  pula  syarat-syarat  atau 

sesaji-sesaji  yang  disebut  “sirna  siraman”  yang  ujudnya 

sesuai dengan uraian pada skenario 

Upacara  siraman  (mandi  mempelai)  ini  dipimpin  dan 

dilakukan/dibantu oleh para ahli waris terdekat yang sudah 

tua  usianya  baik  dari  garis  bapak  maupun  dari  garis  ibu 

(sesuai  warga   adat  yang  bersifat  ke  bapak  ibuan  = 

perenteel)

31) PAES

Menunjukkan kata benda dari kata kerja maesi, yang berarti 

merias dahi calon mempelai wanita oleh seorang wanita ahli 

dalam tugas ini, agar wajah si calon mempelai wanita terlihat 

lebih cantik lagi mirip gambaran wajah seorang bidadari 

32) KEMBANG SETAMAN

Beberapa macam bunga yang dicampur satu dalam sebuah 

tempat/wadah yang berisi air tawar 

2 Upacara Grebeg dan Maknanya

Grebeg  kraton  Yogyakarta  yaitu   upacara  adat  sebagai  simbol 

kekucah dalem, yakni simbol kemurahan hati raja kepada kawulanya  

Raja digambarkan sebagai sosok yang mengayomi, mengayemi, dan 

mengenyangkan kawulanya  Tradisi  ini  sudah dilaksanakan  sejak 

pemerintahan  Sri  Sultan  Hamengkubuwono  I   Upacara  Grebeg 

diadakan  tiga  kali  dalam  setahun,  yakni  Grebeg  Syawal  sebagai 

bentuk ungkapan syukur telah melampaui bulan puasa, kemudian 

Grebeg Maulud diadakan untuk memperingati hari kelahiran Nabi 

Muhammad SAW  Sedangkan Grebeg Besar diselenggarakan untuk 

merayakan Idul Adha 

Upacara Grebeg identik dengan adanya Gunungan, yaitu berbagai 

makanan dan hasil bumi yang disusun menyerupai gunung, sebagai 

simbol  dari  kemakmuran  kraton  Yogyakarta  yang  nantinya  akan 

dibagikan kepada rakyat  Dalam perayaan Grebeg,  ada  enam 

jenis gunungan, masing-masing memiliki bentuk yang berbeda dan 

terdiri dari jenis makanan yang berbeda pula  

Gambar 5 19  Gunungan yaitu  makanan dan hasil bumi yang dibentuk menyerupai gunung

Gunungan Dharat yaitu  gunungan yang puncaknya berhamparkan 

kue besar dan di sekelilingnya ditancapi kue ketan yang berbentuk 

lidah   Gunungan  Gepak  yaitu   gunungan  yang  terdiri  dari 

empat puluh buah keranjang yang berisi aneka ragam kue-kue kecil 

dengan  lima macam warna, yaitu merah, biru, kuning, hijau, dan 

hitam  Gunungan Bromo terdiri dari beraneka ragam kue-kue yang 

di bagian puncaknya diberi lubang, sehingga tampak sebuah anglo 

berisi  bara  yang membakar  kemenyan   Gunungan  Lanang  terdiri 

dari rangkaian kacang panjang, cabe merah, telur itik, dan ketan  

Di bagian puncaknya ditancapi kue dari  tepung beras  Gunungan 

Wadon  yaitu   gunungan  yang  terdiri  dari  beraneka  ragam 

kue-kue kecil dan juga kue ketan  Gunungan Pawuhan yaitu  

gunungan yang bentuknya mirip dengan gunungan wadon, namun 

pada bagian puncaknya ditancapi bendera kecil berwarna putih  

Satu  bulan  sebelum  upacara  Grebeg,  di  tempat  yang  bernama 

Magangan,  abdi  dalem  kraton  sudah mulai mengerjakan  keenam 

gunungan  ini    Bahan-bahan  diolah  dan  dimasak,  kemudian 

disusun membentuk miniatur gunung  Malam hari sebelum upacara 

Grebeg,  Gunungan-gunungan  ini   dibawa  masuk  ke  dalam 

Kraton  

Pagi harinya, upacara Grebeg dimulai dengan parade prajurit yang 

berangkat dari Pracimosono untuk menjemput Gunungan  Momen ini 

menarik untuk diikuti karena bisa melihat secara langsung prajurit 

kraton  dengan  atribut  yang  khas   Kraton  Yogyakarta  memiliki 

sepuluh  bregada  atau  kesatuan  prajurit,  yaitu  prajurit Wirobrojo, 

prajurit Dhaheng, prajurit Patangpuluh, prajurit Jogokaryo, prajurit 

Prawirotomo,  prajurit  Ketanggung,  prajurit  Mantrijero,  prajurit 

Nyutro, prajurit Bugis dan prajurit Surokarso  Prajurit-prajurit  ini 

dipimpin  oleh  seorang  panglima  yang  disebut  Manggala  Yudha  

Prajurit ini mengawal gunungan yang diusung dari kraton Yogyakarta 

menuju Masjid Besar, Kepatihan, dan Puro Pakualaman  Di sana, 

gunungan ini  dibagikan kepada rakyat  

Antusiasme warga  terhadap upacara ini cukup besar  Terbukti, 

satu hari sebelum upacara, mereka sudah mulai berdatangan dalam 

kelompok  kecil  maupun  besar   Tidak  hanya  warga  Yogyakarta, 

namun  banyak  yang  berasal  dari  luar  kota  seperti  Magelang, 

Temanggung, Wonosobo dan sekitarnya  Sebagian mereka percaya 

bahwa pernik-pernik yang ada  di gunungan akan memberikan 

berkah, sehingga mereka berharap bisa mendapatkan bagian kecil 

dari gunungan ini   Keyakinan seperti itu membuat warga  

rela  menunggu  hingga  dalam  waktu  lama  untuk  dapat  ikut 

memperebutkan gunungan  Mereka rela berdesakan bahkan dengan 

resiko  terinjak-injak  atau  jatuh  asal  berhasil memperoleh  bagian 

dari gunungan ini   

Upacara  Grebeg  yang  ditutup  dengan  perebutan  gunungan  ini 

bukan sekedar sebagai simbol kekucah dalem semata, namun juga 

sebagai bentuk meneruskan tradisi dan menjaga kekayaan budaya, 

namun  juga  sebagai  aset  wisata   Bagi  penggemar  fotografi  tentu 

upacara ini sangat menarik sebagai target bidikan lensanya  Salam 

Kratonpedia  


Gambar 5 20  Kerangka 

gunungan lanang  Tampak di 

atasnya yaitu  kue dari tepung 

beras

 

Gambar 5 21  Abdi dalem sedang 

memasang rangkaian telur itik 

pada gunungan

Gambar 5 22  Memasang untaian 

kacang panjang, cabe merah dan 

kue ketan

 

Gambar 5 23  Gunungan saat 

menjelang diberangkatkan

 

Gambar 5 24  Manggala Yudha 

melakukan inspeksi sebelum 

prajurit bertugas

 

Gambar 5 25  Bregada prajurt 

Ketanggung, salah satu dari 

10 bregada yang bertugas 

mengiringi gunungan

 

Gambar 5 26  Alat musik Kecer, 

semacam simbal dimainkan oleh 

prajurit Dhaheng

 

Gambar 5 27  Gunungan 

memasuki komplek Masjid Besar

 

Gambar 5 28  Didoakan sebelum 

diperebutkan

Gambar 5 29  warga  saling 

berusaha mendapatkan bagian 

dari gunungan

 

Gambar 5 30  Memperoleh secuil 

kue, diharapkan dapat memberi 

berkah 


125

A -- 

Komunikasi  yang  sering  dipakai  dalam  kehidupan  sehari-hari 

yaitu  pertukaran informasi secara verbal terutama pembicaraan dengan 

tatap  muka   Contohnya  ketika  guru  mengajar  kepada  peserta  didik, 

interaksi  tatap muka dalam kelas  akan membantu proses pembelajaran 

secara  efektif  dibandingkan  hanya  memberikan  tugas  kepada  peserta 

didik  Karena dengan proses tatap muka, guru dapat melihat perkembangan 

peserta didik itu sendiri  Selain itu dengan komunikasi verbal biasanya 

lebih akurat dan tepat waktu  

Kata-kata yaitu  alat atau simbol yang dipakai untuk mengekspresikan 

ide atau perasaan, membangkitkan respon emosional, atau menguraikan 

obyek, observasi dan ingatan  Sering juga untuk menyampaikan arti yang 

tersembunyi,  dan  menguji  minat  seseorang   Keuntungan  komunikasi 

verbal  dalam  tatap  muka  yaitu  memungkinkan  tiap  individu  untuk 

berespon  secara  langsung   Komunikasi  yaitu   faktor  penting  bagi 

pencapaian  tujuan  suatu  organisasi  bisnis   Seorang  pemimpin  secara 

rutin  harus  berkomunikasi  dengan  bawahannya  untuk meminta mereka 

membuat  surat pesanan, barang, menjawab atau membuat  surat  aduan, 

membuat surat balasan atau tanggapan, dan sejenisnya 

Komunikasi  verbal  yaitu   salah  satu  bentuk  komunikasi  yang 

disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan maupun lisan, meskipun 

seseorang  dapat  mengungkapkan  sesuatu  secara  non  verbal,  ia  tetap 

memerlukan   komunikasi  verbal,  misalnya  bila  hendak  membahas 

kejadian  masa  lalu,  ide,  atau  abstraksi   Hal-hal  ini   tidak  dapat 

diungkapkan lewat kata-kata yang disusun dalam suatu pola yang berarti, 

baik dalam bentuk tulisan maupun lisan (pidato) 

BAB 6

Komunikasi Verbal

126 BAB VI Komunikasi Verbal

Melalui  komunikasi  lisan  atau  tulisan,  diharapkan  orang  akan 

memahami apa yang disampaikan pembicaraan atau penulis  Penyampaian 

suatu pesan lewat tulisan dan lisan tentu memiliki suatu harapan bahwa 

seseorang akan dapat membaca atau mendengar apa yang akan dikatakan  

Untuk  pesan-pesan,  seseorang  dapat memakai   tulisan  dan  ucapan 

(lisan)   Sedangkan  untuk  menerima  pesan-pesan,  seseorang  dapat 

memakai  pendengaran dan bacaan 

B Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal yaitu  suatu bentuk komunikasi yang disampaikan 

komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan 

(oral)  Komunikasi verbal menempati porsi besar  Karena kenyataannya, 

ide-ide,  pemikiran  atau  keputusan,  lebih  mudah  disampaikan  secara 

verbal  ketimbang  non  verbal   Dengan  harapan,  komunikan  (baik 

pendengar maun  pembaca  )  bisa  lebih mudah memahami  pesan-pesan 

yang disampaikan 

Dalam  dunia  bisnis,  komunikasi  verbal  memiliki  porsi  besar  

Karena kenyataannya,  ide-ide, pemikiran atau keputusan,  lebih mudah 

disampaikan  secara  verbal  ketimbang  nonverbal   Dengan  harapan, 

komunikan  (baik  pendengar  maupun  pembaca)  dapat  lebih  mudah 

untuk  memahami  pesan-pesan  yang  disampaikan   Dalam  prakteknya, 

komunikasi verbal dapat dilakukan dengan cara:

1   Berbicara dan menulis  Umumnya untuk menyampaikan bussines 

message,  orang  cenderung  lebih  menyukai  berbicara  (speaking) 

dibandingkan  dengan  menulis  (writing),  selain  karena  alasan 

praktis,  speaking  dianggap  lebih  mudah  dan  lebih  menyentuh 

sasaran dari komunikan  Namun bukan berarti pesan tertulis tidak 

penting   Untuk  menyampaikan  pesan  bisnis  yang  panjang  dan 

memerlukan pemahaman serta pengkajian matang, diperlukan pula 

penyampaian tertulis 

2   Mendengarkan dan membaca  Kenyataan menunjukan, pelaku bisnis 

lebih  sering  mendapatkan  informasi  ketimbang  menyampaikan 

informasi  Dan aktivitas penerimaan informasi seperti pesan bisnis 

ini  dilakukan  lewat  proses  reading  dan  listening  ini   Sehingga 

pesan penting sering hanya berlalu begitu saja, dan sebagian kecil 

yang tercerna dengan baik 

3  Komunikasi verbal dipakai pada saat:

• Pada saat bertemu dan menyapa

• Menjelaskan arah

• Memberi perintah 

127BAB VIKomunikasi Verbal

• Menjawab permintaan

• Melayani konsumen

• Menjelaskan barang-barang dan pelayanan

• Menangani keluhan tamu

• Membuat permintaan maaf

• Berkomunikasi dengan rekan kerja

4  Jenis-jenis komunikasi verbal yaitu 

• Berbicara  yaitu   suatu  alat  untuk  mengkomunikasikan 

gagasan gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan 

kebutuhan-kebutuhan  sang  pendengar  atau  penyimak,  yang 

dilakukan minimal oleh dua orang atau lebih 

• Berdiskusi  yaitu  sebuah  interaksi  komunikasi  antara  dua  orang 

atau  lebih/kelompok   Biasanya  komunikasi  antara  mereka/

kelompok ini  berupa salah satu ilmu atau pengetahuan dasar 

yang akhirnya akan memberikan rasa pemahaman yang baik dan 

benar  Diskusi bisa berupa apa saja yang awalnya disebut topik  

Dari topik inilah diskusi berkembang dan diperbincangkan yang 

pada akhirnya akan menghasilkan  suatu pemahaman dari  topik 

ini  

• Kuliah  yaitu   sebuah  proses  satu  arah  dalam  transfer  ilmu 

pengetahuan/nasehat,  dari  yang  memberi  kuliah,  guru/dosen 

atau orang tua, kepada murid/anak  Kuliah bisa jadi yaitu  pintu 

masuk pertama dari sebuah pembelajaran  Kuliah ada 2 macam 

yaitu, kuliah secara formal dan kuliah secara non formal 

Contoh:

- Guru menerangkan (formal)

- Dinasehati ibu, memberi masukan dan kritik (nonformal)

• Dialog  yaitu  kegiatan  adu  argumentasi  antara  dua  pihak  atau 

lebih, baik secara perorangan maupun kelompok, dalam institusi 

legislative  seperti  parlemen,  terutama  di  Negara-negara  yang 

memakai   sistem  oposisi   Dalam  hal  ini,  debat  dilakukan 

menuruti  aturan-aturan  yang  jelas  dan  hasil  dari  debat  dapat 

dihasilakan melalui voting atau keputusan juri 

• Percakapan-percakapan  yaitu  komunikasi  dua  arah  yang 

dilakukan  oleh  minimal  dua  orang,  yang  didalamnya  ada  

topic pembicaraan, bisa tuntas bisa tidak

• Debat argumentasi 

Debat  yaitu   kegiatan  adu  argumentasi  antara  dua  pihak 

atau  lebih,  baik  secara  perorangan  maupun  kelompok,  dalam 

128 BAB VI Komunikasi Verbal

mendiskusikan dan memutuskan masalah dan perbedaan 

Argumentasi  yaitu   suatu  bentuk  retorika  yang  berusaha 

mempengaruhi  sikap  dan  pendapat  orang  lain,  agar  mereka 

percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan yang diinginkan 

oleh  penulis  atau  pembicara   Melalui  argumentasi,  penulis 

berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia 

mampu menunjukan apakah suatu pendapat atau suatu hal benar 

atau tidak  Dan dalam ilmu pengetahuan, argumentasi tidak lain 

yaitu  usaha untuk mengajukan bukti-bukti atau kemungkinan-

kemungkinan untuk menyatakan sikap atau pendapat mengenai 

suatu hal 

• Berbincang-bincang yaitu ngobrol/percakapan yang sifatnya lebih 

santai dan hanya dipakai untuk mengisi waktu luang 

 

C Bahasa

1 Asal Usul Bahasa

Hingga kini belum ada suatu teori pun yang diterima luas mengenai 

bagaimana  bahasa  itu  muncul  di  permukaan  bumi   Ada  dugaan 

kuat bahasa nonverbal muncul sebelum bahasa verbal  Teoretikus 

kontemporer mengatakan  bahwa  bahasa  yaitu   ekstensi  perilaku 

sosial  Lebih dari itu, bahasa ucap bergantung pada perkembangan 

kemampuan untuk menempatkan lidah secara tepat di berbagi lokasi 

dalam  sistem  milik  manusia  yang  memungkinkannya  membuat 

berbagai suara kontras yang diperlukan untuk menghasilkan ucapan  

Kemampuan ini mungkin berhubungan dengan kemampuan manusia 

lebih awal untuk mengartikulasikan isyarat-isyarat jari-jemari dan 

tangan  yang  memudahkan  komunikasi  nonverbal   Konon,  hewan 

primata (kera, monyet, gorila dan sejenisnya) berevolusi sejak kira-

kira  70  juta  tahun  lalu,  dimulai  dengan  hewan mirip  tikus  kecil 

yang hidup sezaman dengan dinosaurus  

Dulu, nenek moyang kita  yang  juga disebut Cro Magnon  ini  tinggal 

di  gua-gua  Mereka mempunyai  sosok  seperti  kita,  hanya  saja  lebih 

berotot dan lebih tegap, mungkin karena hidup mereka penuh semangat 

dan makan makanan yang  lebih sehat  Mereka yaitu  pemburu dan 

pengumpul  makanan  yang  berhasil   Ketika  mereka  belum  mampu 

berbahasa  verbal,  mereka  berkomunikasi  lewat  gambar-gambar 

yang mereka buat pada  tulang, cadas dan dinding gua yang banyak 

ditemukan di Spanyol dan Prancis Selatan  Mereka menggambarkan 

bison, rusa kutub dan mamalia lainnya yang mereka buru  Inilah sarana 

pertama yang dikenal manusia untuk merekam informasi 

129BAB VIKomunikasi Verbal

Dalam tahap perkembangan berikutnya, antara 40 000 dan 35 000 

tahun  lalu  Cro  Magnon  mulai  memakai   bahasa  lisan   Ini 

mungkin karena mereka punya struktur tengkorak, lidah dan kotak 

suara yang mirip dengan yang kita miliki sekarang  Kelebihan homo 

sapiens  dari  makhluk  sebelumnya  yaitu   kemampuan  mereka 

untuk mengembangkan salah satu jenis tanda yang disebut dengan 

simbol atau lambang  Sedangkan makhluk hidup sebelumnya lebih 

mengandalkan ikon, sinyal atau indeks dalam komunikasi mereka  

Kemampuan berbahasa inilah yang membuat mereka terus bertahan 

hingga kini, tidak seperti makhluk mirip manusia sebelumnya yang 

musnah  Karena Cro Magnon dapat berpikir lewat bahasa, mereka 

mampu  membuat  rencana,  konsep,  berburu  dengan  cara  yang 

lebih  baik  dan mempertahankan  diri  dengan  lebih  efektif  dalam 

lingkungan yang keras dan cuaca yang buruk  Mereka  juga dapat 

mengawetkan makanan 

Sekitar  10 000  tahun  Sebelum Masehi mereka menemukan  cara-

cara bertani demi kelangsungan hidup mereka  Pendek kata, homo 

sapiens    semakin  makmur  dari  abad  ke  abad,  karena  mereka 

memiliki  lebih  banyak  pengetahuan  untuk  bertahan  hidup  dan 

mengembangkan budaya mereka, yang kemudian mereka wariskan 

kepada generasi berikutnya  Mereka tidak hanya menggarap tanah 

dan  beternak  tetapi  juga  mengembangkan  teknologi  termasuk 

penggunaan logam, anyaman  Roda, keretan dan barang tembikar  

Mereka  juga  punya  waktu  untuk  bersenang-senang,  membuat 

inovasi dan berkontemplasi  Namun mereka belum dapat menulis  

Sementara  itu, bahasa pun semakin beraneka  ragam  Cara bicara 

baru berkembang ketika orang-orang menyebar ke kawasan-kawasan 

baru  tempat mereka menemukan dan mengatasi problem-problem 

baru   Bahasa-bahasa  lama  pun  terus  berevolusi  dari  generasi  ke 

generasi 

Sekitar  5000  tahun  lalu manusia melakukan  transisi  komunikasi 

dengan memasuki  era  tulisan,  sementara  bahasa  lisan  pun  terus 

berkembang   Transisi  paling  dini  dilakukan  bangsa  Sumeria  dan 

bangsa Mesir kuno, lalu juga bangsa Maya dan bangsa Cina yang 

mengembangkan sistem tulisan mereka secara independen  Tahun 

2000 Sebelum Masehi, papirus dipakai secara luas di Mesir untuk 

menyampaikan pesan tertulis dan merekam informasi  Penyebaran 

sistem tulisan itu akhirnya sampai juga ke Yunani  Bangsa Yunanilah 

yang  kemudian  menyempurnakan  dan  menyederhanakan  sistem 

tulisan ini  Menjelang kira-kira 500 Sebelum Masehi, mereka telah 

memakai  alfabet ini secara luas  Akhirnya alfabet Yunani itu 

diteruskan ke Roma tempat sistem tulisan itu disempurnakan lagi  

Sistem tulisan dan bahasa lisan itu terus berkembang hingga kini  

Kita  pun  memasuki  era  catak  pada  abad  ke  15,  yang  beberapa 

abad  kemudian  disusul  oleh  era  radio,  era  televisi  dan  kini  era 

komputer   Kesemuanya  telah  merekam  hasil  peradaban  manusia 

untuk disempurnakan lagi oleh generasi-generasi mendatang lewat 

kemampuan mereka dalam berbahasa 

2 Fungsi Bahasa dalam Kehidupan Manusia

Menurut  KKBI  (kamus  besar  bahasa  negara kita   )  bahasa  yaitu  

suatu  sistem  lambang    bunyi  yang  arbiter,  yang  dipakai  oleh 

sekelompok  warga   untuk  bekerjasama,    berinteraksi,  dan 

mengidentifikasikan  diri   Fungsi  bahasa  yang  mendasar  yaitu  

untuk menamai atau menjuluki orang, objek dan peristiwa  Setiap 

orang  punya  nama  untuk  identifikasi  sosial   Orang  juga  dapat 

menamai apa saja, objek-objek yang berlainan, termasuk perasaan 

tertentu  yang  mereka  alami   Penamaan  yaitu   dimensi  pertama 

bahasa dan basis bahasa dan pada awalnya itu dilakukan manusia 

sesuka mereka, yang lalu menjadi konvensi  

Mengapa matahari  disebut matahari? Karena  ia  disebut matahari 

yaitu  keliru menganggap sesuatu itu mempunyai hanya satu nama 

yang  benar   Benda  yang  kita  terima  dari  tukang  pos  kita  sebut 

surat  Ketika isinya kita ketahui menawarkan barang atau jasa kita 

sebut iklan  Karena kita tidak tertarik pada penawaran itu, benda 

itu  kita  buang  ke  keranjang  sampah   Bagaimana  kita  menjuluki 

Emha Ainun Najib?  Budayawan,  cendikiawan,  seniman,  penulis, 

kolumnis, kiai, penyanyi atau pelawak? Salah satu menjawabnya: 

Bergantung pada apa yang sedang ia lakukan saat itu  Bila ia sedang 

berceramah  agama,  ia  kiai   Bila  ia  sedang menulis  buku,  artikel 

atau kolom ia penulis dan bila ia sedang menyanyi dengan iringan 

kelompok musiknya ia penyanyi  Suatu objek mempunyai beberapa 

tingkat  abstraksi   Ibu  kita  yaitu   ibu,  ibu  yaitu  wanita,  wanita 

yaitu   manusia,  manusia  yaitu   makhluk  hidup  dan  makhluk 

hidup  yaitu   ciptaan  Tuhan   Semakin  luas  kelasnya,  semakin 

abstrak konsep ini   Sepanjang hidup kita sebenarnya belajar 

mengabstraksikan segala sesuatu 

Santoso (2004) berpendapat bahwa ada  fungsi bahasa sebagai 

alat komunikasi yakni :

a  Fungsi Informasi

Dalam  komunikasi  bahasa  dipakai  sebagai  alat  untuk 

menyampaikan  informasi   Dalam  hal  ini  bahasa  menjadi  faktor 

yang teramat penting bagi tersampainya sebuah informasi kepada 

penerimanya   Bahasa  yang  baik  akan  mempermudah  sebuah 

informasi untuk diterima dengan baik pula 

b  Fungsi Ekspresi Diri

Dalam  komunikasi  bahasa  berfungsi  sebagai  penyalur  untuk 

mengeluarkan apa yang kita kehendaki  Bahasa sebagai ekspresi 

diri  dapat  diartikan  bahwa  bahasa  yaitu   alat  yang  dapat 

menginterprestasikan segala hal baik berupa gagasan, perasaan, ide 

dan lain sebagainya untuk disampaikan kepada orang lain  Fungsi 

bahasa sebagai ekspresi diri ini memberikan kita kebebasa dalam 

menyampaikan sebuah ekspresi diri 

c  Fungsi Adaptasi dan Integrasi

Fungsi  adaptasi  dan  integrasi  ini  bermakna  bahwa  bahasa 

menyatukan  diri  kita  dalam  warga    Bahasa  menjadi  modal 

bagi  seorang  manusia  untuk  beradaptasi  dan  menyesuaikan  diri 

dengan segala sesuatu yang ada pada lingkungannya  Lebih dari itu 

bahasa menjadi pemersatu manusia dalam kehidupan warga , 

bahkan bahasa menjadi faktor pemersatu antar anggota warga  

dalam satu negara 

d  Fungsi Kontrol Sosial

Fungsi kontrol sosial memiliki makna bahwa bahasa dapat dipakai 

untuk mempengaruhi sikap dan juga pendapat orang lain  Dalam 

hal  ini  kemampuan  untuk  mempengaruhi  sikap  dan  pendapat 

ini  dapat dijadikan sebagi alat guna mencapai satu kehidupan 

warga  yang baik dan  ideal  Sementara  itu   Hallyday (1992) 

mengemukanan tujuh fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yakni :

e  Fungsi Instrumental

Dalam  hal  ini  bahasa  dipakai  dalam  rangka mencapai  tujuan 

tertentu   Dapat  dikatakan  bahwa  bahasa  dalam  pemaknaanya 

sebagai  alat  komunikasi  memiliki  tujuan  dari  orang  yang 

menyampaikan  bahasa  atau  informasi  ini   yakni  agar  lawan 

bicaranya melakukan apa yang ia kehendaki 

f   Fungsi Regulasi

Dalam  hal  ini  bahasa  berfungsi  untuk  mengatur  dan  juga 

mengendalikan seseorang  Artinya bahwa bahasa dijadikan sebagai 

alat pengatur dan juga pengendali tingkah laku seseorang  Hal ini 

biasanya dipakai dalam komunikasi organisasi yang meibatkan 

antara pimpinan dan bawahan

g  Fungsi Interaksional

Fungsi interaksional memiliki arti bahwa bahasa berfungsi sebagai 

alat untuk berinteraksi dengan orang lain  Bahwa bahasa dipakai 

oleh  manusia  sebagai  alat  dalam  bergaul  dengan  sesamanya  

Dalam hal ini bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam 

kehidupan Manusia  sebagai  alat  komunikasi  mengingat  manusia 

yang tak bisa hidup sendiri memerlukan interaksi untuk senantiasa 

berhubungan dengan orang lain 

h  Fungsi Personal

Bahasa  memiliki  fungsi  untuk  menyampaikan  dan 

menggambarkan apa yang dirasakan atau hendak disampaikan 

oleh penggunanya kepada orang lain  Bahasa dalam hal ini juga 

dapat  memberitahu  keadaan  pribadi  seseorang  Misalkan  saja 

melalui bahasa yang dipakai kita dapat mengetahui kondisi 

orang ini  apakah dia sedang sedih, marah maupun senang 

i  Fungsi Heuritik

Dalam  hal  ini  bahasa  memiliki  fungsi  penting  sebagai  alat 

komunikasi  dalam  rangka  mencari  dan  mengembangkan  ilmu 

pengetahuan   Sebuah  ilmu  pengetahuan  akan  dapat  dipelajari 

jika  tertuang dalam sebuah bahasa yang dapat dipahami oleh 

mereka yang mempelajarinya 

j   Fungsi Imajinatif

Dalam  hal  ini  bahasa  berfungsi  guna  mengkomunikasikan 

sebuah imajinasi dalam diri seseorang  Misalkan saja apa yang 

tertuang dalam sebuah novel fiksi yaitu  hasil dari imajinasi 

seseorang  yang  kemudian  dibaca  dan  pesanya  tersampaikan 

kepada pembacanya sehingga terjadi sebuah arus komunikasi 

k  Fungsi Representasional

Artinya bahwa komunikasi memiliki fungsi untuk menggambarkan 

sesuatu  baik  benda,  perasaan,  gagasan,  pesan,  informasi  dan 

sebagainya   Sebagai  contoh  komunikasi  dapat  menjelaskan 

bahwa gula itu memiliki rasa yang manis, komunikasi juga dapat 

menjelaskan mana benda yang disebut meja dan juga mana yang 

disebut kursi 

3 Keterbatasan Bahasa

Berbicara  tentang  komunikasi  verbal,  yang  porsinya  hanya  35% 

dari keseluruhan komunikasi kita, banyak orang tidak sadar bahwa 

bahasa itu terbatas  Keterbatasan bahasa ini  dapat kita uraian 

sebagai berikut:

a  Keterbatasan Jumlah Kata yang Tersedia untuk Mewakili Objek

Kata-kata  yaitu   kategori-kategori  untuk merujuk  pada  objek 

tertentu: orang, benda, peristiwa, sifat, perasaan dan sebagainya  

Tidak semua kata tersedia untuk merujuk pada objek  Suatu kata 

hanya mewakili realitas tetapi bukan realitas itu sendiri  Dengan 

demikian,  kata-kata  pada  dasarnya  bersifat  parsial,  tidak 

melukiskan sesuatu secara eksak  Oleh karena itu, ada kalanya 

kita sulit menamai suatu objek  Misalnya, nama apa yang harus 

kita  berikan  pada  sebuah  benda  yang  bentuknya mirip  pintu, 

tetapi  berukuran  kecil,  misalnya  50cm  x  20cm:  pintu,  pintu 

kecil, jendela, jendela kecil, lubang angin, atau apa? Kata- kata 

sifat dalam bahasa cenderung dikotomis (oposisi biner), misalnya 

baik-buruk, kaya-miskin, pintar-bodoh, bahagia-sengsara, tebal-

tipis dan  sebagainya  Agar  realitas  yang kita ungkapkan  lebih 

tepat,  kita  terkadang  memakai   kata  penguat  sangat  atau 

sekali  seperti  dalam  kalimat,”Aduh,  pintar  sekali  orangnya,” 

atau  kata  pelemah  kurang  atau  agak,  seperti  dalam  kalimat, 

”Dia sih mahasiswa yang kurang pandai ” Akan tetapi kategori-

kategori ini tetap saja masih terbatas, tidak mungkin diterapkan 

kepada setiap orang, benda atau peristiwa yang kita temui 

Kesulitan memakai  kata yang  tepat  juga kita alami ketika 

kita ingin mengungkapkan perasaan  Pesan verbal biasanya lebih 

lazim  kita  gunakan  untuk  menerangkan  sesuatu  yang  bersifat 

faktual-desktiptif-rasional  Akan  tetapi, untuk mengungkapkan 

sesuatu  yang  sangat  afektif  dan  pribadi,  kita  biasanya  lebih 

mengandalkan pesan nonverbal  Perasaan sayang seorang suami 

kepada istrinya akan lebih bermakna bila diungkapkan dengan 

senyuman,  tatapan  mata,  atau  setuhan  dibandingkan   dengan  kata-

kata semata 

Keterbatasan jumlah kategori untuk menamai objek sebenarnya 

berfungsi  untuk  mengendalikan  lingkungan  kita,  dan 

memudahkan  kita  untuk  berkomunikasi  dengan  orang  lain 

dan  berbagi  pengalaman  serta  pengetahuan  dengan  mereka  

Bayangkan,  betapa  sulitnya  kita  berkomunikasi  dengan  orang 

lain kalau kita dibebani dengan kosa kata  tentang warna yang 

terdiri  dari  ratusan  nama  warna  apalagi  ratusan  ribu  nama 

warna  Akan  tetapi,  penamaan  suatu  objek  yang  bersifat  kira-

kira  itu  sebenarnya  sekaligus  yaitu   hambatan  bagi  kita 

untuk  berkomunikasi   Artinya,  selalu  ada  perbedaan  antara 

makna  dalam  kepala  kita  dengan  makna  dalam  kepala  orang 

lain, sekecil apa pun perbedaan itu 

b  Kata-Kata Bersifat Ambigu dan Kontekstual

Kata-kata bersifat ambigu, karena kata-kata merepresentasikan 

persepsi  dan  interpretasi  orang-orang,  yang  menganut  latar 

belakang  sosial  budaya  yang  berbeda-beda   Oleh  karena  itu, 

ada   berbagai  kemungkinan  untuk  memaknai  kata-kata 

ini    Konsep  dan  lain-lain  (dll ),  dan  sebagainya(dsb ), 

dan  seterusnya  (dst ),  yang  semacamnya,  sedemikian  rupa, 

hingga derajat tertentu, kira-kira dan lebih kurang, sebenarnya 

menunjukkan bahwa tidak ada pernyataan yang dapat mewakili 

dunia nyata  Meskipun ada  pengetahuan yang komprehensif 

mengenai suatu subjek, akan selalu ada hal lain atau hal baru 

untuk dipertimbangkan  Juga suatu gagasan dalam tanda petik 

(”   ”) menunjukkan bahwa gagasan  ini  masih diragukan, 

atau tidak dianggap kebenaran mutlak  Kata-kata, selalu, sering, 

setiap  orang,  semua  orang,  dan  dengan  teratur,  sebenarnya 

bersifat ambigu  Kata berat mempunyai makna yang nuansanya 

beraneka  ragam,  misalnya:  Tubuh  orang  itu  berat;  kepala 

saya  berat;  dosen  itu  memberikan  sanksi  yang  berat  kepada 

mahasiswanya  yang  menyontek;  dan  sebagainya   Begitu  juga 

kata panas, seperti dalam kalimat atau frase, ”Hari ini panas,” 

”Kopi panas,” ”Adik sakit panas,” dan sebagainya  Bahkan kata 

besar pun juga ambigu, seperti dalam dialog yang berasal dari 

kehidupan nyata berikut 

Dalam  kehidupan  sehari-hari  kita  sering  memakai   kata-

kata ambigu, termasuk eufemisme, seperti ”Mari kita menyantap 

makanan  laut  ”ketimbang”  Mari  kita  makan  ikan  mati   Kata 

yang sama mungkin memiliki makna berbeda bagi orang-orang 

berbeda dan makna berbeda bagi orang yang sama dalam waktu 

berbeda  Suatu kata yang sama mungkin tidak tepat atau memberi 

makna aneh dan  lucu bila dipakai dalam konteks  (kalimat) 

lain dengan pelaku yang berbeda, misalnya seperti dalam dialog 

berikut:

+ ”Pak, apa kabar?”

-  ”Aduh, (badan) saya lagi nggak enak, nih”

+ ”Ibu, bagaimana?”

-  ”Kalau ibu sih enak ”

Oleh karena kata-kata bersifat kontekstual, terkadang kita sulit 

135BAB VIKomunikasi Verbal

mencari  padanan  suata  kata  dalam  bahasa  lain   Contohnya, 

kata  amis  dalam bahasa  Sunda  berarti  ”manis”  dalam bahasa 

negara kita , namun manis di sana merujuk pada manis menurut 

lidah, bukan manis menurut pandangan mata  Jadi tidaklah benar 

bila orang non-Sunda mengatakan, ”Ceweknya amis euy!” Dalam 

bahasa  Sunda  kata  hareudang  berarti  ”panas”  (lebih  tepatnya 

”gerah”)  Jadi keliru