Rabu, 09 Juli 2025

Published Juli 09, 2025 by

manajemen dinamis 1

 







Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Pengertian organisasi telah 

banyak disampaikan para ahli, namun  pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip, sehingga dapat 

saya simpulkan bahwa organisasi merupakan saran



a untuk melakukan kerjasama antara orang-orang 

dalam rangka mencapai tujuan bersama, dengan mendayagunakan sumber daya yang dimiliki.

Pertumbuh kembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), sosial, ekonomi, dan lingkungan 

memicu  permasalahan yang harus dihadapi organisasi menjadi semakin luas dan kompleks. 

Permasalahn ini  terus berkembang sesuai percepatan perubahan yang terjadi. Situasi yang terjadi 

menjadikan pembelajaran bahwa permasalahan tidak tumbuh secara linier, dimana banyak sekali hal-

hal yang tidak pernah diduga sebelumnya. Dengan demikian organisasi dituntut untuk terus-menerus 

mempersiapkan dirinya mengantisipasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan. Pengalaman 

yang dialami berbagai organisasi di Negara maju menunjukkan bahwa hanya organisasi yang secara 

konsisten terus meningkatkan dirinya melalui pengembangan organisasi yang dapat bertahan. 

Dalam kenyataannya organisasi seringkali terjadi keadaan yang tidak mengalami pertumbuhan yang 

disebabkan keengganan manusia sebagai anggota organisasi untuk mengikuti perubahan, dimana 

perubahan dianggap bisa memicu  morale dis equilibrium (hilangnya keseimbangan moral). Hal 

ini mengakibatkan penyakit manusia sebagai anggota masyarakat atau tindakan yang tidak sesuai 

dengan ketentuan yang berlaku dalam organisasi sehingga perlu dilakukan pengembangan organisasi 

untuk melakukan evaluasi, adaptasi, kaderisasi dan inovasi


2

kerja sama/kooperasi, desentralisasi yang berlebihan dan kurang cepatnya komunikasi dan sebagainya) 

yang merintangi efisiensi pengoperasian pada semua tingkatan.

Latar belakang perubahan strategis organisasi yaitu  pengaruh baru pada evolusi Organization 

Development. Sebagai bagan organisasi dan teknologi, politik, dan sosial lingkungan semakin kompleks 

mendorong perubahan organisasi semakin meningkat cepat.

Pengertian tentang Perkembangan Organisasi ada  beberapa tuntutan yang harus diantisipasi:

1. Pengembangan strategi untuk mengubah nilai-nilai daripada manusia (human values) dan juga 

struktur organisasi sehingga organisasi itu dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan 

khususnya untuk mengadopsi tuntutan globalisasi. 

2. Melakukan penyempurnaan yang terencana dalam fungsi menyeluruh (nilai dan struktur) suatu 

organisasi untuk dapat mengantisipasi tuntutan globalisasi.

3. Perkembangan organisasi merupakan suatu proses yang meliputi rangkaian perencanaan 

perubahan yang sistematis yang dilakukan secara terus-menerus (continuously improvement) oleh 

suatu organisasi agar selalu responsif terhadap lingkungannya.

4. Perkembangan organisasi merupakan suatu pendekatan situasional atau kontingensi untuk 

meningkatkan efektifitas organisasi, agar selalu siap mengantisipasi permintaan lingkungan.

5. Perkembangan organisasi lebih menekankan pada sistem sebagai sasaran perubahan.

6. Perkembangan organisasi meliputi perubahan yang sengaja direncanakan (planned change).

Suatu organisasi akan mengalami sebuah perkembangan, sebab  suatu organisasi dapat dikatakan 

berhasil saat organisasi ini  berkembang ke arah yang positif, sehingga karyawan yang tergabung 

dalam organisasi ini  dapat mencai tujuannya. Suatu perkembangan organisasi memerlukan 

penyesuaian sistem pada organisasi ini  dalam (organization change) mengikuti perubahan waktu.  

Perkembangan suatu organisasi juga dapat dijadikan paramater bagi organisasi ini , apakah 

organisasi ini  tetap eksis dan mengayomi karyawan dalam organisasi ini  dalam menghadapi 

perkembangan jaman. Jika sebuah organisasi sudah tidak bisa mengayomi atau gagal dalam mencapai 

tujuan dari karyawan dari organisasi ini  maka, organisasi ini  yaitu  organisasi yang telah 

gagal dalam perkembangannya.

Faktor pengembangan organisasi (organization development) ada  dua faktor, yaitu:

1. Faktor internal seperti; Struktur, Sistem dan prosedur, Perlengkapan dan fasilitas, Proses dan saran 

jika   titik cocok akan membuat organisasi melalui perbaikan, Perubahan organisasi dilakukan 

untuk mencocokkan dengan kebutuhan yang ada.

2. Faktor eksternal seperti; Kompetisi yang semakin tajam antar organisasi, Perkembangan ilmu 

pengetahuan dan teknologi (IPTEK), Perubahan lingkungan baik lingkungan fisik maupun 

sosial yang membuat organisasi harus merancang cara bagaimana mendapatkan sumber di luar 

organisasi untuk masa depan organisasi.

Pengembangan organisasi yang efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1). Merupakan strategi terencana dalam mewujudkan perubahan organisasional, yang memiliki 

sasaran jelas berdasar  diagnosa yang tepat tentang permasalahan yang dihadapi oleh organisasi.

2). Merupakan kolaborasi antara berbagai pihak yang akan terkena dampak perubahan yang akan 

terjadi.

3) Menekankan cara-cara baru yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi dan 

semua satuan kerja dalam organisasi.

4) Mengandung nilai humanistik dimana pengembangan potensi manusia menjadi bagian terpenting.

3bab 1 – 

5) memakai   pendekatan komitmen sehingga selalu memperhitungkan pentingnya interaksi, 

interaksi dan interdependensi antara berbagai satuan kerja yang merupakan bagian integral yang 

utuh.

6) memakai   pendekatan ilmiah dalam usaha  meningkatkan efektivitas organisasi.

PERUBAHAN ORGANISASI (ORGANIZATION CHANGE).

Pengertian Perubahan Organisasi yaitu  suatu variasi dari cara-cara yang telah mapan, yang selama ini 

berlangsung dalam organisasi dan dipergunakan serta ditaati oleh anggota organisasi dalam melakukan 

aktivitasnya dan berbeda dari apa yang selama ini ada dan telah berlaku dalam organisasi.

1. 

Perubahan yaitu  hal yang pasti dan abadi selamanya akan dilakukan oleh setiap organisasi di 

dunia ini untuk menjaga eksistensinya, sebagai akibat perubahan zaman. Perubahan atau berubah 

secara etimologis dapat bermakna sebagai usaha atau perbuatan untuk membuat sesuatu berbeda 

dari sebelumnya. Dalam istilah perubahan organisasi, dikenal juga istilah serupa yaitu intervensi 

perubahan (change interventation) yaitu  sebuah rancangan aksi atau tindakan untuk membuat 

inovasi dan merubah sesuatu menjadi berbeda. Dalam kreativitas inovasi (change again) yaitu 

individu atau kelompok yang bertindak sebagai katalis atau suatu seseorang yang bertanggung 

jawab untuk melakukan manajemen dan menentukan prosedur kerja dalam organisasi, agar dapat 

mencapai tujuan yang diinginkan.

 Menurut Kurt Lewin, perubahan organisasi merupakan suatu yang sistematis yakni 

perubahan dari sesuatu objek yang menarik untuk beberapa akademisi dan praktisi menjadi 

suatu objek yang menarik untuk para eksekutif perusahaan untuk kelangsungan hidup organisasi. 

Banyak para ahli berpendapat bahwa pengembangan organisasi bertujuan melakukan suatu 

perubahan. Maksudnya agar selalu dilakukan, penyempurnaan dalam organisasi sebagai suatu 

sarana perubahan yang harus terjadi maka kemudian secara luas pengembangan organisasi dapat 

diartikan pula sebagai perubahan organisasi. 

 Dengan demikian, perubahan organisasi merupakan suatu pendekatan dan teknik 

perubahan organisasi yang di dalamnya terkandung suatu proses dan teknologi untuk penyusunan 

rancangan, arah dan pelaksanaan perubahan organisasi secara berencana. Perubahan organisasi 

yaitu  usaha  masyarakat, melalui karyawan dalam organisasi ini , bekerja sama dalam 

mencapai suatu tujuan yang sama, dengan melakukan perubahan-perubahan organisasi dalam 

berbagai aspek. Atau melakukan berbagai penyesuaian dengan perkembangan zaman yang terus 

berkembang. Agar tujuanya dapat tercapai, dan dapat bertahan dalam perubahan besar dunia. 

Faktor perubahan organisasi (organization change) ada  dua faktor, yaitu: 1). Faktor internal 

dan 2) Faktor eksternal.

 Faktor internal merupakan segala keseluruhan faktor yang ada di dalam organisasi, 

faktor ini  dapat mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi. Proses kerjasama 

yang berlangsung dalam organisasi juga kadang-kadang merupakan pemicu    dilakukannya 

perubahan. Problem yang timbul dapat menyangkut masalah sistem kerjasama dan dapat pula 

menyangkut perlengkapan atau peralatan yang dipakai . Sistem kerjasama yang tidak flexible 

atau sebaliknya dapat memicu  suatu organisasi menjadi tidak efisien. yaitu  pemicu    

perubahan yang berasal dari dalam organisasi yang bersangkutan yang dapat mempengaruhi 

organisasi dan kegiatan organisasi. Misalnya faktor internal seperti:

4

 Perubahan kebijakan lingkungan.

 Perubahan tujuan.

 Perluasan wilayah operasi tujuan melalui pengembangan segmentasi.

 Volume kegiatan bertambah banyak.

 Sikap dan perilaku para anggota organisasi yang kaku.

Faktor eksternal yaitu  pemicu    perubahan yang berasal dari luar (atau sering disebut lingkungan) 

organisasi yang dapat mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi. Organisasi bersifat 

responsif terhadap perubahan yang terjadi di lingkungannya. Oleh sebab  itu, jarang sekali suatu 

organisasi melakukan perubahan besar tanpa adanya dorongan yang kuat dari lingkungannya. 

Artinya, perubahan yang besar itu terjadi sebab  tekanan lingkungan yang menuntut perubahan 

seperti itu. Beberapa pemicu    perubahan organisasi yang termasuk faktor ekstern yaitu  

perkembangan teknologi, faktor ekonomi dan peraturan pemerintah. Misalnya faktor seperti: 

Politik, Hukum, Kebudayaan, Teknologi, Sumber daya alam, Demografi (kependudukan), 

Sosiologi.

2. Langkah-langkah Perubahan Organisasi (Organization change)

Perubahan organisasi merupakan perubahan yang berkaitan dengan pengembangan, serta 

perbaikan, maupun penyesuaian yang meliputi struktur, teknologi, metode kerja maupun sistem 

manajemen suatu organisasi. Suatu organisasi tidak harus melaksanakan suatu perubahan jika   

organisasi masih tanggap mengadopsi perubahan yang terjadi, khususnya perubahan eksternal 

(environment change). ada  tahapan strategi untuk memenuhi beberapa tujuan dari suatu 

organisasi untuk mengantisipasi perubahan. Tahapan ini  terdiri dari: 

1) Melakukan Pengkajian; Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap organisasi apapun tidak 

dapat menghindarkan diri dari pengaruh daripada berbagai perubahan yang terjadi di luar 

organisasi. Perubahan yang terjadi di luar organisasi itu mencakup berbagai bidang, antara 

lain politik, ekonomi, teknologi, hukum, sosial budaya dan sebagainya. Perubahan ini  

mempunyai dampak terhadap organisasi, baik dampak yang bersifat negatif maupun positif. 

Salah satu contoh yang menjadi kendala membuat perubahan yaitu  tuntutan globalisasi, 

dimana Negara-negara didunia sedang berkoalisi membentuk asosiasi perekonomian dan 

perdagangan, seperti; Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE), Masyarakat Ekonomi Asian (MEA), 

dan AFTA (Asian Free Trade Association). Koalisi ekonomi ini menuntut setiap Negara harus 

dapat menyesuaikan diri dengan kesepakatan koalisi/asosiasi bisnisnya.

  Dengan demikian setiap organisasi dalam suatu Negara wajib menyesuaikan 

perubahan ini terhada paling sulit yaitu  jika suatu Negara belum siap secara infra struktur 

dengan kondisi populasi yang paling bayak seperti Indonesia tahun 2014 populasi 248 juta 

jiwa dengan income per-kapita Rp. 40 juta/kapita /tahun (sumber Biro Pusat Statistik 2015). 

Menjadi dilema disatu sisi Indonesia menjadi prospek pasar bagi anggota MEA lainnya, 

disisi lain organisasi bisnis dalam negeri Indonesia berjuang keras untuk mempertahankan 

segmen bisnisnya di dalam negeri, sekaligus ekspansi ke negara anggota MEA lainnya. Untuk 

itu perubahan organisasi harus dilakukan dengan pengembangan (baik secara divestasi/

expantion atau downsizing).

2) Melakukan Identifikasi: Yang perlu diidentifikasi yaitu  dampak perubahan-perubahan yang 

terjadi dalam organisasi. Setiap faktor yang memicu  terjadinya perubahan organisasi 

harus diteliti secara cermat sehingga jelas permasalahannya dan dapat dipecahkan dengan 


tepat. Faktor yang paling sulit identifikasinya yaitu  faktor eksternal lingkungan (baik secara 

nasional maupun maupun global). Keberhasilan mendeteksi indikasi perubahan yang akan 

dan sedang terjadi sangat memungkinkan setiap organisasi lebih cepat melakukan strategi 

perubahan yang dapat menciptakan keunggulan kompetitif.

3). Menetapkan Perubahan: Sebelum langkah-langkah perubahan diambil, pimpinan organisasi 

harus yakin terlebih dahulu bahwa perubahan memang harus dilakukan, baik dalam rangka 

meningkatkan kemampuan organisasi maupun dalam rangka mempertahankan eksistensi 

serta pengembangan dan pertumbuhan organisasi selanjutnya. Penetapan perubahan sudah 

harus antisipasi terhadap sikap anggota organisasi, baik level manajer maupun level front liner 

karyawan. Kemungkinan harus adanya rekrutmen sebab  terpaksa melakukan replacemen 

disebabkan pemberhentian (resign) karyawan, maupun mempromosikan karyawan untuk 

lebih berkualitas mengadopsi perubahan yang terjadi.

4) Menentukan Strategi: jika   pimpinan organisasi yakin bahwa perubahan benar-benar 

harus dilakukan berdasar  identifikasi dampak perubahan yang terjadi maka pemimpin 

organisasi harus segera menyusun strategi untuk melakukannya. Penyusunan strategi tetap 

mengacu pada misi organisasi (dimana misi sebagai implementasi dari visi organisasi). Strategi 

secara kualitatif dirancang untuk kurun waktu minimal lima tahun kedepan, selanjutnya 

strategi lima tahunan diuraikan (breakdown) menjadi rencana kuantitatif tahunan (seperti; 4 

tahun, 3 tahun dan 2 tahun kedepan), sampai rencana pelaksanaan (action plan) tahunan yang 

berisi program kerja dengan budgeting/target, kemudian diurai menjadi rencana semesteran, 

triwulanan, bulanan sampai aksi operasi rutinitas harian pada tingkat paling bawah (supervisor 

dan front liner employees)

5) Melakukan Evaluasi: Untuk mengetahui apakah hasil dari perubahan itu bersifat positif 

atau negatif, perlu dilakukan penilaian. Penilain terhadap sifat perubahan sangat ditentukan 

sikap top manajemen (chief executive organization dan stockholders), apakah mereka sensitif 

terhadap perubahan (optimistic) dalam risk taking, atau pesimistic. Untuk menghadapi 

perubahan yang berkelanjutan diperlukan mind-set yang fleksibel terhadap perubahan. 

Dengan melakukan analisa berdasar  metode-metode expectation yang harus dilakukan, 

jika   hasil perubahan sesuai dengan harapan (expectation values) berarti berpengaruh 

positif terhadap organisasi, dan jika   sebaliknya berarti negatif.

PERENCANAAN STRATEGI DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI (STRATEGIC 

PLAN & ORGANIZATION DEVELOPMENT)

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan strategi dan pengembangan organisasi yaitu: 

Pengaruh Eksternal; Fokus dengan memperhatikan kesempatan dan ancaman di segala aspek, baik 

ekonomi, politik, teknologi, budaya dan lainnya yang semua variabel itu akan membentuk karakter 

organisasi. Pengaruh Internal: Merupakan evaluasi sumber daya manusia dan struktur organisasi, 

dengan tujuan mengukur kesiapan sumber daya manusia (input), strategi sekarang (process), kinerja 

(output) dan potensi dalam yang akan membentuk kedinamisan organisasi. Dalam internal ada  

dua variabel yang penting, yaitu; Struktur dan Budaya. Struktur berkenaan dengan mekanisme, 

prosedural organisasi. Budaya yaitu  yang berkenaan dengan pola keyakinan dan pemikiran, aspirasi 

dan nilai-nilai yang diharapkan oleh semua anggota organisasi.

6

Rumusan Organisasi.

Tindakan untuk pengembangan rencana jangka panjang, dari manejemen yang efektif melihat 

kesempatan dan ancaman yang diselaraskan dengan kondisi internal. Mengenali peluang dan 

kesempatan yang akan menjadi data dalam menyusun rencana perubahan jangka panjang yang fleksibel.

Misi.

Misi Organisasi yaitu  tujuan jangka menengah dan panjang atau alasan mengapa organisasi ada 

dan mempertegas keberadaan organisasi. Konsep misi yang disusun dengan sistemik yang secara 

umum yang akan menjadikan ciri khas organisasi dengan organisasi yang lain, dan berperan terhadap 

keunikan nilai produk organisasi yang ditawarkan. Konsepsi misi yang apik juga dapat meminimalisir 

konflik internal yang dianggap kurang prinsip dan membantu meningkatkan intensitas diskusi dan 

kajian secara produktif. Namun sebelum mengembangkan misi, alangkah baiknya menentukan 

analisis stakeholder. Dalam hal ini stakeholder organisasi yaitu , sumber daya manusia dan konsumen 

organisasi apapun dieksternal yang yang dapat menjadi perhatian yang dapat mempengaruhi hasil 

organisasi untuk dapat menciptakan nilai tambah organisasi.

Tujuan.

Merupakan hasil akhir aktivitas perencanaan, dengan merumuskan apa dan kapan akan dapat 

diselesaikan dengan sasaran yang terukur.

Strategi.

Strategi merupakan konsep perencanaan komprehensif tentang bagaimana organisasi dapat mencapai 

misi dan tujuan.

Kebijakan

Keputusan yang menjadi pedoman luas yang menghubungkan strategi dan implementasi. Kebijakan 

ini bersifat general yang nantinya akan diikuti dan disepesifikan dan di interpretasikan dan di 

implementasikan oleh devisi-devisi melalui strategi dan tujuan devisi masing-masing.

Implementasi Strategi

Merupakan proses dimana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakan dalam tindakan melalui 

pengembangan program, anggaran dan prosedur.

Program

Suatu pernyataan aktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan sekali pakai.

Anggaran

Kumpulan program yang dinyatakan dalam satuan uang, setiap program akan dinyatakan secara rinci 

dalam biaya, yang dapat dipakai  oleh SDM untuk mengelola organisasi.

Prosedur

Sering juga disebut dengan standard operating proscedures (SOP), yaitu langkah-langkah yang berurutan 

yang menggambarkan dengan rinci bagaimana suatu tugas atau pekerjaan dapat diselesaikan.

Evaluasi dan Pengendalian

Akhir kegiatan proses yang melalui aktivitas-aktivitas dan hasil kerja dimonitor dan kinerja nyata 

dengan kinerja/program yang diinginkan. Hasil yang diharapkan dalam sebuah organisasi yaitu  

bentuk peningkatan efektivitas organisasi seperti: produk, efesiensi, dan kepuasan dalam jangka 

pendek, adaptasi dan pengembangan dalam jangka menengah, kapasitas kemampuan bertahan dalam 

jangka panjang.

7bab 1 – 

Implikasi Manajerial

Masalah (sebab dan akibat) yang terjadi sebab  adanya perubahan dan pengembangan organisasi 

yaitu  jika   organisasi ini  akan mengalami peningkatan baik dalam kinerja maupun hal lainnya, 

organisasi ini  juga tidak akan diam di dalam suatu posisi melainkan setiap hari terus berkembang. 

Peningkatan kinerja dapat dikatakan jika apa yang menjadi realita yang diperoleh dari kinerja (output) 

dibandingkan dengan konsep perencanaan sama (lebih kurang selisih 5-10%).

Defenisi Pengembangan Organisasi Menurut Beberapa Pakar Manajemen

Beberapa pakar manajemen mendefinisikan pengembangan organisasi, antara lain:

Pengembangan organisasi yaitu  proses yang merencanakan perubahan organisasi budaya 

melalui pemanfaatan teknologi ilmu perilaku, penelitian, dan teori 

Pengembangan organisasi dilakukan selaras dengan perubahan budaya yang diakibatkan 

perkembangan teknologi, perkembangan ilmu perilaku yang semakin cepat tanggap terhadap perubahan 

lingkungan, dan berdasar  hasil penelitian yang signifikan menggambarkan perkembangan disemua 

bidang kehidupan yang menciptakan teori-teori baru dalam mengantisipasi perubahan lingkungan 

yang cakupannya dapat mencapai lingkungan global.

Perubahan merupakan suatu kekuatan yang sangat hebat. Brian Clegg (2012) Perubahan yaitu  

bagian terbesar dari kenyataan bisnis. Vincent Gaspers (2008) Perubahan yaitu  pertumbuhan, 

perubahan yaitu  kesempatan, dan perubahan yaitu  peningkatan potensi. Jane Flagello (2013) 

Perubahan yaitu  hasil suatu masyarakat yang mencari cara memecahkan masalah yang diciptakan 

oleh perubahan dalam lingkungannya. Cateora (MGH) 

Perubahan merupakan kunci inovasi dan kunci yang akan datang, yang mendasari teori perubahan. 

 Perihal penting 

yang perlu dicermati dalam lingkungan organisasi dan pengembangan sumber daya manusia di 

dalamnya yaitu  adanya perubahan yang terus-menerus (continously improvement). Perubahan ini 

pada akhirnya menuntut perhatian yang lebih serius tentang peran manajemen sumber daya manusia 

untuk meningkatkan peran organisasi. Di samping itu, perubahan-perubahan biasanya dapat diamati 

dari beberapa faktor berikut:

1. Adanya keragaman angkatan kerja. Keragaman angkatan kerja yaitu  fenomena yang tak 

terelakkan dalam dunia kerja kontemporer. Hal ini dipicu oleh semakin berkembangya prinsip 

kesetaraan peluang kerja bagi laki-laki dan perempuan. Setiap individu tanpa membedakan status 

sosial, usia, jenis kelamin, agama, ras, memiliki peluang yang sama dalam hal mendapatkan 

pekerjaan yang layak dan sesuai dengan komoditi yang mereka bawa secara personal. Bagi pihak 

perusahaan fenomena ini tentu merupakan satu peluang untuk mendapatkan individu terbaik 

sesuai dengan kebutuhan bisnis organisasi yang dijalankan. Di lain pihak, keragaman angkatan 

kerja ini sebenarnya juga dipicu oleh semakin sempitnya peluang mendapatkan kerja yang sesuai 

dengan keinginan pribadi.

2. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi tentu tidak pernah 

lepas dari perkembangan ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui riset ilmiah maupun kenyataan 

yang dihadapi secara tak terstruktur. Di satu sisi, perkembangan teknologi ini tentu menyumbang 

peranan yang besar dan signifikan bagi peningkatan efisiensi dan produktivitas dalam dunia kerja.

3. Budaya Globalisasi dan tren bisnis. Globalisasi untuk manajemen sumber daya manusia pada 

dasarnya merujuk pada perkembangan keterbukaan pasar bagi bisnis perusahaan. Dengan kata 

lain, globalisasi membuka peluang untuk setiap perusahaan guna menjajaki dan membuka pasar 

8

baru di luar kawasan mereka. Selain itu, globalisasi juga memicu  timbulnya tren dan budaya 

baru dalam organisasi. Tren ini tampak pada pengolahan kemajuan teknologi dan kebebasan untuk 

membuka ruang kerja di luar negeri, dimana perusahaan dapat melanjutkan produktivitasnya di 

daerah-daerah dengan tenaga kerja yang dapat dibayar secara lebih murah dan lebih terampil.

4. Lahirnya visi baru dalam dunia kerja dan bisnis global. Visi baru dalam bidang manajemen 

sumber daya manusia ini tentu saja disebab kan adanya berbagai macam perkembangan seperti 

disebutkan di atas, terutama yang berkenaan dengan tuntutan dunia bisnis yang lebih berwawasan 

ekologis, open resources, dan mengarah pada pengembangan bidang lain, seperti pendidikan, 

sosial kemasyarakatan, bahkan religiusitas

Dapat dikatakan bahwa perubahan organisasi yaitu  usaha  masyarakat dalam organisasi ini , 

bekerja sama dalam mencapai tujuan yang sama, dengan melakukan perubahan-perubahan organisasi 

dalam berbagai aspek. Atau melakukan berbagai penyesuaian dengan perkembangan zaman yang terus 

berkembang. Agar tujuannya dapat tercapai, dan dapat bertahan dalam perubahan besar dunia.

Dengan demikian, bahwa penyempurnaan dalam organisasi sebagai suatu sarana perubahan 

yang harus terjadi maka kemudian secara luas pengembangan organisasi dapat diartikan pula sebagai 

perubahan organisasi (organizational change) sebagai tambahan, bahwa perubahan organisasi 

merupakan suatu pendekatan dan teknik perubahan organisasi yang dalamnya terkandung suatu 

proses dan teknologi untuk penyusunan rancangan, arah dan pelaksanaan perubahan organisasi secara 

berencana.

CIRI-CIRI PENGEMBANGAN ORGANISASI.

Suatu strategi pembelajaran yang kompleks yang dimaksudkan untuk mengubah keyakinan, sikap, nilai, 

dan struktur organisasi sehingga mereka dapat lebih beradaptasi dengan teknologi baru, pemasaran 

dan tantangan, dan tingkat yang memusingkan perubahan itu sendiri.

Pengembangan organisasi yang efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 

1. Bentuk strategi terencana dalam mewujudkan perubahan organisasional, yang memiliki sasaran 

jelas berdasar  diagnosa yang tepat tentang permasalahan yang dihadapi oleh organisasi.

2. Suatu kolaborasi antara berbagai pihak yang akan terkena dampak perubahan yang akan terjadi.

3. Terfokus pada cara-cara baru yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi 

dan semua satuan kerja dalam organisasi.

4. Menjadikan nilai humanistik sebagai pengembangan potensi manusia menjadi bagian terpenting.

5. Melakukan pendekatan komitmen sehingga selalu memperhitungkan pentingnya interaksi, 

interaksi dan interdependensi antara berbagai satuan kerja sebagai bagian integral di suasana yang 

utuh.

6. Melakukan pendekatan ilmiah dalam usaha  meningkatkan efektivitas organisasi. Bila selama ini 

kita hanya mengenal pembelajaran pada tingkat individu dan kelompok, maka perkembangan 

manajemen telah mengenal pembelajaran organisasi (learning organization), yang secara 

sederhana dapat diartikan sebagai: organisasi yang secara terus-menerus melakukan perubahan 

diri agar dapat mengelola pengetahuan lebih baik lagi, memanfaatkan teknologi, memberdayakan 

sumber daya, dan memperluas area belajarnya agar mampu bertahan di lingkungan yang selalu 

berubah.

9bab 1 – 

Metode Perubahan dan Pengembangan Organisasi.

ada  berbagai teknik yang dirancang para ahli, dengan tujuan meningkatkan kemampuan 

berkomunikasi serta bekerja secara efektif, antar-individu maupun antar-kelompok dalam organisasi. 

Beberapa teknik yang sering dipakai  berikut ini.

1. Sensitivity training, merupakan teknik pengembangan organisasi yang pertama diperkenalkan dan 

ayang dahulu paling sering dipakai . Teknik ini sering disebut juga T-group. Dalam kelompok 

kelompok T (training) yang masing-masing terdiri atas 6-10 peserta, pemimpin kelompok 

(terlatih) membimbing peserta meningkatkan kepekaan (sensitivity) terhadap orang lain, serta 

keterampilan dalam hubunga antar-pribadi.

2. Team Building, yaitu  pendekatan yang bertujuan memperdalam efektivitas serta kepuasaan tiap 

individu dalam kelompok kerjanya atau tim. Teknik team building sangat membantu meningkatkan 

kerjasama dalam tim yang menangani proyek dan organisasinya bersifat matriks.

3. Survey feedback. Dalam teknik survey feedback. Tiap peserta diminta menjawab kuesioner yang 

dimaksud untuk mengukur persepsi serta sikap mereka (misalnya persepsi tentang kepuasan 

kerja dan gaya kepemimpinan mereka). Hasil survei ini diumpan balikkan pada setiap peserta, 

termasuk pada para penyelia dan manajer yang terlibat. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan 

dengan kuliah atau lokakarya yang mengevaluasi hasil keseluruhan dan menyarankan  perbaikan 

perbaikan konstruktif.

4. Transcational Analysis (TA). TA berkonsentrasi pada gaya komunikasi antar-individu. TA 

mengajarkan cara menyampaikan pesan yang jelas dan bertanggung jawab, serta cara menjawab 

yang wajar dan menyenangkan. TA dimaksudkan untuk mengurangi kebiasaan komunikasi yang 

buruk dan menyesatkan.

5. Intergroup activities. Fokus dalam teknik intergroup activities yaitu  peningkatan hubungan 

baik antar-kelompok. Ketergantungan antar kelompok, yang membentuk kesatuan organisasi, 

memicu  banyak masalah dalam koordinasi. Intergroup activities dirancang untuk 

meningkatkan kerjasama atau memecahkan konflik yang mungkin timbul akibat saling 

ketergantungan ini .

6. Process Consultation. Dalam Process consultation, konsultan OD mengamati komunikasi, pola 

pengambilan keputusan, gaya kepemimpinan, metode kerjasama, dan pemecahan konflik dalam 

tiap unit organisasi. Konsultan kemudian memberi  umpan balik pada semua pihak yang 

terlibat tentang proses yang telah diamatinya, serta menganjurkan tindakan koreksi.

7. Grid OD. Pendekatan grid pada pengembangan organisasi di dasarkan pada konsep managerial 

grip yang diperkenalkan oleh Robert Blake dan Jane Mouton. Konsep ini mengevaluasi gaya 

kepemimpinan mereka yang kurang efektif menjadi gaya kepemimpinan yang ideal, yang 

berorientasi maksimum pada aspek manusia maupun aspek produksi.

8. Third-party peacemaking. Dalam menerapkan teknik ini, konsultan OD berperan sebagai pihak 

ketiga yang memanfaatkan berbagai cara menengahi sengketa, serta berbagai teknik negosiasi 

untuk memecahkan persoalan atau konflik antar-individu dan kelompok.

Dengan demikian organisasi sebagai suatu bentuk kehidupan dalam masyarakat juga mengalami 

perubahan, sebab  organisasi juga harus selalu menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang 

terjadi. Organisasi mengalami perubahan sebab  organisasi selalu menghadapi berbagai macam 

tantangan. Pengembangan organisasi mempunyai dua arti, yaitu pengembangan organisasi sebagai 

10


fungsi manajemen dan pengembangan organisasi sebagai fungsi spesialis atau sebagai suatu teknik 

manajemen. Pada dasarnya pengembangan organisasi merupakan usaha yang dilakukan secara 

berencana, terus-menerus meliputi organisasi secara keseluruhan untuk meningkatkan evektifitas dan 

kesehatan organisasi dengan menerapkan azas-azas dan praktek yang dikenal dalam kegiatan organisasi.

PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI (ORGANIZATION 

DEVELOPMENT AND CHANGE)

Perubahan yaitu  sesuatu yang konstan, sebuah utas yang dijalin ke dalam kehidupan pribadi dan 

profesional kita. Perubahan terjadi di dunia kita dan di luar - dalam peristiwa nasional dan internasional, 

dalam lingkungan fisik, dalam cara organisasi disusun dan menjalankan bisnis mereka, dalam masalah 

dan solusi politik dan sosial ekonomi, dan dalam norma dan nilai sosial. saat   dunia menjadi lebih 

kompleks dan semakin saling terkait, perubahan yang tampaknya jauh mempengaruhi kita. Dengan 

demikian, perubahan kadang-kadang tampak berulang dan sering secara acak. Kita perlahan menyadari 

betapa terhubungnya kita dengan orang lain dan dengan dunia kita. Organisasi juga harus menyadari 

sifat holistik mereka dan cara anggota mereka saling mempengaruhi. Jumlah perubahan yang luar 

biasa telah memaksa individu dan organisasi untuk melihat “gambaran besar” dan untuk menyadari 

bagaimana peristiwa mempengaruhi mereka dan sebaliknya. Pengembangan organisasi (OD) yaitu  

bidang studi yang membahas perubahan dan bagaimana hal itu mempengaruhi organisasi dan individu 

dalam organisasi-organisasi itu. 

Pengembangan organisasi yang efektif dapat membantu organisasi dan individu untuk 

menghadapi perubahan. Strategi dapat dikembangkan untuk memperkenalkan perubahan yang 

direncanakan, seperti usaha  membangun tim, untuk meningkatkan fungsi organisasi. Sementara 

perubahan yaitu  “diberikan,” ada beberapa cara untuk menghadapi perubahan - beberapa bermanfaat, 

beberapa tidak. Pengembangan organisasi membantu organisasi dalam mengatasi lingkungan yang 

bergejolak, baik secara internal maupun eksternal, sering kali dilakukan oleh Memperkenalkan usaha  

perubahan terencana. Pengembangan organisasi yaitu  bidang minat yang relatif baru untuk bisnis 

dan profesi. Sementara pengembangan profesional individu telah diterima dan dibina oleh sejumlah 

organisasi selama beberapa waktu, masih ada ambiguitas seputar istilah pengembangan organisasi. 

Namun konsep dasar pengembangan profesional dan pengembangan organisasi yaitu  sama, dengan 

perbedaan esensial dalam fokus. Pengembangan profesional berusaha untuk meningkatkan efektivitas 

individu dalam praktik, sementara pengembangan organisasi berfokus pada cara untuk meningkatkan 

produktivitas keseluruhan organisasi, pemenuhan manusia, dan daya tanggap terhadap lingkungan 

(Cummings & Huse, 1988). Tujuan-tujuan ini disediakan melalui berbagai intervensi yang bertujuan 

untuk mengatasi masalah-masalah spesifik, serta melalui proses yang sedang berlangsung. Satu strategi 

OD khusus, pembentukan tim, akan diperiksa secara mendalam. Strategi ini, jika dilembagakan secara 

efektif, dapat mengurangi kebutuhan akan konsultan dari luar. Penting untuk memasukkan satu bab 

tentang perubahan dan pengembangan organisasi dalam manual ini untuk membahas masalah-masalah 

dalam kerangka kerja yang lebih besar yang ada untuk sebagian besar pendidik peradilan. Perubahan 

memengaruhi setiap individu dan setiap organisasi. Selain itu, semua komponen perencanaan program 

yang dibahas dalam buku pedoman ini diadministrasikan dalam pengaturan organisasi, komite atau 

dewan, atau beberapa jenis tim. Semakin banyak pekerjaan yang diselesaikan melalui tim, menjadi 

semakin penting untuk belajar bagaimana menerjemahkan konsep organisasi ke lingkungan kelompok 

kecil. Pendekatan tim sering dipakai  untuk menyelesaikan proyek jangka pendek, seperti program 

perencanaan, melakukan penilaian kebutuhan, atau mengembangkan kurikulum baru. Kemampuan 

11

bab 1 – 

tim untuk menciptakan visi bersama untuk lab yang ada dan bekerja bersama di tengah-tengah 

lingkungan yang bergejolak mendasari kemampuannya untuk menjadi efektif. 

Perubahan memengaruhi setiap individu dan setiap organisasi. Selain itu, semua komponen 

perencanaan program yang dibahas dalam buku pedoman ini diadministrasikan dalam pengaturan 

organisasi, komite atau dewan, atau beberapa jenis tim. Semakin banyak pekerjaan yang diselesaikan 

melalui tim, menjadi semakin penting untuk belajar bagaimana menerjemahkan konsep organisasi 

ke lingkungan kelompok kecil. Pendekatan tim sering dipakai  untuk menyelesaikan proyek jangka 

pendek, seperti program perencanaan, melakukan penilaian kebutuhan, atau mengembangkan 

kurikulum baru. Kemampuan tim untuk menciptakan visi bersama untuk lab yang ada dan bekerja 

bersama di tengah-tengah lingkungan yang bergejolak mendasari kemampuannya untuk menjadi 

efektif. 

Ubah Organisasi

usaha  pengembangan organisasi, baik yang difasilitasi oleh pakar luar atau yang dilembagakan dan 

dilakukan secara berkelanjutan, menghasilkan perubahan terencana dalam organisasi dan tim. Namun, 

itu hanyalah satu jenis perubahan yang terjadi dalam organisasi, sebab  perubahan dapat direncanakan 

dan tidak dapat direncanakan terjadi di setiap dimensi alam semesta. 

Perubahan dan Pengembangan Organisasi

Perubahan tidak akan terjadi kecuali kebutuhan untuk perubahan sangat penting. sebab  individu 

dan organisasi biasanya menolak perubahan, mereka biasanya tidak menerima perubahan kecuali 

mereka harus melakukannya. Salah satu konsultan OD menjelaskan bagaimana “rasa sakit” mendorong 

perubahan (Conner, 1990). Rasa sakit terjadi saat   orang membayar harga sebab  berada dalam 

situasi berbahaya atau sebab  kehilangan kesempatan kunci. sebab  itu, perubahan diperlukan 

untuk menghilangkan rasa sakit. Menurut perspektif ini, perubahan tidak akan terjadi hanya sebab  

“itu ide yang bagus.” Itu hanya akan terjadi saat   rasa sakit seseorang atau organisasi cukup tinggi 

untuk membenarkan kesulitan mengasimilasi perubahan. Oleh sebab  itu, master perubahan harus 

fokus pada kebutuhan absolut dari perubahan organisasi, bukan hanya pada manfaat dari perubahan 

yang diantisipasi. Perubahan yang efektif memahami hal ini, dan mereka kemudian membantu orang 

lain dalam mengakui bahwa organisasi tidak punya pilihan selain bertukar. Organisasi tidak mampu 

mempertahankan status quo; Perubahan itu sangat penting. Gerakan Ohio Judicial College untuk 

pendanaan penuh telah muncul dari katarsis semacam itu. Di negara-negara lain, pelatihan wajib 

menyelamatkan keadilan kantor perdamaian. Administrasi pengadilan telah muncul sebagai panggilan 

independen sebab  keadaan yang menuntut. Contoh-contoh perubahan dalam pendidikan peradilan 

negara ini memberi  bukti bahwa para master perubahan yang efektif telah merasakan kebutuhan 

kritis akan perubahan dan telah membantu mewujudkan perubahan itu.

Merencanakan Perubahan Sebelum memulai inisiatif perubahan organisasi, sebaiknya 

merencanakan strategi dengan cermat dan mengantisipasi potensi masalah. Salah satu metode 

perencanaan yang berguna berasal dari pertukaran peneliti awal, Kurt Lewin (1947), yang 

mengembangkan konsep analisis medan gaya. Istilah analisis deskriptif yang sederhana dan dapat 

dipakai  untuk membantu merencanakan dan mengelola perubahan organisasi. Lewis percaya bahwa 

perilaku dalam suatu organisasi yaitu  hasil dari keseimbangan dinamis dari kekuatan dua pihak yang 

menentang. Perubahan hanya akan terjadi saat   keseimbangan bergeser di antara kekuatan-kekuatan 

ini. Driving force yaitu  kekuatan-kekuatan yang secara positif mempengaruhi dan meningkatkan 

12


perubahan yang diinginkan. Mereka mungkin orang, tren, sumber daya, atau informasi. Menentang 

mereka yaitu  kekuatan penahan, yang mewakili hambatan untuk perubahan yang diinginkan. 

sebab  dua set kekuatan ini ada dalam suatu organisasi, mereka menciptakan keseimbangan yang 

pasti. Artinya, jika bobot kekuatan penggerak dan penahan relatif sama, maka organisasi akan tetap 

statis. saat   perubahan terjadi dan memengaruhi bobot salah satu kekuatan, keseimbangan baru 

akan terjadi, dan organisasi akan kembali ke apa yang disebut Lewin “quasi-stationary equilibrium.” 

Individu yang mempraktikkan panggilan mereka dalam konteks organisasi politik mungkin secara 

intuitif memakai   konsep-konsep ini dalam mendefinisikan dan mendefinisikan ulang perubahan 

apa yang mungkin terjadi. 

Analisis force-field membantu dalam perencanaan dalam dua cara utama: (a) sebagai cara bagi 

individu untuk memindai konteks organisasi mereka, melakukan brainstorming dan memperkirakan 

potensi perubahan di lingkungan; dan (b) sebagai alat untuk mengimplementasikan perubahan. 

Sebelumnya, analisis gaya lapangan menjadi metode pemindaian lingkungan (yang berguna dalam 

perencanaan strategis), di mana organisasi terus mengikuti perubahan yang akan terjadi dan potensial 

dari tren masyarakat dan potensi kendala anggaran hingga pergantian staf dan pembelian peralatan 

kantor baru. Semakin banyak perubahan yang dapat diantisipasi, semakin baik individu dan organisasi 

bersiap untuk menghadapi dampak yang ditimbulkan. Penggunaan kedua analisis medan gaya yaitu  

serupa, menawarkan cara untuk secara sistematis memeriksa sumber daya potensial yang dapat dibawa 

untuk menanggung perubahan organisasi dan kekuatan penahan yang dapat diantisipasi. Perencanaan 

dan analisis lanjutan ini membantu mengembangkan strategi untuk mengimplementasikan perubahan 

yang diinginkan. Salah satu strategi untuk berhasil menerapkan perubahan yaitu  untuk menghadapi 

hambatan potensial di awal. Agar pendidik menjadi proaktif, bagaimanapun, kekuatan pendorong 

positif dan kekuatan pengendali negatif harus didaftar, sehingga strategi untuk perubahan dapat 

mencakup meningkatkan atau menambah kekuatan positif, sambil mengurangi atau meminimalkan 

kekuatan negatif. Dalam proses ini, keterampilan seperti membangun koalisi, jaringan, resolusi konflik, 

dan pemanfaatan kekuatan yang tepat diperlukan.

Proses metode perubahan seperti analisis medan-gaya yaitu  langkah awal dari setiap perubahan 

yang direncanakan. Ada berbagai model untuk proses perubahan dalam literatur; berikut ini yaitu  

sederhana, langsung yang diusulkan oleh Egan (1988). Dia menguraikan tiga langkah: 1. Penilaian 

skenario saat ini. 2. Pembuatan skenario pilihan. 3.Merancang rencana yang memindahkan sistem 

dari arus ke skenario pilihan. Selain itu, Egan berpendapat bahwa perencanaan harus mengarah pada 

tindakan yang menghasilkan output atau hasil yang berharga bagi organisasi. Jadi, kedua langkah perlu 

diarahkan secara rinci, hanya langkah tiga yang akan dibahas dalam, hanya langkah tiga yang akan 

dibahas dalam in-depthmanner di sini. Langkah pertama, “menilai skenario saat ini,” dapat dicapai 

melalui mekanisme seperti analisis medan gaya. Ini memberi  informasi yang diperlukan tentang 

kekuatan yang dapat memfasilitasi perubahan yang diinginkan dan kekuatan yang akan menolak dan 

menghentikan perubahan. Langkah kedua, “menciptakan skenario yang disukai,” sering dicapai melalui 

usaha  tim dalam melakukan brainstorming dan mengembangkan masa depan alternatif. Sementara 

kebutuhan yang mempercepat perubahan jelas menarik, mungkin ada beberapa cara di mana 

perubahan itu sebenarnya bisa terjadi dalam organisasi. Penting untuk memeriksa berbagai alternatif 

secara menyeluruh. Ini yaitu  proses politik, yang mengharuskan individu untuk memanfaatkan dan 

memanfaatkan kekuasaan. Diperlukan tenaga untuk perubahan terjadi. Itu tidak baik secara inheren 

baik atau buruk; itu hanya membantu individu dalam mencapai tujuan mereka. 

13

bab 1 – 

Peran Kunci dalam Proses Perubahan

Selama tahap perencanaan ini, akan berguna untuk membedakan berbagai peran yang terkait 

dengan proses perubahan. Peran-peran ini harus tetap berbeda untuk menerapkan perubahan yang 

direncanakan secara efektif. Namun, dalam pengaturan atau sistem yang berbeda, seorang pendidik 

peradilan dapat memainkan lebih dari satu peran. Berbagai peran yang dapat dimainkan individu, 

seperti dijelaskan oleh Conner (1990), yaitu : Change Sponsor: Individu atau kelompok yang 

melegitimasi perubahan. Advokat Perubahan: Individu atau kelompok yang ingin mencapai perubahan 

namun  tidak memiliki kekuatan legitimasi. Agen Perubahan: Individu atau kelompok yang bertanggung 

jawab untuk mengimplementasikan perubahan. Target Sasaran: Individu atau kelompok yang benar-

benar harus berubah. Salah satu tugas paling penting bagi pendidik dalam menerapkan perubahan 

yaitu  untuk memanfaatkan dukungan dari sponsor perubahan yang efektif. Sponsor berada dalam 

posisi untuk melegitimasi perubahan. Pensponsoran sangat penting untuk menerapkan perubahan 

yang diinginkan. Secara langsung atau tidak langsung, rasa sakit dapat memotivasi sponsor untuk 

mendorong perubahan yang direncanakan. Dalam sistem peradilan negara, sponsor ini dapat menjadi 

ketua peradilan, kepala komite pendidikan, atau administrator pengadilan negara. Conner (1990) 

berpendapat bahwa respons kita harus dididik atau diganti, bahkan oleh seseorang di tingkat yang 

lebih rendah dalam organisasi, atau, ia menekankan, kegagalan tidak dapat dihindari. Pendidik dan 

manajer sering berada dalam posisi advokat perubahan, yang menganggap perlunya perubahan. dan 

menginginkan dan mengadvokasi perubahan, namun  siapa yang tidak memiliki kekuatan organisasi 

yang diperlukan untuk mengimplementasikan perubahan. Atau, orang-orang ini dapat berfungsi 

sebagai agen perubahan, dengan tanggung jawab (namun  sekali lagi, bukan kekuatan) untuk menerapkan 

perubahan. Dan, tentu saja, dalam sebuah usaha  perubahan organisasi, pendidik dan manajer dapat 

menjadi bagian dari kelompok yang dipengaruhi oleh perubahan, atau target perubahan. Penting 

untuk mempertimbangkan masing-masing peran ini dalam strategi perencanaan tidak hanya untuk 

implementasi, namun  untuk mengumpulkan dukungan untuk usaha  perubahan.

Strategi untuk Menerapkan Perubahan. 

Untuk memindahkan usaha  perubahan organisasi dari tahap gagasan ke dalam implementasi, para 

pendidik dan manajer juga harus menggalang sumber daya dan dukungan organisasi. 

Sebagai contoh, lebih mudah untuk mengimplementasikan perubahan produk atau proyek 

saat   itu: (a) dilakukan berdasar  percobaan; (b) reversibel, jika berhasil; (c) dilakukan dalam 

langkah-langkah kecil; (d) akrab dan konsisten dengan pengalaman masa lalu; (e) sesuai dengan arah 

organisasi saat ini; atau (f) dibangun di atas komitmen atau proyek organisasi sebelumnya (Kanter, 

1983). Membangun koalisi yaitu  strategi yang sering terjadi sepanjang seluruh fase penerapan 

perubahan. Dukungan harus dikumpulkan dari semua area yang akan terpengaruh oleh perubahan 

yang diinginkan, di berbagai tingkatan organisasi. Selalu disarankan untuk mendapatkan dukungan 

dari atasan langsung, meskipun ini mungkin tidak selalu mungkin. Dalam hal demikian, dukungan lain 

dapat dikumpulkan di seluruh organisasi untuk memengaruhi pengawas untuk mempertimbangkan 

kembali memberi  dukungan pada usaha  perubahan.

Resistensi terhadap Perubahan

Dengan setiap perubahan besar dan kecil, resistensi biasanya terjadi. Perlawanan harus diterima 

sebagai “pemberian,” sehingga sang pendidik dapat memprediksi dan merencanakan untuk secara 

efektif menghadapi perlawanan yang tak terhindarkan. Bagian ini akan membahas beberapa pemicu    

14


dan jenis resistensi terhadap perubahan, khususnya di tingkat organisasi. Mengapa resistensi terhadap 

perubahan terjadi? Alasan utamanya yaitu  orang takut akan perubahan. Mereka biasanya tidak ingin 

melepaskan cara-cara yang lazim, aman, dan rutin dalam menjalankan bisnis mereka demi wilayah 

yang tidak dikenal dan mungkin tidak aman. Sebagai manusia, kita cenderung lebih suka rutinitas dan 

menumpuk kebiasaan dengan mudah, namun, rasa takut akan perubahan mungkin lebih disebabkan 

oleh kecenderungan keteraturan. Kedaan seperti ini bisa berarti kemungkinan kegagalan, pelepasan 

atau berkurangnya rentang kendali dan otoritas seseorang, atau kemungkinan sukses menciptakan 

perubahan lebih lanjut. Bisa jadi perubahan terencana memiliki sedikit atau tidak berpengaruh pada 

organisasi sama sekali. Salah satu dari kemungkinan ini dapat memicu  keraguan dan dengan 

demikian ketakutan, dapat dimengerti memicu  perlawanan terhadap usaha  perubahan. Selain 

itu, transisi antara negara saat ini dan negara yang diubah sulit bagi individu dan organisasi. Pada 

tingkat individu, orang harus diingatkan bahwa setiap usaha  transisi atau perubahan dimulai dengan 

akhiran akhir dari kondisi saat ini. Langkah pertama menuju perubahan yaitu  melalui proses akhir. 

Akhir harus diterima dan dikelola sebelum individu dapat sepenuhnya mengikuti perubahan. Bahkan 

jika perubahan yang akan datang diinginkan, rasa kehilangan akan terjadi. sebab  perasaan diri kita 

ditentukan oleh peran kita, tanggung jawab kita, dan konteks kita, perubahan memaksa kita untuk 

mendefinisikan kembali diri kita dan dunia kita. Proses ini tidak mudah. William Bridges melakukan 

pekerjaan yang sangat baik untuk membahas proses perubahan individu dalam bukunya Transitions 

(1980). Dalam menggambarkan proses pengakhiran, Bridges menyajikan empat tahap berikut yang 

harus dilalui setiap individu untuk pindah ke keadaan transisi dan secara efektif berubah: 1). Pelepasan. 

Individu harus memutuskan hubungan dengan “yang lama” dan dengan definisi dirinya sendiri saat 

ini. 2). Identifikasi. Perubahan dan Pengembangan Organisasi. 3). Disenchantment. Pada tahap ini, 

individu lebih jauh membersihkan asumsi “lama”, menantang dan menciptakan rasa realitas yang lebih 

dalam untuk diri mereka sendiri. Mereka menganggap bahwa jalan lama atau keadaan lama hanyalah 

kondisi sementara, bukan fakta kehidupan yang abadi. 4). Disorientasi. Dalam keadaan akhir ini, 

individu merasa tersesat dan bingung. Bukan dalam keadaan nyaman, namun  yang diperlukan agar 

mereka kemudian dapat pindah ke keadaan transisi dan ke awal yang baru. Dalam proses ini, penting 

untuk mengenali bagaimana perubahan itu dimulai. Sementara semua perubahan itu membuat stres, 

lebih mudah untuk melalui proses akhir dan ke transisi jika perubahan itu didorong secara internal, 

daripada jika itu diprakarsai oleh sumber eksternal.

Perlawanan Organisasi

Dengan diskusi yang sangat singkat ini tentang kesulitan yang terlibat dalam perubahan individu, 

harus jelas bahwa fenomena ini terjadi di tingkat organisasi juga. Organisasi, terlepas dari ukurannya, 

terdiri dari individu. Sejauh mana individu dalam organisasi dapat mengelola perubahan dengan 

tepat mewakili kapasitas organisasi secara keseluruhan untuk perubahan. ada  faktor-faktor lain 

yang khas pada pengaturan organisasi yang dapat bertindak sebagai penghalang untuk menerapkan 

perubahan, termasuk: 1) Inersia. Salah satu kekuatan paling kuat yang dapat memengaruhi individu 

dan organisasi yaitu  kelembaman. Tuntutan kerja sehari-hari mengurangi urgensi penerapan usaha  

perubahan hingga perlahan-lahan menghilang di dalam organisasi. 2). Kurang Komunikasi yang jelas. 

Jika informasi mengenai perubahan tidak dikomunikasikan dengan jelas di seluruh organisasi, individu 

akan memiliki persepsi dan harapan yang berbeda terhadap perubahan.

15

bab 1 – 

Lingkungan Berisiko Rendah. 

Dalam sebuah organisasi yang tidak mempromosikan perubahan dan cenderung menghukum 

kesalahan, individu mengembangkan resistensi terhadap perubahan, lebih memilih untuk melanjutkan 

perilaku yang aman dan berisiko rendah. Kurangnya sumber daya yang memadai. Jika organisasi tidak 

memiliki cukup waktu, staf, dana, atau sumber daya lain untuk sepenuhnya mengimplementasikan 

perubahan, usaha  perubahan akan disabotase. Faktor-faktor ini, dikombinasikan dengan karakteristik 

lain khusus untuk organisasi tertentu, dapat merusak usaha  perubahan dan menciptakan perlawanan. 

Agen perubahan yang bijak akan menghabiskan waktu yang diperlukan untuk mengantisipasi dan 

merencanakan cara-cara untuk mengelola resistensi. Teknik seperti analisis medan gaya, yang dibahas 

sebelumnya, yaitu  alat bantu untuk membantu mengembangkan strategi untuk mengatasi resistensi 

organisasi terhadap perubahan.

Pengembangan Organisasi: Kebutuhan yang Terabaikan 

Sementara kekuatan organisasi untuk memastikan bahwa usaha  yang tepat dilaksanakan (peran 

sponsor perubahan), tentu dapat “meningkatkan kesadaran” organisasi dan menganjurkan bahwa 

pengembangn organisasi (OD) perlu ditangani. Organisasi yang sehat bersedia memberi  waktu dan 

energi untuk memperbaiki individu dan organisasi secara keseluruhan. Efek sinergis dapat diciptakan 

saat   pengembangan profesional dan usaha  pengembangan organisasi dilakukan secara bersamaan. 

Banyak organisasi dan tim mengabaikan kebutuhan pengembangan organisasi, sering kali sebab  

ketidaktahuan mereka dengan konsep atau penekanan mereka pada pengembangan profesional. 

Sementara “profesional” umumnya dianggap sebagai praktisi yang independen, sebagian besar 

profesional berfungsi dalam lingkungan organisasi yang sudah mapan. Mereka juga merupakan bagian 

dari sistem menyeluruh. Sistem itu sendiri harus memiliki manfaat pengembangan serta profesional 

individu yang merupakan bagian dari sistem.

Individu hanya dapat meningkat sebanyak organisasi mereka “membiarkan” mereka tumbuh. 

Nowlen, antara lain, membahas tantangan ini dalam Pendekatan Baru untuk Pendidikan Berkelanjutan 

untuk Bisnis dan Profesi (1988). Dia percaya bahwa pengembangan profesional yang paling efektif 

bersifat holistik, yang melibatkan tidak hanya praktisi, namun  juga organisasi individu, sehingga 

perilaku dan pembelajaran baru dapat diintegrasikan ke dalam lingkungan kerja. Tidak ada yang lebih 

menyebalkan daripada melanjutkan pendidikan yang berhenti di titik masuk dari pengaturan kerja 

praktisi. Pendidik yudisial mungkin sering merasakan keterbatasan bekerja dengan para profesional yang 

pengaturan praktiknya tidak mendorong pertumbuhan profesional mereka. Organisasi, serta individu, 

harus dikaitkan dengan konsep pembelajaran seumur hidup dan pertumbuhan dan perkembangan 

yang berkelanjutan. Sekali lagi, kami melihat perspektif holistik tidak hanya individu dan organisasi, 

namun  dari proses belajar itu sendiri. Belajar bukanlah proses terpisah yang terjadi hanya melalui usaha  

individu. Implementasi pembelajaran dalam praktik tergantung pada lingkungan kerja yang reseptif, 

serta pengajaran dan interaksi yang efektif dalam lingkungan pembelajaran saat ini.

Apa itu Pengembangan Organisasi (OD)?

Menurut Middlemist dan Hitt (1988, p. 493), pengembangan organisasi yaitu : Sarana sistematis untuk 

perubahan terencana yang melibatkan seluruh organisasi dan dimaksudkan untuk meningkatkan 

efektivitas organisasi.: Penerapan sistem yang luas dari pengetahuan ilmu perilaku untuk pengembangan 

yang direncanakan dan penguatan strategi, struktur, dan proses organisasi untuk meningkatkan 

efektivitas anorganisasi. Beberapa bagian dari definisi di atas sangat perlu ditekankan. Yang pertama 


yaitu  bahwa pengembangan organisasi yaitu  kegiatan sistematis, proses yang berkelanjutan yang 

dapat membantu organisasi menangani masalah saat ini dan yang diantisipasi, menempatkan para 

pemimpin dalam sikap proaktif, bukan reaktif. Sikap ini berbeda dari pendekatan “memadamkan api” 

yang diandalkan oleh begitu banyak kelompok dan organisasi. Item kedua yang patut dicatat yaitu  

bahwa OD melibatkan perubahan terencana dalam seluruh organisasi atau tim kerja. Ini berarti bahwa 

sikap proaktif mutlak diperlukan agar perubahan menjadi efektif, jika tidak, usaha  perubahan yang 

direncanakan akan jauh jauh di belakang kebutuhan yang ingin ditangani. sesudah   perubahan terjadi, 

seringkali terlambat untuk memulai usaha  pengembangan organisasi. Fakta ini membuat perencanaan 

menjadi lebih kritis dan menyoroti keuntungan dari melembagakan konsep pembentukan tim sehingga 

staf diberdayakan dan mampu menghadapi perubahan dalam tim kerja. Organisasi dan tim kerja harus 

efektif dan efisien, terutama di lingkungan sumber daya terbatas saat ini. Dalam berpikir tentang 

efektivitas, setiap organisasi dan tim akan disarankan untuk mengadopsi mentalitas “kualitas” terkait 

usaha  perubahan organisasi (PO). Strategi OD yang dilembagakan saat ini mirip dengan peningkatan 

kualitas yang berkelanjutan. Konsep kualitas berasal dari sektor manufaktur, namun  hari ini, gerakan 

kualitas juga dimasukkan ke dalam organisasi layanan. Meskipun tidak berorientasi teknis, tim kerja 

yang menyediakan layanan dapat secara efektif menentukan standar kualitas dan bekerja secara proaktif 

sebagai tim untuk memastikan bahwa standar terpenuhi. 

Memastikan kualitas, seperti memperkuat keefektifan organisasi, yaitu  tugas yang berkelanjutan 

Pengembangan organisasi dapat, tentu saja, terjadi dalam kelompok atau tim, serta di dalam seluruh 

organisasi. OD yang efektif sedang berlangsung dan sistematis, memperkuat individu dan kelompok. 

Banyak organisasi saat ini menyelesaikan tugas mereka melalui pendekatan manajemen proyek yang 

akan menyatukan tim untuk waktu yang singkat. Anggota tim dapat didatangkan dari berbagai bagian 

organisasi, mewakili konstituensi dan tingkat yang berbeda dalam organisasi. Tim kerja ini tidak selalu 

memiliki fokus atau visi terpadu dari tugas yang harus diselesaikan; oleh sebab  itu, mereka dapat lebih 

bertanggung jawab sebab  perspektif yang saling bertentangan, kesulitan komunikasi, atau kurangnya 

tujuan yang jelas. Sistem strategi pengembangan organisasi yang berkelanjutan berguna dalam situasi 

ini. Pembentukan tim khususnya efektif saat   dimasukkan dan didukung oleh organisasi. Konsep ini 

akan dibahas nanti dalam bab ini. Mendeteksi perubahan dalam lingkungan internal atau eksternal 

yang akan berdampak pada organisasi. Organisasi juga dapat memeriksa kualitas produk dan/atau 

proses mereka untuk menentukan apakah OD effort perlu diarahkan ke area spesifik dalam organisasi 

atau tim kerja. Disarankan untuk ahli pengembangan organisasi untuk membantu dalam pelaksanaan 

usaha  pertukaran. Bagi banyak organisasi, konsultasi ini tidak selalu menjadi pilihan sebab  sumber 

daya yang terbatas, tidak tersedianya konsultan, atau alasan politik, antara lain. Berbagai strategi 

tersedia untuk dipakai  dalam organisasi. 

Ada beberapa cara dapat dipakai  secara berkelanjutan, sementara yang lain merupakan 

usaha  “satu tembakan”. Dua jenis strategi utama yang dapat dipakai  yaitu : 1). Strategi Proses: 

membangun tim, lingkaran kualitas, pelatihan sensitivitas, umpan balik survei, perencanaan karir 2). 

Strategi Struktural: desain ulang pekerjaan, pengayaan pekerjaan, manajemen tujuan, restrukturisasi 

organisasi, opsi waktu fleksibel. Strategi perubahan yang dipilih harus berhubungan dengan kebutuhan 

organisasi atau tim secara tepat. Faktor-faktor politik, teknologi, atau hukum dapat memicu  suatu 

organisasi bergerak ke arah yang membutuhkan OD effort. Namun, terlalu sering, usaha  perubahan 


antarpribadi dipilih sebagai strategi yang tepat. Misalnya, masalah sederhana seperti terlalu sering 

memakai   peralatan kantor tertentu dapat mengakibatkan karyawan yang tidak puas. Masalah 

ini dapat diselesaikan dengan membeli lebih banyak peralatan atau merestrukturisasi penggunaan 

peralatan, daripada mengembangkan program pembangunan tim. Strategi interpersonal atau bahkan 

proses tidak dapat secara memadai melengkapi suatu organisasi untuk menghadapi jenis tekanan 

eksternal ini.

Membangun Tim sebagai Strategi OD Terpisahkan

Sekarang kita lebih akrab dengan perubahan dan pengembangan organisasi, kita dapat melihat strategi 

one OD yang berhasil dipakai  di banyak organisasi. Membangun tim yaitu  Strategi OD yang sering 

dipakai  dalam organisasi untuk membuat kelompok kerja lebih kohesif, berkomitmen, puas, dan 

produktif. Berbagai alat dan latihan penilaian tersedia bagi kelompok untuk mendiagnosis kemampuan 

mereka sebagai tim dan meningkatkan fungsi tim mereka. Lampiran A mendaftar karakteristik suatu 

effectiveteam, yang dapat dipakai  sebagai tolok ukur untuk mengevaluasi tingkat fungsi tim dalam 

suatu organisasi atau komite. Penilaian, usaha  membangun tim paling efektif saat   dianggap sebagai 

konsep integral dalam anorganisasi dan bukan hanya sebagai intervensi sporadis. usaha -usaha  ini 

kemudian menjadi bagian dari visi bersama organisasi itu, yang menjadi prioritas komitmen para 

pemimpin

Pemimpin sebagai Pengikut

Dalam organisasi, perhatian biasanya diarahkan pada pemimpin dalam kelompok melalui pelatihan 

kepemimpinan, penilaian diri sendiri, inventarisasi gaya, dan sejenisnya. Kebanyakan percaya bahwa 

kepemimpinan yang baik yaitu  kunci untuk 16 tim kerja efektif. Tidak ada keraguan bahwa kemampuan 

pemimpin dapat memengaruhi tim secara keseluruhan, namun  beberapa gagasan kepemimpinan 

tradisional kita mencakup mode perilaku yang sudah ketinggalan zaman atau harapan yang tidak 

realistis. Bahkan jika kita telah beralih dari memikirkan para pemimpin dalam stereotip John Wayne, 

kita mungkin masih berharap para pemimpin untuk menciptakan lingkungan kerja yang inspirasional 

dengan menghasilkan pernyataan visi yang memotivasi dan menyatukan organisasi. Baru-baru ini, 

bagaimanapun, beberapa penulis telah membahas konsep kepemimpinan dalam istilah yang berbeda, 

memindahkan para pemimpin lebih jauh dari tribun dan lebih dekat dengan audiens. Dalam sebuah 

pembicaraan baru-baru ini dengan para pendidik dan pemimpin bisnis, Membahas bagaimana misi 

organisasi harus terhubung ke semua anggota tim dan bagaimana para pemimpin diperlukan untuk 

mengembangkan hubungan ini. Semua orang perlu percaya bahwa melakukan sesuatu yang lebih besar 

dari sekadar “menghasilkan uang” di tempat kerja; orang perlu merasa bahwa mereka berkontribusi 

pada “gambaran besar”. Bakat mereka yang dibawa ke lingkungan kerja harus dihubungkan dengan 

visi organisasi sehingga mereka merasa menjadi bagian integral dari tim. Dia lebih suka “visi” daripada 

“misi,” percaya bahwa yang pertama berarti mendorong orang, sedangkan istilah kedua berkonotasi 

dengan karyawan yang memaksa dalam lingkungan kerja mereka. 

Bagaimana organisasi dapat mengembangkan kesesuaian antara visi anggota tim individu dan visi 

organisasi yang lebih besar? Para pemimpin pertama-tama harus mendorong semua karyawan untuk 

menciptakan visi pribadi mereka sendiri, memotivasi dan menginspirasi mereka dalam lingkungan 

kerja mereka. Kedua, pemimpin harus memahami visi pribadi ini, serta hadiah khusus yang 

dibawa karyawan untuk bekerja. Keyakinan Foster yaitu  bahwa para pemimpin dapat membantu 

“memunculkan apa yang sudah ada” di dalam individu. Para pemimpin dapat bekerja dengan anggota 



tim untuk membantu membuat hubungan antara visi dan tujuan pribadi mereka dengan visi organisasi. 

Dalam beberapa kasus, organisasi dapat direstrukturisasi, uraian pekerjaan dapat diubah, atau pekerjaan 

dapat didefinisikan ulang untuk memberi karyawan lebih banyak tanggung jawab. Memberdayakan 

karyawan menciptakan lingkungan di mana mereka dapat merasa lebih terhubung dan berkomitmen 

pada organisasi. Jika jelas tidak ada keselarasan antara anggota tim dan organisasi, maka sesuatu harus 

berubah, namun perubahan ini pada akhirnya akan menguntungkan baik individu dan organisasi Lee 

(1991) mengambil ide ini lebih jauh dan berpendapat bahwa seringkali pemimpin terbaik yaitu  yang 

terbaik pengikut: [Pemimpin] dapat membuat lingkungan di mana pengikut dapat mengembangkan 

tujuan mereka sendiri (dengan kata lain, budaya pemberdayaan), serta memberi  pelatihan untuk 

mengembangkan kompetensi. Maka menjadi tugas pemimpin untuk merasakan ke mana pengikut 

ingin pergi, menyelaraskan tujuan mereka dengan tujuan organisasi yang lebih besar, dan mengundang 

mereka untuk mengikuti. Dalam desain tim ini, pemimpin tidak memisahkan dirinya dari anggota lain 

dalam kelompok namun  berhubungan erat dengan mereka, membantu mereka untuk menyelaraskan 

tujuan mereka dengan organisasi dan memberi  motivasi melalui pemberdayaan.

Pengikut sebagai Pemimpin (Followers as Leaders)

Peran pengikut di dalam komite atau tim kerja? Anggota tim tidak sabar menunggu inspirasi dan arahan 

dari para pemimpin; melainkan, mereka yaitu  peserta aktif dalam menciptakan visi dan arah organisasi 

mereka. Mereka memiliki “rasa memiliki” dalam lingkungan kerja mereka, terlibat dalam membuatnya 

efektif, dan merasakan hubungan antara mereka dan visi itu. Mereka berbicara kebenaran, bertanggung 

jawab atas diri mereka sendiri, dan memiliki integritas pribadi dan loyalitas organisasi. Singkatnya, 

mereka mengamati dengan cara yang secara tradisional dianggap perilaku “pemimpin.” Anggota tim 

yang berjuang untuk karakteristik ini dalam organisasi yang mendukung akan menemukan bahwa 

kepuasan pribadi dalam lingkungan kerja meningkat. Banyak organisasi sekarang menganut konsep 

“tim kerja mandiri” dan benar-benar menyebarkan kepemimpinan di seluruh organisasi. Dalam 

kelompok kecil, konsep ini mungkin sudah menjadi kenyataan. Namun, dibutuhkan sejumlah manajer 

banyak waktu untuk memikirkan kembali peran mereka dalam kelompok dan beralih dari “bos” ke 

“pendukung” atau “pelatih.” Pada saat yang sama, anggota tim mungkin awalnya merasa tidak nyaman 

mengambil tanggung jawab dan akuntabilitas yang lebih besar. Gagasan dan perilaku baru memerlukan 

beberapa penyesuaian pada bagian setiap orang. namun  hasilnya mungkin sepadan dengan usaha - tim 

menjadi lebih efektif dan produktif, dan anggota tim mengalami kepuasan yang lebih besar dengan 

pekerjaan mereka dan merasa lebih terhubung dengan organisasi dan anggota tim lainnya.

Strategi Membangun Tim 

Literatur tentang pengembangan tim yang lebih kohesif sangat luas. Selain strategi organisasi untuk 

mendorong budaya tim, ada beberapa strategi yang dapat dipakai  pemimpin tim untuk membantu 

membangun tim yang efektif. usaha  membangun tim khusus bervariasi tergantung pada sejumlah 

variabel, termasuk sifat tim, durasinya, tugas yang dihadapi, dan budaya organisasi. usaha  membangun 

tim dapat berkisar dari T-grup hingga akhir pekan petualangan di luar ruangan, dari penilaian mandiri 

hingga penilaian toteam, dan dari rekaman video pembangunan tim satu jam hingga lokakarya bebara 

hari oleh konsultant OD. Strategi umum yang tercantum di bawah ini berkaitan dengan karakteristik 

suatu tim yang efektif.

Menurut Parker (1990), strategi membangun tim yang sukses untuk pemimpin tim yaitu : 1). 

Mengenal tim 2). Menentukan tujuan tim. 3). Menjelaskan peran. 4). Menetapkan norma. 5). Menyusun 

 

rencana permainan. 6). Mendorong pertanyaan. 7). Berbagi pusat perhatian. 8). Menjadi partisipatif. 

9), Merayakan pencapaian. 10). Menilai efektivitas tim.

Organisasi Pembelajaran (Learning Organization)

Dalam mempertimbangkan perspektif ini tentang peran pemimpin tim dan anggota tim, akan sangat 

membantu untuk menyatukan ide-ide ini menjadi pandangan yang lebih komprehensif tentang 

organisasi. Misalnya, bagaimana kantin dapat bekerja bersama dalam keseluruhan yang terintegrasi, 

bukan sebagai kelompok individu? Bagaimana kapasitas masing-masing anggota berinteraksi dengan 

bakat anggota lain untuk memaksimalkan produktivitas organisasi? Buku Peter Senge (1990) The Fifth 

Discipline: Seni dan Praktek Pembelajaran. Organisasi menawarkan pandangan yang mengilhami 

tentang bagaimana organisasi dapat fokus pada pertumbuhan dan pembaruan, berpendapat bahwa 

perubahan dalam “pola pikir” kami diperlukan untuk benar-benar mengembangkan organisasi 

pembelajaran. 

Dalam diskusi awal tentang perubahan bahwa perubahan di satu area dunia memengaruhi yang 

lain. Senger mengakui fenomena ini dan menekankan konsep pemikiran sistem, yang ia sebut “disiplin 

kelima.” Ini yaitu  cara holistik dalam memandang organisasi, serta individu, dan memberi  

wawasan yang berguna ke dalam perencanaan dan usaha  perubahan. Senge menulis: Alat dan gagasan 

yang disajikan yaitu  untuk menghancurkan ilusi bahwa dunia diciptakan dari kekuatan terpisah dan 

tidak berhubungan. saat   kita melepaskan ilusi ini, kita kemudian dapat membangun “organisasi 

pembelajaran,” organisasi di mana orang terus memperluas kapasitas mereka untuk menciptakan hasil 

yang benar-benar mereka inginkan, di mana pola berpikir yang baru dan luas dipupuk, aspirasi kolektif 

mana yang dibebaskan, dan di mana orang terus-menerus belajar bagaimana belajar bersama

Salah satu disiplin ilmu yang menjadi ciri organisasi pembelajaran yaitu  pembelajaran tim. Senge 

mendiskusikan bagaimana tim yang tidak selaras menghasilkan sejumlah besar energi yang terbuang. 

Sementara orang-orang di dalam tim dapat bekerja dengan rajin, usaha  tim rendah. Dia menulis: 

Sebaliknya, saat   sebuah tim menjadi lebih selaras, kesamaan arah muncul, dan energi individu selaras. 

Ada lebih sedikit energi yang terbuang.... Ada kesamaan tujuan, visi bersama, dan pemahaman tentang 

bagaimana untuk melengkapi usaha  satu orang lain.... Individu tidak mengorbankan kepentingan 

pribadi mereka untuk visi tim yang lebih besar; sebaliknya, sharedvision menjadi perpanjangan dari 

visi pribadi mereka. (hal. 235) Sekali lagi, keselarasan visi pribadi dan organisasi ini hanya dapat 

terjadi saat   visi telah dikembangkan oleh organisasi dan individu. Visi bersama yaitu  kebutuhan 

dalam jenis konteks ini. Baik organisasi maupun individu dapat mengelak dari tanggung jawab dalam 

mengembangkan visi. Balas dendam mencatat tiga dimensi penting dari konsep pembelajaran tim 

yang memiliki implikasi bagi pendidik forensik, serta tim lain. Pertama, dia percaya bahwa tim perlu 

menyentuh pikiran anggota individu untuk berpikir secara mendalam tentang masalah yang kompleks. 

Setiap orang harus bertanggung jawab untuk berkontribusi pada grup. Kedua, ada kebutuhan untuk 

tindakan terkoordinasi, di mana anggota tim dapat mempercayai dan mengharapkan perilaku 

tertentu dari satu sama lain. Dia menyamakan ini dengan musisi jazz yang bermain bersama dalam 

aksi spontan, namun terkoordinasi. Dan ketiga, pembelajaran tim tersebar di seluruh organisasi 

melalui tindakan anggota tim. Setiap anggota tim juga akan menjadi anggota tim lain; Oleh sebab  itu 

perilakunya dapat mendorong pembelajaran tim di bidang lain juga. Jelaslah bahwa gagasan baru ini 

secara radikal dapat mengubah cara kita memandang tim. Mengubah perspektif dan harapan tim kami 

dapat mentransformasikan organisasi dan cara kerjanya dicapai. Partisipasi aktif diperlukan baik dari 


pemimpin tim dan pengikut, serta komitmen. Tim yang efektif membutuhkan visi untuk organisasi, 

namun , tambahannya, setiap anggota harus merasa terhubung dengannya dan melihatnya sebagai bagian 

dari visi pribadinya. Melalui kejelasan visi organisasi dan individu, organisasi dapat mengharapkan 

komitmen, ketekunan, dan semangat untuk bekerja dari para anggotanya. Individu dan organisasi yang 

dapat menemukan hasrat untuk bekerja tidak hanya akan berkembang dan menjadi produktif, namun  

juga akan menemukan kegembiraan dalam menjalankan bahkan fungsi paling gila dalam pekerjaan 

sehari-hari.

Individu atau kelompok yang tidak memiliki kekuatan legitimasi, namun  menginginkannya dengan 

baik dapat berkonsultasi dengan agen perubahan. Agen Perubahan: yaitu  individu atau kelompok 

yang bertanggung jawab untuk mengimplementasikan perubahan ini . Master Perubahan: yaitu  

orang dan organisasi mahir dalam seni mengantisipasi kebutuhan akan dan memimpin perubahan 

produktif; istilah yang diciptakan oleh Rosabeth Moss Kanter. Sponsor Pendukung: individu atau 

kelompok yang melegitimasi perubahan. Target Perubahan: yaitu  individu atau kelompok yang harus 

benar-benar berubah. Penanganan: bagian dari proses akhir Bridges ‘(1988); di sini individu harus 

membuka dengan “tua” dan dengan definisi dirinya saat ini. sesudah   individu membuat terobosan awal, 

individu melonggarkan perasaan diri mereka, sehingga mereka mengakui bahwa mereka dimiliki oleh 

siapa mereka sebelumnya. Kegagalan: yaitu  bagian dari proses akhir Bridges; Disorientasi: yaitu  

tahap akhir proses akhir ini, individu merasa bingung dan bingung. Ini yaitu  kondisi yang diperlukan 

sehingga mereka kemudian dapat pindah ke keadaan transisi dan ke awal baru. Analisis Force-field: 

yaitu  konsep yang dikembangkan oleh Kurt Lewin, analisis ini melihat dua jenis kekuatan dalam 

organisasi yang mendukung atau menentang perubahan. Perubahan hanya akan terjadi saat   ada 

keseimbangan antara dua kekuatan ini. Kekuatannya yaitu : Kekuatan Penggerak: yaitu  kekuatan-

kekuatan yang secara positif mempengaruhi dan meningkatkan perubahan yang diinginkan. Kekuatan 

Pengendali: yaitu  hambatan terhadap perubahan yang diinginkan. Strategi Proses: yaitu  strategi 

pengembangan organisasi yang fokus pada pendekatan interpersonal, seperti pembangunan tim, 

lingkaran kualitas, atau pelatihan sensitivitas


Gambaran Umum Organisasi  

(Organizational Overview)

Sebuah organisasi tidak akan bisa lepas dari struktur organisasi. Struktur organisasi yaitu  susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi, yang menunjukkan adanya pembagian kerja dan bagaimana fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda ini  diintegrasikan 

(koordinasi) dan spesialisasi pekerjaan, saluran perintah serta penyampaian laporan. 

Kata “organisasi” mempunyai dua pengertian umum, pengertian pertama menandakan suatu 

lembaga atau kelompok fungsional seperti: organisasi perusahaan, instansi pemerintah, rumah sakit 

dan sebagainya. Pengertian yang kedua sebagai proses pengorganisasian, bagaimana cara dalam 

melakukan kegiatan organisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien.

Menurut Hendry G. Hodges, cara penggambaran bentuk struktur organisasi antara lain bentuk 

mendatar (horizontal), lingkaran (circular), setengah lingkaran (semi circular), elliptical, dan piramida 

terbalik (invented piramida)

Sebagian organisasi terstruktur pada garis yang lebih mekanistis sedangkan sebagian lain megikuti 

karakteristik organik. Faktor-faktor utama yang di identifikasi menjadi pemicu    atau penentu 

perancangan struktur suatu organisasi yaitu  strategi, teknologi, inovasi dan lingkungan.

Organisasi juga mempunyai tiga tipe utama kelompok-kelompok kerja formal yaitu:

1) Kesatuan tugas khusus (task forces)

2)  Panitia: a) Tetap (standing committess) disebut juga panitia struktural. b) Tidak tetap (ad hoc)

3) Dewan (boards) dan komisi (commisioner)

Dalam tingkatan organisasi, manajemen dibagi menjadi tiga golongan yang berbeda yaitu:

1) Manajemen Puncak (Top Manager): bertanggung jawab atas manajemen keseluruhan dari 

organisasi.



2) Manajemen Menengah (Middle Manager): sebagai pengendali (mengawasi) bahwa organisasi 

sudah melaksanakan strategi dengan efektif dan efisien.

3) Manajemen Tingkat Pertama (Lini Manager): bertanggung jawab menyelesaikan rencana-rencana 

yang sudah dibuat oleh para manajer yang lebih tinggi.

Pengertian Organisasi dibedakan menjadi 2 macam: Organisasi dalam arti statis dan organisasi 

dalam arti dinamis. ada  hubungan yang erat antara manajemen, organisasi dan metode (tata kerja). 

Manajemen, organisasi dan tata kerja ketiganya diarahkan kepada tercapainya tujuan secara efisien.

Dapat di simpulkan organisasi memiliki arti yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari 

terutama dalam bidang tata kerja dan tidak hanya itu organisasi, manajemen, dan tata kerja juga 

memiliki hubungan yang sangat erat. Itu disebabkan sebab  organisasi, manajemen, dan tata kerja 

memiliki keterkaitan satu sama lainnya.

Organisasi yaitu  wadah bagi suatu kelompok manusia yang terdiri dari individu-individu yang 

berbeda yang masing-masing individu ini  saling terkait satu sama lain untuk mencapai tujuan 

tertentu. Sedangkan metode yaitu  suatu tata kerja/cara kerja yang di pilih untuk mencapai tujuan 

tertentu. Jika dipadu organisasi dan metode yaitu  rangkaian proses kegiatan yang harus dilakukan 

untuk meningkatkan kegunaan segala sumber dan faktor yang menentukan bagi berhasilnya proses 

manajemen dengan memperhatikan kerjasama dari masing-masing individu yang ada dalam organisasi 

ini  dan efektifitas dari metode yang di pilih sesuai dengan dinamika organisasi.

Organisasi & Metode mempunyai beberapa maksud yaitu:

1. Organisasi dan metode merupakan kunci atau syarat pelaksanaan kerja setepat tepatnya.

2. Organisasi dan metode penting bagi kegiatan manajemen.

3. Organisasi dan metode dapat memanfaatkan sumber-sumber dan waktu yang tersedia.

4. Organisasi dan metode berguna dalam meningkatkan efisiensi kerja untuk mencapai tujuan.

Manajemen yaitu  proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerjasama antarmanusia. Rumusan 

ini  mengandung pengertian adanya hubungan timbal balik antara kegiatan dan kerjasama disatu 

pihak dengan tujuan di pihak lain. Untuk dapat mencapai tujuan ini  maka perlu dibentuk suatu 

organisasi yang pada pokoknya secara fungsional dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang 

dipersatukan dalam suatu kerjasama yang efisien untuk mencapai tujuan. Sehingga dapat dikatakan 

bahwa fungsi organisasi yaitu  sebagai alat dari manajemen untuk mencapai tujuan. Jadi, dalam rangka 

manajemen maka harus ada organisasi, demikian eratnya dan kekalnya (consistency) hubungan antara 

manajemen dan organisasi. Rumusan ini  mengandung pengertian adanya hubungan timbal balik 

antara kegiatan dan kerjasama disatu pihak dengan tujuan dipihak lain. Untuk dapat mencapai tujuan 

ini  maka perlu dibentuk suatu organisasi yang pada pokoknya secara fungsinya dapat diartikan 

sebagai sekelompok manusia yang dipersatukan dalam suatu kerjasama yang efisien untuk mencapai 

tujuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa fungsi organisasi yaitu  sebagai alat dari manajemen untuk 

mencapai tujuan. Jadi dalam rangka manajemen maka harus ada organisasi, demi eratnya dan kekalnya 

(consistency) hubungan antar manajemen dan organisasi.

Tata kerja atau metode yaitu  satu cara bagaimana (how) agar sumber-sumber dan waktu yang 

tersedia dan amat diperlukan dapat dimanfaatkan dengan tepat sehingga proses kegiatan manajemen 

dapat dilaksanakan dengan tepat pula. 

Dengan tata kerja yang berarti proses kegiatan pencapaian tujuan sudah dilakukan secara ilmiah 

dan praktis, disamping itu pemakaian tata kerja yang tepat pada pokoknya bertujuan:

1. Menghindari terjadinya pemborosan di dalam penyalahg