itu merupakan sewa
yang differensiil; artinya sewa yang disebabkan
oleh perbedaan kesuburan dan letak tanah
yang dipakai untuk produksi.
3. Teori sewa tanah dari Von Thunen. Von
Thunen hanya menambah kekurangan teori
sewa tanah David Ricardo yaitumengenai jarak
tanah dari pasar. Apakah tanah subur yang
jaraknya dekat denganpasar dan yang jauh
dari pasar akan sama sewanya? Hal ini sesudah
dikaji ternyatabeda sebab semakin jauh dari
pasar semakin mahal biaya transportasinya.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi sewa
tanah:
1. Kualitas tanah yang disebabkan oleh
kesuburan tanah, pengairan, adanya fasilitas
listrik, jalan dan sarana lainnya.
2. Letaknya strategis untuk perusahaan/industri.
3. Banyaknya permintaan tanah yang ditujukan
untuk pabrik, bangunan rumah, perkebunan.
2) PasarFaktor Produksi Sumber Daya Manusia
Faktor produksi sumber daya manusia tentunya
memiliki karakteristik yang berbeda dengan faktor
produksi lainnya. Tenaga kerja yang dihasilkan oleh
sumber daya manusia merupakan faktor produksi
primer. Di antara sifat khusus dari faktor produksi ini
yaitu sebab faktor produksi ini terikat pada manusia.
Pengertian pasar faktor produksi sumber daya
manusia/tenaga kerja yaitu jumlah permintaan dan
penawaran terhadap tenaga kerja yang diperlukan untuk
kepentingan kegiatan produksi. Dengan demikian dalam
pasar tenaga kerja tergantung dari luas dan sempitnya
kegiatan produksi. Sehingga pemakaian faktor produksi
tenaga kerja akan ditentukan oleh tuntutan dunia usaha
atau lapangan produksi. Menyangkut masalah
kualifikasi ketenagakerjaan dapat dilihat dari beberapa
segi di antaranya:
1. TenagaKerja menurut Jenis Kelamin.
Terbagi atas tenaga kerja wanita dan tenaga
kerja pria. Pengelompokan tenaga kerja
berdasar jenis kelamin ini pada dasarnya
agar kualitas produksi bias terjamin sebab
adanya kesesuaian antara tenaga dengan jenis
pekerjaannya.
2. TenagaKerja menurut Kualitasnya. Terbagi
atas:
Tenaga kerja terdidik/ahliyaitu tenaga kerja
yang memiliki keahlian yang diperoleh dari
jenjang pendidikan formal seperti dokter,
notaris, arsitektur dan sebagainya.
Tenaga kerja terampil/terlatihyaitu tenaga
kerja yang memiliki keterampilan yang
diperoleh dari pengalaman atau kursus-
kursus seperti monitor, tukang las.
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak
terampilyaitu tenaga kerja yang tidak
memiliki kemampuan tertentu. Tenaga
kerja ini hanya mengandalkan
kemampuan kekuatan fisik seperti Kuli
Panggul, Tukang Gali, Tukang Becak.
3. berdasar Lapangan Pekerjaan
Tenaga kerja profesionalyaitu tenaga kerja
yang umumnya memiliki pendidikan
tinggi yang menguasai suatu bidang Ilmu
Pengetahuan Khusus, seperti arsitektur,
dokter.
Tenaga kerja terampil (terlatih)tenaga yang
memiliki keterampilan khusus dalam
bidang tertentu yang diperoleh dari
pendidikan seperti pendidikan menengah
plus sampai setara Diploma 3, seperti
tenaga pembukuan.
Tenaga kerja biasayaitu tenaga kerja yang
tidak memerlukan keterampilan khusus
dalam melaksanakan pekerjaannya, seperti
tukang gali sumur.
sesudah Anda memahami tentang klasifikasi
tenaga kerja, selanjutnya kita akan membahas mengenai
upah tenaga kerja dan teori-teori upah tenaga kerja.
1. UpahTenaga Kerja. Pemberian upah kepada
tenaga kerja dalam suatu kegiatan produksi
pada dasarnya merupakan imbalan/balas jasa
dari para produsen kepada tenaga kerja atas
prestasinya yang telah disumbangkan dalam
kegiatan produksi. Upah tenaga kerja yang
diberikan tergantung pada:
Biaya keperluan hidup minimum pekerja
dan keluarganya.
Peraturan undang-undang yang mengikat
tentang upah minimum pekerja (UMR).
Produktivitas marginal tenaga kerja.
Tekanan yang dapat diberikan oleh serikat
buruh dan serikat pengusaha.
Perbedaan jenis pekerjaan.
Upah yang diberikan oleh para pengusaha
secara teoritis dianggap sebagai harga dari
tenaga yang dikorbankan pekerja untuk
kepentingan produksi. Sehubungan dengan hal
itu maka upah yang diterima pekerja dapat
dibedakan dua macam yaitu:
Upah Nominal, yaitu sejumlah upah yang
dinyatakan dalam bentuk uang yang
diterima secara rutin oleh para pekerja.
Upah Riil, yaitu kemampuan upah
nominal yang diterima oleh para pekerja
jika ditukarkan dengan barang dan jasa,
yang diukur berdasar banyaknya
barang dan jasa yang bisa didapatkan dari
pertukaran ini .
2. TeoriUpah Tenaga Kerja. Untuk
mendapatkan gambaran yang jelas dalam hal
upah dan pembentukanharga upah tenaga
kerja, berikut akan dikemukakan beberapa
teori yangmenerangkan tentang latar belakang
terbentuknya harga upah tenaga kerja.
Teori Upah Wajar (alami) dari David
Ricardo.Teori ini menerangkan:
o Upah menurut kodrat yaitu upah
yang cukup untuk pemeliharaan hidup
pekerja dengan keluarganya.
o Di pasar akan terdapat upah
menurut harga pasar yaitu upah yang
terjadi di pasar dan ditentukan oleh
permintaan dan penawaran. Upah harga
pasar akan berubah di sekitar upah
menurut kodrat. Oleh ahli-ahli ekonomi
modern, upah kodrat dijadikan batas
minimum dari upah kerja.
Teori Upah Besi. Teori upah ini
dikemukakan oleh Ferdinand Lassalle.
Penerapan sistem upah kodrat
menimbulkan tekanan terhadap kaum
buruh, sebab kita ketahui posisi kaum
buruh dalam posisi yang sulit untuk
menembus kebijakan upah yang telah
ditetapkan oleh para produsen.
Berhubungan dengan kondisi ini
maka teori ini dikenal dengan istilah ―Teori
Upah Besi‖. Untuk itulah Lassalle
menganjurkan untuk menghadapi
kebijakan para produsen terhadap upah
agar dibentuk serikat pekerja.
Teori Dana Upah. Teori upah ini
dikemukakan oleh John Stuart Mill.
Menurut teori ini tinggi upah tergantung
kepada permintaan dan penawaran tenaga
kerja. sedang penawaran tenaga kerja
tergantung pada jumlah dana upah yaitu
jumlah modal yang disediakan perusahaan
untuk pembayaran upah. Peningkatan
jumlah penduduk akan mendorong tingkat
upah yang cenderung turun, sebab tidak
sebanding antara jumlah tenaga kerja
dengan penawaran tenaga kerja.
Teori Upah Etika. Menurut kaum Utopis
(kaum yang memiliki idealis warga
yang ideal) tindakan para pengusaha yang
memberikan upah hanya cukup untuk
memenuhi kebutuhan minimum,
merupakan suatu tindakan yang tidak
―etis‖. Oleh sebab itu sebaiknya para
pengusaha selain dapat memberikan upah
yang layak kepada pekerja dan
keluarganya, juga harus memberikan
3. Cara Pemberian Upah
Upah menurut waktu, yaitu upah yang
jumlahnya dihitung berdasar lamanya
pekerjaan. Dalam hal ini perhitungan
waktu bisa jam, hari atau bulan. Cara
pemberian upah ini keuntungannya secara
pasti pekerja dapat menghitung besar upah
yang diterima, sedang kekurangannya
yaitu kurang mendorong pekerja untuk
meningkatkan prestasi kerja. Contoh:
Seorang kuli bangunan bekerja selama satu
minggu. Jika satu hari Rp. 20.000,00,
maka upah yang akan diterima: Rp.
20.000,00 x 7 hari = Rp. 140.000,00.
Upah menurut hasil atau upah
satuan/potongan. Dalam cara pembayaran
upah ini, besar upah akan ditentukan oleh
banyaknya hasil produksi yang dicapai oleh
pekerja ini dalam waktu tertentu.
Keuntungan dari cara pembayaran upah ini
pekerja akan berusaha bekerja segiat-
giatnya mengejar penghasilan yang besar
sehingga perusahaan produktif. Sedang
kekurangannya hasil pekerjaan kurang baik
dan kurang memperhatikan keselamatan
dan kesehatan bekerja. Contoh: Seorang
pemetik daun teh dalam satu hari berhasil
memetik daun teh sebanyak 20 kg. Jika
perkilo akan dibayar Rp. 2.500,00 maka
pemetik daun teh ini akan menerima
upah sebesar: 20 kg x Rp. 2.500,00 = Rp.
50.000,00.
UpahBorongan, yaitu cara pembayaran
upah yang akan dibayarkan kepada pekerja
ditentukan berdasar kesepakatan
antara pekerja dengan yang memberikan
pekerjaan pada saat pekerjaan belum
dimulai. Perhitungan upah borongan sering
dipakai untuk pekerjaan yang sulit
dihitung dengan satuan, seperti
membangun rumah atau jalan raya.
Cara Pembayaran dengan Sistem Bonus.
Pembayaran upah dengan sistem bonus
yaitu upah tambahan yang diterima oleh
para pekerja di samping upah tetap, untuk
merangsang pekerja supaya lebih baik dan
sesuai dengan yang diharapkan. Besar
bonus akan tergantung dari keuntungan
yang diterima perusahaan. Contoh: Seorang
salesman suatu perusahaan memperoleh
gaji Rp. 250.000,00 per bulan dan akan
menerima tambahan/bonus dari hasil
penjualan sebesar 20%. Jika penjualan Rp.
2.000.000,00 maka upah yang diterima: Rp.
250.000,00 + (20% x Rp. 2.000.000,00) =
Rp. 600.000,00.
Sistem Mitra Usaha. Pada sistem mitra
usaha para pekerja selain mendapat upah
tetap, mereka juga secara bersama-sama
melalui organisasi pekerjaannya
mendapatkan bonus dari perusahaan
dalam bentuk saham. Dengan keadaan
ini berarti pekerja merupakan mitra
usaha perusahaan. Contoh: Setiap pegawai
diberikan sejumlah saham perusahaan
yang akan diterima berdasar
prestasinya.
3) PasarFaktor Produksi Sumber Daya Modal
Modal dalam pengertian sehari-hari yaitu setiap
barang yang memberikan suatu pendapatan bagi
pemiliknya tanpa ia bekerja. Dalam Ilmu Ekonomi modal
yaitu tiap-tiap hasil (produk) yang dipakai untuk
menghasilkan produk selanjutnya. Dari pengertian
ini bahwa modal tidak selalu identik dengan uang,
akan tetapi segala sesuatu yang dapat dipakai untuk
menghasilkan barang.
Sumber daya modal dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
a) MenurutSifatnya
Modal Lancar, yaitu modal yang hanya dapat
dipakai satu kali dalam proses produksi seperti
bahan baku dan bahan mentah.
Modal Tetap, yaitu modal yang dapat dipakai
lebih dari satu kali dalam proses produksi, seperti
mesin-mesin atau peralatan.
b) MenurutFungsinya
ModalIndividu, yaitu modal yang dipakai oleh
individu sebagai sumber pendapatan sekalipun
pemiliknya tidak ikut dalam proses produksi,
seperti pemilik taxi.
Modal warga , yaitu modal yang dipakai oleh
warga dalam menghasilkan barang dan jasa,
seperti kendaraan umum.
c) MenurutBentuknya
ModalAbstrak, yaitu modal yang tidak berbentuk
fisik (tidak berwujud) tapi sangat menentukan
hasil produksi seperti keahlian seseorang.
Modal Konkrit, yaitu modal yang wujud fisiknya
dapat dilihat (berwujud) seperti mesin-mesin.
4) PasarFaktor Produksi Kewirausahaan
Selama ini masih sering terdengar bahwa
pengusaha dan wirausaha memiliki pengertian yang
sama, padahal berdasar sikap dan perilaku terhadap
kegiatan usaha pengertian pengusaha berbeda dengan
wirausaha. Sekarang Anda perhatikan perbedaan
ini . Pengusaha yaitu orang yang menjalankan
kegiatan usaha baik usaha jual-beli, maupun usaha
produksi yang tujuan utamanya yaitu mendapatkan
keuntungan dan menanggung resiko yang akan terjadi
dalam kegiatan usahanya. Contohnya seperti Pengusaha
Tahu dan Tempe. Wirausaha yaitu orang yang mampu
mencari dan memanfaatkan peluang usaha serta
mendapat sumber dana dan sumber daya yang
diperlukan untuk kegiatan usaha, dan berani
menanggung resiko yang akan terjadi dalam kegiatan
usahanya. Contoh: Manajer Perusahaan Sepatu.
Jadi dari dua pengertian ini di atas, jelas
bahwa kewirausahaan memiliki pengertian yang lebih
luas dibanding dengan pengertian pengusaha. Dengan
kata lain seorang pengusaha belum tentu merupakan
kewirausahawan, sedang seorang wirausahawan
sudah pasti merupakan pengusaha. Di dalam
pengelolaan perusahaan, kemampuan pengusaha sangat
menentukan, sehingga keberhasilan atau maju-
mundurnya kegiatan usaha sangat bergantung pada
kecakapan pengusaha. Pengusaha yang berhasil
meningkatkan kemajuan usaha tercermin dengan
semakin meningkat keuntungan perusahaan. Oleh
sebab itu laba perusahaan merupakan bentuk imbalan
yang harus diterima oleh seorang wirausahawan.
Selanjutnya kita akan membahas mengenai laba
pengusaha.
a) Laba Pengusaha
Dalam kegiatan perusahaan laba atau keuntungan
ditentukan dengan cara mengurangi hasil penjualan
yang diperoleh dengan berbagai biaya yang dikeluarkan.
Dalam selisih antara penjualan dengan biaya, tentu akan
terdapat tiga kemungkinan. Kemungkinan pertama,
yaitu penjualan lebih besar dari biaya, yang disebut
untung. Kedua penjualan lebih kecil dari biaya disebut
rugi dan ketiga penjualan sama dengan biaya disebut
seimbang (impas).
b) TeoriLaba Pengusaha
Mungkin Anda masih merasa belum jelas,
mengapa faktor kewirausahaan mendapat imbalan
berupa laba. Untuk memperjelas hal ini berikut ini
akan dikemukakan teori-teori yang berhubungan dengan
laba.
1) Teori Adam Smith dan David Ricardo
Keuntungan pengusaha yaitu keuntungan yang
diperoleh pengusaha sebab melekatkan modalnya
dalam perusahaan. Jadi keuntungan pengusaha itu
mereka anggap terdiri dari:
o Bunga modal dan
o Upah pengusaha.
2) Teori Keuntungan Pengusaha dari Jean Baptiste
Say
Menurut Say, tugas utama pengusaha yaitu
memimpin dan mengamati perusahaan. Untuk tugas
ini diterimanya upah pengusaha. Jadi menurut Say
bunga modal itu dipisahkan dan tidak dimasukkan ke
dalam keuntungan pengusaha. Dengan demikian,
imbalan bagi para pemilik modal disebut bunga, sedang
imbalan bagi para pengusaha termasuk di dalamnya
premi resiko disebut upah.
3) Teori Nilai Lebih menurut Karl Marx
Terciptanya laba pengusaha menurut Karl Marx
disebabkan sebab adanya pembayaran upah oleh
pengusaha kepada pekerja yang dilakukan lebih rendah
dibandingkan dengan prestasi yang diberikan oleh
pekerja ini kepada perusahaan. Selisih antara
tingkat upah dengan tingkat prestasi inilah yang lambat
laun secara kumulatif membentuk laba pengusaha.
Contoh: Misalkan tenaga kerja dengan nilai Rp.
5.000,00, hanya dibayar Rp. 4.000,00. Dan selisih
sebesar Rp. 1.000,00 merupakan laba pengusaha.
4) TeoriDinamis menurut J.B. Schumpeter
Seorang pengusaha harus lebih dinamis
mengembangkan kegiatan usahanya dan mampu
mengkombinasikan berbagai faktor produksi ke arah
tingkat efisiensi yang paling baik, yang cukup besar
pengaruhnya terhadap pembentukan upah dan laba
perusahaan.
6. Pasar Uang
a) PengertianPasar Uang
Sesuai dengan namanya, pasar uang yaitu
keseluruhan permintaan dan penawaran dana-dana atau
surat-surat berharga yang memiliki jangka waktu
satu tahun atau kurang dari satu tahundan dapat
disalurkan melalui lembaga-lembaga perbankan. Pasar
uang sering juga disebut pasar kredit jangka pendek.
Kebutuhan akan adanya pasar uang dilatar
belakangi adanya kebutuhan pengusaha untuk
mendapatkan sejumlah dana dalam jangka pendek atau
sifatnya harus segera dipenuhi. Dengan demikian pasar
uang memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Mempermudah warga memperoleh dana-
dana jangka pendek untuk membiayai modal
kerja atau keperluan jangka pendek lainnya.
2. Memberikan kesempatan warga
berpartisipasi dalam pembangunan dengan
membeli Sertifikat Bank negara kita (SBI) dan
Surat Berharga Pasar Uang (SBPU).
3. Menunjang program pemerataan pendapatan
bagi warga .
Pada pasar uang yang dijadikan komoditi untuk
diperdagangkan yaitu uang itu sendiri dengan
berwujud surat-surat berharga, dan ada juga uang itu
sendiri seperti jual-beli pada pasar valuta asing.
b) Macam-macam transaksi yang terdapat di Pasar
Uang
1. Pasar Uang antar Bank, yaitu transaksi untuk
menyerahkan sejumlah kelebihan dana dari suatu
Bank kepada Bank yang lain, di mana Bank yang
menerima dana sedang kalah kliring. Kalah kliring
artinya sebuah Bank yang kekurangan dana
untuk membayar kepada nasabahnya.
2. Sertifikat Bank negara kita (SBI).SBI yaitu
sejenis surat berharga yang dikeluarkan oleh
Bank negara kita selakuBank Sentral dan ditujukan
untuk dibeli oleh Bank Umum dengan nilai
nominalyang sangat besar.Tujuan bank negara kita
mengeluarkan SBI untuk mengurangi peredaran
uang didalam warga .
3. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU).SBPU
yaitu surat berharga yang dikeluarkan oleh
Bank Umum dan dibeli olehBank negara kita
dengan nilai nominal yang cukup besar.Tujuannya
untuk meningkatkan likuiditas Bank Umum dan
menekanlaju inflasi. Likuiditas yaitu
kemampuan Bank untuk memenuhi kewajiban
jangkapendek.
4. Pasar Valuta Asing.Pasar Valuta Asing yaitu
tempat seseorang dapat membeli atau menjual
sejenismata uang asing atau menukar dengan
mata uang rupiah. Pasar Valuta Asingsering
disebut Bursa Valuta Asing.Lembaga yang
mengkhususkan kegiatannya dalam pertukaran
uang asingdisebut Money Changer.
c) Peserta Pasar Uang
Lembaga-lembaga yang ikut dalam pasar uang
yaitu :
Bank-bank
Perusahaan-perusahan Umum
Perusahaan Asuransi
Yayasan
Lembaga Keuangan lainnya: Koperasi dan
Rumah Gadai.
7. PasarModal
Kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan,
setiap saat cenderung menunjukkan jumlah yang
semakin bertambah. Terjadinya pertambahan
permintaan permodalan ini ditunjukkan dengan semakin
meningkat kebutuhan untuk aktivitas produksi. Oleh
sebab itu untuk memudahkan warga dan para
produsen untuk mendapatkan permodalan maka
pemerintah bersama-sama lembaga-lembaga ekonomi
menyelenggarakan kegiatan pasar modal.
a) Pengertian Pasar Modal
Pasar modalyaitu tempat dipertemukannya
aktivitas permintaan terhadap modal yang datang dari
pihak debitur (peminjam) dan aktivitas penawaran modal
yang datang dari pihak kreditur (yang meminjamkan)
dalam hal transaksi kredit yang dilakukan oleh kedua
belah pihak ini umumnya berjangka panjang. Pasar
Modal dalam kehidupan sehari-hari dikenal dengan
istilah Bursa Efek. Bursa Efek mencerminkan suatu
tempat yang memperdagangkan efek yang meliputi
saham, obligasi atau bukti lainnya. Berikut ini
pengertian beberapa efek yang terdapat di Pasar Modal.
1. Saham, yaitu tanda bukti penyertaan modal
atau bukti pemilikan atas suatu perseroan
terbatas. Pemilik saham akan menerima
deviden yaitu bagian keuntungan usaha yang
dibagikan kepada pemilik saham.
2. Obligasi, yaitu tanda utang yang
dikeluarkan perusahaan atau pemerintah
kepada warga . Pemilik obligasi akan
mendapatkan pembayaran bunga.
3. Sertifikat PT. Danareksa ialah surat
berharga pengganti dari suatu surat berharga
atau sekumpulan surat berharga lain. Untuk
kepentingan aktivitas Pasar Modal di
negara kita , pada tanggal 23 Januari 1972
Pemerintah membentuk BAPEPAM (Badan
Pelaksana dan Pengawas Pasar Modal). Selain
itu, berdasar Keppres, pada tahun 1977
didirikan Bursa Efek negara kita yang pada
tahun 1983 namanya diganti menjadi Bursa
Efek Jakarta (BEJ) bersamaan dengan
beridirnya Bursa Efek Surabaya (BES).
b) ManfaatPasar Modal bagi warga
1. Dengan adanya penambahan modal
memungkinkan dua usaha dapat lebih
meningkatkan kegiatan usahanya.
2. Dengan adanya penyaluran modal kepada pihak
lain memungkinkan para pemilik modal
mendapatkan keuntungan dari modal yang
dipinjamkan.
3. Penambahan modal mendorong peningkatan
produksi dan memperluas lapangan kerja.
4. Meningkatkan penyediaan kebutuhan warga
akan barang dan jasa.
5. Dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
c) FungsiBursa Efek
Beberapa fungsi pasar modal di negara kita
meliputi:
1. Sebagai sarana badan usaha untuk
mendapatkan tambahan modal.
2. Sebagai sarana pemerataan pendapatan.
3. Memperbesar produksi dengan modal yang
didapat sehingga produktivitas meningkat.
4. Menampung tenaga kerja.
5. Memperbesar pemasukan pajak bagi
pemerintah.
8. PasarTenaga Kerja
Permasalahan ketenagakerjaan di suatu negara
merupakan masalah yang cukup rumit, sehingga
diperlukan pengelolaan yang baik. Melalui pasar tenaga
kerja dilakukan pemecahan permasalahan ini .
Pasar tenaga kerja memiliki pengertian suatu wadah
atau lembaga yang diorganisasikan pemerintah secara
teratur untuk mempertemukan permintaan dan
penawaran tenaga kerja.
Pasar tenaga kerja atau bursa tenaga kerja
memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Memberikan kemudahan pencari kerja untuk
memperoleh pekerjaan dengan cara yang tertib
dan aman.
2. Memberi kemudahan kepada pemberi kerja
untuk mendapatkan tenaga yang sesuai
dengan syarat yang dibutuhkan.
3. Mempermudah pemerintah memperoleh data-
data yang lengkap mengenai ketenagakerjaan.
4. Perluasan lapangan kerja.
5. Dapat memperhatikan harkat dan martabat
bangsa dan Negara.
6. Pemasukan devisa.
9.PasarKomoditi
Bursa Komoditi yaitu tempat dipertemukannya
aktivitas permintaan dan aktivitas penawaran barang,
dalam hal ini barang-barang yang akan diperjual-belikan
di bursa. Pada saat terjadinya transaksi, tidak
diperlihatkan jumlahnya secara keseluruhan. Namun
para penjual menjamin sepenuhnya para pembeli akan
menerima barang sesuai dengan contoh yang
diperlihatkan di bursa pada saat dilaksanakannya
transaksi baik mengenai jumlahnya, kualitasnya dan
bahkan waktu penyerahannya.
Adapun mengenai barang-barang yang dapat
diperjual-belikan di bursa komoditi cukup beraneka
ragam, bisa berupa barang hasil pertanian, industri dan
kerajinan serta barang hasil pertambangan.
a) Bursa Komoditi negara kita (BKI)
Dalam rangka merangsang produktivitas komoditi
dan meningkatkan kegiatan ekspor non migas,
pemerintah menganggap perlu adanya berbagai fasilitas
penunjang yang dapat menjembatani kepentingan
produksi dan kepentingan ekspor. Untuk itulah pada
tahun 1986 sebagai salah satu realisasi dari rencana
pemerintah ini , pemerintah mendirikan Bursa
Komoditi negara kita dengan tujuan untuk meningkatkan
ekspor non migas. Secara teknis Bursa Komoditi
negara kita berada di bawah pengawasan Departemen
Perdagangan, sedang untuk masalah keuangan
berada di bawah naungan Departemen Keuangan.
b) PerdaganganFisik dan Perdagangan
Berjangka
1. Perdagangan Fisik yaitu transaksi jual-beli
yang dilakukan oleh penjual dan pembeli, di mana
sesudah penjual dan pembeli mencapai suatu
kesepakatan, penjual akan menyerahkan secara
fisik kepada pembeli.
2. Perdagangan Berjangka yaitu suatu transaksi
perdagangan yang telah disepakati pembeli dan
penjual dan penyerahan barang yang diperjual-
belikan disepakati pada waktu yang telah
ditentukan. Selain itu dalam kesepakatan ini
dinyatakan bahwa pembeli akan membayar di
muka harga pembeliannya berdasar harga
prakiraan dan menunggu penyerahan barang
sampai saat jatuh tempo. Kegiatan pembelian
ini dalam dunia usaha selanjutnya dikenal
dengan nama pembelian kontrak.
Latihan Soal
1.Jelaskan perbedaan antara pasar uang dan pasar
modal!
2.Sebutkan tujuan pasar uang dan pasar modal!
3.Jelaskan pengertian dari:
a. Prices taker
b. Prices setter
c. Differentiated Product
d. Prices leader
4.Sebutkan ciri-ciri yang terdapat pada:
a. Pasar Oligopoli
b. Pasar Monopolistik
5.Sebutkan dan jelaskan campur tangan pemerintah
dalam pengendalian harga!
B.Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan
1. Permintaan
a) Pengertian Permintaan
Permintaan yaitu sejumlah barang dan jasa yang
diinginkan untuk dibeli atau dimiliki pada berbagai
tingkat harga yang berlaku di pasar dan waktu tertentu.
Permintaan dapat dibagi menjadi 2 (dua) macam:
1. Permintaan absolut (absolut demand).
Permintaan absolut yaitu seluruh permintaan
terhadap barang dan jasa baikyang bertenaga
beli/berkemampuan membeli, maupun yang
tidak bertenaga beli.
2. Permintaan efektif (effective demand).
Permintaan efektif yaitu permintaan terhadap
barang dan jasa yang disertaikemampuan
membeli.
b) HukumPermintaan
Hukum permintaan tidak berlaku mutlak, tetapi
bersifat tidak mutlak dan dalam keadaan cateris paribus
(faktor-faktor lain dianggap tetap). Hukum permintaan
―bila harga mengalami penurunan, maka jumlah
permintaan akan naik/bertambah, dan sebaliknya
bila harga mengalami kenaikan, maka jumlah
permintaan akan turun/berkurang‖. Hukum permintaan
berbanding terbalik (memiliki hubungan negatif)
dengan harga.
c) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Manusia yaitu makhluk sosial yang dinamis,
sehingga terjadi perubahan-perubahan yang dapat
mempengaruhi kebutuhan hidupnya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan yaitu :
1.Harga barang itu sendiri. Naik atau turunnya
harga barang/jasa akan mempengaruhi
banyak/sedikitnyaterhadap jumlah barang
yang diminta.
2.Pendapatan warga . Pendapatan
warga mencerminkan daya beli
warga . Tinggi/rendahnyapendapatan
warga akan mempengaruhi kualitas
maupun kuantitaspermintaan.
3.Intensitas kebutuhan. Mendesak/tidaknya
atau penting tidaknya kebutuhan seseorang
terhadap barang/jasa, mempengaruhi jumlah
permintaan.Kebutuhan primer, lebih penting
dibanding kebutuhan sekunder.
Kebutuhansekunder lebih penting dibanding
tertier, sehingga pengaruhnya terhadap
jumlahpermintaan berbeda.
4.Distribusi Pendapatan. Makin merata
pendapatan, maka jumlah permintaan semakin
meningkat,sebaliknya pendapatan yang hanya
diterima/dinikmati oleh kelompok
tertentu,maka secara keseluruhan jumlah
permintaan akan turun.
5.Pertambahan penduduk. Jumlah penduduk
akan mempengaruhi jumlah permintaan.
Makin banyakpenduduk, maka jumlah
permintaan akan meningkat.
6.Selera (Taste). Perkembangan mode,
pendidikan, lingkungan akan mempengaruhi
selerawarga , yang akan memiliki
pengaruh terhadap jumlah permintaan.
7.Barang pengganti (substitusi). Adanya barang
pengganti akan berpengaruh terhadap jumlah
permintaan. Padasaat harga barang naik, jika
ada barang pengganti maka jumlah
permintaanakan dipengaruhinya.
d) KurvaPermintaan
Kurva ini menggambarkan hubungan fungsional
antara harga dan jumlah barang yang diminta. Kurva ini
menurun dari kiri atas ke kanan bawah yang berarti
bahwa makin rendah harga (P), makin banyak jumlah
yang diminta (Q). Mengapa demikian, sebab :
1.Orang yang mula-mula tak mampu membeli,
dengan harga turun maka menjadi mampu
membeli atau dari pembeli potensiil menjadi
pembeli riil.
2.Orang yang tadinya membeli barang lain sebab
tingkat kemampuannya, sekarang menjadi
membeli sebab mampu.
berdasar penjelasan di atas dapat dibuat
kurva yang menunjukkan jumlah barang yang akan
dibeli pada berbagai tingkat harga sebagai berikut:
Gambar 2. Kurva Permintaan
e) PergeseranKurva Permintaan
Kurva permintaan digambarkan dengan anggapan
cateris paribus. Jika faktor-faktor lain berubah, maka
kurva permintaan juga akan mengalami
perubahan/pergeseran. Kurva permintaan dapat
berubah sebab :
1)Perubahan Harga
Perubahan harga mengakibatkan perubahan
permintaan, yaitu:
1. Jika harga naik, maka jumlah permintaan
akan berkurang. Kurva akan bergeser ke kiri.
2. Jika harga turun, maka jumlah permintaan
akan naik. Kurva akan bergeser ke kanan.
Contoh:
Pergeseran kurva permintaan akibat dari
perubahan harga.
Gambar 3. Pergeseran Kurva Permintaan Akibat
Perubahan Harga
Pada saat harga Rp.30,00 jumlah permintaan 50
unit. Harga naik menjadi Rp.40,00 jumlah permintaan
turun menjadi 30 unit. Pada saat harga turun menjadi
Rp.20,00, maka permintaan meningkat menjadi 70 unit.
2)PerubahanPendapatan warga
Pendapatan warga akan mengakibatkan
perubahan permintaan, yaitu :
1. Jika pendapatan warga naik, maka
jumlah permintaan akan bertambah dan kurva
permintaan akan bergeser ke kanan.
2. Jika pendapatan warga turun, maka
jumlah permintaan akan berkurang, dan kurva
permintaan akan bergeser ke kiri.
Contoh :
Pergeseran kurva permintaan akibat dari
perubahan pendapatan warga .
Gambar 4. Pergeseran Kurva Permintaan Akibat
Perubahan Pendapatan
Pendapatan warga mula-mula Rp.30,00
jumlah yang diminta 40 unit. Pendapatan meningkat
Rp.40,00 jumlah permintaan naik menjadi 50 unit.
Pendapatan turun menjadi Rp.20,00 jumlah permintaan
menjadi 30 unit.
2. Penawaran
a)Pengertian
Penawaran yaitu sejumlah barang dan jasa yang
disediakan untuk dijual pada berbagai tingkat harga
pada waktu dan tempat tertentu.
b)HukumPenawaran
bila harga naik, maka jumlah barang/jasa
yang ditawarkan meningkat/bertambah. Jika harga
barang/jasa turun, maka jumlah barang/jasa yang
ditawarkan berkurang/ turun. Hukum penawaran
berbanding lurus dengan harga barang. Hukum ini juga
tidak berlaku mutlak (cateris paribus).
c)Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah yang
Ditawarkan
Seperti permintaan, penawaran juga dipengaruhi
oleh faktor lain, yaitu:
1.Biaya produksi (input). Tinggi/rendahnya
biaya produksi akan mempengaruhi harga jual
yang padaakhirnya akan mempengaruhi
jumlah yang ditawarkan.
2.Teknologi. Maju/mundurnya atau canggih
tidaknya teknologi akan mempengaruhi
jumlahpenawaran. Makin canggih teknologi,
produktifitas semakin besar, harga
menjadimurah, jumlah yang ditawarkan
meningkat dan sebaliknya.
3.Harapan keuntungan. Tingkat keuntungan
produsen, besar kecilnya laba akan
menentukan harga jual.Keuntungan yang
besar akan diperoleh jika harga barang murah,
sehingga jumlahpenawaran meningkat, yang
pada akhirnya akan meningkatkan
keuntungan.
4.Kebutuhan akan uang tunai. Mendesak atau
tidaknya kebutuhan uang tunai bagi
perusahaan akanberpengaruh kepada harga
jual yang akhirnya berpengaruh pada
jumlahpenawaran barang/jasa.
5.Harapan harga masa yang akan datang.
Bagi produsen yang mampu menahan barang
untuk dijual pada saat hargadianggap lebih
menguntungkan, produsen akan menahan
barang, sehinggamempengaruhi jumlah
penawaran.
d) Kurva Penawaran
Kurva penawaran yaitu garis yang
menghubungkan titik-titik pada tingkat harga dengan
jumlah barang/jasa yang ditawarkan. Kurva penawaran
bergerak dari kiri bawah ke kanan atas yang
menunjukkan bahwa jika harga barang tinggi, para
penjual/produsen akan menjual dalam jumlah yang
lebih banyak. Agar lebih jelas, ikuti contoh berikut
dengan seksama.
Tabel 2. Skedul Penawaran
Gambar 5. Kurva Penawaran
e) Pergeseran Kurva Penawaran
Kurva penawaran akan mengalami pergeseran,
tergantung pada faktor yang mempengaruhinya. Jika
harga barang naik, maka jumlah penawaran akan
bertambah, sehingga kurva bergeser ke kanan. Jika
harga barang turun, maka jumlah penawaran akan
berkurang, kurva bergeser ke kiri.
Contoh:
Pergeseran kurva penawaran akibat perubahan
harga barang.
Gambar 6. Pergeseran Kurva Penawaran Akibat
Perubahan harga
Pada saat harga Rp.30,00 jumlah unit yang
ditawarkan sejumlah 40 unit. Pada saat harga naik
menjadi Rp.40,00 jumlah barang yang ditawarkan
meningkat menjadi 60 unit, kurve bergeser ke kanan.
Pada saat harga turun menjadi Rp.20,00 maka jumlah
yang ditawarkan berkurang menjadi 25 unit, kurva
penawaran bergeser ke kiri.
3. Harga Keseimbangan (Equilibrium)
a) Pengertian Harga Keseimbangan
Harga keseimbangan atau harga pasar (equilibrium
price) yaitu tinggi rendahnya tingkat harga yang terjadi
atas kesepakatan antara produsen/penawaran dengan
konsumen atau permintaan. Pada harga keseimbangan
produsen/penawaran bersedia melepas barang/jasa,
sedang permintaan/konsumen bersedia membayar
harganya. Dalam kurva harga keseimbangan terjadi titik
temu antara kurva permintaan dan kurva penawaran,
yang disebut Equilibrium Price.
b) Proses Terbentuknya Harga Pasar
Terbentuknya harga pasar dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan
penawaran. Masing-masing faktor dapat memicu
bergesernya jumlah permintaan dan jumlah penawaran.
Dengan bergesernya permintaan dan penawaran akan
mengakibatkan bergesernya tingkat harga
keseimbangan.
Perhatikan tabel berikut dan amati perubahannya.
Tabel 3. Skedul Permintaan dan Penawaran
Pada saat harga Rp. 400,00 terjadi equilibrium
price dengan jumlah yang ditawarkan (S) sama dengan
jumlah yang diminta (D), yaitu sebesar 5.000 unit.
Penjual menawarkan dengan harga Rp. 600,00 dengan
jumlah barang yang terjual/ditawarkan 7.000 unit.
sedang pembeli menawar dengan harga Rp.200,00
dan jumlah barang yang diminta 7.000 unit. sebab
tidak terjadi kesepakatan, maka penjual berusaha
menurunkan harga dan pembeli berusaha menaikkan
penawaran, demikian seterusnya sampai akhirnya
bertemu pada harga Rp.400,00 dengan jumlah barang
yang ditawarkan sama dengan jumlah yang diminta,
sebesar 5.000 unit.
c) Pergeseran Titik Keseimbangan
Titik keseimbangan (Equilibrium Price) akan
mengalami pergeseran akibat dari naik turunnya akibat
perubahan penawaran/permintaan.
1. Pergeseran titik keseimbangan yang
disebabkan bertambahnya jumlah permintaan.
Jika jumlah permintaan bertambah sedang
jumlah penawaran tetap, maka
adakecenderungan harga akan naik.
2. Pergeseran titik keseimbangan yang
disebabkan berkurangnya jumlah
permintaan.Jika jumlah permintaan berkurang
sedang jumlah penawaran tetap, maka
hargaakan turun.
3. Pergeseran titik keseimbangan yang
disebabkan bertambahnya jumlah penawaran.
Jika jumlah penawaran bertambah sedang
jumlah permintaan tetap, maka harga akan
turun.
4. Pergeseran titik keseimbangan yang
disebabkan berkurangnya jumlah penawaran.
Jika jumlah penawaran berkurang, sedang
jumlah permintaan tetap, maka harga akan
naik.
4. Elastisitas Harga
a) Elastisitas Permintaan
1) Pengertian
Elastisitas permintaan yaitu tingkat perubahan
permintaan terhadap barang/jasa, yang diakibatkan
adanya perubahan harga barang/jasa ini . Untuk
mengukur besar/kecilnya tingkat perubahan ini ,
diukur dengan angka-angka yang disebut koefisien
elastisitas permintaan yang dilambangkan dengan huruf
ED (elasticity Demand).
2) Macam-macam Elastisitas Permintaan
Untuk membedakan elastisitas permintaan
dipakai ukuran berdasar besar/kecilnya tingkat
koefisien elastisitasnya. Macam-macam elastisitas
permintaan.
1. In Elastis Sempurna
(E = 0)
Permintaan in
elastis sempurna terjadi
bilamana perubahan
harga yang terjadi tidak
ada pengaruhnya
terhadap jumlah
permintaan. E = 0,
artinya bahwa perubahan sama sekali tidak ada
pengaruhnya terhadap jumlah permintaan.Perhatikan
kurva di bawah ini!
Pada kurva in elastisitas sempurna, kurvanya akan
sejajar dengan sumbu Y atau P.
2. In Elastis (E < 1)
Permintan in elastis terjadi jika
perubahan harga kurang berpengaruh
pada perubahan permintaan. E < 1,
artinya perubahan harga hanya diikuti
perubahan jumlah yang diminta dalam
jumlah yang relatif lebih kecil.
3. Elastis Uniter (E = 1)
Permintaan elastis uniter terjadi
jika perubahan permintaan sebanding
dengan perubahan harga. E = 1, artinya
perubahan harga diikuti oleh
perubahan jumlah permintaan yang
sama.
4. Elastis (E > 1)
Permintaan elastis terjadi jika
perubahan permintaan lebih besar dari
perubahan harga. E > 1, artinya
perubahan harga diikuti jumlah
permintaan dalam jumlah yang lebih
besar.
5. Elastis Sempurna ( E = ~ )
Permintaan elastis sempurna
terjadi jika perubahan permintaan
tidak berpengaruh sama sekali
terhadap perubahan harga. Kurvanya
akan sejajar dengan sumbu Q atau X.
E = ~ , artinya bahwa perubahan harga
tidak diakibatkan oleh naik-turunn ya
jumlah permintaan.
3) PerhitunganKoefisien Elastisitas
Permintaan
Hasil perhitungan koefisien elastisitas permintaan
selalu negatif, sebab berbanding terbalik antara harga
barang dengan jumlah permintaan. Beberapa cara untuk
menghitung koefisien elastisitas permintaan:
1. Membandingkan antara % perubahan jumlah
permintaan dengan % perubahan harga.
b) Elastisitas Penawaran
1) Pengertian
Elastisitas penawaran yaitu tingkat perubahan
penawaran atas barang dan jasa yang diakibatkan
sebab adanya perubahan harga barang dan jasa
ini . Untuk mengukur besar/kecilnya tingkat
perubahan ini diukur dengan angka-angka yang
disebut koefisien elastisitas penawaran dengan lambang
ES (Elasticity Supply).
2) Macam-macam Elastisitas Penawaran
Seperti dalam permintaan, elastisitas penawaran
dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu:
1. In Elastis Sempurna
(E = 0)
Penawaran in elastis
sempurna terjadi bilamana
perubahan harga yang terjadi tidak
ada pengaruhnya terhadap jumlah
penawaran. Kurvanya sejajar dengan
sumbu Y atau P.
2. In Elastis (E < 1)
Penawaran in elastis terjadi
jika perubahan harga kurang
berpengaruh pada perubahan penawaran.
3. Elastis Uniter (E = 1)
Penawaran elastis
uniter terjadi jika perubahan
harga sebanding dengan
perubahan jumlah penawaran.
4. Elastis (E > 1)
Penawaran elastis terjadi
jika perubahan harga diikuti
dengan jumlah penawaran yang
lebih besar.
5. Elastis
Sempurna (E = ~)
Penawaran elastis
sempurna terjadi jika
perubahan penawaran tidak
dipengaruhi sama sekali oleh
perubahan harga, sehingga
kurva penawaran akan sejajar
dengan sumbu Q atau X.
c) PerhitunganKoefisien
Elastisitas Penawaran
Perhitungan koefisien elastisitas penawaran sama
prinsipnya dengan koefisien elastisitas permintaan. Hasil
perhitungan koefisien elastisitas penawaran selalu
positif, sebab berbanding lurus antara jumlah
penawaran dengan harga barang. Rumus perhitungan
koefisien penawaran:
Kasus
Sejak awal tahun 1960-an, harga komputer terus
mengalami penurunan. Kemajuan teknologi membuat
produsen lebih efisien dan mampu memproduksi lebih
banyak komputer dengan harga yang lebih murah.
Ironisnya, di bawah tekanan menurunnya harga
komputer, berbagai perusahaan komputer malah
berkembang lebih pesat bahkan dapat menyerap lebih
banyak tenaga kerja bila dibandingkan dengan yang
sebelumnya. Situasi yang berlawanan ini muncul sebab
permintaan terhadap komputer bersifat elastis, dan
penurunan harga komputer malah dapat meningkatkan
pendapatan perusahaan.
UANG DAN BANK
Dalam sejarah yang namanya mata uang telah
mengalami berbagai bentuk. Sebelum ada uang
pertukaran antar manusia yang saling membutuhkan
dan sesudah ada pembagian kerja itu dilangsungkan
dengan barang dan barang atau barter. Orang yang
memiliki makanan dan membutuhkan pakaian
saling tukar menukar barang-barang yang mereka
miliki masing-masing. Tentu saja lama kelamaan
dirasakan kesulitannya sehingga pada suatu saat
diketemukan alat atau tarang yang diterima bersama
sehingga hampir mendekati fungsi uang sekarang.
Demikianlah dalam sejarah kita kenal ternak,
tembakau, kulit, bulu, minyak, alkohol, besi tembaga,
emas, perak, intan berlian, mutiara, kerang dan lain-
lain dijadikan alat penukar. Dalam musium kita lihat
logam-logam itu dibentuk seperti harimau, kerbau,
kambing dan binatang lain dengan berat dan ukuran
yang berbeda-beda melambangkan nilai yang berbeda
pula. Sampai sekarang logam masih tetap dipergunakan
sebagai uang dengan bentuk bulat atau persegi.
Masing-masing benda itu memiliki kebaikan dan
keburukanya sendiri-sendiri bila diperlakukan
sebagai alat tukar (medium of exchange). Barang-barang
yang besar dan hidup tentu tidak dapat dibagi-bagikan
untuk mencerminkan nilai yang lebih kecil. Lalu belum
tentu semua barang-barang itu dapat disimpan lama
tanpa mengurangi nilai. Selanjutnya susah dibawa-
bawa sebab tidak dapat diringkaskan atau dilipat. Tapi
sebaliknya nilainya akan segera dikenal dengan mudah.
Terutama emas dan perak pernah memegang peranan
yang lama sebagai alat pembayaran dan pelunasan
utang baik dalam negeri maupun internasional
sedemikian rupa sehingga banyak ahli yang ingin
kernbali ke zaman keemasan emas dan perak. Salah
satu keunggulan emas yaitu nilai nominalya (nilai
yang tertulis pada uang itu) sama dengan nilai
intrinsiknya (nilai bahan yang dijadikan uang).
sesudah pemerintah negara-negara di dunia
makin bertambah kuat dan mampu secara hukum
memaksakan sesuatu benda untuk dijadikan alat
tukar, maka berkembanglah uang kertas. Nilai nominal
uang kertas yaitu lebih tinggi daripada nilai
intrinsiknya. Sampai sekarang uang kertas ini masih
berlaku. Namun makin lama makin terasa juga bahwa
uang kertas inipun memiliki kekurangannya juga.
Dengan inflasi barang yang murah saja memerlukan
sejumlah uang yang banyak. Untuk membeli barang
yang mahal seseorang harus membawa kopor wadah
uang. Belum lagi kalau tercuri uangnya ini, habislah
riwayatnya uang yang satu kopor itu. Untuk mengatasi
masalah itu berkembanglah apa yang dinamakan uangj
giral. Uang giral dapat berasal dari simpanan giro di
bank atau lembaga keuangan lain, Bila penyimpannya
ingin bayar membayar, ia dapat memakai sehelai
cek yang di atasnya ditulis sejumlah pembayaran yang
tepat. Jadi dengan cek ini sebenarnya hanya
memindahkan angka-angka saja. Tentu saja
pembayaran ini harus didukung oleh simpanan giro
yang lebih besar atau sekurang-kurangnya sama
dengan yang dibayarkan. Kalau tidak, namanya yaitu
cek kosong. Dengan memakai cek ini bayar
membayar dapat lebih mudah dijalankan, tidak takut
hilang atau dicuri, dan tidak perlu membawa-bawa
uang dalam jumlah yang besar. Di negara-negara yang
sudah maju pegawai menerima gajinya dalam bentuk
cek di kotak suratnya, yang lalu dapat dia simpan di
bank, atau langsung dikirimkan oleh bendaharawan ke
rekening pegawai itu, sehingga tidak perlu lagi antri
atau berduyun-duyun ambil gaji. Sesudah punya
simpanan di bank pegawai itu dapat membayar
belanjanya, air dan listrik, membayar pakaian dan
keperluan lain-lain dengan memakai cek. Jadi
orang hampir tidak memakai uang tunai lagi
kecuali untuk keperluan-keperluan kecil. Di negara kita
pemakaian cek sudah mulai meluas. Sayang sering
diganggu oleh penarikan cek kosong.
Pada masa yang akan datang mungkin uang
tunai ini tidak akan diperlukan lagi sehingga akan
lenyap dari peredaran. Bahkan pemakaian cek juga
akan jadi usang. Pada abad komputer dan pekerjaan
serba dimekanisasi seseorang cukup membawa credit
card, yaitu sebuah kartu identifikasi yang dapat dipakai
untuk membayar. Penerimaan dari gaji dan keuntungan
dan pengeluaran akan dikerjakan oleh suatu lembaga
clearing, segalanya dibereskan dengan komputer. Mogok
komputer ini kacaulah segala proses penerimaan dan
pengeluaran. Di negara kita credit card ini sudah juga
dipakai dengan amat terbatas.
pemakaian cek dan credit card ini memerlukan
persyaratan yang mungkin belum dapat dipenuhi oleh
negara-negara berkembang. Kejujuran yaitu syarat
mutlak. Kalau masih banyak terjadi penarikan cek
kosong orang tidak akan mau lagi menerima cek,
sehingga kembali pembayaran itu dengan uang tunai
bagaimanapun banyaknya.Dari sejarah pengalaman
pemakaian uang kita dapat menarik definisinya
sebagai berikut; Uang yaitu suatu alat tukar dan alat
penyebut yang sama untuk menyatakan harga dan
utang.
Di negara kita uang terdiri atas uang logam,
uang kertas, dan uang giral. Pada saat ini uang logam
yang beredar terdiri dari 50, 100, 200, 500 dan 1.000
rupiahan. Dahulu beredar juga satu rupiahan, tapi
dengan makin tingginya harga-harga pecahan ini
tidak terpakai lagi. Demikian juga pecahan 50
rupiahan pada waktunya nanti akan lenyap juga, tak
akan ada lagi barang-barang yang seharga 50
rupiahan. Uang kertas yang beredar terdiri dari
1.000, 2.000, 5.000, 10.000, 20.000, 50.000, 100.000
rupiahan. Mungkin yang 5.000 rupiahan akan diganti
dengan logam, sebab dengan kertas akan cepat
rusak. Uang giral berasal dari simpanan giro atau
kredit yang dapat sewaktu-waktu dipakai untuk
membayar atau melunasi utang; atau ditukarkan
dengan uang tunai. Ketiganya merupakan jumlah
uang yang beredar atau supply uang di luar bank.
B. Fungsi Uang
Ada tiga fungsi utama:
a)Sebagai Alat Tukar (Medium of Exchange)
Kalau seseorang membutuhkan barang, atau
jasa sedang ia sendiri memiliki tenaga atau otak,
maka tenaganya ini tidak langsung ditukarkan dengan
barang yang ia perlukan, melainkan ditukarkan dulu
dengan sesuatu yang kemudian baru ditukarkan lagi
dengan barang atau jasa yang diinginkannya. Jadi
seseorang yang bekerja dibayar dengan uang, yang
dengan uang ini ia dapat memperoleh apa saja yang ia
inginkan sepanjang jumlah uangnya masih cukup.
Demikian pula seorang pedagang yang memiliki
barang dagangan tidak langsung menukarkannya
dengan barang lain melainkan dengan uang dulu.
Memang ada di desa-desa yang jauh seperti di
Kalimantan yang pedagangnya menukar barang
dengan barang, misalnya menyerahkan alat-alat
dapur yang ditukar dengan karet keringatau lada atau
cengkeh. Tapi semua itu dihitung dulu dengan uang,
dihargakan dulu sehingga jelas untung ruginya.
Nampaknya proses yang tidak langsung atau
lewat uang ini lebih berbelit-belit dan lebih sukar
tinimbang yang langsung barang dengan barang.
Sebenarnya dan nyatanya tidak demikian. Bayangkan
andaikata harus langsung barter; seorang guru besar
yang saban minggu memberi kuliah, kemudian pada
akhir bulan dibayar dengan 3 ekor kambing, 8 ekor
ayam, 1 tandan pisang, dan beberapa butir kelapa.
Atau seorang penjahit yang kelaparan harus mencari
dulu seorang petani padi yang kebetulan telanjang
dan ingin punya pakaian agar penjahit itu dapat
makan. Jadi dengan barter setiap orang harus
mencari dulu orang lain yang kebetulan memiliki
barang yang diperlukan dan kebetulan menginginkan
barang lain yang kebetulan dimiliki orang lain.
b)Sebagai Satuan Hitung (Unit of Account)
Inilah fungsi yang dipakai dalam perhitungan
Pendapatan Nasional. Kita tidak dapat
menjumlahkan berjuta-juta jenis barang tanpa
penyebut yang sama. Dengan fungsi satuan hitung
ini kita menyatakan harga, harga inilah yang dipakai
sebagai penyebut yang sama. Dengan uang ini pula kita
menyatakan harga barang-barang dan jasa-jasa yang
dipertukarkan.
c)Sebagai Suatu Cara untuk Menyimpan Kekayaan
(Store of Value)
Kita dapat menyimpan kekayaan dalam bentuk
barang, tapi akan terkena rusak dan memerlukan
ruangan yang banyak. Dengan menyimpan kekayaan
dalam bentuk uang, tidak akan rusak untuk waktu
yang lama dan tidak memerlukan ruang, di samping
menghasilkan bunga. Tapi dalam keadaan inflasi uang
yang disimpan akan berkurang nilainya yang mungkin
tidak dapat dikompensasi dengan bunga, sehingga
orang-orang akan lebih suka menyimpan dalam bentuk
emas, atau tanah, atau rumah.
C. Perputaran Uang
Uang dapat dipakai berkali-kali. Seseorang yang
menerima pembayaran dengan uang akan dapat
memakai nya untuk maksud yang lain pada
kesempatan yang lain. Demikian uang yang sama
berpindah dari satu tangan ke tangan lain. Banyaknya
pergantian tangan rata-rata sejumlah uang tertentu
inilah yang memberi gagasan laju kecepatan
perputaran atau pergantian tangan (turn-over) yang
ikut menentukan tingkat harga dibandingkan dengan
jumlah barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia.
Kalau barang-barang dan jasa yang dihasilkan dalam
satu tahun dihitung dalam bentuk PNB (GNP) dan
jumlah uang yang beredar pada suatu titik waktu
tertentu sekian milyar rupiah, maka kecepatan
perputaran atau pergantian, atau perpindah tanganan
uang, V, yaitu GNP dibagi jumlah uang. GNP dengan
harga yang berlaku tahun 1977 yaitu Rp 18.420
milyard, jumlah uang yang beredar pada bulan
Desember 1977 yaitu Rp 2.006 milyard, maka V
yaitu lebih dari 9, berarti rata-rata uang itu telah
berpindah tangan 9 kali.
Jadi kecepatan perpindah tanganan uang, V,
yaitu banyaknya perpindah tanganan uang selama
setahun untuk menutup transaksi pendapatan (GNP).
Kalau sejumlah uang itu lambat berpindah tangan,
sehingga laju pembelanjaan pendapatan itu per tahun
rendah, maka V akan kendor juga. Sebaliknya bila
orang-orang itu hanya sedikit saja memegang uang
dibandingkan dengan aliran GNP, maka V akan tinggi.
Dengan cara lain di mana M yaitu jumlah uang yang
beredar (supply uang), p yaitu harga, t yaitu
barang atau jasa, PT yaitu penjumlahan dari
perkalian semua barang dengan harganya masing-
masing. PT ini akan bermanfaat sekali untuk
memahami teori kuantitas uang (quantity theory of
money).
D. Uang Beredar dan Likuiditas Perekonomian
Seperti juga barang-barang lain nampaknya
uang ini juga memiliki penawaran dan permintaan
tersendiri. Mula-mula pada paragraf berikut ini akan
disinggung apa yang dinamai likuiditas perekonomian
sebagai supply uang, kemudian di bawah judul lain
akan dibahas permintaan akan uang.
Penawaran uang dilambangkan dengan huruf
M, dapat berarti luas, yang dinamai juga likuiditas
perekonomian, atau uang beredar dalam arti luas,
dilambangkan dengan M2; dapat juga berarti sempit,
yang dinamai uang beredar dalam arti sempit,
dilambangkan dengan M1.Uang beredar dalam arti
sempit, M1 terdiri dari uang logam, uang kertas dan
simpanan giro. Uang logam dan uang kertas dinamai
uang kartal, dan simpanan giro dinamai uang giral.
Jadi M1 terdiri dari uang kartal dan uang giral. Perlu
dikemukakan bahwa jumlah uang yang beredar ini
yaitu suatu konsep stock (persediaan), artinya
jumlah itu menggambarkan posisi pada satu titik
waktu. Konsep seperti ini sama dengan neraca dalam
suatu perusahaan, sebab neraca juga merupakan
suatu konsep stock. Konsep ini dilawankan dengan
konsep flow (aliran) yang menunjukkan suatu jumlah
antara dua titik waktu, atau dalam jangka waktu
tertentu, misalnya satu tahun, triwulan, atau bulan.
Contohnya yaitu Pendapatan Nasional, Produk
Nasional, atau dalam perusahaan: laporan
pendapatan. Itulah sebabnya dalam Laporan Bank
negara kita untuk jumlah uang ini disebut "posisi"
pada suatu saat tertentu. bila disebutkan posisi
pada bulan Maret atau tahun 1974 tidak berarti
seluruh bulan Maret atau seluruh tahun 1974
melainkan pada suatu titik waktu pada bulan Maret
atau tahun 1974.
Likuiditas perekonomian atau uang beredar
dalam arti luas, M2, yaitu M1 ditambah dengan
uang kwasi. Sebenarnya uang kwasi ini bukan uang
betul-betulan, tapi hanya mendekati uang atau
memiliki beberapa sifat uang. Pada bulan Maret
1978 jumlah uang kwasi ini yaitu 35,6% dari
seluruh jumlah likuiditas perekonomian, suatu
jumlah yang besar sehingga tidak dapat diabaikan
dan kita tidak bisa membatasi diri pada M1 saja.
Uang kwasi terdiri atas deposito berjangka (time
deposito), tabungan macam-macam (termasuk
Tabanas dan Taska), dan rekening valuta asing milik
swasta domestik. Tabungan berjangka ini
memiliki sifat mendekati uang, sebab dapat
ditunaikan setiap saat dengan konsekuensi
perubahan suku bunga. Demikian pula Tabanas dan
Taska.
Singkatnya supply uang atau likuiditas
perekonomian atau uang beredar dalam arti luas terdiri
atas uang logam, uang kertas, simpanan giro, deposito
berjangka, berbagai macam tabungan, dan rekening
valuta asing milik swasta domestik. Banyaknya uang
logam dan uang kertas, ditentukan oleh kebijaksanaan
pemerintah sehubungan dengan kredit ke-pada
perusahaan-perusahaan (pemerintah dan swasta),
jumlah barang dan jasa yang diproduksikan, tingkat
harga dan inflasi. Sedang deposito, tabungan dan valuta
asing meskipun tidak ditentukan tapi dipengaruhi oleh
pemerintah lewat tingkat bunga. Jadi kesimpulannya
yaitu bahwa supply uang ditentukan oleh atau
sekurang-kurangnya dipengaruhi oleh pemerintah
dengan berbagai kebijaksanaan fiskal dan moneter,
perdagangan luar negeri, industri dan lain-lain. Ada
suatu lembaga yang khusus diserahi pengembangan
likuiditas perekonomian. Di berbagai negara lembaga
yang diserahi ini yaitu bank sentral yang namanya
macam-macam, di negara kita Bank negara kita , di A.S.
The Federal Reserve System dengan bank-bank
anggotanya yang dinamai The Federal Reserve Banks,
dan juga di negara-negara lainnya lagi yaitu The Bank
of Japan, The Bank of England, The Bank of Italy,
Banque de France, Bundesbank dan lain-lain.
Dalam bacaan teori moneter sering kita jumpai
analisa yang menerangkan faktor-faktor yang
menentukan besar kecilnya jumlah uang yang beredar.
Dikatakan bahwa jumlah uang yang beredar ditentukan
oleh pemerintah. Pada akhirnya memang jumlah uang
yang beredar ini ditentukan oleh pemerintah, yang
dirumuskan dalam suatu kebijaksanaan. Namun dalam
merumuskan kebijaksanaan itu pemerintahpun
mempertimbangkan faktor-faktor lain, misalnya
permintaan atas uang tunai atau kredit. Kalau suatu
waktu perminta-an akan kredit bertambah, maka
pemerintah lewat bank-bank tentu akan memberikan
reaksinya. Di samping permintaan akan kredit ada
banyak faktor-faktor lain lagi. Tabel berikut memperinci
selengkapnya faktor-faktor yang mempengaruhi banyak
sedikitnya jumlah uang yang beredar. Tabel yang
terdapat di bawah ini memperlihatkan bidang-bidang
yang mempengaruhi jumlah uang beredar antara tahun
1960-1966 dan tabel 8.4. tahun 1978/79. Yang
diperlihatkan bukanlah seluruh uang yang beredar,
melainkan hanya tambahannya saja. Tanda plus (+)
berarti pertambahan uang beredar, yang memiliki
efek inflator atau cenderung untuk mendorong inflasi,
tanda minus (—) berarti pengurangan uang beredar,
yang memiliki efek deflator atau cenderung untuk
mendorong deflasi. Pertambahan atau pengurangan
jumlah uang beredar tidak memiliki konotasi baik
atau buruk. Pertambahan cadang-an uang asing dapat
dianggap baik meskipun memiliki effek inflator, tapi
pertambahan uang sebab defisit anggaran pemerintah
mungkin dapat dianggap buruk dan memiliki efek
inflator pula. Aktiva luar negeri bersih (Net Foreign
Assets) pada tabel yaitu pertambahan uang beredar
sebab hubungan dengan luar negeri. Dalam laporan
lama, 1960— 1966 bidang ini ditaruh pada C.
Penciptaan uang sebab perubahan-perubahan dalam
hubungan dengan negara-negara lain, yang sebenarnya
lebih jelas perumusannya. Dalam laporan baru aktiva
luar negeri bersih ini dibagi dua: Cadangan devisa dan
Aktiva luar negeri lainnya; sedang dalam laporan Bank
negara kita lama dibagi ke dalam enarh sub bidang.
Sumber: Bank negara kita , Laporan Tahun Pembukuan
1978/79
Gambar 8. Uang Beredardan Likuiditas Perekonomian
Perubahan ke dalam bentuk baru ini terjadi
pada laporan tahun 1973/1974 untuk data mulai
tahun 1968.Cadangan devisa yang pada tabel 8.4
menunjukkan pertambahan sebanyak Rp 898,8
milyards untuk tahun 1978/1979, yaitu kekayaan
mata uang asing; Dollar Amerika Serikat, Yen, Jepang,
Mark Jerman, Dollar Singapur atau Hongkong, Pound
Sterling Inggris dan lain-lain yang ada pada bank-bank
devisa baik di dalam negeri maupun di luar negeri,
yang dimiliki oleh penduduk negara kita , baik
perseorangan, perusahaan, (termasuk Bank negara kita
dan bank-bank pemerintah lain dan swasta) asing
ataupun warga negara, maupun pemerintah.
Cadangan devisa ini belum tentu berbentuk lembaran
uang asing, melainkan hampir seluruhnya berbentuk
angka-angka dalam rekening-rekening bank. Dalam
Cadangan devisa ini tidak termasuk tambahan Dollar
atau Mark yang ditaruh di bawah kasur seorang
pegawai negeri yang baru menghadiri konperensi atau
seminar di luar negeri, atau seorang pedagang yang
baru pulang dari Jerman Barat mengurus
dagangannya Cadangan devisa berasal dari hasil
ekspor barang dan jasa, transfer uang asing dari luar
negeri ke negara kita atau sebaliknya, pajak dari
perusahaan-perusahaan asing dan domestik, bantuan
dan kredit-kredit luar negeri. sebab kekayaan ini
yaitu mata uang asing, maka bila dilaporkan
dalam rupiah akan tergantung pada kurs. Ketika
terjadi devaluasi rupiah tanggal 15 Nopember 1978
dari Rp 415, jadi Rp 625, per satu Dollar Amerika
Serikat melonjaklah pula nilai cadangan devisa ini.
sebab itu dari kenaikan aktiva luar negeri bersih
(netto) sebanyak Rp 802 milyard, Rp 603 milyard
merupakan hasil penyesuaian nilai sehubungan
dengan devaluasi ini Letak Cadangan devisa ini
tersebar di berbagai bank devisa, yang pada tiap akhir
periode tertentu harus dilaporkan pada Bank
negara kita untuk dikontrolidasi.
Dengan demikian Cadangan devisa merupakan
pencerminan prestasi perekonomian sesuatu negara
terhadap negara lain. Makin banyak ekspor barang
dan jasa, makin tinggi pula cadangan devisanya. Tapi
harus diingat pula bahwa makin banyak bantuan dan
kredit luar negeri akan makin besar pula cadangan
devisanya. Mengapakah kenaikan Cadangan devisa
(tanda + dalam laporan Bank negara kita ) memiliki
efek inflator? sebab dengan mengekspor barang dan
jasa akan bertambah pula uang asing di dalam negeri,
yang bila di rupiahkan akan menambah jumlah
uang beredar. Sebaliknya bila Bank negara kita
harus mengeluarkan uang asingnya seperti pada
tahun pembukuan 1975/1976 dengan membayar
utang Pertamina untuk dan atas nama pemerintah
sebanyak Rp 560 milyard, maka Cadangan devisa
berkurang, dan berkurang pula jumlah uang beredar
yang memiliki efek deflator.
Aktiva luar negeri lainnya, yang pada tahun
1978/1979 memiliki efek mengurang sebanyak Rp
97 milyard, terdiri dari kekayaan emas dan tagihan
emas. Inipun dapat ber-wujud angka perhitungan
dalam rekening Bank negara kita dan bank-bank lain.
Yang dimaksud dengan Rekening Khusus (Block
Account) ini yaitu rekening khusus pemerintah pada
Bank negara kita untuk menerima pinjaman sindikat
berjangka menengah/panjang dari bank-bank luar
negeri sejak bulan Juni 1975 dalam rangka mengatasi
kesulitan likuiditas yang dihadapi Pertamina.
Bidang Pemerintah (Public Sector) dibagi ke dalam
dua sub bidang Pemerintah Pusat (Net Claims on
Central Government) dan Tagihan pada Lembaga dan
Perusahaan Pemerintah (Claims on Official Entities and
Public Enterprises). Dalam laporan model lama, tertera
pada tabel 8.3. Bidang ini dimasukkan dalam A.
Penciptaan uang untuk sektor resmi. Mungkin sebab
dihapuskannya daerah swatantra, maka pos ini tidak
ada lagi sekarang. Sub bidang Pemerintah Pusat ada
hubungannya dengan APBN. bila APBN ini mengala-
mi defisit seperti pada triwulan I tahun 1970, maka
untuk menutup kekurangan ini Bank negara kita
memberi pinjaman pada pemerintah. Dalam laporan
pinjaman ini disebutkan sebagai "Tagihan Bank
negara kita pada pemerintah" yang bersifat menambah
jumlah uang beredar, jadi plus. bila tagihan ini
dibayar kembali oleh pemerintah kepada Bank Indo-
nesia, maka jumlah uang beredar berkurang sebanyak
itu pula, dan dalam laporan ditandai dengan minus.
Demikian pula pemberian subsidi oleh pemerintah,
misalnya untuk pupuk seperti pada tahun 1974/1975,
dibayar dulu oleh Bank negara kita (BI) yang kemudian
men-jadi tagihan BI pada pemerintah, mengakibatkan
pertambahan uang beredar dan ditandai plus, yang
dimaksud dengan lembaga dan perusahaan pemerintah
yaitu lembaga dan perusahaan milik pemerintah
seperti Bulog. Pertamina dan Krakatau Steel. Tanda
plus berarti pinjaman pada lembaga-lembaga dan
perusahaan-perusahaan itu bertambah, berarti pula
menambah jumlah uang beredar. Minus berarti
pelunasan kembali utang itu kepada bank-bank. Yang
memberi pinjaman pada lembaga dan perusahaan
pemerintah ini tidak hanya BI saja tapi juga bank-bank
lain. Dalam laporan tahun 1974/1975 dan sebelumnya
jelas dipisahkan tidak hanya di antara BI dan bank-
bank lainnya, tapi juga antara kredit dan tagihan
lainnya. Tendensinya pinjaman pada lembaga dan
perusahaan pemerintah ini netto bertambah terus
kecuali tahun 1977/1978. Ini tidak berarti bahwa
mereka tidak pernah me-lunasi utang, tapi utang baru
lebih besar dari pada pelunasannya.
Tagihan pada perusahaan swasta dan perorangan
(Claims on Business and Individuals)yang dalam laporan
lama, dimasukkan ke dalam B. Penciptaan uang untuk
sektor partikelir, yaitu pemberian dan pelunasan
kredit kepada dan dari perusahaan swasta dan
perorangan oleh bank-bank. Pemberian kredit berarti
penambahan jumlah uang beredar, plus; pengembalian
kredit berarti pengurangan, minus. Dari tahun ke
tahun pemberian kredit ini bertambah terus.
Perusahaan yang meminjam mengembalikan utangnya,
t
api perusahaan baru minta kredit yang jumlahnya lebih
besar lagi. Pinjaman perusahaan, lembaga pemerintah
beserta perusahaan swasta dan perorangan ini
merupakan bagian terbesar yang menyumbang pada
pertambahan jumlah uang beredar, tahun 1978/1979
sekitar 66% dari seluruh pertambahan sebanyak Rp
24,8 milyard. Pertambahan uang ini berupa uang giral.
Deposito berjangka dan tabungan-tabungan lain
(Time and Saving Deposits) dalam laporan baru,.
merupakan bidang tersendiri, dalam laporan lama,
tabel 8.3 dimasukkan ke dalam B. bila seseorang
menyimpan uangnya di bank dalam bentuk deposito
berjangka. Tabanas atau Taska, maka jumlah uang
beredar berkurang sebab nya, dalam laporan tandanya
minus. Semer