Selasa, 03 Desember 2024

Published Desember 03, 2024 by

aktor film



 Sylvester Stallone (Rambo) Pernah ditolak Syuting 1500 kali dan Hidup Miskin


Sylvester Stallone dikenal sebagai sallah satu artis atau aktor film asal Amerika. Perjalanannya menjadi seorang aktor film sangat panjang dan berliku. Untuk mencoba menjadi artis figuran, ia bahkan harus ditolak sebagainya 1500 kali sebelum ia sukses menjadi seorang aktor film tersukses. Perannya yang paling dikenal adalah sebagai Rambo.


Biografi Sylvester Stallone, Pernah Hidup Sangat Miskin dan Di Tolak Syuting 1500 Kali


Perjuangannya dalam meraih kesuksesannya bisa di bilang sangat panjang, keras dan penuh perjuangan. Namun berkat semangat, kegigihan serta sikap pantang menyerahnya untuk menjadi aktor film yang menjadi cita-citanya akhirnya takdir dan nasib baik berpihak padanya.


Biografi Sylvester Stallone

Sylvester Gardenzio Stallone dilahirkan di Kota New York City, Amerika Serikat pada tanggal 6 Juli 1946, Ia adalah seorang aktor, sutradara dan penulis naskah film asal Amerika Serikat yang sangat terkenal. Ia mempunyai nama panggilan “Sly”.


Nama tengahnya kadang-kadang dipanggil “Enzio,” ibunya memberikan nama tengah “Gardenzio.” Ia termasuk salah satu legenda besar yang sukses dalam film aksi laga, peran-perannya antara lain dalam serial Rocky dan Rambo. Kedua film itu sukses menjadi film-film yang masuk dalam daftar Film Box Office di Dunia Perfilman Internasional.


Sylvester Stallone ini dilahirkan dari keluarga yang sangat miskin di New York. Ibunya terpaksa melahirkan di tangga pintu sebuah sekolah. Akibat kelahiran yang tak lancar, ia menderita kelainan saraf di bagian mukanya, sisi kanan wajahnya menjadi tidak normal.


Ia juga berbicara gagap, dan ujung bibirnya selalu tertarik ke bawah. Ia kerap diejek sebagai tokoh film kartun kucing di Looney Tunes yang kebetulan mirip namanya. Karena kekurangannya, di usia remaja ia dimasukkan ke sekolah bagi anak yang mempunyai kebutuhan khusus.


Ingin Menjadi Aktor Film

Sylvester Stallone mempunyai mimpi untuk menjadi aktor. Untuk mengejar mimpinya menjadi aktor terkenal, pemuda ini mengikuti audisi kemana-mana. Akan tetapi wajahnya yang “seperti cacat mental” dan gaya bicara yang gagap, serta aktingnya yang terlihat kaku. Hal ini membuat ia selalu ditolak untuk peran apapun yang diinginkannya.


Tetapi ia pantang menyerah, anda akan kaget mengetahui berapa kali ia ditolak agen di New York. Ia di tolak sebanyak 1500 kali, bahkan jumlah seluruh agen film di New York tidak sebanyak itu. Artinya, beberapa agen sudah menolaknya berkali-kali.


Setelah gagal audisi dimana-mana, akhirnya ia nekat. Untuk mendapatkan peran pertamanya ia terpaksa ngotot. Ia datang ke sebuah agency pukul 04.00 sore. Tetapi agen film yang didatangi menolak untuk bertemu dengannya. Keesokan paginya ketika sang agen datang ke kantor ia menemukan si pemuda tetap menunggu.


Ia menunggu semalaman. Akhirnya agen tersebut tak tega dan memberinya kesempatan. Walaupun ia hanya muncul selama beberapa menit sebagai figuran, ini sudah merupakan trobosan baginya. Setidaknya memberi nilai tambah bahwa ia pernah main film. Ia pikir jalannya akan lebih mudah.


Tapi ternyata karirnya tidak beranjak. Sylvester Stallone menemui kegagalan demi kegagalan berikutnya untuk mendapatkan peran lain. Ia bahkan pernah mengambil peran dalam filim semi-porno dengan bayaran rendah US$ 200 untuk 2 hari shooting. Setelah itupun karirnya tidak beranjak.


Hidup Miskin

Sylvester Stallone tidak bisa membayar alat pemanas kamar ketika suhu sangat dingin di New York. Ia terpaksa keperpustakaan membaca, sekedar untuk mendapat suhu yang hangat. Dari buku yang dibaca di perpustakaan ia akhirnya mendapat ide untuk menulis naskah film. Ia berhasil menjual satu naskah film senilai US$ 100.


Hidupnya tak kunjung membaik. Istrinya mulai tak tahan dengan obsesinya. Istrinya selalu bilang cari pekerjaan sungguhan yang tidak ada hubungannya dengan akting, tapi ia tetap bersikeras tidak ingin mengubur impiannya di dunia akting.


Hidupnya makin sulit, Sylvester Stallone terpaksa menjual perhiasan istrinya. Pada titik terndah dalam hidupnya ia terpaksa menjual anjing kesayangan bernama Timmy. Ia berusaha keras selama berbulan-bulan sampai satu hari ia sama sekali tidak punya uang.


Timmy sangat dekat dengannya, seperti sahabat, dengan terpaksa ia menjual anjingnya hanya dengan harga US$ 25 untuk bisa menyambung hidupnya, karena sudah betul-betul bangkrut, sampai tidak bisa makan. Saat itu ia menangis.


Menulis Naskah Film Rocky

Dalam kegalauan ia menonton sebuah pertandingan tinju antara Mohammad Ali dan Chuck Webner, seorang petinju lemah yang menurut ramalah banyak orang akan dapat dirobohkan selama 3 ronde. Ternyata Webner mempunyai kemantapan dan kekerasan hati.


Ia dapat menyelesaikan total 15 ronde melawan Ali karena tak mau menyerah. Pemudah itu sangat terinspirasi dengan tontonan tersebut dan muncul sebuah visi tentang sebuah film yang akan ia tulis naskanya.


Malam hari itu juga Sylvester Stallone menulis dan menulis selama 3 hari tanpa berhenti, hingga naskah filmnya selesai. Ia sangat gembira dengan naskah tersebut, akarena dalam pikirrannya ia tahu bahwa naskah cerita tersebut akan menjadi sebuah film yang mengubah hidup dan nasibnya. Tangannya sampai bergetar saat memandangi naskah itu.


Menjadi Aktor Terkenal

Lalu untuk mengajukan tulisannya kepada para produser film. Namun tidak ada yang memberi tanggapan serius atas naskah cerita tersebut. Tetapi ia tak pernah berhenti berusaha. Ia menawarkan naskah ceritanya dan di tolak lebih dari ratusan kali kepada semua produser dan studio film.


Sampai suatu hari, ada sebuah studio yang berani membeli naskahnya senilai US$ 20.000 dengan syarat tokoh utamanya dibitangi oleh Ryan O’Neal dan Brut Reynolds. Sylvester Stallone senang sekali mendapat penawaran itu, akan tetapi ntotot ingin tetap membintangi sendiri film tersebut.


Lalu ia menawarkan diri bermain Cuma-Cuma. Sang sutradara menolak. Walaupun sesungguhnya sangat membutuhkan uang, ia bersikeras menolak menjual naskah tersebut kecuali jika ia bisa menjadi bintangnya. Sang produser terus menaikkan tawarannya $80.000, $125.000, $250.000 sampai $325.000.


Tetapi Sylvester Stallone bersikeras tidak akan mau menjual naskah filmnya kecuali ia berperan menjadi tokoh utamanya. Ia berjanji akan bermain bagus.


Akhirnya produser setuju dan menjadikan Sylvester Stallone tokoh utama dalam film tersebut, namun hanya dengan bayaran $20.000 untuk naskah cerita ditambah $340 perminggu sesuai upah minimal seorang aktor. Setelah dipotong biaya-biaya, komisi agen, dan pajak, ia hanya mendapat penghasilan bersih $6.000 bukannya $325.000


Ini adalah kisah sylvester stallone atau bisa disingkat “sly”. Sly sadar, setelah 1500 kali penolakan, naskah film Rocky yang dibuatnya mungkin satu satunya pintu gerbang untuk menjadi peran utama, karena itu ia tidak mau melepas peran Rokcy untuk orang lain.


Sekalipun ber-budget rendah US$1.000.000 dan dibintangi aktor tidak terkenal saat itu, yaitu Sylvester Stallone sendiri, film ini meledak di pasaran dan menghasilkan uang senilai US$ 200.000.000 atau 200 kali lipat


Dari film Rocky yang dibintanginya, Sylvester Stallone dinominasikan meraih Academi Award sebagai aktor terbaik. Film tersebut memenangkan tiga Oscar untuk film terbaik, sutradara terbaik dan skenario film terbaik.


Setelah Rocky, kesuksesan terus mengiringinya selama beberapa dekade ke depan. Ia kembali sukses menjadi ikon action movie dalam karakter Rambo. Pemuda keturunan itali ini menjadi ikom machismo (kejantanan) dalam film action Holywood.


Ia menjadi aktor pencetak box office terbesar didunia sepanjang tahun 1970 sampai 1990. Serial Rocky (Rocky 1-5) dan Rambo (1-4) meraih hampir US$1 miliar, dan menjadikan Stallone seoarng bintang film internasional termahal.


Apa yang dicapainya kini merupakan buah keteguhannya mempertahankan mimpi untuk menjadi bintang film. Seandainya ia merelakan naskah Rocky dibintangi orang lain mungkin ia mendapat US$325.000 untuk naskahnya tapi ia kehilangan peluang, yang mungkin satu-satunya, untuk menjadi bintang utama.


Tentang penolakan yang dialaminya ia berkata :


….saya anggap penolakan seperti orang meniupkan terompet di telinga untuk membangunkan kita bukan untuk mundur








Masih Ingat Aktor Legend Jet Li? Ini 8 Film Silat Terbaik yang Pernah Diperankannya


Bagi kamu yang mengikuti film-film Mandarin era ’90-an pastinya sudah mengenal nama Jet Li. Bermula sebagai atlet Wushu, nama Jet Li kemudian meroket sebagai aktor spesialis film laga.  Awal karirnya, Jet Li memang dikenal bermain di film-film Mandarin.

Namun, seiring dengan kepopularitasannya, Jet Li pun mulai merambah film-film Hollywood. Bernostalgia sejenak, BookMyShow merangkum perjalanan film-film silat Mandarin yang menampilkan Jet Li sebagai pemeran utamanya.

Selain itu, masih ada juga film-film terbaik Jet Li lainnya ketika sang aktor tampil di beberapa film Hollywood. Apa saja ya?

1. Once Upon a Time in China

Film Once Upon Time in China bisa dibilang sebagai awal perjalanan karir Jet Li. Bukan hanya sekadar atlet, namun pengalamannya sebagai atlet Wushu membantu Jet Li menampilkan aedgan-adegan laga yang luar biasa.

Once Upon Time in China pertama kali dirilis pada tahun 1991 dan berhasil meraih berbagai macam penghargaan. Selanjutnya, berturut, film kedua dan ketiganya dirilis dalam waktu satu tahun kemudian, yaitu tahun 1992, dan terakhir di tahun 1993.

Di film ini, Jet Li berperan gsebagai Wong Fei-Hung, salah satu pendekar yang mencoba membela hak-hak rakyat kecil yang sedang tertindas. Melawan penjajah yang bertindak semaunya saja, Wong Fei-Hung, menyatukan persilatan Tiongkok pada saat itu.

Terakhir, Jet Li bermain di sekuel atau di film keempatnya, yaitu Once Upon a Time in China and America pada tahun 1997 dan menjadi catatan tersendiri bagi Jet Li sebagai aktor silat terbaik Mandarin pada era ’90-an.

2. Swordsman II

Swordsman II adalah film silat lainnya yang dimainkan Jet Li dan mendapatkan respon yang positif. Meski tidak bermain di film pertamanya, namun ketika Jet Li hadir di film keduanya, mengubah jalan cerita Swordsman menjadi lebih seru.

Di film ini Jet Li berperan sebagai sebagai Linghu Chong, pendekar senior Mount Hua. Ciri khas, Jet Li sebagai atlet Wushu sangat terlihar di ffilm ini, ketika berakting di bagian adegan laga. memamerkan kemampuan wushunya dengan menggunakan pedang sebagai alat bela diri utamanya.

3. Tai Chi Master

Pada tahun 1993, sebuah film aksi yang mengangkat legenda tokoh Tao legendaris bernama Zhang Sanfeng dirilis. Zhang Sanfeng dikenal sebagai sosok yang memiliki usia hingga ratusan tahun dan sudah melihat sendiri pergantian dinasti Tiongkok dalam beberapa waktu.

Nah, di film ini, Jet Li berperan sebagai Zhang Sanfeng. Tokoh Tao yang punya jurus-jurus Tai Chi yang terkenal dengan fleksibilitasnya. Dasarnya sudah memang atlet beladiri, Jet Li memainkan aksi-aksi laganya dengan sempurna di film ini.

Apalagi, di film ini Jet Li bersanding dengan Michele Yeoh, aktris laga Asia lainnya yang sangat dikenal di era ’90-an dan menjadikan film ini sebagai salah satu film silat terbaik pada masanya.

4. The Bodyguard from Beijing

Tak melulu bermain di film-film kolosal, Jet li juga menampilkan aksinya di film dengan latar modern. Salah satunya adalan film The Bodyguard From Beijing yang rilis pada tahun 1994.

Di film ini, Jet Li berperan sebagai John Chang, anggota militer Tiongkok yang kali ini mendapatkan misi menjadi pengawal pribadi dari gadis cantik bernama Michelle Yeung (Christy Chung).

Meskipun di adegan laganya banyak ditampilkan aksi tembak-menembak, namun ciri khas Jet Li sebagai aktor laga yang terampil memainkan kedua tangan dan kakinya tetap terlihat di film ini.

Selain itu, di film ini Jet Li juga mulai keluar dari gaya “klasiknya” sebagai seorang pendekar. Hal ini dikarenakan, film The Bodyguard From Beijing menyelipkan kisah drama, komedi dan percintaan untuk melengkapi aksi-aksi yang ditampilkan oleh Jet Li. 

5. Fist of Legend

Pada tahun 1994, sebuah film remake klasik dari Bruce Lee berjudul Fist of Legend di rilis di bioskop. Banyak yang awalnya meragukan Jet Li bisa tampil sukses seperti halnya Bruce Lee.

Namun, hasilnya di luar dugaan. Jet Li dengan apik tampil baik di sepanjang film. Jet Li berperan sebagai Chen Zhen, seorang ahli bela diri yang berusaha mengusir penjajah Jepang serta membalaskan dendam gurunya yang tewas karena dihajar militer Jepang.

Di film ini, Jet Li tampil sempurna menggunakan jurus-jurus kungu yang pernah dipopulerkan oleh Bruce Lee.

6. Lethal Weapon 4


Penampilan apik Jet Li di film-film silat khas Mandarin, mengantarkannya ke Hollywood. Salah satu film terbaiknya adalah ketika tampil berperan sebagai sosok antagonis di film Lethal weapon 4. Meskipun pemeran utamanya adalah detektif Riggs (Mel Gibson), namun sosok Jet Li semakin menguatkan konflik yang disajikan dalam film ini.

Jet Li berperan sebagai bos Mafia bernama  Wah Sing Ku yang ingin memberikan peringatan kepada detektif Riggs karena mengacaukan bisnisnya. Meskipun film Hollywood dikenal karena aksi baku tembaknya, namun karakter Jet Li tetap tegas di film ini dengan aksi-aksi tangan kosongnya yang memukau.

7. Hero

Sukses di tanah Hollywood tidak membuat Jet Li lupa dengan kampung halamannya. Pada tahun 2002, sebuah film kolosal berjudul Hero, menampilkan Jet Li sebagai salah satu aktor utamanya. Hal ini mengingat sangat banyak aktor besar Mandarin yang terlibat di film ini.

Mulai dari nama Donnie Yen dan Tony Leung hingga aktirs Mandarin seperi Zhang Ziyi hadir di film ini.  di film Hero, Jet Li memiliki peran yang sangat unik. Karakternya adalah sebuah pendekar yang berpetualang dan tanpa nama. Mengisahkan pembunuhan Raja Qin di tahun 227 SM. film ini menampilkan jalan cerita dari sudut pandang karakternya.

Film ini yang akhirnya membuat Jet Li semakin bersinar di awal tahun 2000-an. Tentu saja, aksi silatnya bersama sebilah pedang menjadi tontonan yang menarik di film ini.

Tidak cukup sampai disitu, Film Hero berhasiil masuk nominasi sebagai film terbaik di berbagai macam festival film dunia. Khususnya untuk Best Cinematography dan Best Action Choreography yang memang inti cerita dari film ini.

Bahkan, Hero menjadi nominasi untuk Best Foreign Language Film di Academy Awards pada saat itu.

8. Unleashed

Lagi-lagi, Jet Li berani tampil keluar dari gaya-gaya silat kolosalnya. Setelah sukses di tahun 2002 dengan film Hero, Jet Li tampil berbeda di film berjudul Unleashed. Bukan sekedar aksi-aksi khas Jet Li, namun di film ini sang aktor tampil memerankan karakter Danny, seorang budak yang diperlakukan semena-mena.

Danny hidup dalam kegelapan, tidak pernah mengenal orang lain, hingga diberikan rantai bak binatang.  Kehidupan Danny berganti 180 derajat ketika bertemu dengan seorang tuna netra yang selalu memperdengarkan musik-musik kepada Danny agar bisa menjadi manusia yang semestinya.

Sayangnya, majikan Danny tidak rela kehilangan “binatangnya” Dengan segala cara sang majikan berusaha mengembalikan Danny sebagai seorang binatang. Di sinilah Danny mulai memberontak dan melawan majikannya. Aksi-aksi silatnya pun kemudian tampil dengan perpaduan gaya Hollywood.

Salah satu film silat Jet Li yang khas dipadukan dengan karakter baru. Tentunya film yang tidak boleh kamu lewatkan jika ingin bernostalgia dengan aksi-aksi Jet Li.

Atau, kamu punya film favorit sendiri yang menampilkan aksi-aksi silat Jet Li







Mengenang sosok yang tak asing yang sukses pada masanya Advent Bangun,  5 Film yang Pernah Dibintanginya Aktor laga Advent Bangun semasa muda.

Anda yang tumbuh besar di era 80 hingga 90-an mungkin tak asing dengan nama Advent Bangun. Aktor lawas khusus laga ini sudah membintangi puluhan film Tanah Air, umumnya sebagai seorang antagonis.


Berikut lima diantaranya:


1. Golok Setan (1976)

Film berdasarkan edisi pertama serial komik Mandala ini disutradarai Ratno Timoer. Di sana, Advent beradu peran dengan aktor Barry Prima yang berperan sebagai protagonis.


Golok Setan bercerita tentang petualangan dan persaingan pendekar-pendekar sakti dalam mencari sebuah pedang sakti kuno dalam bentuk meteorit.


Advent berperan sebagai Banyu Jaga, seorang pendekar bayaran kejam. Dia membantai orang-orang desa demi menculik tunangan seorang putri desa setempat untuk dijadikan sebagai budak pribadi Ratu Buaya Putih.


Melihat kekejian Banyu, Mandala (Barry Prima), mantan rekan seperguruan Banyu Jaga, memutuskan membantu putri desa untuk mendapatkan suaminya kembali dari Ratu Buaya Putih.

Advent Bangun saat pembuatan film Golok Setan di Studio Ciseeng, Bogor, 1983. Aktor laga ini sudah 17 tahun vakum di dunia akting. Dok. TEMPO/Syarif Hidayat


Dalam perjalanan menolong sang putri, Mandala justru menemukan Golok Setan yang selama ini menjadi rebutan para pendekar.


2. Si Buta Lawan Jaka Sembung (1983)

Dalam film ini, lagi-lagi Advent harus beradu peran dengan Barry Prima. Film besutan sutradara Dasri Yacob ini merupakan adaptasi lepas dari serial komik Indonesia "Jaka Sembung" karya komikus Djair Warniponakanda.


Dikisahkan, pasukan tentara Belanda sibuk berusaha menangkap Jaka Sembung (Barry Prima) karena meresahkan mereka. Mereka lalu meminta bantuan Soca Indrakusuma alias "Si Buta dari Gunung Iblis" (Advent Bangun), seorang jagoan sakti tunanetra untuk menangkap Jaka dengan iming-iming uang.


Tak hanya aksi kejar mengejar dan adegan laga antara Soca dan Jaka. Ada juga kisah cinta dan soal pertobatan yang mewarnai film ini.


3. Mawar Berbisa (1984)

Dalam film karya sutradara Dhany Firadaus itu, Advent memerankan tokoh Mahesa, seorang jahat yang telah menjadikan sejumlah wanita sebagai korbannya. Para korban, salah satunya Ratih (Enny Beatrice) yang menaruh dendam pada Mahesa akhirnya bersekutu untuk membunuhnya.


4. Komando Samber Nyawa (1985)

Film arahan sutradara Eddy G. Bakker itu mengambil latar peperangan era 80-an dan menampilkan akting Advent Bangun bersama Barry Prima.


Film Komando Samber Nyawa bercerita soal seorang kopral bernama Abimanyu yang menutupi kemampuan bertempurnya. Orang-orang bahkan seorang Peleton Serma Hasyim tak menyukainya. Mereka malah mengira Abimanyu orang bodoh yang pandai bersolek.


5. Petualangan Cinta Nyi Blorong (1986)

Dalam film besutan sutradara Sisworo Gautama itu, Advent memerankan karakter Burhan. Seorang pemuda yang tengah menghadapi kenyataan pahit karena gagal menikah dengan putri seorang direktur.

Advent Bangun (kanan), bersama Sri Gudhi Sintara dan Sutrisno saat pembuatan film Golok Setan dengan sutradara Ratno Timur di Studio Ciseeng, Bogor, 1983. Sebelum aktif di dunia perfilman, Advent merupakan atlet karate. Dok. TEMPO/Syarif Hidayat


Dalam kepahitan itu, dia sempat berkenalan dengan dukun ilmu hitam yang terkena kutuk Nyi Blorong (Suzanna). Burhan ternyata menjadi korban sang dukun untuk membalas dendam pada Nyi Blorong.


Burhan akhirnya berhasil membuat Nyi Blorong terperangkap dalam wujud ular. Tak dia sangka ular itu kemudian dipelihara oleh Johan (George Rudy). Johan adalah penyayang binatang yang punya pacar benama Susi (Suzanna).


Babak baru pun bermula. Pada akhirnya ada satu momen saat Nyi Blorong menyelamatkan Susy dari kejahatan Burhan.


Sebelum aktif di dunia perfilman, Advent merupakan atlet karate. Pada 1971, ia menjadi juara nasional dan selama 12 tahun berturut-turut menjadi juara satu nasional tanpa ada yang mengalahkan. Film pertama Advent Bangun adalah Rajawali Sakti (1976).


Mengenal Advent Bangun, Pemeran Antagonis Menjadi Pendeta di Ujung Usia

Bagi Anda yang senang menonton fim laga Indonesia, pasti tidak asing dengan Advent Bangun. Ia kerap berperan sebagai tokoh antagonis. Ini kisahnya.


Anak Istri Ingat Pesan Advent Bangun: Harus Kompak, Saling Bantu


Advent Bangun tak meninggalkan pesan khusus sebelum meninggal, tapi anak dan istrinya ingat betul agar anak-anak harus selalu saling membantu.


Advent Bangun Alami Banyak Perubahan Saat Menjadi Pendeta

Sukses menjadi atlet dan aktor, di sisa hidupnya, Advent Bangun mendapat pencerahan dan memutuskan lebih dekat dengan Tuhan.


Pemakaman Advent Bangun Dipenuhi Suasana Putih

11 Februari 2018


Kondisi tubuh Advent Bangun pada hari Jumat mulai drop disebabkan sesak napas setelah gagal cuci darah dan juga pendarahan lambung


Sebelum Meninggal, Advent Bangun Sempat Alami Gagal Cuci Darah

Selama berada di rumah sakit, sang putri menjelaskan, kondisi Advent Bangun sempat pulih dan normal.





Ada yang tahu ini siapa hayo? Gen Z dijamin gak akan tau deh


Ya dia adalah actor legendaris tahun 80-90an namanya Joseph Hugan. Nama Joseph Hungan tentu sudah tidak asing lagi di telinga pecinta sinetron. Aktor yang memulai karier pada 1987 ini merupakan salah satu aktor senior yang telah membintangi sejumlah judul sinetron hingga layar lebar.

Joseph kini diketahui tengah ikut membintangi sinetron Buku Harian Seorang Istri yang tayang di SCTV bersama sejumlah aktor dan aktris terkenal lainnya. Ia beradu akting dengan aktor muda, mulai dari Zoe Jackson, Cinta Brian hingga Antonio Blanco Jr.

Lama berkarier di dunia akting, tentu transformasi pemain Buku Harian Seorang Istri ini menyita perhatian. Berikut potret transformasi Joseph Hungan.

Di awal kemunculannya di dunia hiburan, sosok Joseph cukup mencuri perhatian. Rupanya, ia dikenal sebagai salah satu aktor yang kerap memerankan sosok antagonis. Selain itu, pada foto di atas memperlihatkan Joseph saat masih remaja.

"Ahahaha...masi Remaja," tulis Joseph di akun Instagram pribadinya

Tak hanya kerap memerankan sosok antagonis, aktor kelahiran Ambon, 15 Juli 1959 ini, juga sering ikut bermain dalam serial kolosal. Tak heran jika kemampuan beraktingnya sudah tak perlu diragukan lagi.

Artis dengan nama lengkap Joachim Joseph Hungan ini diketahui juga pernah bermain bersama salah satu aktor legendaris Barry Prima. Mereka terlibat dalam sejumlah judul film action. Karena sering bekerja bersama, membuat Joseph dan Barry Prima memiliki hubungan cukup baik.

Walaupun kini usianya sudah memasuki 62 tahun, Joseph tak canggung untuk bergaul dengan aktor-aktor muda pendatang baru.

Pada foto di atas, Joseph terlihat begitu akrab dengan salah satu pemain sinetron Buku Harian Seorang Istri yaitu Cinta Brian saat di lokasi syuting.



Lo Lieh Aktor Laga Internasional Indonesia Pertama yang Melegenda- Bagi anda penggemar film laga asal Mandarin Tiong kok mungkin tak asing dengan nama Lo Lieh, atau mungkin dengan melihat sekilas fotonya kalau orang ini adalah orang Indonesia yang pertama kali go internasional di kancah perfilman laga.


Wang Lap-tat atau sering dikenal dengan nama Lo Lieh, Lahir di Pematang Siantar Sumatera Utara pada 29 Juni 1939, ia merupakan tonggak awal aktor laga Indonesia yang mencatatkan diri di perfilman internasional.


Sedikit informasi, menurut kesaksian seorang netizen yang bernama Arry Lesmana Tan menceritakan lewat akun Facebooknya, Lo Lieh ini setelah dari Pematangsiantar, ia juga pernah tinggal di daerah Jalan Sawah Lio, Jembatan Lima, Jakarta Barat. Namun pada saat remaja, Lo Lieh memutuskan untuk bersekolah dan mengadu nasib di Hong Kong.


Berawal dari kepergiannya untuk belajar seni beladiri di Hongkong pada tahun 1962, Lo Lieh kemudian bergabung dengan sebuah perusahaan film bernama Shaw Brothers yang memiliki reputasi sangat baik di Hong Kong pada waktu itu. Pada saat ini juga dirinya mengganti nama menjadi Lo Lieh dan lebih dikenal dengan Joe Lee sebagai nama panggungnya.


Beberapa film yang ia bintangi pada tahun 1965 – 1969 adalah;

Di ketiga film ini Lo Lieh selalu berperan sebagai tokoh protagonis dan sukses menjiwai setiap karakternya disertai dengan kemampuan beladirinya yang cukup mumpuni.


Pada awaal 1970an aktor yang mampu berbahasa Mandarin dengan baik ini berpindah agensi di Warner Bross dan membintangi film King Boxer di tahun 1972 yang disutradarai oleh Jeong Chang Hwa dan berlokasi di Hong Kong dan sukses menembus pasar Amerika Serikat.


Karirnya pun semakin menanjak sehingga ia membintangi film Fist of Fury II bersama Bruce Lee yang berperan sebagai Chen Shan, sedangkan Lo Lieh berperan sebagai Miyamoto.


Sebagaimana yang kita tahu bahwa film Fist of Fury II ini termasuk dalam film yang legendaris dikalangan film laga internasional.


Tak hanya Bruce Lee, dirinya juga pernah berkolaborasi dengan Chow Yun Fat di tahun 1984 pada film The Occupant berperan sebagai Mr. Chan dan juga aktor legendaris Jackie Chan di film Police Story II di tahun 1992.


Ada fakta yang menarik dari sosok seorang Lo Lieh, banyak orang yang mengira Bruce Lee-lah sang pioner tersebut, namun ternyata anggapan itu tak sepenuhnya benar.ô




SI PITUNG


Kisah cerita si Pitung pernah dibuat film layar lebarnya pada tahun 1970 dengan judul “si Pitung” yang disutradarai oleh SM Ardan.


SM Ardan menggambarkan sosok si Pitung sebagai sosok yang bertubuh kekar dan gagah, sehingga peran si Pitung diberikan kepada Dicky Zulkarnaen, seorang aktor yang memerankan berbagai film Indonesia dari tahun 1961-1993.


Gambaran kegagahan fisik Si Pitung Dalam Filem ini ternyata bertolak belakang dengan kesaksian orang-orang yang pernah menjumpainya, sebab menurut orang yang pernah menjumpainya Si Pitung itu meskipun jagoan beliau ternyata kerempeng, dalam kisah cerita yang sesungguhnya juga si Pitung bukan wafat karena peluru emas, tapi karena telur busuk.


Penjelasan mengenai kondisi fisik si Pitung yang dikisahkan Kerempeng tersebut diungkapkan Tanu Trh dalam "Intisari"sebagaimana yang  dikutip Alwi Shahab, 2008, ia melukiskan bahwa “si Pitung berdasarkan cerita ibunya yang pernah bertemu langsung dengannya. Menurut ibunya, si Pitung perawakannya kecil. Wajah si Pitung sama sekali tidak menarik perhatian khalayak. Sikapnya pun tidak seperti jagoan. Kulit wajahnya kehitam-hitaman, dengan ciri yang khas sepasang cambang panjang tipis, dengan ujung melingkar ke depan”.


Sementara mengenai kabar wafatnya si Pitung yang disebabkan oleh telur busuk dikisahkan Soekanto, S.A dalam bukunya yang berjudul “Hanya Sekali Kita Mati” yang didalamnya berisi tentang hikayat/cerita si Pitung. Dalam buku tersebut dikisahkan bahwa;


Si Pitung adalah seorang anak yang dilahirkan dari pasangan Piun dan Pinah. Seperti anak-anak Betawi pada umumnya, ia diajari tata krama, dan belajar mengaji. Si Pitung juga belajar ilmu silat kepada H. Naipin, seorang ulama yang juga mengajari si Pitung mengaji.


Saat berusia remaja, si Pitung terlibat insiden perkelahian dengan preman-preman pasar yang juga berprofesi sebagai perampok. Setelah kejadian itu, si Pitung memutuskan untuk merampok rumah-rumah tuan tanah yang melakukan penindasan terhadap rakyat kecil. Dia dibantu oleh Ji‟ih dan juga Rais sebagai penghubung dia dengan kampungnya.


Sejak saat itu, si Pitung dan Ji‟ih melakukan aksi perampokan terhadap rumah orang-orang kaya dan hasilnya dibagikan kepada orang-orang miskin dan lemah yang saat itu sedang ditindas oleh pemerintahan Belanda. Si Pitung juga menjadi terkenal akan kehebatannya dalam ilmu silat dan juga tubuhnya yang kebal akan peluru.


Para tuan tanah dan orang-orang kaya yang memihak kepada Belanda pun menjadi tidak tentram dan melaporkan hal ini kepada pemerintah Belanda. Pemerintah Belanda pun mengutus Scout Heyne untuk menangkap si Pitung. Berbagai cara dipakai oleh Scout Heyne dan anak buahnya, namun gagal. Si Pitung dan kawan-kawannya selalu berhasil meloloskan diri.


Scout Heyne tidak kehilangan akal, dia mempunyai ide licik untuk menangkap si Pitung. Dia menyandera guru mengaji sekaligus guru silatnya, yaitu H. Naipin.


Heyne menyandera dan menyiksa H.Naipin dengan kejam. Dia dipaksa oleh Heyne untuk memberitahukan kelemahan si Pitung. Karena tidak tahan dengan siksaan yang berat, dengan terpaksa H. Naipin memberitahukan kelemahan si Pitung kepada Scout Heyne.


Setelah itu, Scout Heyne dan pasukannya menyergap si Pitung yang saat itu sedang bersembunyi di rumah kekasihnya, Aisah. Setelah itu, si Pitung dan kawan-kawannya terlibat pertarungan yang tidak seimbang.


Satu-persatu kawan-kawan si Pitung mulai roboh, yang tersisa tinggal si Pitung seorang. Lalu salah seorang dari pasukan Scout Heyne melemparkan telur busuk kepada si Pitung, disertai dengan tembakan kearah si Pitung. Kali ini, tubuhnya tidak kebal peluru lagi karena sudah dilempari telur busuk. Si Pitung pun tewas seketika.